Anda di halaman 1dari 3

3. a.

Yang berwenang memungut pajak adalah negara/pemerintah karena


negara/pemerintah lah yang membangun fasilitas yang dapat digunakan oleh
masyarakat luas, negara lah yang memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat. Untuk keperluan membiayai pengeluaran negara tersebut,
diperlukan sumber dana yang memadai. Dalam pemungutan pajak,
negara/pemerintah harus berdasarkan kepada kemampuan masing-masing
individu warga negara. Warga negara yang memunyai penghasilan yang besar,
membayar pajak lebih besar daripada mereka yang mempunyai penghasilan
lebih kecil. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang yang
penyusunannya melibatkan Pemerintah dan disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat sebagai representasi dari rakyat. Pemungutan pajak juga harus
mempertimbangkan keadilan, artinya bahwa semua warga negara memperoleh
perlakuan yang sama dalam undang-undang perpajakan.

b. Landasan Filosofis -> Tugas negara pada prinsipnya berusaha dan bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai dan menciptakan
masyarakat yang sejahtera, dibutuhkan biaya-biaya yang cukup besar. Demi berhasilnya
usaha ini, negara mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak.  landasan
filosofis pemungutan pajak didasarkan atas pendekatan “Benefit Apoprouch” atau
pendekatan manfaat. Pendekatan ini merupakan dasar fundamental atas dasar filolosofis
yang membenarkan negara melakukan pemungutan pajak sebagai yang dapat
dipaksakan dalam arti mempunyai wewenang dengan kekuatan pemaksa. Pendekatan
manfaat (benefit approuch) ini mendasarkan suatu falsafah: oleh karena negara
menciptakan manfaat yang dinikmati oleh seluruh warga negara yang berdiam dalam
negara, maka negara berwewenang memungut pajak dari rakyat dengan cara yang
dapat dipaksakan.
Bentuk manfaat yang bisa dinikmati oleh warga negara  adalah : kesejahteraan,
pelayanan umum, perlindungan hukum, kebebasan, penggunaan fasilitas umum,
seperti : pelabuhan, jalanan, jembatan, tempat-tempat hiburan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan manfaat tersebut.

Landasan Konstitusional -> Perpajakan


Indonesia telah diatur
Pasal 23A UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Pajak
dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan Undang-Undang.”

5. - Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Organisasi Negara)


Teori ini didasari oleh paham organisasi negara. Dasar hukum pajak terletak pada
hubungan antara rakyat dengan negara. Teori ini menganggap bahwa kepentingan negara
lebih penting dibandingkan dengan kepentingan warganya sehingga menimbulkan hak mutlak
pemungutan pajak oleh negara kepada rakyat negaranya. Rakyat memberi baktinya kepada
negara dan negara akan memberi rakyatnya perlindungan, pelayanan, dan sebagainya.
- Teori Daya Pikul
Teori ini menyatakan dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasayang
diberikan oleh Negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan
harta bendanya. "ntuk kepentingan tersebut diperlukan biaya-biaya yangharus
dipikul oleh segenap orang yang menikmati perlindungan itu, yaitudalam
bentuk pajak. !aya pikul seseorang
dapat diukur berdasar besarnya penghasilan dengan memperhitungkan besarnya p
engeluaran dan pembelanjaan seseorang.
Teori tersebut muncul karena adanya hubungan kita sebagai masyarakat dengan
negara, dimana Teori Bakti muncul karena adanya rasa bakti kita kepada negara
karena kepentingan kita sebagai masyarakat dilindungi oleh negara, dan untuk teori
daya pikul itu sendiri muncul karena adanya jasa-jasa yang telah diberikan negara
kepada masyarakat sehingga sudah sepantasnya masyarakat membayar pajak yang
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

7. -Fungsi Anggaran (Budgetair)


Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan,
uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin.

Contoh: indonesia pernah menggantungkan pendapatan pada sektor minyak dan gas,
namun seiring harganya yang menurun dari produksi yang tidak seimbang, pemerintah
kemudian mengalihkan sumber pendapatan negara kepada sektor pajak.

Fungsi Mengatur (Regulered)


Fungsi mengatur disini yakni pemerintah bisa mengatur peertumbuhan ekonomi
melalui kebijaksanaan pajak, dengan fungsi mengatur , pajak bisa digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
Contoh: dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun
luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka
melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk
luar negeri.
Mungkinkah fungsi pajak tersebut dilaksanakan bersamaan?
Pada dasarnya, pengelolaan pajak ditanah air sangatlah dinamis

8. Dalam bukunya yang berjudul “Wealth of Nations” dengan konsep yang


dikenal dengan The Four Maxims, ia menyebutkan bahwa ada 4 asas
pemungutan pajak, yakni:
- Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan
dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak.
- Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
- Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau
asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak
(saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
- Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak
lebih besar dari hasil pemungutan pajak

9. - Self Assessment System


Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
yang bersangkutan.
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah. Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah
sebagai pengawas dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada
jenis pajak pusat.
- Official Assessment System
Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada
fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.
Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak bersifat pasif
dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh
fiskus.Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi
Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.

Dalam Self Assessment System, Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat


ketetapan pajak (SKP), kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak, atau
terdapat pajak yang seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan,
dan pada Official Assessment System, Besaran pajak terutang akan dketahui
setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan menerbitkan surat
ketetapan pajak. Wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang
melainkan cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang
(SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajak terdaftar.

Anda mungkin juga menyukai