Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amellia Amanullah Sugiharto

NIM : 201810370311305
Tugas 4 Keselamatan dan Kerja

Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu
napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat
kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan
kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan
kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit
bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja
pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis
merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke
dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau
berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga
disertai dengan emphysema.

Pengurus perusahaan harus selalu mewaspadai adanya ancaman akibat kerja terhadap
pekerjaannya.
Kewaspadaan tersebut bisa berupa :

1. Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit.


2. Melakukan deteksi dini terhadap ganguan kesehatan.
3. Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja seperti yang
di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992.

Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK.
Beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:

1. Pakailah APD secara benar dan teratur.


2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.

Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan menjadi
lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja,
diantaranya:

1. Pencegahan Primer – Health Promotion

1. Perilaku Kesehatan
2. Faktor bahaya di tempat kerja
3. Perilaku kerja yang baik
4. Olahraga
5. Gizi seimbang

2. Pencegahan Sekunder – Specifict Protection

1. Pengendalian melalui perundang-undangan.


2. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam
kerja.
3. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD).
4. Pengendalian jalur kesehatan: Imunisasi.

3. Pencegahan Tersier

Early Diagnosis and Prompt Treatment

1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja.


2. Pemeriksaan kesehatan berkala.
3. Surveilans.
4. Pemeriksaan lingkungan secara berkala.
5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja.
6. Pengendalian segera di tempat kerja.

Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja benar teratur
bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu. Kepedulian dan kesadaran akan jenis
pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat menghalau sumber penyakit menyerang. Dengan didukung
perusahaan yang sadar kesehatan, maka kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil
bukanlah penyakit.

Perawatan dan Pengobatan


Dalam melakukan penanganan terhadap penyakit akibat kerja, dapat dilakukan duamacam terapi,
yaitu:

1. Terapi medikamentosa yaitu terapi dengan obat obatan.


2. Terhadap kausal (bila mungkin).
3. Pada umumnya penyakit kerja ini bersifat irreversibel, sehingga terapi sering kali hanya
secara simptomatis saja. Misalnya pada penyakit silikosis (irreversibel), terapi hanya
mengatasi
sesak nafas, nyeri dada.
4. Terapi okupasia.

Anda mungkin juga menyukai