Anda di halaman 1dari 9

Nama: Rifqi Ananda

NIM: P27838117028

1. Gambarkan rangkaian pengisian capasitor pada X-Ray Unit Sistem Condensator


Discharges dan jelaskan prinsip kerja

2. Bagaimana konsep instalasi sistem monitoring tegangan tinggi (kV-meter) pada X-Ray Unit
Sistem Condensator Discharges

3. Bagaimana sistem sefety monitoring tegangan tinggi pada X-Ray Unit Sistem Condensator
Discharges

4. Apa yang dimaksud dengan Prosedur Tetap (Protap) Pengoperasian ?

5. Jelaskan bagaimana urutan kerja Prosedur Tetap (Protap) pengoperasian x-ray unit sistem
condensator discharges (meliputi 5 tahap)

6. Apa yang dimaksud dengan Prosedur Tetap (Protap) Pemeliharaan ?

7. Jelaskan bagaimana urutan kerja Prosedur Tetap (Protap) Pemeliharaan x-ray unit sistem
condensator discharges meliputi (7 tahap)

8. Gambarkan dan jelaskan (cara kerja dan fungsinya) rangkaian stadby resistor pada X-Ray
Unit Sistem Condensator Discharges

9. Gambarkan dan jelaskan (cara kerja dan fungsinya) rangkaian Space charges compensator

10. Jelaskan langkah-langkah dalam melakukan troubleshooting pada rangkaian pemanas


filament

Jawaban:

1.
Rangkaian pengisian kapasitor pada X-Ray Unit Sistem Condensator Discharges terdiri
dari :
 Autotransformator
 Tombol Charge
 TR4 (HTT) / Transformator tegangan tinggi (step up)
 Ry1 (Relay unutk menghidupkan TR4)
 Dioda penyearah D4 & D5
 Condensator tegangan tinggi C7 dan C3
 Resistor (R15, R16, R17). Resistor R15, R16 (pengaman C6 – C 7), keluaran R17
diteruskan ke pengisi tegangan sebagai pengaman.
 T merupakan X-Ray tube

Cara Kerja Rangkaian :

Main switch on, autotrafo (AT) mendapat supply. Saat tombol charge ditekan, Ry1 energize,
kontak Ry1 (14- 15) & (6-8) menutup, kontak itu merupakan self holding relay, menutupnya
kontaktor Ry1 menyebabkan adanya arus mengalir dari titik A  D4  R16  C8  ground
dan ketitik B sehingga terjadi pengisian condensator (C8). Titik B positif, arus mengalir dari
titik B  ground & C7  R15  D5  titik A, saat itu terjadi pengisian condensator C7
(tegangan tinggi) deengan demikian tegangan pada anoda dan katoda merupakan
penjumlahan dari C8 & C7. C8 & C7 dihubung seri sehingga antara keduanya mendapat
polaritas antara C8 & C7. Polaritas positif pada C8 membias + pada anoda, sedangakan
polaritas negatif pada C7 membias katoda sehingga besarnya tegangan anoda sama dengan
tegangan anoda C7 & C8. Tegangan tinggi ini akan diumpan balikkan menuju pengatur
tegangan tinggi, sehingga terjadi pengisian capasitor merupakan hasil pengendalian dari
tegangan yang diukur / sesuai dengan tegangan yang diatur

2. KV meter pada X ray condensator discharge terletak pada sekunder HTT namun tidak
memerlukan instalasi listrik khusus karena kV meter atau sistem monitoring
tegangan pada x-ray condensator discharge menggunakan cara menurunkan salah
satu tegangan tinggi kapasitor menjadi tegangan rendah dengan cara melakukan
pembagian tegangan, tegangan yang tinggi akan diturunkan dengan resistor yang
nilai resistansinya besar, sehingga meskipun kV meter terletak di sekunder HTT tetap
aman karena tegangan tingginya sudah diubah menjadi tegangan rendah.

3. Pada rangkaian kontrol pengisian dan pengosongan kapasitor tegangan tinggi dimana
tegangan pada salah satu kapasitor akan dilakukan monitoring tegangan. Untuk sistem
safety monitoring, tegangan tinggi akan diturunkan menjadi tegangan rendah dengan cara
melakukan pembagian tegangan, tegangan yang tinggi akan diturunkan atau dilakukan
droping tegangan dengan resistor tegangan tinggi yang nilai resistansinya besar, dengan
adanya rangkaian ini tegangan akan dibagi dengan perbandingan 1 V sama dengan 10 KV.

4. Prosedur Tetap (Protap) Pengoperasian Peralatan Kesehatan disini adalah prasyaratan


dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat
difungsikan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya.
Urutan kerja dimaksud meliputi persiapan, pemanasan, pelaksanaan dan
pengemasan.Protap pengoperasian alat disusun oleh pengguna alat/user bekerja sama
dengan teknisi dengan memperhatikan/mengacu pada:-Petunjuk penyusunan protap
pengoperasian alat pada buku ini.-Operating manual untuk setiap jenis merk/type alat, tata
cara penyusunan protap pengoperasianalat dipelajari pada saat pelatihan/training operator
pada pengadaan peralatan

5. Prosedur tetap penggunaan x ray condensator discharge.

1) Mengatur LVR, dengan mengatur LVR maka user akan mendapatkan tegangan yang
sesuai dengan kebutuhan pesawat sehingga lampu indicator akan menyala dan
penunjuk meter akan menunjuk ketengah.
2) Lalu lakukan pemilihan lamanya penyinaran dengan memutar timer selector
sehingga user dapat menentukan lamanya penyinaran sesuai objek yang akan
dipotret
3) Tindakan selanjutnya adalah dengan mengatur KV regulator, misal user akan
memotret tulang belakang pasien dengan tegangan sebesar 75 KV maka putar
selector maka dapat dipilih nilai KV yang dibutuhkan sesuai objek yang akan di
potret.
4) Setelah itu tekan tombol charge maka proses pengisian pun akan mulai berlangsung
melalui rangkaian pengisian tegangan tinggi.
5) Setelah si display tertulia CHARGE OVER, user dapat mengetahui bahwa pengisian
telah selesai sesuai dengan tegangan yang dikehendaki, dan alat siap untuk
digunakan. Setelah itu pesawat siap untuk memotret pasien dan tahap selanjutnya
dapat dilakukan yaitu dengan menekan tombol ready, sehingga anoda akan mulai
berputar, Setelah itu dapat dilakukan expose.

6. Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-langkah teknis yang
harus Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-langkah teknis
yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan
yang berdasarkan diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur
tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti.
Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh direktur rumah sakit dan disusun
berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait. direktur rumah sakit dan disusun
berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait.

Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pengecekan fungsi bagian-bagian alat, penggantian


bahan Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pengecekan fungsi bagian-bagian alat,
penggantian bahan pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kinerja alat, penyetelan atau
adjustment, kalibrasi internal pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kinerja alat,
penyetelan atau adjustment, kalibrasi internal dan pengukuran aspek keselamatan.

7. Siapkan perintah kerja

Siapkan Formulir Laporan Kerja

Siapkan dokumen teknis penyerta :


1) Service manual
2) Wiring diagram
1. Siapkan peralatan kerja
1) Tool Set Mechanic
2) Multi meter
3) Leakage Current Meter
4) Pressure gauge
5) Oli gun
2. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu :
1) Contact cleaner
2) Kain lap/kertas tissue
3) Sikat arang
4) Filter
5) Amplas
6) Seal O
7) Oli
8) Kuas
9) Grease
3. Pemberitahuan kepada user
4. Pelaksanaan
1. Tindakan Pencegahan Umum
[1]. Periksa kondisi steker listrik
[2]. Periksa kondisi semua kabel dalam kondisi pesawat off
2. Visual inspeksi panel kontrol, Saat kondisi off
[1]. Periksa semua tombol-tombol dan switch
[2]. Cek Kv meter dengan kondisi power off. Jarum meter harus berada di 'nol'
tanda kalibrasi, menandakan kapasitor tidak terisi.
[3]. CekLv meter dengan kondisi power off. Jarum meter harus berada di’nol’
3. Mekanik dan inspeksi listrik, Saat kondisi Off
[1]. Cek kondisi kabel power.
[2]. Cek pembumian kabel HT. apakah ada tanda kerusakan pelindung
pembumian pengaman pada kabel tabung sinar-X
[3]. Cek seluruh bagian-bagian pesawat.
[4]. Cek seluruh bagian-bagian tabung.
4. Pemeriksaan operasional dari panel control. Saat Kondisi On
[1]. Periksa semua lampu indicator dapat beroperasi
[2]. Melakukan uji penyesuaian kV dengan cara:
1) Atur kV yang diperlukan ke 60kV dan tekan tombol pengisian
daya(charge)
2) Lampu pengisian daya harus menyala. Setelah kV tercapai, maka
lampu 'ready' harus menyala.
3) Pastikan kV ditampilkan pada meter menunjuk dengan benar.
4) Amati kV meter selama beberapa menit.
5) kV perlahan harus kembali sekitar 2 ~ 3kV, lalu akan kembali ke mode
pengisian daya. (Ini disebut 'topping up')
6) Tambah set kV ke 90 kV. Lampu pengisian daya harus menyala, hingga
meter kV mencapai 90kV.
7) Lalu atur ulang kV yang diperlukan kembali ke 60kV. Lampu X-ray ON
harus menyala. Pada saat yang sama kV yang ditunjukkan harus cepat
drop down ke nilai yang dibutuhkan.
5. Mekanik dan inspeksi listrik, Saat kondisi on
[1]. Pengujian kelancaran kerja mekanik(relay,kontaktor,dll)
[2]. Untuk pesawat rontgent dengan motorized mobile, periksa kerja driver dan
motor yang bergerak
6. Pemeliharaan X-ray tube dan kolimator
[1]. Periksa kebocoran olie pada tabung.
[2]. Periksa kebisingan bearing pada x-ray tube.
[3]. Periksa pengoperasian lamou timer collimator
[4]. Periksa lampu kolimator dan x-ray beam.
7. Kalibrasi mAs
[1]. Pastikan kolimator tertutup sepenuhnya.
[2]. Pilih 90 kV dan 20mAs
[3]. Setelah pengisian selesai, buat eksposur,
[4]. Mengamati meter kV. Seharusnya ada penurunan dari 90kV hingga
70kV.(Dalam beberapa kasus, penurunan kV yang lebih kecil dapat terjadi.
Untuk contoh, dari 90 hingga 72kV. Ini karena kapasitor toleransi
manufaktur.)
[5]. Pilih beberapa kombinasi kV dan mAs lainnya
[6]. dan ulangi tes di atas.

8.
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung
rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung
roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor
yang digerakkan oleh delay relay.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filament tabung
rontgen langsung mendapatkan tegangan dari transformator filament tapi melewati stand
by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose,
timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan
kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan
melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan
filament pada tegangan normal.

9. Rangkaian Space Charge Compensator

Fungsinya adalah untuk mendapatkan suatu arus tabung/harga arus tabung yang tetap (mA)
meskipun kV dinaikkan atau diturunkan atau mengkonversi harga mA.

Macam Space Charge Compensator:

1. Mechanical space kompensator

Prinsip kerja:

Lihat tahanan space kompesator (R) dikopel dengan dengan Kvp selector mayor (Kvm) maka
apabila Kvp selector mayor dinaikkan R juga akan turut naik, apabila Kvp diturunkan maka R
akan turun. Perubahan harga R yang disebabkan oleh perubahan Kvp akan diikuti oleh arus
filamen.

Misalnya posisi Kv=60 Kvp dengan arus tabung 50 mA. Kita mau merubah menjadi 80
kvp maka tahanan space charge akan ikut naik. Dengan demikian arus trafo filamen
yang mengalir akan turun, sehingga jumlah emisi elektron akan berubah. Perubahan
mA akan mengimbangi perubahan kvp atau kenaikan tegangan tinggi. Akibatnya kita
akan mendapatkan arus tabung yang tetap yaitu 50 mA. Sebaliknya apabila kita
menurunkan harga tegangan tinggi hingga menjadi 70 Kvp maka arus tabung tetap
50 mA karena R turun. Dengan demikian akan terjadi kenaikan arus filamen pada
trafo filamen sehingga jumlah emisi elektron juga akan berubah.

2. Automatic Space Charge Kompensator

Prinsip kerja:

Pada saat Kvp diturunkan dibawah 70 Kvp, maka arah arus tabung pada trafo filamen
adalah searah dengan arah arus dari stabilisator tegangan. Jadi, arus filamen akan
bertambah sehingga filamen akan naik guna mendapatkan emisi elektron untuk
mengimbangi penurunan Kvp. Sebaliknya apabila Kvp dinaikkan maka arus akan
berlawanan fasa sehingga terjadi pengurangan arus dengan stabilisator tegangan,
dengan demikian arus pemanasan filamen berkurang guna mengimbangi kenaikan
Kvp
10. Langkah- langkah dalam troubleshooting rangkaian pemanas filament :

1. Sebelum melaksanakan troubleshooting maka kita harus mengetahui terlebih dahulu


dimana saja letak bagian dari rangkaian pemanas filament berada.

2. nyalakan pesawat kemudian cek atau lihat apakah filament pada X- ray tube menyala
atau tidak, yaitu dengan cara membuka kolimator. Apabila tidak maka lakukan simulasi
dengan mengganti filament dengan lampu yang memilki input tegangan antara 12 – 18 Volt
apabila lampu menyala mak yang mengalami kerusakan adalah filamennya.

3. apabila dalam simulasi menggunakan lampu, lampu tersebut tidak menyala maka cek
tegangan pada output trafo filament yaitu cek pada ujung HT probe katoda, apabila tidak
juga terdapat tegangan maka ukur tegangan pada input trafo filament yaitu pada T1 & T2
jika ada maka yang mengalami kerusakan adalah pada trafo filament.

4. apabila pada input trafo filament juga tidak terdapat tegangan maka ukur tegangan pada
input rangkaian pemanas filament yaitu output dari power supply T1 & T2 yang terletak di
control table, jika pada output power supply terdapat tegangan untuk rangakaian pemanas
filament maka kerusakan terdapat pada rangkaian pemanas filament dan harus dilakukan
troubleshooting yang lebih spesifik lagi untuk setiap bagian pada rangkaian pemanas
filament tersebut.

Anda mungkin juga menyukai