PENDAHULUAN
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 alenia
ke empat adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan program
Pembangunan Nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan
Kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari Pembangunan Nasional. Tujuan
diselenggarakannya Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Dimana
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Solok yang
bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di suatu wilayah kerja
tertentu dan merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan. Fungsi
daripada Puskesmas itu sendiri adalah sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut,
Puskesmas mempunyai berbagai program kegiatan, yang diperlukan untuk mengatasi
masalah – masalah yang ada, dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan.
Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, maka masing – masing
Puskesmas wajib untuk menyusun laporan Kinerja Puskesmas. Dalam hal ini Puskesmas
Sungai Lasi telah menyusun laporan Kinerja Puskesmas tahun 2019 (Januari –
Desember 2019). Laporan ini memuat secara ringkas gambaran pelaksanaan Pembangunan
Kesehatan di Puskesmas Sungai Lasi, yang dibuat berdasarkan laporan dari masing –
masing program.
1.2 PENGERTIAN
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja / prestasi Puskesmas.
Laporan kinerja yang telah dibuat ini merupakan gambaran dari situasi dan kondisi
yang ada di Puskesmas, baik dari segi sarana – prasarana dan sumber daya manusia yang
ada, sehingga dari hasil yang ada dapat dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas
diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,
kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten Solok melakukan verifikasi hasilnya.
2.1 PROFIL
2.1.1 GAMBARAN UMUM
Puskesmas Sungai Lasi terletak di 000 44’ 10’ dan 000 52’ 33’ Lintang Selatan, 1000
41’ 36’ dan 1000 Wilayah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi tepatnya di Nagari Pianggu
dan berada di jalan Lintas Sumatrera Km 13 yang berjarak ± 36 km dari Pusat Kota
Kabupaten, dapat di lalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Dengan Luas wilayah
kerja 171 Ha, yang terdiri dari 9 Nagari dengan 28 jorong yang berada di Wilayah
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi yaitu Nagari Pianggu, Taruang Taruang, Bukit Bais,
Siaro - Aro, Guguk Sarai, Sungai Jambur, Sungai Durian, Koto Laweh dan Indudur,
dimana nagari Siaro – Aro, Koto Laweh dan Indudur termasuk jenis kualifikasi nagari
terpencil. Untuk jumlah penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Solok Tahun 2019 adalah 10.247 jiwa dengan jumlah laki - laki sebanyak 5.145 jiwa dan
Daerah di Wilayah kerja Puskesmas Sungai Lasi adalah perbukitan dengan mayoritas
terdapat 1 Puskesmas, yaitu Puskesmas Sungai Lasi, dengan batas-batas wilayah kerja
adalah :
2.3.2 MISI
a. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mendorong masyarakat agar selalu
berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, merata, terjangkau
dan beretika dalam bentuk promotif, prefentif, kuratif, rehabilitatif.
c. Menyelengarakan sistem informasi puskesmas yang bermutu.
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA
N
Indikator UKM Esensial Definisi Operasional Cara Penghitung
O
1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1.Rumah Tangga yang Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS Jumlah Rumah Tangga y
dikaji tatanan RT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu PHBS dibagi jumlah sasa
tertentu Tangga dikali 100%
2.Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (Sekolah, Pesantren, Kampus dll) yang Jumlah Institusi Pendidik
yang dikaji dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Instistusi dikaji PHBS dibagi jumlah
Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Institusi Pendidikan dika
tertentu
3. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Poskesri, Pustu, Puskesmas, Jumlah Fasilitas Pelayana
Kesehatan yang dikaji RS, Klinik dll) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Kesehatan yang dikaji PH
Instistusi Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun jumlah sasaran Fasilitas
waktu tertentu Kesehatan dikali 100%
4. Tempat Kerja yang Tempat Kerja (kantor, pabrik dll) yang dikaji/dilaksanakan Jumlah Tempat Kerja yan
dikaji survey PHBS tatanan Tempat Kerja di wilayah kerja PHBS dibagi jumlah sasa
Puskesmas pada kurun waktu tertentu Kerja dikali 100%
5. Tempat Umum yang Tempat Umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, Jumlah Tempat Umum y
dikaji dermaga dll) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan PHBS dibagi jumlah sasa
Tempat Umum di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Umum dikali 100%
waktu tertentu
2 Tatanan Sehat
1.Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Jumlah Rumah Tangga y
yang memenuhi 10 Rumah Tangga) yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah memenuhi 10 indikator P
indikator PHBS tangga (persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI rumah tangga dibagi jum
eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, rumah tangga yang dikaj
mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, menggunakan 100%
jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah
dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok di
dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari Jumlah Institusi Pendidik
yang memenuhi 9 institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 9 indikator memenuhi 9 Indikator PH
indikator PHBS PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang Institusi Pendidikan diba
mengalir & menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sasaran Institusi Pendidi
sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan dikaji dikali 100%
sehat, melaksanakan olahraga teratur, memberantas jentik,
tidak merokok di sekolah, mengukur BB dan TB 6 (enam)
bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya, tidak
meludah sembarang tempat) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
3. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (minimal yang dikaji adalah Jumlah Fasilitas Pelayana
Kesehatan yang 50% dari institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 6 Kesehatan yang memenu
memenuhi 6 indikator indikator PHBS Fasilitas Pelayanan Kesehatan (mencuci Indikator PHBS Fasilitas P
PHBS tangan dengan air yang mengalir & menggunakan sabun, Kesehatan dibagi jumlah
menggunakan jamban bersih dan sehat, membuang sampah Institusi Pendidikan yang
pada tempatnya, tidak meludah sembarang tempat, dikali 100%
memberantas jentik, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
NAPZA dll) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
4. Tempat Kerja yang Tempat Kerja (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi Jumlah Tempat Kerja yan
memenuhi 7 indikator pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7 indikator PHBS memenuhi 7 Indikator PH
PHBS Tempat Kerja (mencuci tangan dengan air yang mengalir & Kerja dibagi jumlah sasar
menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan Kerja yang dikaji dikali 1
minuman sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat,
membuang sampah pada tempatnya, tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik, tidak merokok,
tidak mengkonsumsi NAPZA dll) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
5. Tempat Umum yang Tempat Umum (minimal yang dikaji adalah 50% dari Jumlah Tempat Umum y
memenuhi 6 indikator institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 6 indikator memenuhi 6 Indikator PH
PHBS PHBS Tempat Umum (mencuci tangan dengan air yang Umum dibagi jumlah sas
mengalir & menggunakan sabun, menggunakan jamban Tempat Umum yang dika
bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, 100%
tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA dll) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
3 Intervensi Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi Kelompok RT yang telah diintervensi terkait 10 indikator Jumlah kegiatan penyulu
pada Kelompok Rumah PHBS baik dengan penyuluhan kelompok dan atau bentuk kelompok /bentuk interv
Tangga intervensi lain (dengan metode apapun) di Posyandu Balita terkait 10 indikator PHBS
oleh petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas pada rumah tangga melalui Po
kurun waktu tertentu Balita yang ada di wilaya
Puskesmas selama 1 tah
kali jumlah posyandu Ba
ada di wilayah kerja pusk
dikali 100 %
2. Kegiatan intervensi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (Sekolah, Jumlah kegiatan
pada Institusi Pendidikan Pesantren, Kampus dll) yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan/bentuk inte
penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan pada institusi pendidikan
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja PHBS selama 1 tahun dib
Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah institusi pendidik
dikaji PHBS) dikali 100 %
3.Kegiatan intervensi di Fasilitas Pelayanan kesehatan yang telah diintervensi baik Jumlah kegiatan
fasilitas Pelayanan dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya penyuluhan/bentuk inte
kesehatan (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di pada fasilitasi pelayanan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu yang dikaji PHBS selama
dibagi (2 kali jumlah di fa
Pelayanan kesehatan yan
PHBS) dikali 100 %
4.Kegiatan intervensi di Tempat kerja ( yang telah diintervensi baik dengan Jumlah kegiatan
tempat kerja penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan penyuluhan/bentuk inte
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja pada tempat kerja yang
Puskesmas pada kurun waktu tertentu PHBS selama 1 tahun dib
jumlah tempat kerja yan
PHBS) dikali 100 %
5.Kegiatan intervensi di Tempat kerja ( yang telah diintervensi baik dengan Jumlah kegiatan
tempat2 Umum penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan penyuluhan/bentuk inte
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja pada tempt - tempat Um
Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikaji PHBS selama 1 tah
kali jumlah tempat umum
dikaji PHBS) dikali 100 %
4 Pengembangan UKBM
1. Posyandu Balita PURI Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di Jumlah Posyandu Balita
( Purnama Mandiri ) wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun dan Mandiri dibagi jumla
Posyandu Balita dikali 10
2. Poskesdes/ Poskeskel Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Jumlah Poskesdes/Poske
Aktif Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu berstrata Madya, Purnam
tertentu Mandiri dibagi jumlah
Poskesdes/Poskeskel yan
dikali 100%
3. Posbindu Aktif Posbindu yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri di Jumlah Posbindu yang b
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Madya, Purnama dan M
dibagi jumlah Poskesdes
yang ada dikali 100%
2. Inspeksi Sanitasi PBL Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan Jumlah IS sarana pasien PBL ya
terhadap sarana pasien PBL yang telah dikonseling dikonseling dibagi dengan jum
pasien yang dikonseling dikali
3.Intervensi terhadap Pasien PBL yang menindaklanjuti hasil inspeksi Jumlah pasien PBL yang
pasien PBL yang di IS menindaklanjuti hasil inspeksi
dibagi jumlah pasien PBL yang
dikali 100%
6 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat
1. KK memiliki Akses Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses jamban Jumlah KK yang memiliki akses
terhadap jamban sehat sehat apabila KK tersebut dengan mudah dapat jamban sehat dibagi jumlah KK
menjangkau dan memanfaatkan jamban terdekat yang ada dikali 100 %
/mengakses terhadap jamban sehat di wilayah kerja
Puskesmas dalam waktu 1 (satu) tahun berjalan
2. Desa/kelurahan yang Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada Jumlah Desa/Kelurahan yang s
sudah ODF yang berperilaku buang air besar di sembarangan ODF dibagi jumlah desa/kelura
tempat tetapi sudah buang air besar di tempat yang yang ada dikali 100 %
terpusat/jamban sehat pada kurun waktu tertentu.
Setiap Puskesmas minimal bisa menciptakan 1 (satu)
desa ODF (Open Defecation Free) setiap tahunnya
3.Jamban Sehat Jamban yang: dapat mencegah kontaminasi ke badan Jumlah jamban sehat yang
air, dapat mencegah kontak antara manusia dan tinja, memenuhi syarat kesehatan d
tinja di tempat yang tertutup, dapat mengurangi resiko jumlah rumah yang ada dikali
terjadinya penularan penyakit akibat terjadinya %
kontaminasi terhadap lingkungan sekitar, tidak berbau
dan mudah dibersihkan, lubang kloset tidak
berhubungan langsung dengan kotoran (sistem leher
angsa, ada septic tank dll)
4. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan Jumlah Desa/ Kelurahan yang
STBM di Puskesmas dengan pendekatan STBM 5 Pilar yaitu : melakssanakan STBM ( 5 Pilar
1. Tidak buang air besar di sembarang tempat, dihilangkan) dibagi jumlah des
2. Cuci tangan pakai sabun, Kelurahan yang ada dikali 100
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman,
4. Mengelola sampah dengan benar;
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman, diralat menjadi: ada 3 indikator yaitu:
1. Telah ada intervensi melalui kegiatan pemicuan di
desa/kelurahan 2. Ada masyarakat yang
bertanggungjawab untuk melanjutkan intervensi
STBM hasil pemicuan baik individu ( natural leader)
atau bentuk komite 3. Ada rencana
aksi/komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM
lainnya
3.Pelayanan Persalinan oleh Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Jumlah persalinan oleh
tenaga kesehatan (Pn) tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan kesehatan yang kompe
pada kurun waktu tertentu (Standar Pelayanan Minimal ke sasaran ibu bersalin dik
2)
4.Pelayanan Persalinan oleh Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Jumlah persalinan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan kesehatan yang kompe
kesehatan (Pf) di fasilitas pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu fasilitas pelayanan kese
dibagi jumlah sasaran ib
dikali 100%
Standar Persalinan
Komplikasi di fasilitas
pelayanan kesehatan dan
Rujukan
5.Pelayanan Nifas oleh Pelayanan kepada ibu masa 6 (enam) jam sampai dengan 42 Jumlah ibu nifas yang m
tenaga kesehatan (KF) hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 (tiga)kali, 3 kali pelayanan nifas se
1(satu) kali pada 6 jam pasca persalinan sd 3 (tiga) hari; standar dibagi sasaran i
1(satu) kali pada hari ke 4 (empat) sd hari ke 28 dan 1 (satu) dikali 100%
kali pada hari ke 29 sd hari ke 42 (termasuk pemberian Vit A
200.000 IU 2 (dua) kali serta persiapan dan atau
pemasangan KB) pada kurun waktu tertentu
6.Penanganan komplikasi Ibu dengan komplikasi kebidanan yang ditangani secara Jumlah ibu hamil,bersa
kebidanan (PK) definitif (sampai selesai) di fasyankes dasar dan rujukan dengan komplikasi kebi
pada kurun waktu tertentu. Komplikasi yang mengancam mendapatkan pelayana
jiwa Ibu antara lain : abortus, hiperemisis gravidarum, selesai dibagi 20% sasa
perdarahan per vagina, hipertensi dalam kehamilan, hamil dikali 100%
kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini, kelainan
letak/presentasi janin, partus macet/distosia, infeksi berat,
sepsis, kontraksi dini/ persalinan prematur, kehamilan ganda
dan kasus non obstetri.
2 Kesehatan Bayi
1.Pelayanan Kesehatan Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar Jumlah neonatus yang m
Neonatus pertama ( KN1) pada 6 ( enam) sd 48 (empat puluh delapan) jam setelah pelayanan sesuai stand
lahir. Pelayanan yang diberikan meliputi: Inisiasi Menyusu 48 jam setelah lahir di b
Dini (IMD), salep mata, perawatan tali pusat, injeksi vitamin lahir hidup dikali 100%
K1, imunisasi Hepatitis B (HB0) dan Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM)
2.Pelayanan Kesehatan Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh pelayanan Jumlah neonatus umur
Neonatus 0 - 28 hari (KN kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali dengan yang memperoleh 3 kal
lengkap) (Standar distribusi waktu : 1 (satu) kali pada 6 – 48 kunjungan neonatal ses
Pelayanan Minimal ke 3) jam setelah lahir; 1 dibagi sasaran lahir hid
( satu) kali pada hari ke 3 – 7; 1 (satu) kali 100%
pada hari ke 8 – 28 pada kurun waktu tertentu
3.Penanganan komplikasi Neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan Jumlah neonatus denga
neonatus sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada komplikasi yang menda
tingkat pelayanan dasar dan rujukan pada kurun waktu penanganan sesuai stan
tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah neonatus 15% sasaran lahir hidup
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus dengan
komplikasi meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus,
hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi Berat Badan
Lahir (BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan kongenital,
sindrom gangguan pernafasan maupun termasuk klasifikasi
kuning dan merah pada MTBM .
4.Pelayanan kesehatan bayi Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar Jumlah bayi usia 29 har
29 hari - 11 bulan minimal 4 (empat) kali yaitu 1 (satu) kali pada umur 29 hari – yang telah memperoleh
2 bulan; 1 (satu) kali pada umur 3-5 bulan, 1 (satu) kali pada pelayanan kesehatan se
umur 6-8 bulan dan 1( satu) kali pada umur 9-11 bulan standar dibagi sasaran b
sesuai standar dan telah lulus KN lengkap pada kurun waktu 100%
tertentu. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian
injeksi Vitamin K1 , pemberian Vitamin A 1 (satu) kali,
imunisasi dasar lengkap, SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.
3 Kesehatan Anak Balita dan Anak Pra Sekolah
1. Pelayanan kesehatan Anak balita umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan Jumlah anak balita umu
anak balita (12 - 59 bulan) sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal bulanyang memperoleh
8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; pemantauan kesehatan sesuai stand
perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; sasaran anak balita dika
pemberian vitamin A dosis tinggi 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun pada kurun waktu tertentu.
2. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi Jumlah Balita usia 12-23
balita (0 - 59 bulan) pelayanan kesehatan balita sehat dan balita sakit mendapat Pelayanan
1. Pelayanan kesehatan balita usia 0-11 bulan sehat meliputi:
(Standar Pelayanan a). Penimbangan minimal 8 kali setahun sesuai Standar 1 + Ju
Minimal ke 4) b).pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. usia 24-35 bulan m
c). Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun. pelayanan kesehata
d).Pemberian kapsul vitamin A pada fusia 6-11 bulan 1 kali setahun. standar 2 + Balita usia
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
mendapakan pelayan
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun standar 3 sesuai sta
waktu 6 bulan). kurun waktu satu tah
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun (3) Jumlah balita usia 12 –
Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun (4).Pemberian kapsul wilayah kerja Kab
vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
(5) Pemberian Imunisasi Lanjutan. pada kurun waktu satu
Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan: sama dikali 100%
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun
waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
d) Pemantauan perkembangan balita.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
g) Pemberian imunisasi lanjutan.
h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
i) Edukasi dan informasi.
3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan
pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
2.Pelayanan kesehatan Anak pra sekolah umur 60-72 bulan yang memperoleh Jumlah anak umur 60-7
Anak pra sekolah (60 - 72 pelayanan sesuai standar meliputi pemantauan yang memperoleh pela
bulan) pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; kesehatan sesuai stand
pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 sasaran anak prasekola
(satu) tahun pada kurun waktu tertentu. 100%
4 Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingkat
SD/MI/SDLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja yang melaksanakan peme
melaksanakan pemeriksaan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun ajaran (contoh: penjaringan kesehatan di
penjaringan kesehatan data PKP 2019 menggunakan data Juli 2018 sd Juni 2019), tertentu dalam kurun wak
tahun ajaran dibagi jumla
diralat menjadi Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang
sekolah setingkat SD/MI/
mendapatkan pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dal
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun waktu satu tahun ajaran y
ajaran pendidikan (contoh: data PKP 2019 menggunakan dikali 100%, diralat menja
data Juli 2018 sd Juni 2019) sekolah setingkat SD/ MI
melaksanakan pemeriksa
penjaringan kesehatan di
kerja tertentu dalam kuru
satu tahun ajaran pendid
jumlah seluruh sekolah s
SD/MI/ SDLB di wilayah
tertentu dalam kurun wa
tahun ajaran pendidikan
dikali 100%
2. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingk
SMP/MTs/SMPLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja MTs/ SMPLB yang mela
melaksanakan pemeriksaan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan pemeriksaan penjaringa
penjaringan kesehatan kesehatan di wilayah k
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
jumlah seluruh sekolah
SD/MI/ SDLB di wilaya
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
sama dikali 100%
3. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingk
SMA/MA/SMK/SMALB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja MA/SMK/SMALB yang
melaksanakan pemeriksaan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan melaksanakan pemerik
penjaringan kesehatan penjaringan kesehatan
kerja tertentu dalam ku
tahun ajaran pendidika
jumlah seluruh sekolah
SMA/MA/SMK/ SMALB
kerja tertentu dalam ku
satu tahun ajaran pend
sama dikali 100%
4.Pelayanan Kesehatan Murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) Jumlah murid kelas 1 sa
pada Usia Pendidikan Dasar dan usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, dengan kelas 9 (SD/MI
kelas I setingkat panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) yang mendapatkan SMP/MTs) dan usia 7 -1
SD/MI/SDLB, diralat pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja diluar sekolah (pondok
menjadi Pelayanan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan. panti/LKSA, lapas/LPKA
Kesehatan pada Usia Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : skrining lainnya) yang mendapa
Pendidikan Dasar kelas 1 kesehatan (penilaian status gizi, penilaian tanda vital, kesehatan sesuai stand
sampai dengan kelas 9 dan penilaian kesehatan gigi dan mulut dan penilaian ketajaman wilayah kerja tertentu d
diluar satuan pendidikan indera) dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan waktu satu tahun ajara
dasar (Standar Pelayanan Minimal ke 5) pendidikan dibagi jumla
murid kelas 1 sampai de
9 (SD/MI dan SMP/MTs
-15 tahun diluar sekolah
pesantren, panti/LKSA,
dan lainnya) di wilayah
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
sama dikali 100%
5.Pelayanan kesehatan Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan pelayanan Jumlah remaja usia 10 -
remaja kesehatan remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, yang mendapat pelayan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) , konseling dan kesehatan remaja beru
pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kurun kesehatan sesuai stand
waktu satu tahun . konseling dan pelayana
Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : wilayah kerja tertentu d
a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, waktu satu tahun dibag
b.pengukuran tekanan darah, semua remaja usia 10 -
c. pemeriksaan gula darah dan wilayah kerja tertentu d
d. anamnesis perilaku berisiko. waktu tahun yang sama
100%
5 Pelayanan Keluarga Berencana
1.KB aktif (Contraceptive Peserta KB baru dan lama yang masih aktif menggunakan Jumlah Peserta KB aktif
Prevalence Rate/ CPR) alat dan obat kontrasepsi (alokon) terus menerus hingga jumlah PUS dikali 100%
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan yang ada di wilayah kerjanya pada
kurun waktu tertentu .Dalam konsep kohort PA bukanlah
akseptor kunjungan ulang, sehingga perhitungan seorang
akseptor sebagai PA hanya dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun kalender diralat menjadi Peserta KB baru dan
lama yang masih aktif memakai alokon terus-menerus
hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan.
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali Jumlah peserta KB baru
menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang jumlah PUS dikali 100%
pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat
minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu tertentu .
3. Akseptor KB Drop Out Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi Jumlah peserta KB akti
(drop out) dalam 1 (satu) tahun kalender diwilayah kerja out dibagi jumlah KB ak
Puskesmas pada kurun waktu tertentu .Kasus drop out tidak 100% Jumlah peserta
termasuk mereka yang ganti cara. drop out dibagi jumlah
aktif dikali 100 %.
Catatan untuk kinerja P
diralat menjadi :
< 10% = 100%;
12,5% = 75%;
15%=50%; >
-17,5%=25% >17,5
4. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Jumlah peserta KB yan
komplikasi kesehatan dan mengarah pada keadaan patologis sebagai mengalami komplikasi
akibat dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat jumlah KB aktif dikali 1
kontrasepsi yang digunakan seperti perdarahan, infeksi/ Jumlah peserta KB yang
abses, flour albus patologis, perforasi, translokasi, dibagi jumlah peserta K
hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan 100 %.
Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang terjadi dalam Catatan untuk kinerja P
periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta < 3,5% = 100%;
dihitung per metode (IUD, implant, suntik, pil, MOP dan 4,5% = 75%;
MOW) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 7,5%=50%;
tertentu -10%=25% >
5. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Jumlah peserta KB yan
efek samping kesehatan mengarah pada keadaan fisiologis, sebagai akibat mengalami efek sampin
dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat Jumlah peserta KB aktif
kontrasepsi yang digunakan spooting, amenore, pusing, sakit %
kepala, mual, muntah, perubahan berat badan, nyeri tempat untuk kinerja Puskesm
insisi, erosi dan nyeri perut.Efek samping yang terjadi dalam <12,50% = 100%;
periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta -15% = 75%;
dihitung per metode IUD, implant, suntik, pil , MOP, MOW 17,5%=50%;
20%=25% >20%
6. PUS dengan 4 T ber KB PUS dengan 4 Terlalu (4 T), yaitu berusia kurang dari 20 Jumlah PUS 4T ber KB d
tahun, berusia lebih dari 35 tahun, telah memiliki anak hidup jumlah PUS dengan 4T
lebih dari 3 (tiga) orang atau anak terakhir belum berusia 2
(dua) tahun yang menjadi peserta KB di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat menjadi PUS
dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1)
berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3)
telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak
kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2
tahun.
7. KB pasca persalinan PUS yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung Jumlah PUS yang meng
sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari sesudah pasca persalinan dibagi
melahirkan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu persalinan dikali 100 %,
tertentu, diralat menjadi Ibu yang mulai menggunakan alat menjadi jumlah ibu pas
kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan persalinan ber KB diba
42 hari sesudah melahirkan). sasaran ibu bersalin x 1
8. Ibu hamil yang diperiksa Ibu hamil yang melakukan ANC pertama kali/kunjungan Jumlah ibu hamil K1 yan
HIV pertama ke Puskesmas ( K1) dan diperiksa Human Imuno HIV dibagi ibu hamil K1
Deficiency Virus (HIV) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
2. Penggunaan oralit Penderita diare balita yang berobat mendapat oralit di Jumlah penderita diare b
pada balita diare, diralat sarana kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas diberi oralit di sarana kes
menjadi Proporsi pada kurun waktu tertentu diralat menjadi Penderita dibagi total penderita dia
penggunaan oralit pada diare balita yang berobat mendapat oralit di fasilitas dikali 100 % diralat menj
balita pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja penderita diare balita ya
Puskesmas pada kurun waktu tertentu oralit di fasilitas pelayan
kesehatan dan kader dib
penderita diare balita di
3. Penggunaan Zinc pada Penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di wilayah Jumlah penderita diare b
balita diare, diralat kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat diberi tablet Zinc di sara
menjadi Proporsi menjadi Penderita diare balita yang berobat mendapat kesehatan dibagi jumlah
penggunaan Zinc tablet Zinc difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah diare balita dikali 100 %,
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu menjadi Jumlah penderi
balita yang diberi tablet
fasilitas pelayanan keseh
total penderita diare bal
100 %
4. Pelaksanaan kegiatan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan Kegiatan LROA secara ter
Layanan Rehidrasi Oral LRO, yaitu 1. Layanan konseling dalam 3 bulan terakhir de
Aktif (LROA) rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan periode pelaporan tahun
pemberian Zinc 2. Tata laksana diralat menjadi Kegiatan
diare 3. Sosialisasi dan secara terus menerus da
peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya dengan periode pelapor
pencegahan dan penanggulangannya tribulan. Dala
4. Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi tribulan, laporan bulana
ringan sampai sedang 5.Observasi dan lengkap` Kalau dalam
penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang hanya ada laporan 1 bul
paling sedikit 3 ( tiga) jam dianggap tidak ada LROA
6.Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak Kalua dalam 1 tahun han
oralit yang harus diminum kepada orang tribulan 4 daja, dianggap
tua/pengasuh/keluarganya mencapai 25%
2 ISPA
Penemuan penderita Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan Jumlah penderita Pnemo
Pneumonia balita tatalaksana sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas yang ditangani dibagi tar
pada kurun waktu tertentu. dikali 100%.
Target balita = 4,45 % x (
jumlah penduduk)
3 KUSTA
1. Pemeriksaan kontak Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih Jumlah kontak dari kasus
dari kasus Kusta baru kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa dalam 1 (s
yang diperiksa. Dengan asumsi jumlah kontak yang ada dibagi jumlah kontak dar
disekitar penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di Kusta baru seluruhnya di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2. Kasus Kusta yang Penderita Kusta yang diperiksa Pemeriksaan Fungsi Syaraf Jumlah penderita Kusta y
dilakukan PFS secara (PFS) yang masih berobat secara rutin (12 kali untuk diperiksa PFS dalam 1 ta
rutin MB/Multi Basiler dan 6 kali untuk PB/Pauci Basiler) rutin dibagi jumlah seluru
diantara seluruh penderita dalam 1 (satu) tahun di wilayah penderita dalam 1 tahun
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu %
Catatan: tidak dihitung s
pembagi bila tidak ada k
diralat/dihilangkan
3. RFT penderita Kusta Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB Jumlah penderita baru PB 1
1 (satu) tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua
sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat waktu di sebelumnya menyelesaikan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu tepat waktu dibagi jumlah
baru PB 1 (satu) tahun sebe
MB 2 (dua) tahun sebelumn
mulai pengobatan dikali 10
menjadi Jumlah penderita
(satu) tahun sebelumnya d
(dua) tahun sebelumnya m
pengobatan dibagi jumlah
baru PB 1 (satu) tahun sebe
MB 2 (dua) tahun sebelum
mulai pengobatan dikali 10
4. Penderita baru pasca Penderita Kusta tipe PB (dari 1 tahun sebelumnya) dan tipe Jumlah penderita baru PB
pengobatan dengan MB (dari 2 tahun sebelumnya) yang menyelesaikan yang menyelesaikan pen
score kecacatannya tidak pengobatan tepat waktu dengan score kecacatan yang tepat waktu dengan scor
bertambah atau tetap tidak bertambah/ tetap dari total penderita baru tipe PB kecacatannya tidak berta
dan MB di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tetap dibagi jumlah pend
tertentu yang memulai Multi Drug
(MDT) pada period kohor
sama dikali 100%, diralat
Jumlah penderita baru P
yang menyelesaikan pen
tepat waktu dengan scor
kecacatannya tidak bert
tetap dibagi jumlah pen
yang memulai pengobat
period kohort yang sama
100%
5. Kasus defaulter Kusta Defaulter yaitu penderita Kusta yang tidak menyelesaikan Jumlah kasus PB / MB ya
pengobatan tepat waktu, meliputi penderita PB tidak ambil menyelesaikan pengobat
obat lebih dari 3 (tiga) bulan, MB tidak ambil obat lebih waktu dibagi jumlah kas
dari 6 (enam) bulan, diantara kasus baru yang mendapat PB/MB yang mendapat p
pengobatan pada periode 1 (satu) tahun. pada periode yang sama
100% , diralat menjadi Ju
PB / MB yang tidak meny
pengobatan dibagi jumla
baru PB/MB yang mulai
pada periode yang sama
100%
Catatan untuk kinerja Pu
<5% = 100%;
7,5% = 75%;
10%=50%;
-15%=25% >15
6. Proporsi tenaga Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Jumlah tenaga kesehatan
kesehatan Kusta Program P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada mendapat sosialisasi kus
tersosialisasi jumlah seluruh tenaga ke
dikali 100%
7. Kader kesehatan Kusta Kader kesehatan yang telah tersosialisasi Program P2 Jumlah kader kesehatan
tersosialisasi , diralat Kusta terutama untuk membantu penemuan suspek kusta mendapat sosialisasi kus
menjadi Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu, jumlah seluruh kader kes
yang telah mendapat diralat menjadi Kader Posyandu yang telah tersosialisasi dikali 100% , diralat men
sosialisasi kusta Program P2 Kusta terutama untuk membantu penemuan kader Posyandu telah m
suspek kusta di wilayah kerja Puskesmas pada kurun sosialisasi kusta dibagi j
waktu tertentu seluruh kader Posyandu
100%
8. SD/ MI telah SD/ MI yang ada Kusta telah dilakukan screening Kusta Jumlah SD / MI telah dila
dilakukan screening pada kurun waktu tertentu , diralat menjadi SD/ MI yang screening Kusta dibagi ju
Kusta telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu seluruh SD / MI dikali 10
tertentu
5 TBC
1.Kasus TBC yang Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku Jumlah kasus TBC yang d
ditemukan dan diobati dan dilaporkan diobati secara baku dan d
dibagi jumlah kasus TBC
ditemukan dan diobati di
2.Terduga TBC yang Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang Jumlah orang terduga
mendapatkan pelayanan terduga TBC meliputi : 1. dilakukan pemeriksaan
TBC sesuai standart , Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam kurun waktu satu
diralat menjadi setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan Jumlah orang yang te
Persentase Pelayanan batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan gejala lainnya dalam kurun waktu satu
orang terduga TBC dan tanda 2. Pemeriksaan sama dikalli 100%, dira
mendapatkan pelayanan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau Jumlah orang terduga
TBC sesuai standar bakteriologis dan/atau radiologis 3. Edukasi mendapatkan pelayanan
(Standar Pelayanan perilaku beresiko dan pencegahan penularan standar di fasyankes d
Minimal ke 11) 4. Melakukan rujukan jika diperlukan waktu satu tahun dib
orang terduga TBC ya
wilayah kerja pada ku
satu tahun yang sama di
3.Angka Keberhasilan Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap Jumlah pasien TBC yang
pengobatan kasus TBC dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan dan pengobatan lengkap
( Success Rate/SR) jumlah semua kasus TBC
diobati, dicatat dan dilap
100%
6 PKPR
1.Melaksanakan Setiap remaja usia 10 s.d 18 tahun mendapat penyuluhan
konseling Remaja bagi kesehatan atau konseling 2x setahun.
remaja yang sudah
kontak dengan petugas
PKPR
2.Melakukan pembinaan Puskesmas Melakukan pembinaan terhadap sekolah umum
Kesehatan Remaja Pada 1 dan sekolah berbasis agama dengan melakukan KIE di
Sekolah umum dan sekolah binaan,1 sekolah dalam setahun dengan frekwensi
sekolah agama 2 x dalam 2x dalam setahun
setahun
4.Melatih Konselor Puskesmas melatih konselor sebaya minimal 10 % dari
sebaya di sekolah jumlah murid disekolah binaan.
minimal 10 % dari jumlah
siswa
7 Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
1. Sekolah (SMP dan Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh atau Jumlah sekolah (SMP da
SMA/sederajat) yang dijelaskan tentang penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja SMA/sederajat) yang me
sudah dijangkau Puskesmas selama bulan pada kurun waktu tertentu penyuluhan HIV/AIDS dib
penyuluhan HIV/AIDS seluruh sekolah (SMP da
SMA/sederajat) di wilaya
Puskesmas dikali 100%
2. Orang yang beresiko Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, TB, Jumlah orang yang beres
terinfeksi HIV pasien Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga Binaan terinfeksi HIV dibagi jum
mendapatkan Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza mendapatkan beresiko terinfeksi HIV ya
pemeriksaan HIV pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai mendapatkan pemeriksa
(Standar Pelayanan kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya serta sesuai standar di Puskesm
Minimal ke 12) lapas/rutan narkotika jaringannya dalam kurun
tahun dikali 100%
8 Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Angka Bebas Jentik Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas pada Jumlah rumah bebas jen
(ABJ) kurun waktu tertentu jumlah rumah yang diper
jentiknya dikali 100 %
2. Penderita DBD Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan Jumlah kasus DBD yang d
ditangani berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan sesuai standar Tatalaksan
ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di Pengobatan DBD dibagi d
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh DBD yang
terlaporkan di wilayah Pu
dikali 100%
Catatan: tidak dihitung se
pembagi bila tidak ada k
3.PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan Jumlah kasus DBD yang d
pemeriksaan jentik, pencarian kasus DBD yang lain serta dibagi jumlah seluruh kas
menentukan tindakan penanggulangan fokus selanjutnya. wilayah Puskesmas dikali
yang dilakukan terhadap setiap kasus DBD di wilayah kerja Catatan: tidak dihitung se
Puskesmas pada kurun waktu tertentu pembagi bila tidak ada k
7 MALARIA
1.Penderita Malaria yang Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya Jumlah kasus klinis Malar
dilakukan pemeriksaan secara laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada diperiksa SD nya secara l
SD kurun waktu tertentu dibagi jumlah kasus Mala
dikali100%
2.Penderita positif Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan Jumlah penderita Malaria
Malaria yang diobati laboratorium, yang dalam sediaan darahnya terdapat mendapat pengobatan A
sesuai standar (ACT) Plasmodium baik Plasmodium Falciparum, Vivax dikali atau jenis Plasmodium dibagi
campuran yang mendapat pengobatan Artesunat kasus Malaria dikali 100 %
Combination Therapi (ACT) dan dosis pengobatan sesuai
jenis Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Penderita positif Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya Jumlah kasus malaria yan
Malaria yang di follow up pada hari ke 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan dilakukan follow up peng
laboratoriumnya negatif di wilayah kerja Puskesmas pada pada hari ke 7, 14 dan 28
kurun waktu tertentu hasil pemeriksaan labora
negatif dibagi jumlah kas
dikali 100 %
3.Kenaikan tingkat Kenaikan tingkat kemandirian keluarga KM I adalah Keluarga Jumlah keluarga yang me
kemandirian keluarga menerima keperawatan kesehatan masyarakat kenaikan tingkat kemand
setelah pembinaan KM II adalah Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan jumlah seluruh keluarga
masalahkesehatannya secara benar, dan melakukan dikali 100%
tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran. KM III
adalah Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan secara aktif dan melakukan tindakan pencegahan
secara aktif. KM IV adalah
keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif
2 Pelayanan Kesehatan Jiwa
1.Pemberdayaan Kelompok Masyarakat yang dimaksud adalah anggota suatu Jumlah kelompok masyar
kelompok masyarakat lembaga/Ormas (PMR, Karang taruna, SBH, Posyandu. sudah mendapat sosialisa
terkait program Kelompok Keagamaan Remaja dll ) sudah mendapat keswa dibagi jumlah kelo
kesehatan jiwa sosialisasi tentang deteksi dini gangguan jiwa dan cara masyarakat yang ada di w
merujuk ke Puskesmas di wilayah kerjanya periode Januari Puskesmas dikali 100%
s/d Desember tahun berjalan ralat menjadi tahun
sebelumnya
2.Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi Jumlah ODGJ berat di wil
jiwa ODGJ berat sesuai psikotik akut dan Skizofrenia meliputi: Kab/Kota yang mendapa
standar 1. Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi pelayanan kesehatan jiw
a. Pemeriksaan status mental standar dalam kurun wak
b. Wawancara tahun dibagi Jumlah ODG
2. Edukasi kepatuhan minum obat berdasarkan proyeksi di w
3. Melakukan rujukan jika diperlukan ( Standar Pelayanan kerja Kab/Kota dalam kur
Minimal ke 10) satu tahun yang sama. Di
3. Cakupan Pelayanan Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa adalah jumlah ODGJ Jumlah ODGJ berat dan O
Kesehatan Jiwa berat (Bipolar, Skizoprenia, Psikotik) dan ODGJ ringan ringan/GME di wilayah k
(Depresif, Neurotik)/Gangguan Mental Emosional (GME) Puskesmas yang mendap
yang mendapat pelayanan sesuai standar pelayanan kesehatan jiw
pelayanan kesehatan dal
waktu satu tahun dibagi
jumlah ODGJ berat dan O
ringan/GME di wilayah ke
Puskesmas dalam kurun
tahun di kali 100%
Estimasi ODGJ Berat dan
/Gangguan Mental Emos
: Jumlah ODGJ berat = 0,
Jumlah
Penduduk Total x 70% (p
usia 15 - 69
tahun)
Jumlah ODGJ ringan/ GM
3.Penemuan kasus Kasus katarak yang ditemukan melalui pemeriksaan atau Jumlah kasus katarak dib
katarak pada usia diatas kegiatan screening untuk usia diatas 45 (empat puluh lima) jumlah penduduk usia leb
45 tahun tahun baik dalam gedung maupun luar gedung di wilayah tahun yang dilakukan skr
kerjanyapada kurun waktu tertentu tahun sebelumnya. dikali 100%
4.Pelayanan rujukan Penderita penyakit mata yang dirujuk dengan menjalani Jumlah penyakit mata ya
mata pemeriksaan/pengobatan sebelumnya atau tidak di wilayah dibagi jumlah penderita p
Puskesmas pada kurun waktu tertentu tahun sebelumnya. mata dikali 100%
Telinga
1.Penemuan kasus Kasus penyakit telinga (antara lain : serumen, presbycusis, Jumlah kasus penyakit te
penyakit telinga di hearing loss, OMSK, congenital) yang ditemukan melalui dibagi jumlah pasien yan
puskesmas pemeriksaan/kegiatan screening baik yang dilakukan di screening dikali 100%
dalam gedung dan luar gedung di wilayah Puskesmas pada
kurun waktu tertentu tahun sebelumnya.
2.Penemuan dan Kasus serumen prop yang ditemukan dan ditangani pada Jumlah kasus serumen pr
ditangani Kasus saat screening/penjaringan dan atau pada saat berobat di ditemukan dan ditangan
Serumen Prop puskesmas di wilayah Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah kasus serumen p
tahun sebelumnya. 100%
3. Promotif dan preventif Salah satu atau seluruh kegiatan promosi (penyuluhan, Jumlah promotif dan pre
yang dilakukan pada konseling, latihan olahraga dll) dan/atau preventif yang dilakukan pada kelo
kelompok kesehatan (imunisasi, pemeriksaan kesehatan, APD, ergonomi, kesehatan kerja dibagi ju
kerja pengendalian bahaya lingkungan dll) yang dilakukan seluruh Pos UKK di wilaya
minimal 1 (satu) kali tiap bulan selama 12 (dua belas) bulan dikali 100%
pada kelompok kesehatan kerja.
9 Kesehatan Matra
1.Hasil pemeriksaan Jemaah haji yang dilakukan pemeriksaan kesehatan yang Jumlah hasil pemeriksaan
kesehatan jamaah haji 3 dientry dalam siskohat (Sistem Komputerisasi Kesehatan haji yang dientry dalam s
bulan sebelum Terpadu) pada 3 (tiga) bulan sebelum operasional pada 3 (tiga) bulan sebelu
operasional terdata. operasional dibagi denga
kuota jemaah haji pada t
berjalan dikali 100 %
9.Pelayanan konseling Pelayanan konseling gizi untuk semua pasien di Puskesmas Jumlah konseling gizi pas
gizi tahun berjalan Puskesmas dibandingkan
kunjungan pasien ke Pus
per tahun dikali 100%
Catatan untuk kinerja Pu
> 5% = 100%;
> 4 - <5% = 75%;
>3 - 4%=50%;
>2 - 3%=25%
<1-2 % = 0%
2 Pelayanan Gawat Darurat
Kelengkapan pengisian Kelengkapan pengisian data informed consent meliputi Jumlah informed consent
informed consent identitas pasien, informasi (diagnosis dan tata cara tindakan darurat yang diisi lengka
kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan, jumlah informed consent
alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi pelayanan gawat darurat
yang mungkin terjadi, prognosis dari tindakan yang akan 100%
dilakukan serta perkiraan pembiayaan) dan tanda tangan saksi
serta pemberi layanan.
3 Pelayanan Kefarmasian
1.Kesesuaian item Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Puskesmas Jumlah item obat di Pusk
obat yang tersedia terhadap Fornas FKTP, diralat menjadi Evaluasi kesesuaian item yang sesuai dengan Forn
dalam Fornas obat yang tersedia di Puskesmas terhadap Fornas FKTP. dibagi jumlah item obat y
Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia dengan tersedia di Puskemas dik
Fornas dilakukan setiap bulan. Contoh: Jumlah obat Pus
yang sesuai dengan forna
item, yang tersedia 513 i
% kesesuaian =297/513x
57,89%
2 . Ketersediaan obat Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar terhadap Bila obat tersedia untuk pel
dan vaksin terhadap 20 item obat indikator (Albendazol, Amoxicillin 500 mg, Amoxicillin syr, Puskesmas maka diberi ang
20 item obat Dexamethason tab, Diazepam 5 mg/ml amp, Epinefrin (Adrenalin) 0,1% obat tidak tersedia untuk p
indikator (sebagai HCL) amp, Fitomenadion (Vitamin K) inj, Furosemide 40 Puskesmas maka diberi ang
mg/HCT, Garam Oralit, Glibenklamid/Metformin, Captopril, Mg SO4 inj, (catatan : bila obat tidak di
Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml, Obat Anti TB Dewasa, Oksitosin oleh Puskesmas dan tidak t
amp, Paracetamol 500 mg, Tablet Tambah Darah, Vaksin BCG, Vaksin TT, (kosong) di Puskesmas ters
Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib), ditambah dengan keterangan dalam format pelaporanny
Pemilihan obat dan vaksin 20 item tersebut adalah sesuai dengan N/A, dan dalam perhitunga
pedoman Indikator Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata Kelola bernilai 1). Perhitungan dip
Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI. Penilaian dengan cara = Jumlah kumu
ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap bulan. obat indikator yang tersedi
Puskesmas dibagi 20 dikali
3. Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni Jumlah Penggunaan Antibi
antibiotika pada per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut, diralat menjadi ISPA non Pneumonia dibagi
penatalaksanaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA non kasus ISPA non Pneumonia
ISPA non pneumonia pneumoni per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut. %
Penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non- Catatan kinerja Puskesmas
pneumonia memiliki batas toleransi maksimal sebesar 20%. Data ≤ 20% = 100%
sampel diambil dari resep dengan diagnosa penyakit misal seperti ISPA 21-40 % =75%
ats (acute upper respiratory tract infection) (diagnosa dokter/perawat 41-60 % = 50%
tidak spesifik), pilek (common cold), batuk-pilek, otitis media, sinusitis 61-80 % = 25%
atau dalam kode ICD X berupa J00, J01, J04, J05, J06, J10, J11. > 80 % = 0%
4.Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik Jumlah penggunaan Antibi
antibiotika pada terhadap seluruh kasus tersebut, diralat menjadi Penggunaan diare non spesifik dibagi jum
penatalaksanaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik terhadap diare non spesifik dikali 10
kasus diare non seluruh kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd penatalaksanaan Catatan kinerja Puskesmas
kasus diare non-spesifik memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare ≤ 8 % = 100%
spesifik
Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas, virus, dll 9 - 20 % =75%
(non bakterial). Data diambil jika diagnosa ditulis diare mencret atau 21 - 40 % = 50%
sejenisnya atau dalam kode ICD X berupa A09 dan K52. 41 - 60 % = 25%
> 60% = 0%
5.Penggunaan Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia terhadap Jumlah penggunaan injeksi
Injeksi pada Myalgia seluruh kasus tersebut, diralat menjadi Penggunaan injeksi pada myalgia dibagi jumlah kasus
penatalaksanaan kasus myalgia terhadap seluruh kasus tersebut. dikali 100%
Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia dengan batas Catatan kinerja Puskesmas
toleransi maksinal 1%. Data diambil jika diagnosa ditulis nyeri otot, ≤ 1 % = 100%
pegal-pegal sakit pinggang, atau sejenisnya yang tidak membutuhkan 2 - 10 % =75%
injeksi (misal vitamin B1) 11 - 20 % = 50%
21 - 30 % = 25%
> 30 % = 0%
6. Rerata item obat rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut. Jumlah item obat per lemba
yang diresepkan Rerata item obat perlembar resep dengan batas toleransi 2,6. dibagi jumlah resep
Catatan kinerja Puskesmas
≤ 2,6 = 100%
2,7 - 4 =75%
5 - 7 = 50%
8 - 9 = 25%
> 9 = 0%
7. Penggunaan Obat Prosentase penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus Jumlah % capaian masing-m
Rasional (POR) ISPA non pneumoni, diare non spesifik, injeksi pada indikator peresepan dibagi
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata item obat per lembar komponen indikator perese
resep terhadap seluruh kasus tersebut. dengan rumus = {[(100-a)x1
[(100-b)x100/92]+[(100-c)x
[(100-d)x4/1,4]}/4
Catatan :
a) % Pengg. AB pada ISPA n
Pneumonia = Jumlah Pengg
ISPA non Pneumonia/Jumla
ISPA non Pneumonia x 100
Jika a ≤ 20 %, maka persent
indikator kinerja POR untuk
tersebut adalah 100 %.
b) % Pengg. AB pada Diare n
= Jumlah Pengg. AB pd diar
spesifik/Jumlah kasus diare
spesifik x 100 %
Jika b ≤ 8 %, maka persenta
indikator kinerja POR untuk
tersebut adalah 100 %.
c) % Pengg. Injeksi pada My
=Jumlah Pengg. Injeksi pada
myalgia/Jumlah kasus myal
Jika c ≤ 1 %, maka persenta
indikator kinerja POR adala
d) Poin d dihitung dengan c
mempersentasekan rerata
dengan cara = nilai rerata it
yang diresepkan/4 x 100%.
Rumus rerata item obat yan
diresepkan = Jumlah item o
lembar resep.
Jika d ≤ 2,6 item, maka pers
capaian indikator kinerja PO
100 %
Jika d ≥ 4 item, maka persen
capaian indikator kinerja PO
%.
4 Pelayanan Laboratorium
1.Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: a.Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Jumlah jenis pelayanan y
Hitung trombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa
pelayanan perdarahan dan Masa pembekuan. tersedia dibagi Jumlah st
laboratorium dengan b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin direk, jenis pelayanan (50) dika
standar SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat,Ureum/BUN, Kreatinin,
Trigliserida, Kolesterol total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis, Malaria,
Microfilaria dan Jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg, Anti
Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat
jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit,
Eritrosit dan Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2.Ketepatan waktu Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima Jumlah pasien dengan wa
tunggu penyerahan hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis pemeriksaan dan tunggu penyerahan hasil
hasil pelayanan kebijakan tentang waktu tunggu penyerahan hasil laboratorium sesuai jenis
laboratorium pemeriksaan dan kebijak
jumlah seluruh pemeriks
100%
3.Kesesuaian hasil Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium memenuhi +2SD- Jumlah pemeriksaan mut
pemeriksaan baku -2SD (Standar Deviasi) oleh Tenaga Puskesmas yang kompeten, yang memenuhi standar
mutu internal (PMI) dilakukan evaluasi, analisa dan tindak lanjut, diralat menjadi (satu) parameter dari hem
Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium oleh Tenaga Kimia Klinik, serologi, dan
Puskesmas yang kompeten, dilakukan evaluasi, analisa dan bakteriologi dibagi jumla
tindak lanjut pemeriksaan dalam 1 (sa
dikali 100%
4. Pemeriksaan Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil minimal 1 (satu) kali Jumlah pemeriksaan Hem
Hemoglobin pada selama kehamilan oleh tenaga yang kompeten minimal 1 (satu) kali pad
ibu hamil dibagi jumlah ibu hamil y
berkunjung ke Puskesma
100%
7. Pemeriksaan Pemeriksaan sputum pada setiap orang terduga TB
Sputum pada orang
terduga TB
5. Pemeriksaan Pemeriksaan Reduksi urine pada ibu hamil dengan resiko tingg
Reduksi urine pada
ibu hamil dengan
resiko tinggi
5 Pelayanan Rawat Inap
1.Bed Occupation Pemakaian tempat tidur di Puskesmas rawat inap setiap bulan Jumlah hari perawatan d
Rate(BOR) dan rata-rata setahun bulan dibagi hasil kali jum
tempat tidur dengan jum
dalam 1 bulan ybs
Catatan kinerja Puskesm
menjadi : 10%
= 100%
70% = 75%
>70 - 80% = 50%
>80 - 90% = 25%
<10% atau >90% = 0%
2.Kelengkapan Rekam medik yang telah diisi lengkap pada pelayanan rawat inap Jumlah rekam medis yan
pengisian rekam oleh staf medis dan atau tenaga yang diberikan pelimpahan dibagi jumlah rekam med
medik rawat inap kewenangan, meliputi kelengkapann pengisian identitas, SOAP, bulan di pelayanan rawat
KIE, asuhan keperawatan, lembar observasi , lembar rujukan, dikali 100%
asuhan gizi, resume medis, surat pemulangan, informed concent,
monitoring rujukan, monitoring pra, selama dan sesudah
pemberian anestesi dan laporan operasi
4.4 MANAJEMEN
N Rentang Ni
Jenis Variabel Definisi Operasional
o Nilai 0 Nilai 4 N
1 Manajemen Umum
1.Rencana 5 (lima) tahunan dan Rencana 5 (lima) tahunan dan Tidak ada Ada, tidak Ada, se
Rencana Tahunan Rencanan tahunan sesuai visi, rencana 5 sesuai visi, misi, tu
misi, tugas pokok dan fungsi (lima) tahunan misi, tugas pokok
Puskesmas bedasarkan pada dan Rencanan pokok dan Puskes
analisis kebutuhan masyarakat tahunan fungsi berdas
akan pelayanan kesehatan sebagai Puskesmas, pada a
upaya untuk meningkatkan tidak kebutu
derajat kesehatan masyarakat berdasarkan masya
secara optimal dan sesuai siklus pada analisis sesuai
manajemen puskesmas kebutuhan manaje
masyarakat Puskes
dan siklus
manajemen
Puskesmas
2. RUK Tahun (N+1) RUK (Rencana Usulan Kegiatan) Tidak ada Ada , tidak Ada, s
Puskesmas untuk tahun yad sesuai visi, misi, tu
( N+1) dibuat berdasarkan analisa misi, tugas pokok
situasi, kebutuhan dan harapan pokok dan Puskes
masyarakat dan hasil capaian fungsi berdas
kinerja, prioritas serta data 2 Puskesmas,ti pada a
( dua) tahun yang lalu dan data dak kebutu
survei, disahkan oleh Kepala berdasarkan masya
Puskesmas pada analisis kinerja
kebutuhan
masyarakat
dan kinerja
3.RPK/POA bulanan/tahunan Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada Ada dokumen RPK dokum
Kegiatan (RPK), sebagai acuan dokumen RPK tidak sesuai sesuai
pelaksanaan kegiatan yang akan RUK, Tidak ada pe
dijadwalkan selama 1 (satu) tahun ada dengan
dengan memperhatikan visi misi pembahasan maupu
dan tata nilai Puskesmas dengan LP dalam
maupun LS, penen
dalam jadwal
penentuan
jadwal
4.Lokakarya Mini bulanan (lokmin Rapat Lintas Program (LP) Tidak ada Ada, Ada, d
bulanan) membahas review kegiatan, dokumen dokumen correcti
permasalahan LP,rencana tindak tidak memuat action,
lanjut (corrective action) , beserta evaluasi hadir,
tindak lanjutnyasecara lengkap. bulanan hasil
Dokumen lokmin awal tahun pelaksanaan lokmin
memuat penyusunan POA, kegiatan dan n rapa
briefing penjelasan program dari langkah tiap bu
Kapus dan detail pelaksanaan koreksi lengka
program (target, strategi
pelaksana) dan kesepakatan
pegawai Puskesmas. Notulen
memuat evaluasi bulanan
pelaksanaan kegiatan dan langkah
koreksi.
5.Lokakarya Mini tribulanan Rapat lintas program dan Lintas Tidak ada Ada, Ada Do
(lokmin tribulanan) Sektor (LS) membahas review dokumen dokumen correc
kegiatan, permasalahan LP, tidak memuat action,
corrective action, beserta tindak evaluasi hadir,
lanjutnya secara lengkap tindak bulanan hasil
lanjutnya. Dokumen memuat pelaksanaan lokmin
evaluasi kegiatan yang kegiatan dan n rapa
memerlukan peran LS langkah lengka
koreksi
6. Survei Keluarga Sehat (12 Survei meliputi: 1. KB 2. survei kurang Dilakukan Dilakuk
Indikator Keluarga Sehat) Persalinan di faskes 3. Bayi dari 30% survei >30%, >30%,d
dengan imunisasi dasar lengkap, dilakukan interve
bayi dengan ASI eksklusif intervensi dilakuk
4. Balita ditimbang 5. awal dan data ap
Penderita TB, hipertensi dan dilakukan dan dil
gangguan jiwa mendapat entri data analisi
pengobatan, tidak merokok, JKN, aplikasi survei
air bersih dan jamban sehat yang
dilakukan oleh Puskesmas dan
jaringannya
7.Survei Mawas Diri (SMD) Kegiatan mengenali keadaan dan Tidak dilakukan Ada dokumen Ada do
masalah yang dihadapi KA dan SOP dan SO
masyarakat serta potensi yang SMD tapi dilaksa
dimiliki masyarakat untuk belum SMD, a
mengatasi masalah tersebut.Hasil dilaksanakan rekapa
identifikasi dianalisis untuk SMD, ti
menyusun upaya, selanjutnya analisi
masyarakat dapat digerakkan kegiata
untuk berperan serta aktif untuk dibutu
memperkuat upaya perbaikannya masya
sesuai batas kewenangannya..
8. Pertemuan dengan masyarakat Pertemuan dengan masyarakat Tidak ada Ada ada pe
dalam rangka pemberdayaan dalam rangka pemberdayaan pertemuan pertemuan minim
Individu, Keluarga dan Kelompok (meliputi keterlibatan dalam minimal 2 kali setahu
perencanaan, pelaksanaan dan setahun hasil
evaluasi kegiatan) Individu, pemba
Keluarga dan Kelompok. untuk
pembe
masya
9.SK Tim mutu dan uraian tugas Surat Keputusan Kepala Tidak ada SK Ada SK Tim Ada SK
Puskesmas dan uraian tugas Tim Tim, uraian Mutu, tidak Mutu d
Mutu (UKM Essensial, UKM tugas serta ada uraian tugas,
pengembangan , UKP, evaluasi tugas dan evalua
Administrasi Manajemen, Mutu, pelaksanaan evaluasi pelaks
PPI, Keselamatan Pasien serta uraian tugas pelaksanaan uraian
Audit Internal), serta dilaksanakan uraian tugas
evaluasi terhadap pelaksanaan
uraian tugas minimal sekali
setahun
10.Rencana program mutu dan Rencana kegiatan Tidak ada Ada rencana Ada se
keselamatan pasien perbaikan/peningkatan mutu dan dokumen pelaksanaan dokum
keselamatan pasien lengkap rencana kegiatan rencan
dengan sumber dana dan sumber program mutu perbaikan pelaks
daya, jadwal audit dan dan kegiata
internal,kerangka acuan kegiatan keselamatan peningkatan perbai
dan notulen serta bukti pasien mutu, tidak pening
pelaksanaan serta evaluasinya ada bukti mutu d
pelaksanaan pelaks
dan evalua
evaluasinya dilakuk
11.Pengelolaan risiko di Melakukan identifikasi risiko dan Tidak ada Ada Ada id
Puskesmas membuat register risiko Admin, dokumen identifikasi risiko d
UKM dan UKP, membuat laporan identifikasi risiko, memb
insiden KTD, KPC, KTC,KNC risiko, register register risiko registe
,melakukan analisa, melakukan risiko admin, Admin, UKM admin
tindak lanjut dan evaluasi UKM dan UKP, dan UKP, UKP, l
,membuat pelaporan ke Dinkes laporan insiden tidak ada insiden
Kab/Kota KTD, KPC, laporan KPC, K
KTC,KNC insiden , tidak a
,analisa, analisa, analisa
rencana tindak rencana tindak
lanjut, tindak tindak lanjut, tindak
lanjut dan tindak lanjut evalua
evaluasi serta dan evaluasi pelapo
pelaporan ke serta Dinkes
Dinkes pelaporan ke
Kab/Kota Dinkes
Kab/Kota
12.Pengelolaan Pengaduan Pengelolaan pengaduan meliputi tidak ada Media dan Media
Pelanggan menyediakan media pengaduan, media data tidak ata
mencatat pengaduan (dari Kotak pengaduan, lengkap, ada lengka
saran, sms, email, wa, telpon dll), data ada, analisa , sebagi
melakukan analisa, membuat analisa lengkap rencana rencan
rencana tindak lanjut, tindak dengan tindak lanjut , lanjut,
lanjut dan evaluasi rencana tindak tindak lanjut lanjut
lanjut, tindak dan evaluasi evalua
lanjut dan belum ada ada .
evaluasi
13.Survei Kepuasan Masyarakat Survei Kepuasan adalah kegiatan Tidak ada data Data tidak Data
dan Survei Kepuasan Pasien yang dilakukan untuk mengetahui lengkap,anali lengka
kepuasan masyarakat/pasien sa , rencana sebagi
terhadap kegiatan/pelayanan yang tindak lanjut , rencan
telah dilakukan Puskesmas tindak lanjut lanjut,
dan evaluasi lanjut
serta evalua
publikasi publika
belum ada ada
14.Audit internal Pemantauan mutu layanan Tidak dilakukan Dilakukan, Dilakuk
sepanjang tahun, meliputi audit audit internal dokumen dokum
input, proses (PDCA) dan output lengkap, tidak lengka
pelayanan, ada jadwal selama ada analisa, analisa
setahun, instrumen, hasil dan rencana tindak
laporan audit internal tindak lanjut, tidak a
tindak lanjut lanjut
dan evaluasi evalua
15.Rapat Tinjauan Manajemen Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tidak ada RTM, Dilakukan 1 Dilakuk
dilakukan minimal 2x/tahun untuk dokumen dan kali setahun, setahu
meninjau kinerja sistem rencana dokumen notule
manajemen mutu, dan kinerja pelaksanaan notulen, hadir,
pelayanan/ upaya Puskesmas kegiatan daftar hadir analisa
untuk memastikan kelanjutan, perbaikan dan lengkap, ada tindak
kesesuaian, kecukupan, dan peningkatan analisa, (perba
efektifitas sistem manajemen mutu rencana ngkata
mutu dan sistem pelayanan, tindak lanjut tindak
menghasilkan luaran rencana (perbaikan/p belum
perbaikan serta peningkatan mutu eningkatan evalua
mutu),belum
ada tindak
lanjut dan
evaluasi
16.Penyajian/updating data dan Penyajian/updating data dan Tidak ada data Kelengkapan Keleng
informasi informasi tentang : capaian dan pelaporan data 50% data75
program (PKP), KS, hasil survei
SMD, IKM,data dasar, data
kematian ibu dan anak, status
gizi , Kesehatan lingkungan, SPM,
Pemantauan Standar Puskesmas
Jumlah Nilai Manajemen Umum Puskesmas (I)
1. SOP Pelayanan SOP pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan, Tidak ada SOP Ada SOP, Ada SO
Kefarmasian permintaan/pengadaan, penerimaan, penyimpanan, tidak lengkap lengka
distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan
farmasi klinik (penyiapan obat, penyerahan obat,
pemberian informasi obat, konseling, evaluasi penggunaan
obat, pemantauan terapi obat, dll) , diralat menjadi SOP
pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan,
permintaan/pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan
farmasi klinik (Pengkajian Dan Pelayanan Resep ,
penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian informasi
obat, konseling, evaluasi penggunaan obat (EPO), Visite
pemantauan terapi obat(PTO) khusus untuk Puskesmas
rawat inap , pengelolan obat emergensi dll)
2. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang terstandar dalam Tidak ada Ada sarana Ada sa
Pelayanan pengelolaan sediaan farmasi (adanya pallet, rak sarana prasarana, prasar
Kefarmasian obat, lemari obat, lemari narkotika psikotropika, prasarana tidak lengkap lengka
lemari es untuk menyimpan obat, APAR, sesuai kebutu
pengatur suhu, thermohigrometer, kartu stok, kebutuhan
dll) dan sarana pendukung farmasi klinik ( alat
peracikan obat, perkamen, etiket, dll)
3. Data dan Data dan informasi terkait pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada data Data tidak Data le
informasi Pelayanan (pencatatan kartu stok/sistem informasi data stok obat, lengkap, tidak terarsi
laporan narkotika/ psikotropika, LPLPO, laporan
Kefarmasian ketersediaan obat) maupun pelayanan farmasi klinik ada analisa, baik, ti
(dokumentasi PIO, konseling, EPO, PTO, MESO, laporan tidak terarsip analisa
POR, kesesuaian obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dengan baik, tindak
dan tepat waktu, diralat menjadi Data dan informasi rencana evalua
terkait pengelolaan sediaan farmasi (pencatatan kartu
stok/sistem informasi data stok obat, laporan
tindak lanjut
narkotika/psikotropika, LPLPO, laporan ketersediaan dan evaluasi
obat) maupun pelayanan farmasi klinik (dokumentasi belum ada
Verifikasi Resep, PIO, Konseling, EPO, PTO (khusus untuk
puskesmas rawat inap) , MESO, laporan POR, kesesuaian
obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dan tepat
waktu
Jumlah Nilai Manajemen Pelayanan Kefarmasian
6 Manajemen Bencana
1.Tim TRC Adanya kebijakan Tim TRC oleh kepala Tidak ada SK Ada Ada K
Puskesmas Puskesmas, terlatih dan rutin melaksakan Tim TRC yang di Kebijakan Tim TR
Simulasi Manajemen bencana sesuai SK kan Oleh Tim TRC yang tetapk
perencanaan. kepala di tetapkan kepala
Puskesmas . oleh kepala Puskes
Puskesmas. terlatih
2.Merencanakan Program manajemen bencana perlu disusun Tidak ada Ada Rencana Ada R
dan menerapkan dalam upaya menanggapi bila terjadi Rencana dan dan program dan pr
suatu program bencana internal dan/ atau eksternal yang program kesiapan kesiap
kesiapan meliputi:1.identifikasi kesiagaanmeng menghadapi mengh
menghadapi jenis,kemungkinan,dan akibat dari bencana hadapi Bencana,tida Benca
bencana yang yang mungkin terjadi (HVA),2.menentukan Bencana k ada simulasi dilaksa
peran puskesmas dalam kejadian
meliputi Rencana rencanan dan rencan
tersebut,3.strategi komunikasi jika terjadi
Kontigensi dan peta bencana ,4.manajemen sumber program progra
Resiko bencana daya,5.penyediaan pelayanan dan kesiapan kesiap
disimulasikan setiap alternatifnya,6.identifikasi peran dan menghadapi mengh
tahun yang meliputi tanggung jawab tiap karyawan,dan bencana benca
2 sampai 6 jenis manajemen konflik yang mungkin terjadi
bencana saat bencana
Jumlah Nilai Manajemen Bencana
7.Manajemen Mutu
Ta
No Jenis Variabel Definisi Operasional Cara Penghitungan
1 Indeks Kepuasan Pernyataan puas oleh pelanggan mencakup Lihat Permenpan RB No 14 100
Masyarakat (IKM) 1.Kesesuaian jenis layanan Tahun 2017 tentang Pedoman
2. Kemudahan prosedur pelayanan Penyusunan Survei Kepuasan
3. Kecepatan pemberian layanan Masyarakat Unit
4. Kewajaran biaya/tarif Penyelenggara Pelayanan
5.Kesesuaian Produk pelayanan dengan Publik Catatan
standar 6. Kompetensi penghitungan kinerja
/kemampuan petugas dalam layanan Indek IKM:
7.Perilaku petugas terkait kesopanan dan <25 = 0%
keramahan 25 - 64,99= 25 %
8. Penanganan Pengaduan pengguna layanan 65 - 76.60= 50%
9. Kualitas. Sarana dan prasarana 76,61 - 88,30 = 75%
88,31 - 100 = 100%
2 Survei kepuasan Survei kepuasan pasien tentang Jumlah kumulatif hasil > 80
pasien ketanggapan petugas, keramahan, kejelasan penilaian kepuasan dari
memberikan informasi, kecepatan pasien yang disurvei (dalam
pelayanan, kelengkapan alat/obat, prosen) dibagi jumlah total
kenyamanan ruang, ketersediaan pasien yang disurvei dikali
brosur/leaflet/poster dengan gradasi jawaban 100%
sangat puas, puas dan tidak puas (Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Pelayanan Kefarmasian)
5 Pembuangan Pembuangan limbah benda tajam/pecahan Jumlah safety box dengan 100%
limbah benda kaca memenuhi standar bila jarum suntik jarum suntik yang tidak
tajam memenuhi habis pakai tidak ditekuk, dipatahkan, tidak ditekuk, dipatahkan, tidak
standar disarungkan kembali (recapping), dibuang disarungkan kembali dibagi
dalam wadah penampung limbah benda jumlah safety box yang
tajam/safety box dekat lokasi,wadah ditutup diamati dikali 100%.
dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan
limbah
BAB V
HASIL KINERJA PUSKESMAS
5.1 HASIL KINERJA PELAYANAN KESEHATAN
5.1.1 PENILAIAN CAKUPAN KEGIATAN
5.1.1.1 UPAYA KESEHATAN WAJIB
A. UKM ESENSIAL
No UPAYA KESEHATAN KEGIATAN Satuan sasaran
(1) (3)
UKM ESSENSIAL
1 Upaya Promosi Kesehatan 1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)
1.Rumah Tangga yang dikaji Rumah Tangga
2.Institusi Pendidikan yang dikaji Sekolah, Pesantre
Kampus
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dikaji Poskesri, Pustu,
Puskesmas, RS, Kli
4. Tempat Kerja yang dikaji kantor, pabrik
5. Tempat Umum yang dikaji tempat ibadah, pas
pertokoan, termin
dermaga
2.Tatanan Sehat
1.Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 Rumah Tangga
indikator PHBS
2.Institusi Pendidikan yang yang memenuhi 9 Sekolah, Pesantre
indikator PHBS Kampus
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memenuhi Poskesri, Pustu,
6 indikator PHBS Puskesmas, RS, Kli
4.TBC
1.Kasus TBC yang ditemukan dan diobati orang
2. Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan orang
pelayanan TBC sesuai standar (SPM ke 11)
3.Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success 0
Rate/SR)
5.PKPR
1.Melaksanakan konseling Remaja bagi remaja yang sudah Anak
kontak dengan petugas PKPR Remaj
2.Melakukan pembinaan Kesehatan Remaja Pada 1 Sekolah Sekola
agama 2 x dalam setahun
3.Melakukan pembinaan Kesehatan Remaja Pada 1 Sekolah Sekola
1x dalam setahun
4.Melatih Konselor sebaya di sekolah minimal 10 % dari Murid
jumlah siswa
6.HIV/AIDS
1. Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah dijangkau anak
penyuluhan HIV/AIDS
2. Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan orang
pemeriksaan HIV (Standar Pelayanan Minimal ke 12)
7.Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Angka Bebas Jentik (ABJ) Rumah
2. Penderita DBD ditangani orang
3. PE kasus DBD orang
8.Malaria
1.Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan SD orang
2.Penderita positif Malaria yang diobati sesuai standar (ACT) orang
B.UKM PENGEMBANGAN
(1) (2)
1. UKM PENGEMBANGAN
1.Perkesmas 1.Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
( Perkesmas)
1. Cakupan Kunjungan Rumah
2. Individu dan keluarganya dari keluarga rawan yang
mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home
care)
3.Kenaikan tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan
2.JIWA 2.Pelayanan Kesehatan Jiwa
1.Pemberdayaan kelompok masyarakat terkait program
kesehatan jiwa
2.Pelayanan kesehatan jiwa ODGJ berat sesuai standar,SPM
ke 10
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa
4.Kasus ODGJ berat dengan pasung pada penduduk usia 15 <
- 69 tahun
3.Kesehatan gigi 3.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
masyarakat
1.PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/pemeriksaan
gigi dan mulut
2.Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi dan mulut
4.Kesehatan Tradisional 4.Pelayanan Kesehatan Tradisional
1.Penyehat Tradisional Ramuan yang memiliki STPT
2.Penyehat Tradisional Keterampilan yang memiliki STPT
3.Kelompok Asuhan Mandiri yang terbentuk
4.Panti Sehat berkelompok yang berijin
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional
berkelompokyang berijin
6.Pembinaan ke Penyehat Tradisional
5.Kesehatan olah raga 5.Pelayanan Kesehatan Olahraga
1.Kelompok /klub olahraga yang dibina
2.Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji
3.Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah
6.Pelayanan Kesehatan 1.Mata
Indera
1.Penemuan dan penanganan Kasus refraksi.
2.Penemuan kasus kelainan mata di Puskesmas
3.Penemuan kasus katarak pada usia diatas 45 tahun
4.Pelayanan rujukan mata
2.Telinga
1.Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas
2.Penemuan dan ditangani Kasus Serumen Prop
7.Lansia 7. Pelayanan Kesehatan Lansia
1.Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut (usia ≥ 60 tahun )
(SPM ke 7)
2. Pelayanan Kesehatan pada Pra usia lanjut (45-59tahun)
8.Kesehatan Kerja 8. Pelayanan Kesehatan Kerja
1.Pekerja formal yang mendapat konseling
2.Pekerja informal yang mendapat konseling
3. Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok
kesehatan kerja
9.Matra 9. Kesehatan Matra
1.Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum
operasional terdata.
Rata-rata kinerja
No Jenis Variabel
Nilai 0
BAB VI
ANALISA HASIL KINERJA
PERIODE I/II
PUSKESMAS Puskesmas Sungai Lasi
KABUPATEN Solok
10.00
Interpretasi nilai rata2 kinerja program:
1. Baik bila nilai rata-rata > 91%
2. Cukup bila nilai rata-rata 81 - 90 %
3. Rendah bila nilai rata-rata < 5.00
80%
5. Manajemen PelayananKefarmasian 2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana
Administrasi dan
0.00
Manajemen
100.00
50.00
5. Upaya P2P 2. Upaya Kesehatan Lingkungan
0.00
UKM Pengembangan
1.Keperawatan Kesehatan Masyarakat
50.00
UKP
1.Pelayanan non rawat inap
100.00
50.00
3.Pelayanan kefarmasian
Mutu
5.00
7.1 KESIMPULAN
UPT Puskesmas Sungai Lasi telah melaksanakan penilaian kinerja ditahun 2019 Kategori
Rendah yakni 55.55 % dengan hasil sebagai berikut :
a. Administrasi dan Manajemen dengan Rata-rata 8.49 (Kategori Cukup)
b. UKM Esensial dengan Rata-rata 59.71 (Kategori Rendah)
c. UKM Pengembangan dengan Rata-rata 46.85 (Kategori Rendah)
d. UKP dengan dengan Rata-rata 81.49 (Kategori Cukup)
e. Mutu dengan dengan Rata-rata 7.38 (Kategori Rendah)
7.2 SARAN
a. Masing-masing petugas atau Penanggung Jawab Program agar dapat menyusun upaya
Inovasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas capaian program terutama untuk
program-program yang capaiaannya masih rendah
b. Diharapakan adanya koordinasi, komunikasi bimbingan dan pengawasan intensivf dari
dinas kesehatan baik untuk pelayanan maupun administrative
c. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral harus ditingkatkan baik dilevel puskesmas
maupun dilevel dinas kesehatan.