Anda di halaman 1dari 7

Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Berat Badan Lahir

Rendah
(Case study : Nursing Care in children with Low Birth Weight)

Pradita Dyah Ayu Wulan Sasmi1, Adi Isworo2, Moh Ridwan3


1,2,3Poltekkes Kemenkes Semarang
dyahayupradita@gmail.com

Abstract:
Background: LBW or Low Birth Weight is a condition in which babies born with a weight
less than the proportion of normal birth weight are <2500 grams in children aged 0-59 months.
Complications caused by LBW are susceptible to disease infection. Handling cases of children
with low birth weight is by monitoring the baby's temperature and improving nutritional
status. Objective: The purpose of this study was to determine nursing care of children with
Low Birth Weight. Method: This study used a case study method. Results: The results of the
study were carried out after nursing care and based on instrument aids for 3x24 hours. It is
expected that the patient's weight results will be within normal limits. Conclusion: the
conclusion of the main problem in patients with low birth weight is nutrition less than the
body's needs, the risk of infection.

Keywords: nursing care, children, low-nutrition birth weight less than body needs, risk of
infection

Abstrak :
Latar Belakang: BBLR atau Berat Badan lahir Rendah adalah suatu keadaan dimana bayi
lahir dengan berat kurang dari proporsi berat badan lahir normal yaitu <2500 gram pada anak
umur 0-59 bulan. Komplikasi yang ditimbulkan dari BBLR yaitu mudah terserang infeksi
penyakit. Penanganannya kasus anak dengan berat badan lahir rendah yaitu dengan memonitor
suhu bayi dan memperbaiki status nutrisi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah. Metode: Penelitian
ini menggunakan metode study kasus Hasil : Hasil penelitian setelah dilakukan asuhan
keperawatan dan berdasarkan alat bantu instrument selama 3x24 jam. Diharapkan hasil berat
badan pasien dalam batas normal. Kesimpulan : kesimpulannya masalah utama pada pasien
dengan berat badan lahir rendah adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko infeksi.

Kata Kunci: asuhan keperawatan, anak, berat badan lahir rendah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, risiko infeksi
PENDAHULUAN kehamilan pertama atau primigravida.
Primigravida pada masa remaja <20
Hasil penelitian Cyndi Febria tahun berisiko terjadi komplikasi
Rinoni (2019) Berat Badan Lahir kehamilan dan persalinan.
Rendah adalah istilah yang digunakan Menurut penelitian Wira Septa
untuk menyatakan berat lahir bayi (2010) terdapat dua penyebab utama
kurang dari 2.500 gram yang tidak hanya yaitu premature dan janin tumbuh
mengacu pada bayi premature namun lambat (Intrauterine Growth
juga pada bayi cukup bulan yang Retardation/IUGR) bayi kecil untuk
mengalami hambatan petumbuhan saat masa kehamilan atau IUGR adalah bayi
kehamilan. Berat Badan Lahir rendah lahir cukup bulan tetapi berat lahir
memiliki kecenderungan mudah kurang. Hal ini terjadi akibat
terserang infeksi dan komplikasi. terganggunya pertumbuhan janin dalam
Masalah BBLR yang sering terjadi Rahim.
adalah gangguan system peranafasan, Berdasarkan latar belakang diatas
susunan saraf pusat, kardiovaskuler, kasus berat bayi lahir rendah menarik
hematologi, gastrointestinal,ginjal, dan dan penting untuk diteliti. Adapun tujuan
termoregulasi. penelitian ini untuk mengatasi masalah
Berdasarkan riset kemenkes RI di asuhan keperawatan berat badan lahir
Indonesia Proposi berat badan lahir rendah pada pasien dengan gangguan
2.500gram (BBLR) pada anak umur 0- system pencernaan: nutrisi kurang dari
59 bulan menurut data riset provinsi kebutuhan tubuh, meliputi tahap
Jawa Tengah 6,0% dan untuk rata-rata pengkajian hingga evaluasi.
proporsi berat badan untuk seluruh Menurut penelitian indri
provinsi di Indonesia mencapai 6,2%, Hartiningrum, dkk (2018) berat bayi saat
sedangkan berdasarkan data hasil riset lahir merupakan penentu paling penting
dari Dinas Kesehatan Kabupaten untuk pertumbuhan, perkembangan,
Temanggung khususnya di desa Parakan dimasa depannya. Ibu dyang menjaga
(2017). Jumlah bayi yang mengalami kesehatannya dan mengkonsumsi
berat badan lahir rendah mencapai makanan yang sehat dan bergizi saat
sebanyak 97,8 orang. hamil baik untuk melahirkan bayi yang
Menurut penelitian Hiyatush sehat.
sholihah (2015) Kejadian berat bayi lahir
rendah semakin berisiko terjadi pada
METODE PENELITIAN keperawatan pada tahap pengkajian : Data
Penelitian ini menggunakan studi hasil pengkajian menunjukkan data
kasus dalam rancangan pendekatan subyektif : keluarga mengatakan berat

proses keperawatan. Populasi ini adalah badan pasien menurun; keluarga

anak yang mengalami BBLR. mengatakan reflek hisap pasien kurang;

Sampelnya adalah pasien di RS PKU keluarga pasien mengatakan pasien diinfus

Muhammadiyah Temanggung dengan diumbilikal. Data Obyektif : TTV: RR=


44x/menit, N=120x/menit, S=36,7° ; kulit
metode observasi, wawancara, dan studi
agak kering, warna merah, CRT<3 detik;
dokumentasi, Instrument penelitian
BB lahir = 1900 gram, BB saat dikaji 1850
adalah alat bantu seperti neraca, pita
gram; pasien terpasang infus umbilical,
ukur, thermometer, dan pedoman
tidak oedema, tidak kemerahan.
pengkajian keperawatan dengan
Berdasarkan data analisis
melakukan metode pengumpulan data
pengkajian dapat ditegakkan diagnose
yang bersumber dari pasien, keluarga
keperawatan; Diagnose keperawatan yang
pasien maupun catatan tertulis riwayat
pertama adalah nutrisi kurang dari
kesehatan pasien; diagnosis keperawatan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dengan melakukan analisis data yang factor biologis ditandai dengan penurunan
diperoleh dari pengumpulan data berat badan dengan asupan makanan
sebelumnya sehingga dapat menentukan adekuat : data subyektif keluarga
diagnose keperawatan pasien; intervensi mengatakan berat badan pasien menurun,
keperawatan dengan menyusun rencana keluarga pasien mengatakan reflek hisap
keperawatan untuk melakukan tindakan pasien kurang. Data obyektif : TTV : RR=
keperawatan pada masalah tersebut; 44x/menit, N=120x/menit, S= 36,7°C,
implementasi keperawatan dengan kulit agak kering, berwarna merah, CRT<3
melakukan rencana tindakan detik, BB lahir-1900 gram, BB saat
keperawatan yang telah disusun; dikaji=185ogram.
evaluasi keperawatan dengan melakukan Diagnose keperawatan yang
penilaian tindakan keperawatan yang kedua adalah risiko infeksi berhubungan
telah dilakukan sesuai dengan maslah dengan malnutrisi data subyektif :
keperawatan tersebut. keluarga pasien mengatakan dipasang
HASIL PENELITIAN infus diumbilikal. Data obyektif : pasien
Berdasarkan hasil penelitian akan terpasang infus diumbilikal, tidak ada
dijabarkan asuhan keperawatan sesuai oedema.
dengan langkah-langkah proses
Berdasarkan diagnose keperawatan selama 3 hari masalah
keperawatan diatas maka penulis dapat keperawatan belum teratasi karena
merencanakan tindakan keperawatan belum mencapai kriteria hasil dimana
pada masalah tersebut : yang pertama berat badan paien belum meningkat dan
untuk tujuan keperawatan nutrisi kurang pasien masih terpasang infus
dari kebutuhan tubuh setelah dilakukan diumbilikal. Rencana keperawatan tetap
tindakan keperawatan 3x24 jam, dilanjutkan untuk mendapatkan kriteria
masalah teratasi dengan kriteria hasil hasil yang telah ditetapkan.
keluarga mengatakan berat badan pasien PEMBAHASAN
menurun serta reflek hisap kurang kuat, Hasil penelitian yang telah
Berat badan saat lahir 1900 gram, berat diteliti, penulis melakukan pembahasan
badan saat dikaji 1850 gram. Intervensi untuk masing-masing tahapan asuhan
keperawatan : memonitor nutrisi pasien, keperawatan. Untuk tahap pertama
timbang berat badan bayi setiap hari, pengkajian Pengkajian adalah pemikiran
anjurkan ibu tetap berikan ASI kepada dasar dari proses keperawatan yang
bayi, kolaborasi dengan keluarga untuk bertujuan untuk mengumpulkan
tetap memberikan ASI informasi atau data tentang pasien
Tujuan keperawatan untuk (Darmawan, 2012 ).
masalah risiko infeksi setelah dilakukan Pengumpulan data dasar meliputi
tindakan intervensi keperawatan 3x24 data obyektif dan data subyektif.
jam masalah teratasi dengan kriteria Pengumpulan data subyektif meliputi
hasil : keluarga mengatakan pasien identitas pasien dan penanggung
terpasang infus diumbilikal, jawab,keluhan utama, riwayat kesehatan
RR=40x/menit, N= 120x/menit, sekarang, dahulu, keluarga,
S=36,7°C. Rencana tindakan pertumbuhan dan perkembangan,
keperawatan : kaji tanda-tanda infeksi, imunisasi; sebelas fungsional pengkajian
lakukan mencuci tangan sebelum dan Gordon; serta pemeriksaan fisik head to
sesudah tindakan, lakukan perawatan tali toe.
pusat, kolaborasi pemebrian analgesik. Dari status pasien didapatkan
Berdasarkan rencana data dari pengkajian usia pasien 2 hari
keperawatan yang telah dilakukan dengan berat badan 1900 gram, namun
selama 3x24 jam telah disusun untuk demikian Penulis belum melakukan
masing-masing masalah keperawatan pemeriksaan penunjang hal ini dilakukan
sudah sesuai. Berdasarkan asuhan karena usia pasien masih 2 hari. Terapi
yang diberikan pada pasien adalah infus Perencanaan adalah suatu proses
KAEN 1B 8 tpm, cefotaxime 2x 30 mg, di dalam pemecahan masalah yang
dexamethasone 2x0,3 cc. merupakan keputusan awal tentang
Diagnose keperawatan menurut sesuatu apa yang akan dilakukan,
NANDA (2015) menyangkut masalah bagaimana dilakukan, kapan dilakukan,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada siapa yang melakukan dari semua
pasien dengan berat badan lahir rendah. tindakan keperwatan (Dermawan,2012).
Data subyektif: keluarga mengatakan Penulis menetapkan diagnosa
berat badan pasien menurun, reflek hisao utama nutrisi kurang dari kebutuhan
pasien kurang. Data obyektif : BB lahir tubuh menurut NANDA (2015).
1900 gram turun menjadi 1850 gram. Intervensi yang penulis susun harus
Diagnosa Keperawatan menurut sesuai dengam ONEC : Observasi,
NANDA (2015) menyangkut masalah Nursing, Education, dan Colabiration.
risiko infeksi pada pasien dengan berat Tujuan keperawatan dengan
badan lahir rendah. Data subyektif : diagnosa pertama nutrisi kurang dari
keluarga pasien mengatakan pasien kebutuhan tubuh selama 3x24 jam
terpasang infus diumbilikal. Data diharapakan kriteria hasil: BB pasien
obyektif : pasien terpasang infus mencapai normal, reflek hisap pasien
diumbilikal, TTV: RR=40xmenit, kuat. Intervensi yang dilakukan adalah:
N=120x/menit, S=36,7 °C. monitor status nutri pasien, timbang
Penulis menetapkan diagnose berat badan pasien setiap hari, anjurkan
keperawatan dari kasus berat badan lahir ibu tetap memberikan ASI kepada
rendah pada pasien adalah nutria kurang pasien, kolaborasi dengan keluarga
dari kebutuhan tubuh berhubungan untuk tetap memberikan ASI.
dengan factor biologis ditandai dengan Tujuan yang diharapkan dengan
penurunan berat badan dengan asuahn diagnosa kedua risiko infeksi selama
makanan adekuat. Diagnosa ini tepat 3x24 jam diharapkan kriteria hasil: TTV
dengan diagnosa yang terdapat pada pasien dalam batas normal, pasien sudah
standar diagnosa NANDA (2015) dari tidak terpasang infus. Intervensi : kaji
data yang diperoleh dari hasil pengkajian tanda-tanda infeksi, lakukan cuci tangan
dimana berat badan pasien mengalami sebelum dadn sesudah tindakan, lakukan
penurunan dari berat badan lahir perawatan tali pusat, kolaborasi
sebanyak 50 gram serta sudah sesuai pemebrian antibotik.
dengan batasan karakteristik.
Implementasi merupakan tahap REFERENSI
ke empat dalam proses keperawatan Rinoni Cyndi febriani (2019) Asuhan
setelah perawat menyusun rencana Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
keperawatan (Dermawan,2012). Setelah Nutrisi Pada Bayi Berat Badan Lahir
dilakukan rencana keperawatan tindakan Rendah (Bblr) Di Rsud K.R.M.T
selanjutnya adalah menyusun Wongsonegoro Kota
implementasi yang didapatkan dari NOC Semarang,http://repository.poltekkes-
dimana tindakan yang dilakukan sesuai smg.ac.id/ diakses pada tanggal 6 juli
dengan rencana asuhan keperawatan 2019.
untuk mengatasi masalah pada pasien.
Evaluasi adalah kegiatan terus Riskesdas (2018) Hasil Utama

menerus yang dilakukan untuk Riskesdas 2018, www.depkes.go.id,

menentukan apakah rencana diakses pada tanggal 6 juli 2019.

keperawatan efektif dan bagaimana


Riskedas (2017) Profil Kesehatan
keperawatan dilanjutkan, merevisi
Indonesia Tahun 2017,
rencana atau menghentikan rencana
www.depkes.go.id, diakses pada tanggal
keperawatan (Manurung,2011).
16 juli 2019.
Perkembangan kesehatan pasien
pada hari pertama belum berhasil maka
Dinas Kabupaten Temanggung, 2017.
dilanjutkan intervensi tersebut.
Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung.
Sedangkan perkembangan hari kedua
pasien sudah sebagian berhasil maka
Hartiningrum, Indri,dkk.2018. Bayi
ditingkatkan untuk itu pada hari ketiga
Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Provinsi
jika sudah normal sehingga pasien dapat
Jawa Timur Tahun 2012-2016.Jurnal
dipulangkan.
Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7 :
SIMPULAN
97-104
Masalah utama pada pasien
dengan berat badan lahir rendah adalah Sholihah, Hidayatush, dkk. 2015.
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Analisis Risiko Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah (Bblr) Pada
Primigravida. Jurnal Media Gizi
Indonesia. Vol. 10, hlm. 57–63
Nasution, Darwin, dkk. 2014. Berat
badan lahir rendah (BBLR) dengan
kejadian stunting pada anak usia 6-24
bulan.Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol.
11.hlm 31-37.

Nasrawati ,dkk.2017. Hubungan Berat


Bayi Lahir Rendah (Bblr) Dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum Di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2016.


Prosiding Seminar Nasional Publikasi
Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat.

NANDA. 2015. Diagnosa Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:
EGC.

Ramadhani, Fitriah, dkk. 2018.


Penatalaksanaan Masalah Keperawatan
Nyeri Akut: Distraksi (Membaca Buku
Cerita) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Di
RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
IJMS – Indonesian Journal On Medical
Science – Volume 5 No. 2

Anda mungkin juga menyukai