“Pembelahan Sel”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok VIII
Hasanawati (A1C412047)
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makah ini adalah:
a. Mengetahui proses pembelahan sel secara mitosis.
b. Mengetahui proses pembelahan sel secara meiosis.
c. Mengetahui perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis.
d. Mengetahui kaitan pembelahn sel dengan hukum I Mendel dan II Mendel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mitosis
2.1.1 Mitosis pada Hewan
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Proses ini (mitosis)
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama.
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran
sel. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana
sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel
awal. Yang mana hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada
dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang
berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel
secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel
awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses
penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada
siklus sel.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:
1) Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan
sel karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Selain itu saat pembelahan sel,
kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama
interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi à untuk ekspresi informasi genetik.
Gambar. Interfase
2) Profase
Pada tahap ini nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA
dengan protein) terkondensasi menjadi kromosom. Setelah masing-masing kromosom
hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung informasi genetik yang
sama, mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan bentuk sel
menjadi fungsimembangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.
Gambar. Profase
3) Metafase
Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas. Selama
metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh
benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-
kutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom
dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat
metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom
yang berdiri sendiri atau independen yang berada satu bidang pada pusat sel.
4) Anafase
Tahap anafase dimulai dengan pemisahan kromosom pada sentromernya.
Kemudian Setiap kromosom bergerak bertolak belakang terhadap pasangannya untuk
menuju ke kutub masing-masing, sambil tetap bergantungan pada serat gelendong
melalui sentromer . setelah itu sentromer dari masing-masing kromatid membelah
menjadi dua dari bidang.
5) Telofase
Kromosom yang terpilin pendek melepaskan gulungannya menjadikromatin
yang panjang dan halus, sementara serat-serat gelendong melebur didalam sitoplasma
bersamaan dengan munculnya kembali nukleolus danmembran nukleus. Membran
nukleus yang baru terbentuk mengelilingi kromatin,nukleolus, dan sejumlah
sitoplasma sehingga dihasilkan nukleus baru.
.
Gambar. Telofase
6) Sitokinesis
Pada peristiwa ini, terbaginya sel induk menjadi dua sel anak yang meliputi
pembagian sitoplasma, ribosom,retikulum endoplasma, RNA, dan struktur-struktur
lainnya. Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang
biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel
tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan
diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan
membentuk dua sel anak secara terpisah.
3) Metaphase
Pada tahap ini, sentromer dengan mikrotubulus terpasang pndah ke ujung yang
berbeda dari sel. Hal ini menyebabkan menarik dari kromosom menuju ujung-ujung
sel. Sentromer mulai membentuk titik pemisahan selama tahap ini.
4) Anaphase
Pada tahap ini, pasangan kromosom terpisah dan setengah dari pasangan
berpindah ke salah satu ujung. Sel sementara setengah lainnya bergerak ke ujung yang
lain. Mikrotubulus dalam sel bekerja untuk memperpanjang sel tumbuhan. Ini
mempersiapkan sel untuk telofase.
5) Telofase
Pada tahap ini, mikrotubulus dan sentrosome hancur. Ini sisa inti dari sel asli
menciptakan inti sekitar kromosom di ujung-ujung sel. Pada titik ini, kromosom
berubah menjadi kromatin sekali lagi.
6) Sitokinesis
Ketika sel tumbuhan memasuki sitokinesis, itu belum membagi dua sel
independen. Sel mengembangkan plat sel pada titik ini, yang berfungsi untuk mebagi
sel tunggal menjadi dua sel anak terpisah. Dua sel anak baru kemudian menarik
terpisah dari satu sama lain, dengan masing-masing yang memiliki salinan dari materi
genetic sel asli.
Mitosi tumbuhan jauh berbeda dengan mitosi hewan. Perbedaan utama adalah
bahwa sel-sel hewan tidak mengembangkan plat sel. Sebaliknya, sel hewan menjepit
lepas di tengah untuk memisahkan menjadi dua sel.
2.1.3 Perbedaan Mitosis pada Hewan dan Tumbuhan
Terdapat dua perbedaan yang utama antara tahap mitosis antara sel hewan dan
tumbuhan, yakni sebagai berikut:
1. Pada sel hewan terjadi pembentukan aster. Sel hewan memiliki sentriol yang pada
saat profase berpindah ke sisi yang berlawanan dengan nukleusnya sehingga dapat
membantu mengatur pembentukan serat gelendong. Disekitar sentriol berkembang
suatu sistem serat yang memancar (aster) yang fungsinya belum dketahui hingga
sekarang. Sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom sehingga tidak
membentuk serat gelendong.
2. Pada sel hewan tidak terdapat penebalan plasma atau lempengan sel di bidang
ekuator tetapi pada saat telofase terbentuk suatu alur pada membran sel sehingga
terjadi pelekukan dan kedua sel anak berpisah. Terjadinya peristiwa ini tergantung
ada tidaknya mikrofilamen.
2.2 Meiosis
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan dengan
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah
kromosom sel induk Olek karena itu meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi.
Pembalahan sel ini berlangsung melalui dua tahap yaitu meiosis I dan Meiosis II, tanpa
melalui interfase. Interfase hanya terjadi sebelum dan sesudah meiosis.
Pembelahan meiosis memiliki ciri sebagai berikut:
Terjadi dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gametogenesis) pada
kelenjar kelamin (gonad).
Menghasilkan empat sel yang tidak identik dengan sel semula (diploid
menjadi haploid), karena terjadi pengurangan kromosom pembelahan ini
sering disebut pembelahan reduksi.
Bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom, agar komposisi kromosom
anak sama dengan komposisi kromosom induk.
2.2.1 Meiosis I
Gambar. Profase I
Tahap ini terbagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Leptoten : ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan
menebal. Mulai terbentuk kromosom homolog.
Zigoten : kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan
menurut panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis. Kromosom homolog
yang berpasangan ini disebut bivalen (terdiri dari 2 kromosom homolog).
Pakiten : kromatid antara kromosom homolog satu dengan kromosom
homolog yang lain membentuk pasangan sinapsis yang disebut tetrad.
Diploten : Setiap bivalen dengan empat kromatid tetap berkaitan di suatu
titik yang disebut kiasma (tunggal, kiasmata jika jamak). Proses
persilangan kromatid-kromatid disebut pindah silang (crossing over ) yang
memungkinkan terjadinya pertukaran materi genetik (DNA) dari homolog
satu ke homolog lainnya sehingga memengaruhi variasi genetik sel
anakan. Adanya crossing over inilah yang menyebabkan setiap individu
yang diturunkan tidak sama persis dengan induknya.
Diakinesis : terbentuk benang-benang spindel pembelahan (gelendong
mikrotubulus), membran inti sel atau karioteka dan nukleolus mulai
lenyap, dan diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang membentuk dua
pasang kromosom homolog.
2. Metafase I
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar
berhadap hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).
Gambar. Metafase I
3. Anafase I
Gambar. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan
tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog
dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel
membawa materi genetik yang berbeda.
4. Telofase I dan Sitokenesis I
Gambar. Telofase I
2. Metafase II
Kromosom berada pada bidang ekuator, kromatid berkeompok dua-
dua.
Belum terjadi pembelahan sentromer.
Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan
bantuan benang-benang spindel.
Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan
menarik pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan
Gambar. Metafase II
3. Anafase II
Kromosom melekat pada kinektor benang gelendong, lalu ditarik oleh
benang gelendong kearah kutub yang berlawanan yang menyebabkan
sentromer terbelah.
Kromatid akan bergerak ke arah yang berlawanan.
Gambar. Anafase II
4. Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pada kutub pembelahan lalu berubah
menjadi kromatin kembali.
Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang
menyelimuti kromosom pada masing-masing kutub.
Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan
diikuti oleh sitokinesis.
Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid.
Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi
sperma.
Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada
hewan atau bagian bunga betina, pembentukan gametnya lebih
kompleks.
Gambar. Telofase II
Bowler, P.J. 1989. The Mendelian Revolution: The Emergency of Hereditarian Concepts in
Modern Science and Society. Baltimore: Johns Hopkins University Press
Campbell, N.A dan J.B. Reece. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid Satu. Jakarta: Erlangga
Tamarin, R.H. 2002. Prinsiples of Genetics. North America: Mc Graw Hill Companies
Wagner, R.P., dkk. 1980. Introduction to Modern Genetics. Canada: John Wiley and Sons,
Inc