Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

A. Deskripsi Setting / Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di TK Darul Huda Banjarmasin

yang beralamat di Jl. Kuin Selatan, Gg Darul Huda. RT. 11 Banjarmasin Barat.

Penelitian dilaksanakan di kelompok A, tahun ajaran 2013/2014 semester II,

dengan jumlah anak sebanyak 16 orang yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 9

orang anak perempuan.

Adapun luas dari gedung dan halaman TK Darul Huda adalah 216 M2 dengan

mempunyai 3 ruangan kelas, terdiri dari 1 ruangan kelompok A dan 2 ruangan kelompok

B1 dan B2 dengan luas masing-masing 6x10 M2. Jumlah pendidik di Tk Darul Huda

adalah sebanyak 4 orang, 1 kepala sekolah, 3 orang guru kelas. Sekolah ini satu

lingkungan dengan Sekolah Dasar Ibtidayah Darul Huda. Satu bulan sekali setiap hari

kamis guru dan anak melakukan kegiatan keagamaan di dalam mesjid dekat sekolah.

Adapun subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah anak kelompok A yang

berjumlah 16 orang anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Keadaan

ruang kelas cukup terang karena cahaya matahari dapat masuk kedalam ruang

kelas.Selain itu, ruang kelas dilengkapi dengan lampu, dan ventilasi udara yang cukup

banyak sehingga sirkulasi udara didalam kelas tidak terganggu.

Untuk peralatan dan perlengkapan di ruang kelas kelompok A dalam kondisi

yang cukup baik. Terdiri dari 16 meja anak, 16 kursi anak dan 1 meja guru, 1 kursi guru,

1 buah papan tulis, spidol, penghapus69papan tulis, 1 buku absen, media pembelajaran

seperti alat permainan lego, jam dinding, rak sepatu, sapu, keranjang mainan, keranjang

sampah, alat pel, lap tangan, karpet dan keset.


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok A terdapat

permasalahan ataupun kendala yang dihadapi selama pembelajaran pada aspek bahasa

(menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar) pada anak kelompok A

selama ini antara lain model dan metodepembelajaran yang diterapkan guru dalam

perkembangan bahasa anak usia dini membuat anak terbiasa sehingga anak menjadi

pasif dalam menerima informasi dan kurang terlibat pada saat pembelajaran. Cara guru

bercerita dengan buku-buku cerita saja, anak tidak terlibat aktif, sehingga pembelajaran

kurang menarik dan tidak tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

B. Persiapan Penelitian

1. Izin Penelitian

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti membuat

rancangan penelitian (proposal) yang diajukan kepada dosen pembimbing. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam permohonan izin penelitian sebagai berikut.

a. Setelah mendapatkan lembar persetujuan dosen pembimbing, peneliti mengajukan

surat izin penelitian kepada Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Unlam Banjarmasin.

b. Berdasarkan surat izin Ketua Program Studi PGSD tertanggal 24 70


Maret 2014

dengan nomor: 714/UN8.1.2.5.3/KM/2014. Diajukan Kepada Dinas Pendidikan

Kota Banjarmasin.

c. Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin memberikan Surat Izin Melaksanakan

Penelitian tertanggal 03 April 2014 dengan nomor: 070/1258-Sekr/Dipendik yang

intinya memberikan izin mengadakan penelitian di TK Darul Huda Banjarmasin.

d. Surat izin penelitian dari S1 PGSD/PG-PAUD dan Dinas Pendidikan disampaikan

kepada kepala sekolah untuk meminta izin secara langsung untuk melaksanakan

penelitian di TK Darul Huda Banjarmasin.


2. Penunjukkan Observer

Bedasarkan buku pedoman penulisan ilmiah penelitian tindakan kelas Unlam

Banjarmasin dan arahan dosen pembimbing perlu menunjuk observer yang diyakini

dan dipandang mampu memahami dan menggunakan lembar observasi model

pembelajaran yang sedang dilakukan didalam kelas. Observasi yang ditunjuk pada

penelitian tindakan kelas ini adalah Ibu Mujalipah, S.Pd.I seorang guru kelas

kelompok A di TK Darul Huda Banjarmasin yang berstatus sebagai guru honorer

dengan jabatan sebagai pengelola atau kepala TK Darul Huda dengan masa

pengabdian kurang lebih 4 tahun yang telah memenuhi kualifikasi akademis yakni S1

sebagai persyaratan untuk dijadikan sebagai seorang observer dan yang


71
dianggap

mampu membantu peneliti melakukan penilaian pembelajaran tentang aktivitas guru

berdasarkan lembar observsi yang telah disediakan.

C. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada Siklus I seperti pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

Siklus Pertemuan Hari/Tanggal Jam

1 Rabu, 23 April 2014 08.00 -10.30


I
2 Rabu, 30 April 2014 08.00 -10.30

1 Kamis, 15 Mei 2014 08.00 - 10.30


II
2 Kamis, 22 Mei 2014 08.00 -10.30

1. Siklus I Pertemuan 1

a. Perencanaan kegiatan

Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertemuan 1 ini dipersiapkan


perangkat-perangkat pembelajaran sebagai berikut:

a) Persiapan perangkat pembelajaran seperti: Rencana Kegiatan Harian (RKH)

dan kelengkapan bahan ajar.

b) Menyiapakan media/sumber belajar.

c) Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi proses pembelajaran


72
berlangsung untuk anak maupun guru.

d) Menyiapkan Lembar Kerja Anak (LKA)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan di kelompok A TK

Darul Huda Banjarmasin, tepatnya pada hari Rabu, 23 April 2014. Sedangkan

observasi keaktifan anak dan guru dilaksanakan selama berlangsungnya proses

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini meliputi tiga kegiatan yaitu: a) kegiatan

awal, b) kegiatan inti, c) kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Pertama-tama guru memulai dengan mengadakan apersepsi, dimulai

dengan mengucapkan salam kepada anak, anak bersama-sama menjawab salam

dari guru, tapi ada beberapa anak yang tidak menjawab salam dari guru,

dilanjutkan dengan membaca doa sebelum belajar, guru meminta beberapa

anak untuk maju kedepan memimpin doa secara bergantian, kemudian guru

menayakan kehadiran anak dengan mengabsen anak satu persatu. Guru

menanyakan hari dan tanggal, sebagian anak benar menyebutkan tanggal dan

hari, kemudian guru menuliskan hari dan tanggal dipapan tulis. Guru juga

menanyakan tentang tema hari ini, ada anak yang benar menyebutkan tema air,

udara dan api, tetapi ada juga anak yang hanya diam mendengarkan guru.

Selain itu, guru juga menanyakan tentang manfaat air. Kemudian guru

73
melanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Guru menyiapkan dan menyampaikan materi yang sesuai dengan

metode bercerita dan model Picture And Picture. Guru menyampaikan materi

penghantar tentang air, udara dan api kemudian menghubungkan sub tema

dengan manfaat air. Sebelum guru bercerita, guru menyiapkan media gambar

dan memberitahukan judul cerita yang ingin diceritakan, setelah itu, guru

bercerita sambil memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi. Setelah itu, guru menunjuk/memanggil anak secara bergantian untuk

maju kedepan untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan

yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena

penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan anak merasa

terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian berupa bros yang tertulis

nama anak yang dibikin sebagus mungkin yang ditaroh di toples kecil. Jadi

anak pertama yang maju kedepan akan mengambil satu nama dari dalam

toples, nama siapa yang keluar itulah giliran anak yang maju kedepan,

sehingga anak merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.

Setelah selesai bercerita bros tersebut dipasangkan ke baju seragam anak

tersebut, dan anak pun merasa senang karna sudah memiliki bros yang tertulis

nama anak itu sendiri. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh anak

untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. Setelah itu guru menanyakan

alasan/dasar pemikiran urutan gambar yang ada tersebut setelah itu ajaklah

anak menemukan jalan cerita, sehingga anak dapat menceritakan kembali isi

gambar. Setelah itu guru mulai menanamkan konsep/materi pembelajaran.


74

Kemudian guru membimbing anak-anak untuk menyimpulkan materi


pembelajaran tentang apa saja manfaat air. Setelah selesai anak beristirahat.

b) Kegiatan Akhir

Guru memberikan tugas kepada anak berupa Lembar Kerja Anak (LKA)

yaitu mengurutkan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar) kemudian

menceritakannya. Kemudian guru menghampiri satu persatu anak untuk

membimbing anak dalam mengerjakan LKA. Guru memberikan kesimpulan

tentang kegiatan hari ini, guru melakukan penilaian kepada hasil dan proses

kegiatan yang sudah dilakukan, anak bersiap untuk pulang, guru dan anak

bersama-sama membaca doa mau pulang dan bernyanyi beberapa lagu

pengantar pulang, kemudian mengucapkan salam. Anak yang duduk rapi dapat

giliran bersalaman dan pulang terlebih dahulu.

c. Hasil Observasi

1. Observasi Aktivitas Guru 75

Hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam mengembangkan aspek bahasa

pada kegiatan menceritakan kembali isi cerita/dongeng yang pernah didengar

melalui metode bercerita dan model Picture And Picture pada siklus I

pertemuan 1 dapat diterangkan melalui tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1


ASPEK PENGAMATAN SKOR
1. Guru menyiapkan dan menyampaikan materi dengan media
pembelajaran sesuai dengan model picture and picture dan 3
metode bercerita
2. Guru bercerita sambil memperlihatkan gambar-gambar
2
kegiatan yang berkaitan dengan materi
3. Guru menunjuk/memanggil anak untuk maju kedepan untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan 2
yang logis
4. Guru mengajak anak untuk menceritakan kembali urutan isi
2
gambar

5. Guru mulai menanamkan konsep/materi pembelajaran 2


6. Guru membimbing anak dalam menyimpulkan materi
2
pembelajaran
Jumlah skor 13
Kategori Baik

Persentasi (%) Keterangan


0-5 Kurang baik 76

6-10 Cukup baik

11-15 Baik

16-20 Sangat baik Berdasarkan

perhitungan tersebut diperoleh nilai 13. Dikaitkan dengan kategori perolehan

nilai antara 11-15 dengan kategori “Baik”.

2. Observasi Aktivitas Anak


Hasil observasi terhadap aktivitas anak dalam mengembangkan aspek

bahasa dalam menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar

yang ada pada siklus I pertemuan 1 dapat diterangkan melalui tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 1


Jumlah Rata- Klasikal
Aspek Yang SA A CA KA
Fx rata
Diamati
F Fx F Fx F Fx F Fx
Menyimak 1 4 6 18 6 12 3 3 37 57,81 43,75%
Melihat 0 0 7 21 4 8 5 5 34 53,12 43,75%
Memperhati
0 0 5 15 8 16 3 3 34 53,12 31,25%
kan
Menyimpul
1 4 6 18 7 14 2 2 38 59,37 43,75%
kan
∑ Fx 143 55,85

Kategori :
82 - 100 = Sangat Aktif
64 – 81 = Aktif
45 - 63 = Cukup Aktif
25 - 44 = Kurang Aktif

Jumlah Fx
Rata-rata kelas per aspek = X 100
4 X Jumlah Anak
77
Rata-rata kelas =

Jumlah Fx Yang Diamati


X 100
4 X Jumlah Anak

Jumlah F(SA + A )
Klasikal = X 100
Jumlah Anak

Berdasarkan data tabel diatas, dapat diketahui bahwa anak yang berada pada aspek

menyimak memperoleh nilai rata-rata 57,81 dan secara klasikal 43,75%, pada aspek melihat

memperoleh nilai rata-rata 53,12 dan secara klasikal 43,75%, pada aspek memperhatikan

memperoleh nilai rata-rata 53,12 dan secara klasikal 31,25%, dan pada aspek menyimpulkan

memperoleh nilai rata-rata 59,37 dan secara klasikal 43,75%. Sehingga, perolehan skor

aktivitas anak siklus I pertemuan 1 adalah 55,85 dengan kategori Cukup Aktif.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil observasi anak siklus I pertemuan

1 selama kegiatan menggunakan metode bercerita dan model Picture And

Picture tersebut disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Hasil Observasi Aktivitas Anak Per Aspek Siklus I


Pertemuan 1
59.37
57.81

53.12 53.12

Menyimak Melihat Memperhatikan Menyimpulkan


78
Gambar 1. Hasil Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 1

Hasil Observasi Aktivitas Anak Secara Klasikal


Siklus I Pertemuan 1

43.75% 43.75% 43.75%

31.25%

Menyimak Melihat Memperhatikan Menyimpulkan

Gambar 2. Hasil observasi aktivitas anak secara klasikal siklus I pertemuan 1

3. Hasil pengembangan bahasa dalam menceritakan kembali cerita atau dongeng

yang pernah didengar pada siklus I pertemuan 1

Setelah dilaksanakan kegiatan tindakan, maka didapat hasil

pengembangan siklus I pertemuan 1 sebagai berikut :

79
Tabel 4. Data Hasil Pengembangan Bahasa Anak Siklus I Pertemuan 1
Aspek Yang Dinilai Persentase Nilai
Skor
No Nama Anak A B (%) Lambang
⋆ ⋆⋆ ⋆⋆⋆ ⋆⋆⋆⋆ ⋆ ⋆⋆ ⋆⋆⋆ ⋆⋆⋆⋆
1 Adelia Qonita √ √ 6 75 ⋆⋆⋆
2 Afrilia Saputri √ √ 4 50 ⋆⋆
3 Fanesa Yuanita √ √ 5 63 ⋆⋆
4 Mahdalena √ √ 4 50 ⋆⋆
5 M. Daffa √ √ 4 50 ⋆⋆
6 M. Fahri R √ √ 6 75 ⋆⋆⋆
7 M. Nabil Faqih √ √ 5 63 ⋆⋆
8 M. Obama R.A √ √ 3 38 ⋆
9 M. Rizky F √ √ 4 50 ⋆⋆
10 Mutiara. D √ √ 6 75 ⋆⋆⋆
11 Normasari Yani √ √ 4 50 ⋆⋆
12 Nur Syifa √ √ 4 50 ⋆⋆
13 M. Nabil √ √ 4 50 ⋆⋆
14 Shifa Febriani √ √ 5 63 ⋆⋆
15 M. Rasya √ √ 4 50 ⋆⋆
16 Yumina. M √ √ 4 50 ⋆⋆
Jumlah 72
Skor maksimal 128
Persentasi 56,25 ⋆⋆
Keterangan:
A = menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
B = Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar)
Keterangan skor :
⋆ = Belum Berkembang
⋆⋆ = Mulai Berkembang
⋆⋆⋆ = Berkembang Sesuai Harapan
⋆⋆⋆⋆ = Berkembang Sangat Baik

Pada pertemuan I siklus 1 dapat dilihat bahwa anak yang mendapat nilai (⋆)

ada 1 anak, yang mendapatkan nilai (⋆⋆) ada 12 anak, dan 3 anak mendapatkan nilai

(⋆⋆⋆)

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai/skor anak dapat

disajikan dalam bentuk persentase pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Persentase Pengembangan Bahasa Siklus I Pertemuan 1 80


Nilai perkembangan
No Skor Bintang Keterangan
Frekuensi Persentase(%)
1 ⋆ 1 6 Belum Berkembang
2 ⋆⋆ 12 75 Belum Berkembang
3 ⋆⋆⋆ 3 19 Berkembang
4 ⋆⋆⋆⋆ 0 0 -
Jumlah 16 100
Hasil 3 anak berkembang yaitu 19%
Perkembangan 13 anak belum berkembang yaitu 81%
Berdasarkan tabel diatas hasil pengembangan pada aspek bahasa yang dilaksanakan

pada siklus I pertemuan 1 belum berhasil karena masih banyak anak belum mencapai

indikator perkembangan individual ≥ 80%, yaitu 3 anak yang berkembang dengan persentase

19% dan yang belum berkembang 13 anak dengan persentase 81%. Maka hasil

pengembangan anak pada siklus I pertemuan 1 berada dalam kriteria Belum Berkembang

(BB)

Persentase hasil pengembangan bahasa anak secara klasikal dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 6. Persentase Pengembangan Bahasa Secara Klasikal Siklus I Pertemuan 1.

Tingkat Capaian Perkembangan


No F %
Perkembangan Belajar
1 ≥ ⋆⋆⋆ 3 19 Berkembang
2 ≤⋆⋆⋆ 13 81 Belum Berkembang

Perkembangan Klasikal Siklus I Pertemuan 1


19% 81

berkembang
belum berkembang

81%

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat grafik perkembangan klasikal siklus I

pertemuan 1 sebagai berikut:


Gambar 3. Pengembngan Bahasa Secara Klasikal Siklus I Pertemuan 1

Dari grafik diatas dapat dianalisis siklus I pertemuan 1, nilai ≥ 80% belum

dicapai semua anak atau 16 anak, berarti secara klasikal pembelajaran belum

berkembang atau memperoleh skor bintang ( ⋆⋆)

Dengan demikian maka perkembangan yang belum mencapai indikator

perkembangan yang ada dapat dikurangi persentasenya dengan perbaikan pada

pertemuan berikutnya.

d. Refleksi

Berdasarakan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas anak serta hasil

pengembangan yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama, maka dapat

direfleksikan sebagai berikut.

1. Aktivitas Guru

Dalam pembelajaran diperoleh nilai 13. Dikaitkan dengan kategori

perolehan nilai yang telah ditetapkan masuk pada rentang nilai 11-15 dengan

kategori “Baik”. Hasil ini jika dikaitkan dengan indikator keberhasilan belum

mencapai rentang nilai 16-20 dengan kategori “Sangat Baik”. Dari hasil skor

yang diperoleh aktivitas guru ada beberapa aspek yang kurang baik
82
dilaksanakan oleh guru,

Agar pelaksanaan berjalan dengan optimal, maka perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan dalam proses belajar mengajar, diantaranya :


1. Guru mampu memperbaiki aspek-aspek yang memperoleh skor 2.

Aspek-aspek yang masih kurang baik tersebut adalah guru bercerita

sambil memperlihatkan gambar-gambar kegiatan, guru

menunjuk/memanggil anak secara bergantian untuk

memasang/mengurutkan gambar, guru memberikan kesempatan anak

untuk menceritakan kembali urutan gambar, guru mulai menanamkan

konsep/materi pembelajaran, dan guru membimbing anak untuk

menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Sedangkan yang perlu ditingkatkan lagi pada aspek yang memperoleh

skor 3 yaitu guru menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan

metode bercerita dan model Picture And Picture.

Kendala yang dialami oleh guru pada pertemuan pertama ini adalah

guru masih kurang bisa menertibkan anak saat kegiatan bercerita dan cerita

yang dibawakan guru kurang menarik sehingga anak menjadi bosan, untuk itu

guru harus melakukan bimbingan kepada masing-masing anak dengan

memisah anak yang suka berbicara dan yang suka menggangu temannya.

Memperbaiki cerita yang kurang menarik dengan memilih gambar yang

mempunyai banyak percakapan sehingga anak merasa senang mendengarnya.


83

2. Aktivitas anak

1. Menyimak

Menyimak pada siklus I pertemuan 1 belum dapat dikaitkan

berhasil, karena dalam pembelajaran diperoleh skor 57,81 dan secara

klasikal 43,75%. Hal yang menyebabkan ini adalah anak selalu ribut dan

suka mengganggu temannya sehingga anak kurang menyimak ketika guru

bercerita.
Agar pelaksanaan berjalan dengan optimal, maka perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan dalam proses belajar mengajar pada pertemuan

selanjutnya, dengan adanya kekurangan yang harus diperbaiki adalah anak

yang masih berbicara dengan temannya akan dipisahkan oleh guru, anak

yang suka mengganggu temannya akan dipindah tempat duduknya oleh

guru, guru akan memperbaiki cerita yang kurang menarik agar anak tidak

bosan.

2. Melihat

Melihat pada siklus I pertemuan 1 belum dapat dikaitkan berhasil,

karena dalam pembelajaran diperoleh skor 53,12 dan secara klasikal

43,75%. Hal yang menyebabkan ini adalah anak selalu ribut dan suka

mengganggu temannya sehingga anak kurang melihat gambar ketika guru

bercerita. 84

Agar pelaksanaan berjalan dengan optimal, maka perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan dalam proses belajar mengajar pada pertemuan

selanjutnya, dengan adanya kekurangan yang harus diperbaiki adalah anak

yang masih berbicara dengan temannya akan dipisahkan oleh guru, anak

yang suka mengganggu temannya akan dipindah tempat duduknya oleh

guru, guru akan memperbaiki gambar yang kurang menarik agar anak

senang melihat.

3. Memperhatikan

Memperhatikan pada siklus I pertemuan 1 belum dapat dikaitkan

berhasil, karena dalam pembelajaran diperoleh skor 53,12 dan secara

klasikal 31,25%. Hal yang menyebabkan ini adalah anak selalu ribut dan
suka mengganggu temannya sehingga anak kurang memperhatikan urutan

cerita dan gambar yang logis ketika guru bercerita.

Agar pelaksanaan berjalan dengan optimal, maka perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan dalam proses belajar mengajar pada pertemuan

selanjutnya, dengan adanya kekurangan yang harus diperbaiki adalah anak

yang masih berbicara dengan temannya akan dipisahkan oleh guru, anak

yang suka mengganggu temannya akan dipindah tempat duduknya oleh

guru, guru akan memperbaiki cerita yang kurang menarik agar anak tidak

bosan.

4. Menyimpulkan 85

Menyimpulkan pada siklus I pertemuan 1 belum dapat dikaitkan

berhasil, karena dalam pembelajaran diperoleh skor 59,37 dan secara

klasikal 43,75%. Hal yang menyebabkan ini adalah anak selalu ribut dan

suka mengganggu temannya sehingga anak tidak mendengarkan guru

didepan sehingga anak kurang menyimpulkan urutan gambar dan isi

cerita.

Agar pelaksanaan berjalan dengan optimal, maka perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan dalam proses belajar mengajar pada pertemuan

selanjutnya, dengan adanya kekurangan yang harus diperbaiki adalah anak

yang masih berbicara dengan temannya akan dipisahkan oleh guru, anak

yang suka mengganggu temannya akan dipindah tempat duduknya oleh

guru, guru akan memperbaiki cerita yang kurang menarik agar anak tidak

bosan.

3. Hasil pengembangan bahasa anak


Pada siklus I pertemuan 1 secara klasikal termasuk dalam kriteria Belum

Berkembang (BB) atau memperoleh bintang (⋆⋆) karena anak belum

memperoleh ≥80% atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH) yaitu 3 anak yang

berkembang dengan persentase 19% dibawah indikator perkembangan klasikal

Agar pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 2 berjalan dengan

optimal, maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran,

diantaranya : 86

1. Anak mampu menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah

didengar

2. Anak mampu mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana

Hal ini dikarenakan anak masih belum bisa mengurutkan dan menceritakan kembali isi
gambar. Anak masih perlu sedikit bantuan, pengelolaan kelas harus dapat dikendalikan
dengan pengawasan yang lebih ketat lagi, serta mengarahkan anak yang masih kurang aktif
dalam mengurutkan dan menceritakan gambar agar lebih aktif lagi

Anda mungkin juga menyukai