Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN TENTANG KASUS WILEMS TUMOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak 2

Di Susun Oleh:
Kelompok 1
1. Duwi Iryani (A11701409)
2. Abdulah (A11701511)
3. Aenalia Ikrima F. (A11701512)
4. Aji Utomo (A11701514)
5. Alfian Dwi S. (A11701515)
6. Andi Rahmawan (A11701516)
7. Andika Krisna M (A11701517)

Kelas : 3A/ S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Keperawatan Tentang Kasus Wilms Tumor” Penulisan makalah ini
merupakan tugas untuk Mata Kuliah Keperawatan Anak 2 pada program studi
keperawatan program sarjana Stikes Muhammadiyah Gombong. Dalam
penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah
Keperawatan Anak 2 dan teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan
makalah ini.
Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Semoga bermanfaat dan berguna untuk
menambah literatur bacaan.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

   

Gombong,25 Maret 2020

Penyusun

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………3

1.2Rumusan masalah…………………………………………………………....... 4

BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Tinjauan Teori Medis.........................................................................................5

1. Definisi.................................................................................................................5

2. Etiologi……………………………………………………………………….. 7

3. Manifestasi Klinik.........................................................................................8

4. Patofisiologi..................................................................................................9

5. Komplikasi..................................................................................................11

6. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................11

7. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................11

8. Penatalaksanaan..........................................................................................13

2.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan Teori 16

1. Pengkajian...................................................................................................16

2. Analisa Data................................................................................................18

3. Asuhan Keperawatan…………………………………………………….. 19

4. Intervensi keperawatan…………………………………………………... 19

BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP..............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..21

3.2 Saran................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering


terjadi pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil
proliferasi dari blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8%
keganasan pada anak-anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada
anak-anak , setelah tumor pada sentral nervus sistem, limfoma, neuroblastoma
dan soft tissue sarcoma. Namun, tumor ini adalah salah satu kanker penyebab
utama kematian pada anak.

Insidens tumor ini hampir sama di setiap negara, oleh karena tidak ada
perbedaan ras, yaitu sekitar 2-5 kasus per 1 juta penduduk. Dan sekitar 500
kasus baru dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di Amerika. Dari
keseluruhan kasus kanker pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor
Wilms paling sering terjadi pada anak-anak dengan usia yang masih sangat
muda dan jarang terjadi pada anak-anak setelah umur 6 tahun. Tumor wilms
ditemukan sama banyak pada kedua jenis kelamin dan tidak ada predileksi
bangsa atau ras.

Seorang anak usia satu tahun datang dengan keluhan perut membesar.
Penderita juga menderita kelainan congenital yaitu aniridia, anomali saluran
kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/110 mmHg.
Diagnosis yang mungkin ada pada pasien ini, cara penegakan diagnosis,
bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini.

4
1.2 Rumusan masalah
a. Definisi dan penyebab dari tumor wilms
b. Manifestasi klinik dan komplikasi tumor wilms
c. Patofisiologi dan patoflow pada tumor wilms
d. Pemeriksaan fisik dan diagnostic pada tumor wilms
e. Penatalaksanaan secara farmakologi dan non farmakologi pada tumor
wilms
f. Asuhan kepererawatan pada tumor wilms

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori Medis

1. Definisi

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering


dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,
biasanya muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang.
Tumor sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang
tampak sehat. Tumor ini sering timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun. Insiden
tumor wilms adalah 1 dalam 250.000, dan biasanya unilateral. Walaupun
dapat timbul di kedua ginjal (bilateral).

Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal.
Tumor ini pertama kali dilaporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi nama
tumor "Wilms" berasal dari seorang ahli bedah (Max Wilms) yang
mengungkapkan gambaran klasik secara lengkap penyakit tersebut dalam
tahun 1899.
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan
cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum
usia lima tahun (kamus kedokteran dorland).

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-
anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak
yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas
intraabdomen yang tersering pada anak-anak.

6
Klasifikasi Tumor Wilms
1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut:
T: Tumor primer
 T1 : Unilateral permukaan (termasuk ginjal) < 80 cm
 T2 : Unilateral permukaan > 80 cm
 T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
 T4 : Bilateral
N: Metastasis limfa
 No : Tidak ditemukan metastasis
 N1 : Ada metastasis limfa
M: Metastasis jauh
 Mo : Tidak ditemukan
 M+ : Ada metastasis jauh
1. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor
Wilms, yaitu:
 Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus
kapsul. Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
 Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam
jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis,
vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di
reseksi dengan lengkap.
 Stadium III: Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
 Stadium IV: Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen,
paru-paru, otak, tulang.
Cara penyebaran tumor wilms yaitu setelah keluar dari kapsul ginjal,
tumor akan mengadakan invasi ke organ di sekitarnya dan menyebar secara
limfogen melalui kelenjar limfe para aorta. Penyebaran secara hematogen
melalui vena renalis ke vena kava kemudian mengadakan metastasis ke paru
(85%), hati (10%) dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal
kontralateral.

7
Prognosis Penyakit
Beberapa faktor menentukan prognosis tumor wilms yaitu ukuran tumor,
gambaran histopatologik, umur pasien dan stadium atau tingkat penyebaran
tumor. Penderita yang mempunyai prognosis yang baik adalah pasien yang
mempunyai ukuran tumor masih kecil, tingkat diferensiasi sel tinggi secara
histopatologik, stadium masih dini atau belum ada metastasis dan umur pasien
di bawah dua tahun.
Variabel prognosis yang paling menonjol adalah subtipe dan stadium
histologi. Kekambuhan menyebabkan prognosis buruk, meskipun penambahan
obat baru dan tindakan penyelamatan mungkin memperbaiki hasil akhir pada
sekelompok kecil penderita yang mengalami kambuh. Hasil akhir untuk
semua penderita dioptimalkan dengan terapi pada satu pusat kanker anak.
Prognosis juga bergantung pada kepada umur anak waktu pengobatan
diberikan yaitu makin muda usia anak, maka makin baik prognosisnya.
Disamping itu, prognosisnya tergantung pula dari ada tidaknya metastasis.

2. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
 Etiologi tumor ini pada dasarnya belum diketahui
 Kelainan saluran kemih
 Aniridia (tidak memiliki iris)
 Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh)
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam
kapsulnya. Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms bersifat kongenital. Satu persen dari tumor wilms
ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor
wilms telah berlokasi pada kromosom 11 p13. Timbul dalam parenkim ginjal,
mungkin dari sisa-sisa blastoma nefrogen dan biasanya dari fokus tunggal,
kadang-kadang lebih dari 1 area. Tumor Wilms dapat muncul dalam 3
gambaran klinik. Gambaran klinik tersebut antara lain:

8
a) Sporadic
b) Berhubungan dengan sindrom genetic
c) Familial.
Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron
akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur
kehamilan 8-34 minggu. Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema
primitif untuk merintis jalan ke arah pembentukan tumor Wilms, apakah
sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34
minggu.
Sekitar 1,5% pasien mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang
juga menderita tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat
keturunan yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus
Tumor Wilms diturunkan secara autosomal dominan. Mekanisme genetik
yang berkaitan dengan penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui. Pada pasien
sindrom WAGR (tumor Wilms, aniridia, malformasi genital dan retardasi
mental) memperlihatkan adanya delesi sitogenetik pada kromosom 11. Pada
beberapa pasien, ditemukan gen WT1 pada lengan pendek kromosom 11,
daerah pl3. Gen WT1 secara spesifik berekspresi di ginjal dan dikenal sebagai
faktor transkripsi yang diduga bertanggung jawab untuk berkembangnya
tumor Wilms.

3. Manifestasi Klinik
 Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
 Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
 Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada
pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga
terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau
tumor sendiri mengeluarkan renin
 Anemia

9
 Penurunan berat badan
 Infeksi saluran kencing
 Demam
 Malaise
 Anoreksia
 Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam
saluran kencing
 Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital
lainnya, seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau
genitalia dan retardasi mental

4. Patofisiologi
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari
sel embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan
keras sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari
pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang,
tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan
bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang
tampak pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus, dan stroma.
Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga
adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago,
dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan.
Tumor ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma,
clear cell sarkoma, dan renal rhabdoid tumor dapat membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor
Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.

10
MK : Stress
Neoplasma
MK : Kelebihan
volume cairan

Depresi Hemi Hipertrofi Gangguan Ginjal

Kakeksia Menekan Jaringan Perut Membesar


Disfungsi

Kekurangan Nutrisi Gangguan organ abdomen


MK : perubahan
Proses Keluarga Gangguan glomerulus Gangguan Asam basa
Gangguan Hati
Lemah BB turun Status Gizi buruk Gangguan lambung
Hematuria Proteinurin
Gangguan Metabolisme
Mual dan Muntah

MK : Intoleransi MK : Nyeri Asidosis dan Alkalosis


Akut
MK: MK: Resiko
Aktivitasaktivitas Ketidakseimban Kekurangan
gan nutrisi volume cairan
kurang dari
kebutuhan tubuh

11
5. Komplikasi
 Tumor Bilateral
 Ekstensi Intracaval dan atrium
 Tumor lokal yang lanjut
 Obstruksi usus halus
 Tumor maligna sekunder
 Perkontinuitatum
Penyebaran langsung melalui jaringan lemak perirenal lalu ke peritoneum
dan organ-organ abdomen (ginjal kontralateral, hepar, dan lain-lain)
 Hematogen
Terjadi setelah pertumbuhan tumor masuk ke dalam vasa renalis,
selanjutnya menyebar melalui aliran darah ke paru-paru (90%), otak, dan
tulang-tulang
 Limfogen
Penyebaran limfogen terjadi pada kelenjar regional sekitar vasa para aortal
atau dalam mediastinum.

6. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi massa di daerah abdomen
 Ballottement
 Palpasi massa intra abdominal: ukuran, letak massa, konsistensi, tepi atau
konfigurasi, permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas serta
hubungannya dengan alat sekitarnya
 Tumor Wilms: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, hepar, lien,
pembesaran kelenjar getah bening, massa abdomen (tempat dan ukuran).

7. Pemeriksaan Diagnostik
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen.
Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan
tumor ginjal.

12
a. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises
(perubahan bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna
untuk mengetahui fungsi ginjal.
b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien
dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
c. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan
menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
d. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4
tahun dengan massa di abdomen.
 CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan
metastasis hepar multiple.
 CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis
hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

e. Magnetic resonance imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi


penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior
termasuk perluasan ke daerah  intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan
memperlihatkan hipointensitas (low density intensity)  dan hiperintensitas
(high density intensity)

f. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang


menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH)
meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga
dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga

13
terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang
lebih akurat dan aman.

a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat
kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat
sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan
mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan
penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika
diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi
adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan mengecilkan
massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam
pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,
Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi
akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga
pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

14
2) Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan
vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
3) Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan
dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih
dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis,
bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu
pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain
karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan
sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.
4) Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari
berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi
dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.
5) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
6) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m 2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300
mg/m2/hari.

b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
keperawatan perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
15
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di
bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pascaoperatif


Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis
baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkinuntuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah


dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
2) Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi
radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan
penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan
pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis
buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga
diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase
ke paru, otak, hepar serta tulang.

16
2.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan Teori
1. Pengkajian
a. Identitas
Menanyakan nama, jenis kelamin, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi

b. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya
sutu hari pertama sakit.
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau
gejala-gejala tumor wilms
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya

c. Pola Aktivitas
 Pola nutrisi dan metabolik:
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual, muntah dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
 Pola eliminasi:
Eliminasi fekal tidak ada gangguan, sedangkan eliminasi urin: gangguan
pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi
dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria,
proteinuri, hematuria.
 Pola Aktifitas dan latihan:

17
Pada klien dengan kelemahan, malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam proses perawatan klien perlu
istirahat selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah
sudah normal selama 1 minggu.
 Pola tidur dan istirahat:
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan
tonus.
 Persepsi diri:
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti
semula
 Hubungan peran:
Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis
menyebabkan anak banyak diam.

d. Pada penderita tumor wilm pengkajian dilakukan dengan melihat adanya:


 Massa tumor pada abdomen
 Kaji manifestasi tumor wilm
 Kaji hasil pemeriksaan laboratorium

18
2. Analisa Data

Data – data Masalah Keperawatan


Data subjektif:
Anak mengatakan nyeri di daerah Nyeri akut
perutnya
Data objektif:
 Anak tampak memegang daerah
perutnya
 Tekanan darah 140/110 mmHg
 Takikardi dan takipnea
Data subjektif: Perubahan nutrisi : kurang dari
Anak mengatakan tidak mau makan kebutuhan
Data objektif:
 Terjadi penurunan berat badan
 Makanan tidak di habiskan
Data subjektif: Intoleransi aktivitas
Anak mengatakan lemas dan lelah
Data objektif:
 Terbaring lemas di tempat tidur
 Anak kurang bersemangat
dalam beraktivitas
 Malaise

3. Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang biasa muncul adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan
intake

19
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahanIntervensi Keperawatan
Sesuai Pathway
4. Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Nyeri Tujuan: 1. Kaji tingkat 1. Menentukan
berhubungan Pasien tidak nyeri tindakan
dengan efek mengalami nyeri 2. Lakukan tehnik selanjutnya
fisiologis dari atau nyeri menurun pengurangan 2. Sebagai
neoplasia sampai tingkat yang nyeri non analgesik
dapat diterima anak. farmakologis tambahan
Dalam waktu: .....x 3. Berikan 3. Mengurangi rasa
24 jam analgesik sesuai sakit
ketentuan 4. Untuk mencegah
4. Berikan obat kambuhnya
dengan jadwal nyeri
preventif 5. Karena aspirin
5. Hindari aspirin meningkatkan
atau senyawanya kecenderungan
pendarahan
Perubahan Tujuan : 1. Catat intake dan 1. Monitoring
Nutrisi : Dalam waktu …x 24 output makanan asupan nutrisi
Kurang dari jam, kebutuhan secara akurat bagi tubuh
Kebutuhan nutrisi tubuh dapat 2. Kaji adanya tanda- 2. Gangguan nutrisi
berhubungan terpenuhi tanda perubahan dapat terjadi
dengan nutrisi : Anoreksi, secara berlahan.
peningkatan Letargi, 3. Diare sebagai
kebutuhan hipoproteinemia. reaksi oedema
metabolime, 3. Beri diet yang intestine dapat
kehilangan bergizi memperburuk
protein dan 4. Beri makanan status nutrisi
penurunan dalam porsi kecil 4. Mencegah status
intake. tapi sering nutrisi menjadi
lebih buruk
5. Beri suplemen

20
vitamin dan besi 5. Membantu dalam
sesuai instruksi proses
metabolisme
Intoleransi Tujuan: 1. Pertahankan tirah 1. Mengurangi
aktivitas Setelah dilakukan baring bila terjadi pengeluaran
berhubungan perawatan selama … edema berat energi.
dengan x 24 jam, pasien 2. Seimbangkan 2. Mengurangi
kelelahan dapat istirahat istrahat dan kelelahan pada
dengan adekuat aktivitas bila pasien
ambulasi 3. Untuk
3. Intrusikan pada menghemat
anak untuk energy
istrahat bila anak
merasa lelah

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data pemeriksaan, anak ini di diagnosis menderita tumor
wilms. Hal tersebut ditunjukan dengan keluhan, adanya massa di daerah abdomen.
Serta tanda gejala lainnya yang mengarah pada tumor wilms. Tumor wilms disebut
juga nefroblastoma.
Tumor Wilms adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang menyerang anak-
anak, penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit
bawaan. Tumor Wilms sporadik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihipertrofi
yang terisolasi atau malformasi genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan
fusi ginjal.

21
Dalam melakukan tindakan keperawatan seperti dalam pengkajian dan
pemeriksaan perawat harus lebih memperhatikan klien dan keluarganya karena
klienya adalah anak-anak. Karena selain Sifat klien anak-anak berbeda dengan klien
yang dewasa klien anak juga melibatkan keluarganya karean kemandirian dari anak-
anak masih rendah

3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengerti terkait
dengan penyakit tumor wilns dan dapat menambah wawasan tentang penanganan
berdasarkan isi makalah ini demi mewujudkan makalah yang lebih baik diharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta: EGC.


2000
2. Sharer Patrics D, Yudith WA. Neoplasma Ginjal dalam Behrman, Klegman
dan Arvin Ilmu Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta: EGC.
2000

22

Anda mungkin juga menyukai