Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 alenia
ke empat adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan program
Pembangunan Nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan
Kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari Pembangunan Nasional. Tujuan
diselenggarakannya Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Dimana
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Solok yang
bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di suatu wilayah kerja
tertentu dan merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan. Fungsi
daripada Puskesmas itu sendiri adalah sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut,
Puskesmas mempunyai berbagai program kegiatan, yang diperlukan untuk mengatasi
masalah – masalah yang ada, dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan.
Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, maka masing – masing
Puskesmas wajib untuk menyusun laporan Kinerja Puskesmas. Dalam hal ini Puskesmas
Sungai Lasi telah menyusun laporan Kinerja Puskesmas tahun 2019 (Januari –
Desember 2019). Laporan ini memuat secara ringkas gambaran pelaksanaan Pembangunan
Kesehatan di Puskesmas Sungai Lasi, yang dibuat berdasarkan laporan dari masing –
masing program.
1.2 PENGERTIAN
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
kerja / prestasi Puskesmas.
Laporan kinerja yang telah dibuat ini merupakan gambaran dari situasi dan kondisi
yang ada di Puskesmas, baik dari segi sarana – prasarana dan sumber daya manusia yang
ada, sehingga dari hasil yang ada dapat dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas
diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,
kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten Solok melakukan verifikasi hasilnya.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN


1.3.1 TUJUAN
A. Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Solok.
B. Khusus
1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2). Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

1.3.2 MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan
serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat kategori kelompok puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok
untuk tahun yang akan datang.

1.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Secara
garis besar lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya – upaya
Puskesmas dalam menyelenggarakan :
1) Pelayanan Kesehatan
a. Upaya Kesehatan Wajib.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan.
2) Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan mini lokakarya dan
pelaksanaan penilaian kinerja.
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan dll.
3) Mutu Pelayanan
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan, dimana masing – masing program kesehatan mempunyai
indikator mutu tersendiri.
d. Penilaian out come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan
pengguna jasa pelayanan Puskesmas.
BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 PROFIL
2.1.1 GAMBARAN UMUM
Puskesmas Sungai Lasi terletak di 000 44’ 10’ dan 000 52’ 33’ Lintang Selatan, 1000

41’ 36’ dan 1000 Wilayah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi tepatnya di Nagari Pianggu

dan berada di jalan Lintas Sumatrera Km 13 yang berjarak ± 36 km dari Pusat Kota

Kabupaten, dapat di lalui oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Dengan Luas wilayah

kerja 171 Ha, yang terdiri dari 9 Nagari dengan 28 jorong yang berada di Wilayah

Kecamatan IX Koto Sungai Lasi yaitu Nagari Pianggu, Taruang Taruang, Bukit Bais,

Siaro - Aro, Guguk Sarai, Sungai Jambur, Sungai Durian, Koto Laweh dan Indudur,

dimana nagari Siaro – Aro, Koto Laweh dan Indudur termasuk jenis kualifikasi nagari

terpencil. Untuk jumlah penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Solok Tahun 2019 adalah 10.247 jiwa dengan jumlah laki - laki sebanyak 5.145 jiwa dan

perempuan 5.102 jiwa.

Daerah di Wilayah kerja Puskesmas Sungai Lasi adalah perbukitan dengan mayoritas

pekerjaan masyarakatnya berladang dan bertani. Kecamatan IX Koto Sungai Lasi

terdapat 1 Puskesmas, yaitu Puskesmas Sungai Lasi, dengan batas-batas wilayah kerja

adalah :

1. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Solok

2. Sebelah Utara : berbatasan dengan Koto Sawah Lunto

3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kacamatan Tigo Lurah

4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Bukit Sundi / Payung Sekaki

2.1.2 SARANA DAN PRASARANA


Tabel 2.1
Sarana dan Prasarana
No. Jenis sarana Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas dengan fasilitas Rawat Jalan 1
2. Pustu 4
3. Poskesri 11
4. Bidan Praktek swasta (BPS) 0
5. Puskel/Ambulance 1
6. Kendaraan roda 2 16
7. Posyandu Balita 17
8. Posyandu lansia 2
9. Laboratorium 1
10. Klinik KB 1
11. Rumah Dinas Dokter 1
12. Rumah Dinas Paramedis 2
14. Computer 7
15. Laptop 8
16. OHP/ In focus 2
17. Faksimile -
18. Mesin foging -
19. Genzet 1
20. LCD 1
21. Lemari es puskesmas 2
22. Lemari es pustu -
23. Fresser 1
24. Sterilisator biasa 4
25. Sterilisator ozone -
26. Telepon 1

2.2 KEUANGAN DAN DANA


Sumber dana yang dikelola oleh Puskesmas Sungai Lasi untuk kegiatan operasional
(pelaksanaan Pelayanan Kesehatan) dan kegiatan rutin (manajemen dan biaya rutin)
diperoleh dari :
Tabel 2.2
Keuangan dan Dana
N
O URAIAN ALOKASI REALISASI
RKA – SPKD Rutin :      
1 - Belanja Langsung Rp 167.826.200 Rp 162.173.113 97%
- Belanja Tidak Langsung
2 Jasa Kapitasi Askes PNS      
  - Jasa Pelayanan dan jasa Sarana Rp 373.398.088 Rp 324.223.297
3 Jamkesmas
4 Jamkesda
5 Jampersal
6 Jasa Pelayanan Umum/JKBM.  
- Jasa medis/Paramedis dan jasa
  sarana
7 BOK Rp 662.889.638 Rp 491.311.200 74%

2.3 VISI, MISI DAN MOTTO


2.3.1 VISI
Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat IX Koto Sungai Lasi yang
Optimal dan Mandiri.

2.3.2 MISI
a. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mendorong masyarakat agar selalu
berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu, merata, terjangkau
dan beretika dalam bentuk promotif, prefentif, kuratif, rehabilitatif.
c. Menyelengarakan sistem informasi puskesmas yang bermutu.

2.3.3 TATA NILAI


Puskesmas Sungai Lasi memiliki Tata Nilai yang disebut dengan “SENYUM
PEDULI” yang merupakan:
S = Santun dan ramah dalam bertutur
E = Empati dalam masalah pasien
N = Niat yang tulus dalam menolong pasien
Y = Yakin akan kemampuan diri
U = Utamakan kenyamanan pasien
M = Memberikan pelayanan sesuai standar
P = Profesional dalam bekerja
E = Efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan sesuai SOP
D = Dekat atau mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat
U = Utamakan keselamatan kerja
LI = Lima S (Senyum, Salam, Sapa, Sentuh dan Santun)

2.3.4 STRUKTUR ORGANISASI

BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

3.1 BAHAN DAN PEDOMAN


Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan
dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil /
masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman penilaian
kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan R.I. tahun 2006.

3.2 TEKNIS PELAKSANAAN


3.2.1 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan
puskesmas tahun 2019 (Januari sampai Desember 2019) dengan variabel dan
subvariabel yang terdapat dalam forum penilaian kinerja puskesmas tahun 2019.

3.2.2 PENGOLAHAN DATA


Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagai
berikut :
a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Cakupan sub variabel dan
variabel.
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau
V (%) = SV/n
Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah Rerata perjenis
kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan di kelompokkan sbb :
1) Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil 91 %
2) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3) Kelompok III (kinerja kurang) : Tingkat pencapaian hasil 80 %

b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok :
1) Manajemen Operasional Puskesmas
2) Manajemen alat dan obat
3) Manajemen keuangan
4) Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai


sbb:
1) Skala 1 nilai 4
2) Skala 2 nilai 7
3) Skala 3 nilai 10

Nilai masing – masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan


masing–masing kelompok manajemen. Sedangkan nilai manajemen
puskesmas adalah rata-rata nilai kelompok manajemen atau :

Nilai manajemen operasional + nilai manajemen alat dan obat + nilai


manajemen keuangan + nilai manajemen ketenagaan dibagi empat.

Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas sebagai berikut :


1) Kelompok I (Kinerja Baik) : Nilai > 8,5
2) Kelompok II (Kinerja Cukup) : Nilai 5,5 – 8,4
3) Kelompok III (Kinerja Kurang) : Nilai < 5,5

c. Penilaian Mutu Pelayanan


Penilaian mutu pelayanan mempergunakan skala nilai sebagai berikut :
1) Skala 1 nilai 4
2) Skala 2 nilai 7
3) Skala 3 nilai 10

Cara Penilaian Mutu Pelayanan :


1) Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yg sesuai.
2) Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel.
3) Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir
mutu.

Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi:


1) Baik : Nilai rata – rata > 8,5
2) Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
3) Kurang : Nilai < 5,5
BAB IV
DEFENISI OPERASIONAL
4.1 UKM ESSENSIAL
4.1.1 PROMOSI KESEHATAN

N
Indikator UKM Esensial Definisi Operasional Cara Penghitung
O
1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)  
1.Rumah Tangga yang Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS Jumlah Rumah Tangga y
dikaji tatanan RT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu PHBS dibagi jumlah sasa
tertentu Tangga dikali 100%
2.Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (Sekolah, Pesantren, Kampus dll) yang Jumlah Institusi Pendidik
yang dikaji dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Instistusi dikaji PHBS dibagi jumlah
Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Institusi Pendidikan dika
tertentu
3. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Poskesri, Pustu, Puskesmas, Jumlah Fasilitas Pelayana
Kesehatan yang dikaji RS, Klinik dll) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Kesehatan yang dikaji PH
Instistusi Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun jumlah sasaran Fasilitas
waktu tertentu Kesehatan dikali 100%
4. Tempat Kerja yang Tempat Kerja (kantor, pabrik dll) yang dikaji/dilaksanakan Jumlah Tempat Kerja yan
dikaji survey PHBS tatanan Tempat Kerja di wilayah kerja PHBS dibagi jumlah sasa
Puskesmas pada kurun waktu tertentu Kerja dikali 100%
5. Tempat Umum yang Tempat Umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, Jumlah Tempat Umum y
dikaji dermaga dll) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan PHBS dibagi jumlah sasa
Tempat Umum di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Umum dikali 100%
waktu tertentu
2 Tatanan Sehat
1.Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Jumlah Rumah Tangga y
yang memenuhi 10 Rumah Tangga) yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah memenuhi 10 indikator P
indikator PHBS tangga (persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI rumah tangga dibagi jum
eksklusif, menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, rumah tangga yang dikaj
mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, menggunakan 100%
jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah
dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok di
dalam rumah) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari Jumlah Institusi Pendidik
yang memenuhi 9 institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 9 indikator memenuhi 9 Indikator PH
indikator PHBS PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang Institusi Pendidikan diba
mengalir & menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sasaran Institusi Pendidi
sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan dikaji dikali 100%
sehat, melaksanakan olahraga teratur, memberantas jentik,
tidak merokok di sekolah, mengukur BB dan TB 6 (enam)
bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya, tidak
meludah sembarang tempat) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
3. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (minimal yang dikaji adalah Jumlah Fasilitas Pelayana
Kesehatan yang 50% dari institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 6 Kesehatan yang memenu
memenuhi 6 indikator indikator PHBS Fasilitas Pelayanan Kesehatan (mencuci Indikator PHBS Fasilitas P
PHBS tangan dengan air yang mengalir & menggunakan sabun, Kesehatan dibagi jumlah
menggunakan jamban bersih dan sehat, membuang sampah Institusi Pendidikan yang
pada tempatnya, tidak meludah sembarang tempat, dikali 100%
memberantas jentik, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
NAPZA dll) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
4. Tempat Kerja yang Tempat Kerja (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi Jumlah Tempat Kerja yan
memenuhi 7 indikator pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7 indikator PHBS memenuhi 7 Indikator PH
PHBS Tempat Kerja (mencuci tangan dengan air yang mengalir & Kerja dibagi jumlah sasar
menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan Kerja yang dikaji dikali 1
minuman sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat,
membuang sampah pada tempatnya, tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik, tidak merokok,
tidak mengkonsumsi NAPZA dll) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
5. Tempat Umum yang Tempat Umum (minimal yang dikaji adalah 50% dari Jumlah Tempat Umum y
memenuhi 6 indikator institusi pendidikan yang ada ) yang memenuhi 6 indikator memenuhi 6 Indikator PH
PHBS PHBS Tempat Umum (mencuci tangan dengan air yang Umum dibagi jumlah sas
mengalir & menggunakan sabun, menggunakan jamban Tempat Umum yang dika
bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, 100%
tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA dll) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
3 Intervensi Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi Kelompok RT yang telah diintervensi terkait 10 indikator Jumlah kegiatan penyulu
pada Kelompok Rumah PHBS baik dengan penyuluhan kelompok dan atau bentuk kelompok /bentuk interv
Tangga intervensi lain (dengan metode apapun) di Posyandu Balita terkait 10 indikator PHBS
oleh petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas pada rumah tangga melalui Po
kurun waktu tertentu Balita yang ada di wilaya
Puskesmas selama 1 tah
kali jumlah posyandu Ba
ada di wilayah kerja pusk
dikali 100 %
2. Kegiatan intervensi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (Sekolah, Jumlah kegiatan
pada Institusi Pendidikan Pesantren, Kampus dll) yang telah diintervensi baik dengan penyuluhan/bentuk inte
penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan pada institusi pendidikan
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja PHBS selama 1 tahun dib
Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah institusi pendidik
dikaji PHBS) dikali 100 %
3.Kegiatan intervensi di Fasilitas Pelayanan kesehatan yang telah diintervensi baik Jumlah kegiatan
fasilitas Pelayanan dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya penyuluhan/bentuk inte
kesehatan (dengan metode apapun) oleh petugas Puskesmas di pada fasilitasi pelayanan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu yang dikaji PHBS selama
dibagi (2 kali jumlah di fa
Pelayanan kesehatan yan
PHBS) dikali 100 %
4.Kegiatan intervensi di Tempat kerja ( yang telah diintervensi baik dengan Jumlah kegiatan
tempat kerja penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan penyuluhan/bentuk inte
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja pada tempat kerja yang
Puskesmas pada kurun waktu tertentu PHBS selama 1 tahun dib
jumlah tempat kerja yan
PHBS) dikali 100 %
5.Kegiatan intervensi di Tempat kerja ( yang telah diintervensi baik dengan Jumlah kegiatan
tempat2 Umum penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan penyuluhan/bentuk inte
metode apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja pada tempt - tempat Um
Puskesmas pada kurun waktu tertentu dikaji PHBS selama 1 tah
kali jumlah tempat umum
dikaji PHBS) dikali 100 %
4 Pengembangan UKBM
1. Posyandu Balita PURI Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di Jumlah Posyandu Balita
( Purnama Mandiri ) wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun dan Mandiri dibagi jumla
Posyandu Balita dikali 10
2. Poskesdes/ Poskeskel Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Jumlah Poskesdes/Poske
Aktif Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu berstrata Madya, Purnam
tertentu Mandiri dibagi jumlah
Poskesdes/Poskeskel yan
dikali 100%
3. Posbindu Aktif Posbindu yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri di Jumlah Posbindu yang b
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Madya, Purnama dan M
dibagi jumlah Poskesdes
yang ada dikali 100%

5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif 


1.Desa/Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Madya, Jumlah Desa/Kelurahan
Aktif Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada dengan Strata Pratama,
kurun waktu tertentu Purnama dan Mandiri d
jumlah total desa dikali 1
2.Desa/Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan Jumlah Desa/Kelurahan
Aktif PURI (Purnama Mandiri di wilayah kerja Puskesmas Purnama dan Mandiri di
Mandiri ) total Desa Siaga Aktif dik
3.Pembinaan Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Puskesmas Jumlah Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan Siaga minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan di wilayah kerja dibina 12 kali per tahun
Aktif Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat menjadi jumlah total desa/Kelura
Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas dikali 100 %, diralat men
Puskesmas minimal 4 (empat) kali dalam satu tahun di Jumlah Desa/Kelurahan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibina 4 kali per tahun d
jumlah total desa/Kelur
dikali 100 %
6 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.Promosi kesehatan Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas, Pustu, Ponkesdes, Jumlah Puskesmas dan ja
untuk program prioritas Polindes, Poskesdes/Poskeskel yang memberikan yankesdas melakukan promosi kese
di dalam gedung primer) memberikan promosi kesehatan program prioritas program prioritas sebany
Puskesmas dan (Penurunan AKI & AKB, Stunting, HIV/AIDS, TB, Kusta, belas) kali dalam kurun w
jaringannya (sasaran Napza, Diabetes Melitus, Hipertensi, Gangguan Jiwa , tahun kepada masyaraka
masyarakat ) Imunisasi serta Taman Posyandu ) kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas da
datang ke Puskesmas dan jaringannya.minimal 12 (dua jaringannya dibagi jumla
belas) kali dalam satu tahun Puskesmas dan jaringann
wilayah kerja dalam kuru
satu tahun yang sama di
2..Promosi kesehatan Puskesmas memberikan Promosi program prioritas melalui Jumlah promosi program
untuk program prioritas pemberdayaan masyarakat (kegiatan di luar gedung melalui pemberdayaan k
melalui pemberdayan Puskesmas) minimal 12 (dua belas) kali dalam satu tahun masyarakat dalam kurun
masyarakat di bidang kepada masyarakat. tahun dibagi jumlah prom
kesehatan ( kegiatan di pemberdayaan masyara
luar gedung Puskesmas) belas) kali kepada masya
satu wilayah kerja dalam
waktu satu tahun yang s
100 %
3. Promosi kesehatan Jumlah SD dan SMP yang dilakukan promosi kesehatan Jumlah SD dan SMP yang
program prioritas di meliputi: Jiwa, kesehatan reproduksi, gizi seimbang, promosi kesehatan minim
Sekolah ( SD dan SMP ) penyakit berpotensi wabah, Napza, penyakit menular ( HIV kali dalam setahun diba
AIDS, TB, Malaria, DBD) minimal satu kali dalam setahun SD dan SMP yang ada dik
4 Pengukuran dan Pengukuran dan pembinaan tingkat perkembangan UKBM Jumlah UKBM yang diuk
Pembinaan tingkat (Pondok Pesantren, Posyandu Balita, Remaja, Lansia, Posbindu dibina tingkat perkemba
perkembangan UKBM PTM, Pos UKK, SBH, Poskestren) yang ada di wilayah Puskesmas, dibagi jumlah seluruh UK
oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun di wilayah kerja ada dikali 100%
Puskesmas, diiralat menjadi Pengukuran dan pembinaan tingkat
perkembangan UKBM adalah penentuan strata UKBM yang
terdiri dari strata Pratama, Madya, Purnama & Mandiri serta
pembinaan tingkat perkembangannya agar meningkat stratanya.
UKBM yang diukur dan dibina tingkat perkembangannya adalah
Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Poskesdes, Pos Kesehatan
Pesantren, Saka Bhakti Husada, yang ada di wilayah kerja
Puskesmas, oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun . Skor
strata berdasarkan Buku Pedoman Pengukuran Tingkat
Perkembangan UKBM yaitu Posyandu Balita ( Pratama : <60;
Madya : 64-74; Purnama :75-94; Mandiri : 95 -100 ); Poskesdes
dan Poskestren (Pratama : <50; Madya : 50 - 69;Purnama:70-
89;Mandiri : 90 - 100); Posyandu lansia (Pratama :<40; Madya ;
40 - 59; Purnama : 60-79;Mandiri : 80 - 100); SBH ( Pratama : <
30; Madya : 30 - 49: Purnama: 50 - 69; Mandiri : 70 -100)

4.1.2 KESEHATAN LINGKUNGAN


1 Penyehatan Air
1.Pengawasan Sarana Air Pengawasan Kualitas Air Minum meliputi : Monitoring/ Jumlah SAM yang di IS dibagi
Minum Inspeksi Sanitrasi (IS), pengambilan sampel air, jumlah SAM yang ada dikali 10
pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan
laboratorium, rekomendasi dan tindak lanjut terhadap
Sarana Air Minum (SAM),yaitu jaringan perpipaan,
(PDAM, sambungan rumah, hidran umum, kran
umum), sumur (sumur pompa tangan, sumur bor
dengan pompa, sumur gali terlindung, sumur gali
dengan pompa), Perlindungan Mata Air (PMA),
Penampungan Air Hujan (PAH) yang disebut sebagai
sistim penyediaan air bersih (SPAM) di wilayah kerja
Puskesmas selama kurun waktu tertentu.
2.SAM yang memenuhi SAM dimana hasil Inspeksi Sanitasi (IS) secara teknis Jumlah SAM yang di IS dan
syarat kesehatan sudah memenuhi syarat kesehatan (kategori resiko memenuhi syarat kesehatan d
rendah dan sedang), sehingga aman untuk dipakai jumlah SAM yang di inspeksi
kebutuhan sehari-hari (termasuk untuk kebutuhan Sanitasi dikali 100 %
makan dan minum) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
3.Rumah Tangga yang RT yang memiliki akses terhadap SAM (mudah Jumlah RT yang memiliki akses
memiliki akses terhadap mendapatkan air bersih yang berasal dari SAM dibagi jumlah RT yang ada dika
SAM terdekat, tidak harus memiliki SAM sendiri, bisa dari 100 %
SAM umum, kerabat dekat, tetangga dll) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2 Penyehatan Makanan dan Minuman
1.Pembinaan Tempat Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Jumlah TPM yang di IKL dibag
Pengelolaan Makanan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) minimal 1 kali jumlah TPM yang ada dikali 10
( TPM ) setahun dengan sasaran :
1. Jasa Boga / Katering;
2. Rumah Makan / Restoran 3.
DAM (Depot Air Minum) 4.
Kantin / sentra makanan jajanan 5.
Makanan Jajanan pada kurun waktu tertentu
2.TPM yang memenuhi TPM yang dari segi fisik (sanitasi), penjamah, kualitas Jumlah TPM yang memenuhi s
syarat kesehatan makanan memenuhi syarat tidak berpotensi kesehatan dibagi jumlah TPM
menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif dibina dikali 100 %
kesehatan, lebih valid apabila disertai dengan bukti
hasil Inspeksi sanitasi dan sertifikat laik hygiene
sanitasi selama di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3 Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
1. Pembinaan sanitasi Monitoring/ Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Jumlah rumah yang tidak
perumahan Lingkungan (IS/IKL) rumah yang terindikasi tidak memenuhi syarat yang di IS di
memenuhi syarat kesehatan wilayah kerja Puskesmas jumlah seluruh rumah yang tid
pada kurun waktu tertentu. memenuhi syarat kesehatan d
100 %
2. Rumah yang memenuhi Kondisi rumah yang memenuhi syarat kesehatan Jumlah rumah yang memenuh
syarat kesehatan sesuai standart yang ditentukan meliputi media atau syarat kesehatan tahun
parameter : air, udara, pangan, tanah, sarana, sebelumnya ditambah rumah
bangunan dan vektor penyakit memenuhi syarat hasil IS/IKL
ini dibagi jumlah rumah yang a
dikali 100 %
4 Pembinaan tempat-tempat umum (TTU)
1.Pembinaan sarana TTU Monitoring /Inspeksi Sanitasi dan pembinaan yang Jumlah TTU Prioritas yang dibi
Prioritas meliputi rekomendasi teknis, dll terhadap dibagi jumlah TTU Prioritas yan
penanggung jawab dan petugas. TTU Prioritas ada dikali 100 %
(Puskesmas, SD, SLTP) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu.
2.TTU Prioritas yang TTU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan sesuai Jumlah TTU Prioritas yang
memenuhi syarat dengan pedoman yang ada, dimana secara teknis memenuhi syarat kesehatan d
kesehatan cukup aman untuk dipergunakan dan tidak memiliki jumlah TTU Prioritas yang dibi
resiko negatif terhadap pengguna, petugas dan yang diperiksa dikali 100 %
lingkungan sekitar di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
5 Yankesling
1.Konseling Sanitasi Pelayanan berupa konseling sanitasi yang diberikan Jumlah pasien PBL yang dikons
kepada pasien/penderita Penyakit yang Berbasis dibagi dengan jumlah Pasien P
Lingkungan (PBL), yaitu ISPA, TBC, DBD, malaria, wilayah Puskesmas pada bula
chikungunya, flu burung, filariasis, kecacingan, diare, yang sama dikali 100 % .
kulit, keracunan makanan dan peptisida di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.

2. Inspeksi Sanitasi PBL Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan Jumlah IS sarana pasien PBL ya
terhadap sarana pasien PBL yang telah dikonseling dikonseling dibagi dengan jum
pasien yang dikonseling dikali
3.Intervensi terhadap Pasien PBL yang menindaklanjuti hasil inspeksi Jumlah pasien PBL yang
pasien PBL yang di IS menindaklanjuti hasil inspeksi
dibagi jumlah pasien PBL yang
dikali 100%
6 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat 
1. KK memiliki Akses Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses jamban Jumlah KK yang memiliki akses
terhadap jamban sehat sehat apabila KK tersebut dengan mudah dapat jamban sehat dibagi jumlah KK
menjangkau dan memanfaatkan jamban terdekat yang ada dikali 100 %
/mengakses terhadap jamban sehat di wilayah kerja
Puskesmas dalam waktu 1 (satu) tahun berjalan
2. Desa/kelurahan yang Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada Jumlah Desa/Kelurahan yang s
sudah ODF yang berperilaku buang air besar di sembarangan ODF dibagi jumlah desa/kelura
tempat tetapi sudah buang air besar di tempat yang yang ada dikali 100 %
terpusat/jamban sehat pada kurun waktu tertentu.
Setiap Puskesmas minimal bisa menciptakan 1 (satu)
desa ODF (Open Defecation Free) setiap tahunnya
3.Jamban Sehat Jamban yang: dapat mencegah kontaminasi ke badan Jumlah jamban sehat yang
air, dapat mencegah kontak antara manusia dan tinja, memenuhi syarat kesehatan d
tinja di tempat yang tertutup, dapat mengurangi resiko jumlah rumah yang ada dikali
terjadinya penularan penyakit akibat terjadinya %
kontaminasi terhadap lingkungan sekitar, tidak berbau
dan mudah dibersihkan, lubang kloset tidak
berhubungan langsung dengan kotoran (sistem leher
angsa, ada septic tank dll)
4. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan Jumlah Desa/ Kelurahan yang
STBM di Puskesmas dengan pendekatan STBM 5 Pilar yaitu : melakssanakan STBM ( 5 Pilar
1. Tidak buang air besar di sembarang tempat, dihilangkan) dibagi jumlah des
2. Cuci tangan pakai sabun, Kelurahan yang ada dikali 100
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman,
4. Mengelola sampah dengan benar;
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan
aman, diralat menjadi: ada 3 indikator yaitu:
1. Telah ada intervensi melalui kegiatan pemicuan di
desa/kelurahan 2. Ada masyarakat yang
bertanggungjawab untuk melanjutkan intervensi
STBM hasil pemicuan baik individu ( natural leader)
atau bentuk komite 3. Ada rencana
aksi/komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM
lainnya

4.1.3 UPAYA PELAYANAN KESEHATAN IBU,ANAK DAN KELUARGA BERENCANA


1 Kesehatan Ibu
1.Pelayanan kesehatan Kunjungan pertama kali ibu hamil untuk mendapatkan Jumlah Ibu hamil yang
untuk ibu hamil (K1) pelayanan antenatal/Ante Natal Care (ANC) sesuai standar mendapatkan pelayana
oleh petugas kesehatan pada kurun waktu tertentu. sesuai standar (K1) diba
ibu hamil dikali 100%
2.Pelayanan kesehatan Pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan Jumlah ibu hamil yang
untuk ibu hamil (K4) jadwal 1 (satu) kali pada trimester I, 1 (satu) kali pada trimester II dan 2 mendapatkan pelayana
(dua) kali pada trimester III yang dilakukan Dokter/ dokter spesialis
kebidanan, atau Bidan, atau Perawat , serta pelayanan antenatal yang sesuai standar di wilaya
memenuhi 10 T, meliputi: kabupaten/kota terseb
a. Pengukuran berat badan dan tinggi badan kurun waktu satu tahun
b. Pengukuran tekanan darah. (Nominator) dibagi jum
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
ibu hamil di wilayah ker
e. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ). kabupaten/kota terseb
f. Pemberian imunisasi Vaksin Tetanus Difteri (Td) kurun waktu satu tahun
g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet. (denominator) dikali 10
h. Tes Laboratorium ( Tes kehamilan, Hemoglobin, Golongan Darah,
Glukoprotein urin)
i. Tatalaksana/penanganan kasus.
j. Temu wicara (konseling).

3.Pelayanan Persalinan oleh Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Jumlah persalinan oleh
tenaga kesehatan (Pn) tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan kesehatan yang kompe
pada kurun waktu tertentu (Standar Pelayanan Minimal ke sasaran ibu bersalin dik
2)
4.Pelayanan Persalinan oleh Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh Jumlah persalinan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan kesehatan yang kompe
kesehatan (Pf) di fasilitas pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu fasilitas pelayanan kese
dibagi jumlah sasaran ib
dikali 100%
Standar Persalinan    
Komplikasi di fasilitas
pelayanan kesehatan dan
Rujukan
5.Pelayanan Nifas oleh Pelayanan kepada ibu masa 6 (enam) jam sampai dengan 42 Jumlah ibu nifas yang m
tenaga kesehatan (KF) hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 (tiga)kali, 3 kali pelayanan nifas se
1(satu) kali pada 6 jam pasca persalinan sd 3 (tiga) hari; standar dibagi sasaran i
1(satu) kali pada hari ke 4 (empat) sd hari ke 28 dan 1 (satu) dikali 100%
kali pada hari ke 29 sd hari ke 42 (termasuk pemberian Vit A
200.000 IU 2 (dua) kali serta persiapan dan atau
pemasangan KB) pada kurun waktu tertentu
6.Penanganan komplikasi Ibu dengan komplikasi kebidanan yang ditangani secara Jumlah ibu hamil,bersa
kebidanan (PK) definitif (sampai selesai) di fasyankes dasar dan rujukan dengan komplikasi kebi
pada kurun waktu tertentu. Komplikasi yang mengancam mendapatkan pelayana
jiwa Ibu antara lain : abortus, hiperemisis gravidarum, selesai dibagi 20% sasa
perdarahan per vagina, hipertensi dalam kehamilan, hamil dikali 100%
kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini, kelainan
letak/presentasi janin, partus macet/distosia, infeksi berat,
sepsis, kontraksi dini/ persalinan prematur, kehamilan ganda
dan kasus non obstetri.

2 Kesehatan Bayi
1.Pelayanan Kesehatan Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar Jumlah neonatus yang m
Neonatus pertama ( KN1) pada 6 ( enam) sd 48 (empat puluh delapan) jam setelah pelayanan sesuai stand
lahir. Pelayanan yang diberikan meliputi: Inisiasi Menyusu 48 jam setelah lahir di b
Dini (IMD), salep mata, perawatan tali pusat, injeksi vitamin lahir hidup dikali 100%
K1, imunisasi Hepatitis B (HB0) dan Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM)
2.Pelayanan Kesehatan Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh pelayanan Jumlah neonatus umur
Neonatus 0 - 28 hari (KN kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali dengan yang memperoleh 3 kal
lengkap) (Standar distribusi waktu : 1 (satu) kali pada 6 – 48 kunjungan neonatal ses
Pelayanan Minimal ke 3) jam setelah lahir; 1 dibagi sasaran lahir hid
( satu) kali pada hari ke 3 – 7; 1 (satu) kali 100%
pada hari ke 8 – 28 pada kurun waktu tertentu
3.Penanganan komplikasi Neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan Jumlah neonatus denga
neonatus sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada komplikasi yang menda
tingkat pelayanan dasar dan rujukan pada kurun waktu penanganan sesuai stan
tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah neonatus 15% sasaran lahir hidup
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus dengan
komplikasi meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus,
hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi Berat Badan
Lahir (BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan kongenital,
sindrom gangguan pernafasan maupun termasuk klasifikasi
kuning dan merah pada MTBM .
4.Pelayanan kesehatan bayi Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar Jumlah bayi usia 29 har
29 hari - 11 bulan minimal 4 (empat) kali yaitu 1 (satu) kali pada umur 29 hari – yang telah memperoleh
2 bulan; 1 (satu) kali pada umur 3-5 bulan, 1 (satu) kali pada pelayanan kesehatan se
umur 6-8 bulan dan 1( satu) kali pada umur 9-11 bulan standar dibagi sasaran b
sesuai standar dan telah lulus KN lengkap pada kurun waktu 100%
tertentu. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian
injeksi Vitamin K1 , pemberian Vitamin A 1 (satu) kali,
imunisasi dasar lengkap, SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.
3 Kesehatan Anak Balita dan Anak Pra Sekolah
1. Pelayanan kesehatan Anak balita umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan Jumlah anak balita umu
anak balita (12 - 59 bulan) sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal bulanyang memperoleh
8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; pemantauan kesehatan sesuai stand
perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; sasaran anak balita dika
pemberian vitamin A dosis tinggi 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun pada kurun waktu tertentu.
2. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi Jumlah Balita usia 12-23
balita (0 - 59 bulan) pelayanan kesehatan balita sehat dan balita sakit mendapat Pelayanan
1. Pelayanan kesehatan balita usia 0-11 bulan sehat meliputi:
(Standar Pelayanan a). Penimbangan minimal 8 kali setahun sesuai Standar 1 + Ju
Minimal ke 4) b).pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. usia 24-35 bulan m
c). Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun. pelayanan kesehata
d).Pemberian kapsul vitamin A pada fusia 6-11 bulan 1 kali setahun. standar 2 + Balita usia
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
mendapakan pelayan
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun standar 3 sesuai sta
waktu 6 bulan). kurun waktu satu tah
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun (3) Jumlah balita usia 12 –
Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun (4).Pemberian kapsul wilayah kerja Kab
vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
(5) Pemberian Imunisasi Lanjutan. pada kurun waktu satu
Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan: sama dikali 100%
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun
waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
d) Pemantauan perkembangan balita.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
g) Pemberian imunisasi lanjutan.
h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
i) Edukasi dan informasi.
3) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan
pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
2.Pelayanan kesehatan Anak pra sekolah umur 60-72 bulan yang memperoleh Jumlah anak umur 60-7
Anak pra sekolah (60 - 72 pelayanan sesuai standar meliputi pemantauan yang memperoleh pela
bulan) pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; kesehatan sesuai stand
pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 sasaran anak prasekola
(satu) tahun pada kurun waktu tertentu. 100%
4 Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
1. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingkat
SD/MI/SDLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja yang melaksanakan peme
melaksanakan pemeriksaan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun ajaran (contoh: penjaringan kesehatan di
penjaringan kesehatan data PKP 2019 menggunakan data Juli 2018 sd Juni 2019), tertentu dalam kurun wak
tahun ajaran dibagi jumla
diralat menjadi Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang
sekolah setingkat SD/MI/
mendapatkan pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu dal
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun waktu satu tahun ajaran y
ajaran pendidikan (contoh: data PKP 2019 menggunakan dikali 100%, diralat menja
data Juli 2018 sd Juni 2019) sekolah setingkat SD/ MI
melaksanakan pemeriksa
penjaringan kesehatan di
kerja tertentu dalam kuru
satu tahun ajaran pendid
jumlah seluruh sekolah s
SD/MI/ SDLB di wilayah
tertentu dalam kurun wa
tahun ajaran pendidikan
dikali 100%
2. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingk
SMP/MTs/SMPLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja MTs/ SMPLB yang mela
melaksanakan pemeriksaan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan pemeriksaan penjaringa
penjaringan kesehatan kesehatan di wilayah k
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
jumlah seluruh sekolah
SD/MI/ SDLB di wilaya
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
sama dikali 100%
3. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingk
SMA/MA/SMK/SMALB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja MA/SMK/SMALB yang
melaksanakan pemeriksaan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan melaksanakan pemerik
penjaringan kesehatan penjaringan kesehatan
kerja tertentu dalam ku
tahun ajaran pendidika
jumlah seluruh sekolah
SMA/MA/SMK/ SMALB
kerja tertentu dalam ku
satu tahun ajaran pend
sama dikali 100%
4.Pelayanan Kesehatan Murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) Jumlah murid kelas 1 sa
pada Usia Pendidikan Dasar dan usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, dengan kelas 9 (SD/MI
kelas I setingkat panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya) yang mendapatkan SMP/MTs) dan usia 7 -1
SD/MI/SDLB, diralat pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja diluar sekolah (pondok
menjadi Pelayanan tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan. panti/LKSA, lapas/LPKA
Kesehatan pada Usia Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : skrining lainnya) yang mendapa
Pendidikan Dasar kelas 1 kesehatan (penilaian status gizi, penilaian tanda vital, kesehatan sesuai stand
sampai dengan kelas 9 dan penilaian kesehatan gigi dan mulut dan penilaian ketajaman wilayah kerja tertentu d
diluar satuan pendidikan indera) dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan waktu satu tahun ajara
dasar (Standar Pelayanan Minimal ke 5) pendidikan dibagi jumla
murid kelas 1 sampai de
9 (SD/MI dan SMP/MTs
-15 tahun diluar sekolah
pesantren, panti/LKSA,
dan lainnya) di wilayah
tertentu dalam kurun w
tahun ajaran pendidika
sama dikali 100%
5.Pelayanan kesehatan Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan pelayanan Jumlah remaja usia 10 -
remaja kesehatan remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, yang mendapat pelayan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) , konseling dan kesehatan remaja beru
pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kurun kesehatan sesuai stand
waktu satu tahun . konseling dan pelayana
Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : wilayah kerja tertentu d
a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, waktu satu tahun dibag
b.pengukuran tekanan darah, semua remaja usia 10 -
c. pemeriksaan gula darah dan wilayah kerja tertentu d
d. anamnesis perilaku berisiko. waktu tahun yang sama
100%
5 Pelayanan Keluarga Berencana
1.KB aktif (Contraceptive Peserta KB baru dan lama yang masih aktif menggunakan Jumlah Peserta KB aktif
Prevalence Rate/ CPR) alat dan obat kontrasepsi (alokon) terus menerus hingga jumlah PUS dikali 100%
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan yang ada di wilayah kerjanya pada
kurun waktu tertentu .Dalam konsep kohort PA bukanlah
akseptor kunjungan ulang, sehingga perhitungan seorang
akseptor sebagai PA hanya dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun kalender diralat menjadi Peserta KB baru dan
lama yang masih aktif memakai alokon terus-menerus
hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan.
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali Jumlah peserta KB baru
menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang jumlah PUS dikali 100%
pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat
minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu tertentu .
3. Akseptor KB Drop Out Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi Jumlah peserta KB akti
(drop out) dalam 1 (satu) tahun kalender diwilayah kerja out dibagi jumlah KB ak
Puskesmas pada kurun waktu tertentu .Kasus drop out tidak 100% Jumlah peserta
termasuk mereka yang ganti cara. drop out dibagi jumlah
aktif dikali 100 %.
Catatan untuk kinerja P
diralat menjadi :
< 10% = 100%;
12,5% = 75%;
15%=50%; >
-17,5%=25% >17,5
4. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Jumlah peserta KB yan
komplikasi kesehatan dan mengarah pada keadaan patologis sebagai mengalami komplikasi
akibat dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat jumlah KB aktif dikali 1
kontrasepsi yang digunakan seperti perdarahan, infeksi/ Jumlah peserta KB yang
abses, flour albus patologis, perforasi, translokasi, dibagi jumlah peserta K
hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan 100 %.
Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang terjadi dalam Catatan untuk kinerja P
periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta < 3,5% = 100%;
dihitung per metode (IUD, implant, suntik, pil, MOP dan 4,5% = 75%;
MOW) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 7,5%=50%;
tertentu -10%=25% >
5. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan Jumlah peserta KB yan
efek samping kesehatan mengarah pada keadaan fisiologis, sebagai akibat mengalami efek sampin
dari proses tindakan/ pemberian/ pemasangan alat Jumlah peserta KB aktif
kontrasepsi yang digunakan spooting, amenore, pusing, sakit %
kepala, mual, muntah, perubahan berat badan, nyeri tempat untuk kinerja Puskesm
insisi, erosi dan nyeri perut.Efek samping yang terjadi dalam <12,50% = 100%;
periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta -15% = 75%;
dihitung per metode IUD, implant, suntik, pil , MOP, MOW 17,5%=50%;
20%=25% >20%
6. PUS dengan 4 T ber KB PUS dengan 4 Terlalu (4 T), yaitu berusia kurang dari 20 Jumlah PUS 4T ber KB d
tahun, berusia lebih dari 35 tahun, telah memiliki anak hidup jumlah PUS dengan 4T
lebih dari 3 (tiga) orang atau anak terakhir belum berusia 2
(dua) tahun yang menjadi peserta KB di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat menjadi PUS
dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1)
berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3)
telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak
kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2
tahun.
7. KB pasca persalinan PUS yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung Jumlah PUS yang meng
sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari sesudah pasca persalinan dibagi
melahirkan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu persalinan dikali 100 %,
tertentu, diralat menjadi Ibu yang mulai menggunakan alat menjadi jumlah ibu pas
kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan persalinan ber KB diba
42 hari sesudah melahirkan). sasaran ibu bersalin x 1
8. Ibu hamil yang diperiksa Ibu hamil yang melakukan ANC pertama kali/kunjungan Jumlah ibu hamil K1 yan
HIV pertama ke Puskesmas ( K1) dan diperiksa Human Imuno HIV dibagi ibu hamil K1
Deficiency Virus (HIV) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu

4.1.4 UPAYA PELAYANAN GIZI


1 Pelayanan Gizi Masyarakat
1.Pemberian kapsul vitamin Bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru Jumlah bayi umur 6-11 bu
A dosis tinggi pada bayi (100.000 IU) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu mendapat kapsul Vitamin
umur 6-11 bulan tertentu pada kurun waktu tertentu (100.000 IU) dibagi jumla
6-11 bulan yang ada dika
2.Pemberian kapsul Anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Jumlah anak balita umur
vitamin A dosis tinggi pada merah (200.000 IU) 2 kali pertahun di wilayah kerja mendapat kapsul vitamin
balita umur 12-59 bulan 2 Puskesmas pada kurun waktu tertentu kali per tahun dibagi jum
(dua) kali setahun balita umur 12-59 bulan y
wilayah kerja Puskesmas
3.Pemberian 90 tablet Besi Ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat 90 Jumlah ibu hamil dapat 9
pada ibu hamil (sembilan puluh) tablet Besi kumulatif di wilayah kerja puluh) tablet Besi kumula
Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah sasaran bumil di w
Puskesmas kerja dikali 10
4.Pemberian Tablet Tambah Remaja Putri (SMP dan SMA) yang mendapat minimal 80% Jumlah remaja putri yang
Darah pada Remaja Putri dari yang seharusnya diberikan 1 (satu) tablet tambah 1 (satu) tablet tambah da
darah per minggu sepanjang tahun di suatu wilayah kerja minggu dibagi jumlah re
Puskesmas pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah kerja dik
2 Penanggulangan Gizi
1.Pemberian PMT-P pada Balita kurus yang ditemukan dan mendapat PMT Jumlah balita kurus yang
balita kurus pemulihan (PMT-P) di suatu wilayah kerja pada kurun dan mendapat PMT pemu
waktu tertentu.Balita kurus yaitu balita yang secara dibagi jumlah balita kurus
antropometri berdasarkan berat badan menurut tinggi ditemukan di wilayah ker
badan di bawah -2 SD (menurut Z-score) Puskesmas pada kurun w
tertentu dikali 100%
2. Ibu Hamil KEK yang Bumil KEK dengan LILA <23,5 cm yang ditemukan dan Jumlah bumil KEK yang m
mendapat PMT-Pemulihan mendapat PMT pemulihan di suatu wilayah kerja PMT pemulihan dibagi ju
Puskesmas pada kurun waktu tertentu KEK di wilayah kerja Pusk
kurun waktu tertentu dik
3..Balita gizi buruk Balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan Jumlah balita gizi buruk y
mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana gizi buruk di wilayah kerja mendapat perawatan ses
sesuai standar tatalaksana Puskesams Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Balita tatalaksana gizi buruk dib
gizi buruk gizi buruk yaitu balita yang secara antropometri balita gizi buruk yang dite
berdasarkan berat badan menurut tinggi badan kurang dikali 100%
dari -3 SD (menurut Z-score)
3 Pemantauann Status Gizi
1.Penimbangan balita D/S Balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja Jumlah balita yang ditimb
Puskesmas pada kurun waktu tertentu badannya (D) dibagi juml
yang ada ( S) dikali 100%
2.Balita naik berat Balita yang naik berat badannya sesuai dengan standar di Jumlah balita yang naik b
badannya (N/D) wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu badannya sesuai dengan
dibagi jumlah balita yang
tidak naik berat badanny
wilayah kerja Puskesmas
waktu tertentu dikali 100
3.Balita Bawah Garis Merah Balita yang grafik pertumbuhannya berada di bawah garis Jumlah balita yang grafik
(BGM) merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS) pada kurun waktu pertumbuhannya berada
tertentu garis merah pada KMS di
balita yang ditimbang di w
kerja Puskesmas pada ku
tertentu dikali 100%
Catatan untuk kinerja Pu
<1,8 % = 100%;
2 % = 75%; >
50%; >2,25
25% > 2,5 %
4.Rumah Tangga Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di Jumlah rumah tangga yan
mengkonsumsi garam wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu mengkonsumsi garam
beryodium beryodium.dibagi jumlah
tanngga yang disurvei di
kerja Puskesmas pada ku
tertentu dikali 100%
5.Ibu Hamil Kurang Energi Ibu hamil yang hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Jumlah ibu hamil dengan
Kronis (KEK) nya kurang dari 23,5 cm di wilayah kerja Puskesams kurang dari 23,5 cm dibag
Puskesmas pada kurun waktu tertentu ibu hamil diukur LiLA dika
Catatan untuk kinerja Pu
< 19,7 = 100%
22,5%= 75% > 22,5 -2
> 25 -27,5%= 25%
-30% = 0%
6. Bayi usia 6 (enam ) bulan Bayi usia 6 (enam) bulan yang di beri ASI saja tanpa Jumlah bayi usia 6 bln me
mendapat ASI Eksklusif makanan/ cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral Eksklusif di suatu wilayah
periode tertentu di bagi j
6 (enam) bulan yang di pe
7. Bayi yang baru lahir Proses menyusu di mulai secepatnya segera setelah Jumlah bayi baru lahir ya
mendapat IMD (Inisiasi lahir,IMD di lakukan dg cara kontak kulitke kulit bayi dgn mendapat IMD di satu wi
Menyusu Dini ) ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1 jam periode tertentu di bagi j
seluruh bayi baru lahir di
wilayah pada periode ter
100 %
8 Balita pendek (Stunting ) Keadaan balita gizi kurang yang diukur menurut indeks Jumlah balita stunting di
panjang badan atau tinggi badan menurut umur kurang jumlah balita yang di peri
dari -2 standar deviasi (PB/U atau TB/U < -2 SD ) 100 %
berdasarkan standar WHO Antro 2005 Catatan kinerja Puskesm
< 25,2 = 100%
25.2 - <30 = 75%
<35 = 50% 3
25% >4

4.1.5 UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


1 Diare
1.Pelayanan Diare Balita Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan Jumlah balita Diare yang
kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu dibagi target dikali 100%
tertentu. Target = (20% x 843/1000
balita (sesuai BPS) di wil
Puskesmas

2. Penggunaan oralit Penderita diare balita yang berobat mendapat oralit di Jumlah penderita diare b
pada balita diare, diralat sarana kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas diberi oralit di sarana kes
menjadi Proporsi pada kurun waktu tertentu diralat menjadi Penderita dibagi total penderita dia
penggunaan oralit pada diare balita yang berobat mendapat oralit di fasilitas dikali 100 % diralat menj
balita pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja penderita diare balita ya
Puskesmas pada kurun waktu tertentu oralit di fasilitas pelayan
kesehatan dan kader dib
penderita diare balita di
3. Penggunaan Zinc pada Penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di wilayah Jumlah penderita diare b
balita diare, diralat kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat diberi tablet Zinc di sara
menjadi Proporsi menjadi Penderita diare balita yang berobat mendapat kesehatan dibagi jumlah
penggunaan Zinc tablet Zinc difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah diare balita dikali 100 %,
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu menjadi Jumlah penderi
balita yang diberi tablet
fasilitas pelayanan keseh
total penderita diare bal
100 %
4. Pelaksanaan kegiatan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan Kegiatan LROA secara ter
Layanan Rehidrasi Oral LRO, yaitu 1. Layanan konseling dalam 3 bulan terakhir de
Aktif (LROA) rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan periode pelaporan tahun
pemberian Zinc 2. Tata laksana diralat menjadi Kegiatan
diare 3. Sosialisasi dan secara terus menerus da
peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya dengan periode pelapor
pencegahan dan penanggulangannya tribulan. Dala
4. Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi tribulan, laporan bulana
ringan sampai sedang 5.Observasi dan lengkap` Kalau dalam
penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang hanya ada laporan 1 bul
paling sedikit 3 ( tiga) jam dianggap tidak ada LROA
6.Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak Kalua dalam 1 tahun han
oralit yang harus diminum kepada orang tribulan 4 daja, dianggap
tua/pengasuh/keluarganya mencapai 25%
2 ISPA     
Penemuan penderita Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan Jumlah penderita Pnemo
Pneumonia balita tatalaksana sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas yang ditangani dibagi tar
pada kurun waktu tertentu. dikali 100%.
Target balita = 4,45 % x (
jumlah penduduk)
3 KUSTA
1. Pemeriksaan kontak Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih Jumlah kontak dari kasus
dari kasus Kusta baru kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa dalam 1 (s
yang diperiksa. Dengan asumsi jumlah kontak yang ada dibagi jumlah kontak dar
disekitar penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di Kusta baru seluruhnya di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2. Kasus Kusta yang Penderita Kusta yang diperiksa Pemeriksaan Fungsi Syaraf Jumlah penderita Kusta y
dilakukan PFS secara (PFS) yang masih berobat secara rutin (12 kali untuk diperiksa PFS dalam 1 ta
rutin MB/Multi Basiler dan 6 kali untuk PB/Pauci Basiler) rutin dibagi jumlah seluru
diantara seluruh penderita dalam 1 (satu) tahun di wilayah penderita dalam 1 tahun
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu %
Catatan: tidak dihitung s
pembagi bila tidak ada k
diralat/dihilangkan
3. RFT penderita Kusta Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB Jumlah penderita baru PB 1
1 (satu) tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua
sebelumnya menyelesaikan pengobatan tepat waktu di sebelumnya menyelesaikan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu tepat waktu dibagi jumlah
baru PB 1 (satu) tahun sebe
MB 2 (dua) tahun sebelumn
mulai pengobatan dikali 10
menjadi Jumlah penderita
(satu) tahun sebelumnya d
(dua) tahun sebelumnya m
pengobatan dibagi jumlah
baru PB 1 (satu) tahun sebe
MB 2 (dua) tahun sebelum
mulai pengobatan dikali 10
4. Penderita baru pasca Penderita Kusta tipe PB (dari 1 tahun sebelumnya) dan tipe Jumlah penderita baru PB
pengobatan dengan MB (dari 2 tahun sebelumnya) yang menyelesaikan yang menyelesaikan pen
score kecacatannya tidak pengobatan tepat waktu dengan score kecacatan yang tepat waktu dengan scor
bertambah atau tetap tidak bertambah/ tetap dari total penderita baru tipe PB kecacatannya tidak berta
dan MB di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tetap dibagi jumlah pend
tertentu yang memulai Multi Drug
(MDT) pada period kohor
sama dikali 100%, diralat
Jumlah penderita baru P
yang menyelesaikan pen
tepat waktu dengan scor
kecacatannya tidak bert
tetap dibagi jumlah pen
yang memulai pengobat
period kohort yang sama
100%
5. Kasus defaulter Kusta Defaulter yaitu penderita Kusta yang tidak menyelesaikan Jumlah kasus PB / MB ya
pengobatan tepat waktu, meliputi penderita PB tidak ambil menyelesaikan pengobat
obat lebih dari 3 (tiga) bulan, MB tidak ambil obat lebih waktu dibagi jumlah kas
dari 6 (enam) bulan, diantara kasus baru yang mendapat PB/MB yang mendapat p
pengobatan pada periode 1 (satu) tahun. pada periode yang sama
100% , diralat menjadi Ju
PB / MB yang tidak meny
pengobatan dibagi jumla
baru PB/MB yang mulai
pada periode yang sama
100%
Catatan untuk kinerja Pu
<5% = 100%;
7,5% = 75%;
10%=50%;
-15%=25% >15
6. Proporsi tenaga Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Jumlah tenaga kesehatan
kesehatan Kusta Program P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada mendapat sosialisasi kus
tersosialisasi jumlah seluruh tenaga ke
dikali 100%
7. Kader kesehatan Kusta Kader kesehatan yang telah tersosialisasi Program P2 Jumlah kader kesehatan
tersosialisasi , diralat Kusta terutama untuk membantu penemuan suspek kusta mendapat sosialisasi kus
menjadi Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu, jumlah seluruh kader kes
yang telah mendapat diralat menjadi Kader Posyandu yang telah tersosialisasi dikali 100% , diralat men
sosialisasi kusta Program P2 Kusta terutama untuk membantu penemuan kader Posyandu telah m
suspek kusta di wilayah kerja Puskesmas pada kurun sosialisasi kusta dibagi j
waktu tertentu seluruh kader Posyandu
100%
8. SD/ MI telah SD/ MI yang ada Kusta telah dilakukan screening Kusta Jumlah SD / MI telah dila
dilakukan screening pada kurun waktu tertentu , diralat menjadi SD/ MI yang screening Kusta dibagi ju
Kusta telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu seluruh SD / MI dikali 10
tertentu
5 TBC
1.Kasus TBC yang Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku Jumlah kasus TBC yang d
ditemukan dan diobati dan dilaporkan diobati secara baku dan d
dibagi jumlah kasus TBC
ditemukan dan diobati di
2.Terduga TBC yang Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang Jumlah orang terduga
mendapatkan pelayanan terduga TBC meliputi : 1. dilakukan pemeriksaan
TBC sesuai standart , Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam kurun waktu satu
diralat menjadi setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan Jumlah orang yang te
Persentase Pelayanan batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan gejala lainnya dalam kurun waktu satu
orang terduga TBC dan tanda 2. Pemeriksaan sama dikalli 100%, dira
mendapatkan pelayanan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau Jumlah orang terduga
TBC sesuai standar bakteriologis dan/atau radiologis 3. Edukasi mendapatkan pelayanan
(Standar Pelayanan perilaku beresiko dan pencegahan penularan standar di fasyankes d
Minimal ke 11) 4. Melakukan rujukan jika diperlukan waktu satu tahun dib
orang terduga TBC ya
wilayah kerja pada ku
satu tahun yang sama di
3.Angka Keberhasilan Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap Jumlah pasien TBC yang
pengobatan kasus TBC dari semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan dan pengobatan lengkap
( Success Rate/SR) jumlah semua kasus TBC
diobati, dicatat dan dilap
100%
6 PKPR
1.Melaksanakan Setiap remaja usia 10 s.d 18 tahun mendapat penyuluhan  
konseling Remaja bagi kesehatan atau konseling 2x setahun.
remaja yang sudah
kontak dengan petugas
PKPR
2.Melakukan pembinaan Puskesmas Melakukan pembinaan terhadap sekolah umum  
Kesehatan Remaja Pada 1 dan sekolah berbasis agama dengan melakukan KIE di
Sekolah umum dan sekolah binaan,1 sekolah dalam setahun dengan frekwensi
sekolah agama 2 x dalam 2x dalam setahun
setahun
4.Melatih Konselor Puskesmas melatih konselor sebaya minimal 10 % dari  
sebaya di sekolah jumlah murid disekolah binaan.
minimal 10 % dari jumlah
siswa
7 Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
1. Sekolah (SMP dan Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh atau Jumlah sekolah (SMP da
SMA/sederajat) yang dijelaskan tentang penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja SMA/sederajat) yang me
sudah dijangkau Puskesmas selama bulan pada kurun waktu tertentu penyuluhan HIV/AIDS dib
penyuluhan HIV/AIDS seluruh sekolah (SMP da
SMA/sederajat) di wilaya
Puskesmas dikali 100%
2. Orang yang beresiko Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, TB, Jumlah orang yang beres
terinfeksi HIV pasien Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga Binaan terinfeksi HIV dibagi jum
mendapatkan Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza mendapatkan beresiko terinfeksi HIV ya
pemeriksaan HIV pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai mendapatkan pemeriksa
(Standar Pelayanan kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya serta sesuai standar di Puskesm
Minimal ke 12) lapas/rutan narkotika jaringannya dalam kurun
tahun dikali 100%
8 Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Angka Bebas Jentik Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas pada Jumlah rumah bebas jen
(ABJ) kurun waktu tertentu jumlah rumah yang diper
jentiknya dikali 100 %
2. Penderita DBD Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan Jumlah kasus DBD yang d
ditangani berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan sesuai standar Tatalaksan
ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di Pengobatan DBD dibagi d
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah seluruh DBD yang
terlaporkan di wilayah Pu
dikali 100%
Catatan: tidak dihitung se
pembagi bila tidak ada k
3.PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan Jumlah kasus DBD yang d
pemeriksaan jentik, pencarian kasus DBD yang lain serta dibagi jumlah seluruh kas
menentukan tindakan penanggulangan fokus selanjutnya. wilayah Puskesmas dikali
yang dilakukan terhadap setiap kasus DBD di wilayah kerja Catatan: tidak dihitung se
Puskesmas pada kurun waktu tertentu pembagi bila tidak ada k
7 MALARIA
1.Penderita Malaria yang Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya Jumlah kasus klinis Malar
dilakukan pemeriksaan secara laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada diperiksa SD nya secara l
SD kurun waktu tertentu dibagi jumlah kasus Mala
dikali100%
2.Penderita positif Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan Jumlah penderita Malaria
Malaria yang diobati laboratorium, yang dalam sediaan darahnya terdapat mendapat pengobatan A
sesuai standar (ACT) Plasmodium baik Plasmodium Falciparum, Vivax dikali atau jenis Plasmodium dibagi
campuran yang mendapat pengobatan Artesunat kasus Malaria dikali 100 %
Combination Therapi (ACT) dan dosis pengobatan sesuai
jenis Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Penderita positif Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya Jumlah kasus malaria yan
Malaria yang di follow up pada hari ke 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan dilakukan follow up peng
laboratoriumnya negatif di wilayah kerja Puskesmas pada pada hari ke 7, 14 dan 28
kurun waktu tertentu hasil pemeriksaan labora
negatif dibagi jumlah kas
dikali 100 %

8 Pencegahan dan penanggulangan Rabies


1.Cuci luka terhadap Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang dilakukan Jumlah kasus gigitan HPR
kasus gigitan HPR cuci luka di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu dilakukan cuci luka dibag
tertentu kasus gigitan HPR dikali 1
2.Vaksinasi terhadap Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi Jumlah kasus gigitan HPR
kasus gigitan HPR yang di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu yang mendapatkan vaksi
berindikasi jumlah kasus gigitan HPR
dikali 100%
9 Pelayanan Imunisasi
1.IDL (Imunisasi Dasar Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bila bayi berusia kurang dari Jumlah bayi yang menda
Lengkap) 1 (satu) tahun telah mendapatkan 1 (satu) kali Hepatitis B, dibagi jumlah bayi lahir h
1(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali imunisasi DPT-HB- 100 %, diralat menjadi Ju
Hib, 4 (empat) kali imunisasi Polio, dan 1 (satu) kali yang mendapat IDL diba
imunisasi MR/ Measles Rubella di wilayah kerja Puskesmas Infant/SI) dikali 100 %
pada kurun waktu tertentu
2. UCI desa UCI (Univercal Coverage Immunization) desa adalah Jumlah bayi IDL dibagi ju
kelurahan/desa dimana minimal 80 % bayi yang ada di lahir hidup dikali 100 %,
desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap di menjadi Jumlah Desa UC
wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu, jumlah Desa di wilayah P
diralat menjadi Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal dikali 100 %
Child Immunization) adalah suatu kelurahan telah
tercapai minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
Puskesmas selama kurun waktu tertentu.
3.Imunisasi Lanjutan Imunisasi Lanjutan Baduta : Imunisasi yang diberikan Jumlah baduta yang men
Baduta ( usia 18 sd 24 kepada bayi dibawah usia dua tahun dengan pemberian Imunisasi DPTHB-Hib dan
bulan) imunisasi DPT-HB-Hib dan MR pada usia 18 bulan sampai jumlah baduta dikali 100
dengan < 24 bulan
4. Imunisasi DT pada Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus) pada anak Jumlah murid SD/MI klas
anak kelas 1 SD SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun mendapat DT dibagi jum
waktu tertentu SD/MI kelas I yang ada di
5. Imunisasi Campak Hasil cakupan imunisasi campak pada anak SD/MI kelas 1 Jumlah murid SD/MI klas
pada anak kelas 1 SD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu mendpt campak dibagi ju
SD/MI kelas I yang ada d
6. Imunisasi TT pada anak Hasil cakupan imunisasi TT(Tetanus Toxoid) pada anak Jumlah murid SD/ MI kela
SD kelas 2 dan 3, diralat SD/MI kelas 2 dan 3 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun yang mendpt TT dibagi ju
menjadi Imunisasi Td waktu tertentu, diralat menjadi Hasil cakupan imunisasi SD/MI kelas 1 dan 2 yang
pada anak SD kelas 2 Td(Tetanus Difteri) pada anak SD/MI kelas 2 dan 5 di 100 %, diralat menjadi Ju
dan 5 wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu murid SD/ MI kelas 2 dan
mendapat Td dibagi jum
SD/MI kelas 2 dan 5 yan
100 %
7. Imunisasi TT 5 pada Hasil cakupan penapisan dan imunisasi TT pada WUS Jumlah WUS yang status
WUS (15-49 th) (Wanita Usia Subur) umur 15-49 tahun dengan status TT5 Jumlah WUS tahun yang
(Imunisasi TT ke 5) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun 100 %
waktu tertentu, diralat menjadi Hasil cakupan penapisan
dan imunisasi TT pada WUS (Wanita Usia Subur) umur
15-49 tahun dengan status TT5 (Imunisasi TT ke 5) di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
(Keterangan : laporan T5 WUS pada tahun sebelumnya
dimasukkan pada bulan Januari tahun berikutnya setelah
dikurangi WUS usia > 50 tahun ditambah dengan hasil
imunisasi T5 pada bulan berjalan )
8.Imunisasi TT2 plus Hasil cakupan imunisasi TT pada ibu hamil usia 15-49 tahun Jumlah bumil yang status
bumil (15-49 th) dengan status T2 ( Vaksin TT atau Td kedua) ditambah T3 T4 +T 5) dibagi jumlah bu
ditambah T4 ditambah T5 di wilayah kerja Puskesmas pada yang sama dikali 100 %
kurun waktu tertentu
9. Pemantauan suhu Pencatatan suhu lemari es penyimpanan vaksin 2 (dua) Jumlah bulan pemantaua
lemari es vaksin, diralat kali sehari pagi dan siang pada buku grafik suhu di suhu lemari es pagi dan s
menjadi Pemantauan Puskesmas pada kurun waktu tertentu, diralat menjadi hari (lengkap harinya) dib
suhu, VVM, serta Alarm Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) bulan dalam setahun (12
Dingin pada lemari es (A/B/C/D) serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze %,diralat menjadi Jumlah
penyimpan vaksin tag/ freeze alert/ fride tag 2 di lemari es penyimpanan pemantauan (grafik) suh
vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku grafik pagi dan sore tiap hari (l
suhu di Puskesmas pada kurun waktu tertentu harinya,VVM dan alarm
dibagi jumlah bulan dala
(12) dikali 100 %
10..Ketersediaan catatan Ketersediaan catatan stok vaksin sesuai dengan kebutuhan Pengisian buku stok diba
stok vaksin , diralat maksimum minimum ditunjukkan dengan pengisian buku dikali 100 %, diralat men
menjadi Ketersediaan stock vaksin di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu buku stok vaksin dan pe
buku catatan stok vaksin tertentu, diralat menjadi Ketersediaan buku catatan stok telah diisi lengkap dibag
sesuai dengan jumlah vaksin sesuai jumlah vaksin dan pelarut serta terisi dikali 100 %
vaksin program lengkap sesuai penerimaan dan pengeluarannya
imunisasi serta ditunjukkan dengan pengisian buku stok vaksin di wilayah
pelarutnya kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
11. Laporan KIPI Zero Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Jumlah laporan KIPI non
reporting / KIPI Non Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah kerja jumlah laporan 12 bulan
serius Puskesmas pada kurun waktu tertentu
10 Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)
1. Laporan STP yang Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat waktu Jumlah laporan STP te
tepat waktu sampai dengan tanggal 5 ( lima) setiap bulan. (Ketepatan waktu) dib
laporan (12 bulan) dik
2.Kelengkapan laporan Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di wilayah Jumlah laporan STP ya
STP kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu (kelengkapan laporan
jumlah laporan (12 bu
100 %
3.Laporan C1 tepat waktu Laporan C1 (Campak) yang tepat waktu sampai dengan Jumlah laporan C1 tep
tanggal 5 setiap bulan. dibagi jumlah laporan
dikali 100 %
4.Kelengkapan laporan Laporan C1 yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada Jumlah laporan C1 len
C1 kurun waktu tertentu jumlah laporan (12 bu
100 %
5.Laporan W2 Laporan W2 (Wabah Mingguan) yang tepat waktu tiap minggu Jumlah laporan W2 te
(mingguan) yang tepat dibagi jumlah laporan
waktu 100 %
6.Kelengkapan laporan Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di wilayah kerja Jumlah laporan W2 ya
W2 (mingguan) Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah laporan
minggu) dikali 100 %
7.Grafik Trend Mingguan Grafik mingguan penyakit potensial wabah yang digunakan Jumlah grafik minggua
Penyakit Potensial untuk mengamati pola kecenderungan mingguan penyakit potensial wabah yang
Wabah potensial wabah di wilayah Puskesmas pada kurun waktu wilayah kerja Puskesm
tertentu. 17 Penyakit Potensial Wabah menurut Permenkes 100%
Nomor : 1501 Tahun 2010 yaitu : Kolera, Pes, Demam
Berdarah Dengue, Campak, Polio/ AFP, Difteri, Pertusis,
Rabies, Malaria, Avian Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis,
Hepatitis, Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009, Meningitis,
Yellow Fever dan Chikungunya.
8.Desa/ Kelurahan yang Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Jumlah desa/keluraha
mengalami KLB yang laporan Wabah (W1) nya diselidiki dan ditanggulangi mengalami KLB dan d
ditanggulangi dalam dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam oleh dalam waktu kurang d
waktu kurang dari 24 Puskesmas dan atau Kabupaten/Kota dan atau Provinsi. puluh empat) jam dib
(dua puluh empat) jam desa/kelurahan yang
KLB dikali 100 %
11 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1. Desa/ Kelurahan yang Desa/ Kelurahan melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Jumlah Desa/ Kelurah
melaksanakan kegiatan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) melaksanakan kegiata
Posbindu PTM PTM dibagi jumlah De
Kelurahan yang ada d
kerja Puskesmas dikal
2.Sekolah yang ada di Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Jumlah sekolah yang a
wilayah Puskesmas atau Kawasan Tanpa Rokok (KTR) ( 100% bebas asap rokok), yaitu wilayah Puskesmas m
Puskesmas melaksanakan 1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung KTR dibagi jumlah sek
KTR 2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung wilayah Puskesmas di
3. Tidak tercium bau rokok 4.
Tidak ditemukan puntung rokok 5. Tidak
ditemukan penjualan rokok 6. Tidak
ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
3. Pelayanan Kesehatan Skrining yang dilakukan minimal sekali setahun untuk penyakit Jumlah orang usia 15
Usia Produktif menular dan penyakit tidak menular meliputi : di puskesmas yang me
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut pelayanan skrining ke
b. Pengukuran tekanan darah c. Pemeriksaan gula sesuai standar dalam
darah d. Anamnesa perilaku beresiko waktu satu tahun diba
Keterangan : wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah orang usia 15 - 59 tah
atau mempunyai riwayat berhubungan seksual berisiko wilayah kerja puskesm
dilakukan pemeriksaan SADANIS dan cek IVA kurun waktu satu tahu
(Standar Pelayanan Minimal Ke 6) sama dikali 100%
4. Deteksi Dini Kanker Deteksi Dini Kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA / Jumlah wanita usia 30
Leher rahim dan kanker papsmear / metode lainnya dan kanker payudara melalui yang telah dideteksi d
Payudara pada wanita pemeriksaan payudara klinis pada wanita usia 30 - 50 tahun leher rahim dan payu
usia 30 - 50 tahun sesuai data BPS Wanita usia 30 - 50 ta
ada di wilayah puskes
100%
12 Manajemen Bencana
1.Merencanakan dan Program manajemen bencana perlu disusun dalam upaya
menerapkan suatu menanggapi bila terjadi bencana internal dan/ atau
program kesiapan eksternal yang meliputi:1.identifikasi
menghadapi bencana jenis,kemungkinan,dan akibat dari bencana yang
yang disimulasikan setiap mungkin terjadi (HVA),2.menentukan peran puskesmas
tahun yang meliputi 2 dalam kejadian tersebut,3.strategi komunikasi jika
terjadi bencana ,4.manajemen sumber daya,5.penyediaan
sampai 6 manajemen
pelayanan dan alternatifnya,6.identifikasi peran dan
bencana tanggung jawab tiap karyawan,dan manajemen konflik
yang mungkin terjadi saat bencana

4.2 UKM PENGEMBANGAN


4.2.1 PERKESMAS
1 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( Perkesmas)
1. Cakupan Kunjungan Keluarga yang dikunjungi dalam program Indonesia Sehat Jumlah keluarga yang dik
Rumah dengan pendekatan keluarga berdasarkan 12 (dua belas) dalam program pendeka
indikator utama penanda status kesehatan sebuah keluarga dibagi jumlah keluarga ri
yang terdapat pada wilayah kerja Puskesmas di wilayah kerja Puskesm
100%.
2. Individu dan Individu dan keluarganya yang termasuk dalam keluarga Individu dan keluarganya
keluarganya dari rawan ( penderita penyakit menular dan tidak menular keperawatan kesehatan
keluarga rawan yang termasuk jiwa , ibu hamil resiko tinggi dan KEK, balita KEK, dibagi jumlah keluarga r
mendapat keperawatan miskin) yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat 100 %
kesehatan masyarakat oleh tim terpadu Puskesmas ( medis, paramedis, gizi, kesling Jumlah keluarga rawan a
( Home care) dll sesuai kebutuhan) untuk penilaian lingkungan ( keadaan jamkesmas di Kecamata
rumah, keluarga, keuangan) dan pemeriksaan fisik (menilai dihilangkan
keadaan awal, deteksi penyakit, respon terapi dll) di wilayah
kerja Puskesmas pada waktu tertentu.

3.Kenaikan tingkat Kenaikan tingkat kemandirian keluarga KM I adalah Keluarga Jumlah keluarga yang me
kemandirian keluarga menerima keperawatan kesehatan masyarakat kenaikan tingkat kemand
setelah pembinaan KM II adalah Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan jumlah seluruh keluarga
masalahkesehatannya secara benar, dan melakukan dikali 100%
tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran. KM III
adalah Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan secara aktif dan melakukan tindakan pencegahan
secara aktif. KM IV adalah
keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif
2 Pelayanan Kesehatan Jiwa
1.Pemberdayaan Kelompok Masyarakat yang dimaksud adalah anggota suatu Jumlah kelompok masyar
kelompok masyarakat lembaga/Ormas (PMR, Karang taruna, SBH, Posyandu. sudah mendapat sosialisa
terkait program Kelompok Keagamaan Remaja dll ) sudah mendapat keswa dibagi jumlah kelo
kesehatan jiwa sosialisasi tentang deteksi dini gangguan jiwa dan cara masyarakat yang ada di w
merujuk ke Puskesmas di wilayah kerjanya periode Januari Puskesmas dikali 100%
s/d Desember tahun berjalan ralat menjadi tahun
sebelumnya
2.Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi Jumlah ODGJ berat di wil
jiwa ODGJ berat sesuai psikotik akut dan Skizofrenia meliputi: Kab/Kota yang mendapa
standar 1. Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi pelayanan kesehatan jiw
a. Pemeriksaan status mental standar dalam kurun wak
b. Wawancara tahun dibagi Jumlah ODG
2. Edukasi kepatuhan minum obat berdasarkan proyeksi di w
3. Melakukan rujukan jika diperlukan ( Standar Pelayanan kerja Kab/Kota dalam kur
Minimal ke 10) satu tahun yang sama. Di
3. Cakupan Pelayanan Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa adalah jumlah ODGJ Jumlah ODGJ berat dan O
Kesehatan Jiwa berat (Bipolar, Skizoprenia, Psikotik) dan ODGJ ringan ringan/GME di wilayah k
(Depresif, Neurotik)/Gangguan Mental Emosional (GME) Puskesmas yang mendap
yang mendapat pelayanan sesuai standar pelayanan kesehatan jiw
pelayanan kesehatan dal
waktu satu tahun dibagi
jumlah ODGJ berat dan O
ringan/GME di wilayah ke
Puskesmas dalam kurun
tahun di kali 100%
Estimasi ODGJ Berat dan
/Gangguan Mental Emos
: Jumlah ODGJ berat = 0,
Jumlah
Penduduk Total x 70% (p
usia 15 - 69
tahun)
Jumlah ODGJ ringan/ GM

Jumlah Penduduk Total x


Target = Estimasi ODGJ b
ditambah DGJ
ringan/ GME
4.Kasus ODGJ berat Sisa kasus ODGJ berat dengan pasung maksimal 7 % dari Estimasi Kasus Pasung ya
dengan pasung pada total kasus ODGJ berat tahun berjalan .Estimasi kasus dicapai x target penuruna
penduduk usia 15 - 69 pasung = (16,3 %x 0,22/100 x 70 % x jumlah penduduk) Contoh:
tahun Estinasi jumlah ODGJ ber
x 38.052.879 Jiwa = 83.7
70% = 58.601 orang
Estimasi Kasus Pemasun
= 16,3 % x 58.601 = 9.55
Target Penurunan kasus
tahun 2019 adalah 7/100
9.552 Jiwa = 669 orang
Catatan untuk kinerja Pu
<7% = 100%;
75%; >8-9%=
>9-10%=25% >10

3 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


1.PAUD dan TK yang PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/ pemeriksaan Jumlah PAUD dan TK yan
mendapat kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas dalam mendapat penyuluhan/
penyuluhan/pemeriksaa waktu 1 tahun pemeriksaan kesehatan g
n gigi dan mulut mulut dibagi jumlah PAU
wilayah kerja Puskesmas
100%
2.Kunjungan ke Kunjungan petugas Puskesmas terkait kesehatan gigi dan Jumlah kunjungan petuga
Posyandu terkait mulut ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu Puskesmas terkait keseha
kesehatan gigi dan mulut 1 tahun dan mulut ke Posyandu d
jumlah Posyandu di wilay
Puskesmas dikali 100%
4 Pelayanan Kesehatan Tradisional
1.Penyehat Tradisional Penyehat Tradisional Ramuan yang memiliki STPT ( Surat Jumlah Penyehat Tradisio
Ramuan yang memiliki Terdaftar Penyehat Tradisional) yang ada di wilayah kerja Ramuan yang memiliki ST
STPT Puskesmas. Penyehat Tradisional Ramuan adalah seseorang jumlah Penyehat Tradisio
yang memiliki pengetahuan pengobatan radisional tentang Ramuan yang ada di wila
ramuan ( ramuan Indonesia, ramuan shinshe) yang Puskesmas dikali 100%
diperoleh secara turun temurun atau kursus penyehat
tradisional ramuan dan memberikan pelayanan
menggunakan ramuan
2.Penyehat Tradisional Penyehat Tradisional Keterampilan yang memiliki STPT yang Jumlah Penyehat Tradisio
Keterampilan yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Penyehat tradisional Keterampilan yang memi
memiliki STPT Ketrampilan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dibagi jumlah Penyehat T
tradisional ketrampilan ( pijat, bekam kering, terapi energi, Keterampilan yang ada d
energi spiritual, SPA dan olah pikir) yang diperoleh secara kerja Puskesmas dikali 10
turun temurun atau kursus dan memberikan pelayanan
menggunakan metode ketrampilan
3.Kelompok Asuhan Desa/Kelurahan yang memiliki Kelompok Asuhan Mandiri Jumlah Desa/Kelurahan
Mandiri yang terbentuk dengan SK Kepala Desa/Kelurahan di wilayah kerja memiliki kelompok Asuha
Puskesmas. Kelompok Asuhan Mandiri adalah kelompok dengan SK KepalaDesa/K
masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan dibagi jumlah desa yang
kesehatan serta mencegah dan mengatasi wilayah kerja Puskesmas
masalah.gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh 100%
individu dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dengan
memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga/TOGA dan
akupresur.
4.Panti Sehat Panti Sehat berkelompok yang berijin yang ada di wilayah Jumlah Panti Sehat berke
berkelompok yang berijin Kerja Puskesmas.Panti Sehat adalah tempat yang digunakan yang berijin dibagi jumlah
untuk melakukan perawatan kesehatan tradisional empiris Sehat berkelompok yang
yang berijin dan yang memberikan pelayanan lebih dari 1 wilayah kerja Puskesmas
(satu) orang penyehat tradisional (Hattra) 100%
5. Fasilitas Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional berkelompok yang Jumlah Fasilitas Pelayana
Kesehatan Tradisional berijin yang ada di wilayah kerja Puskesmas adalah fasilitas Kesehatan Tradisional
berkelompokyang berijin pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan berkelompokvyang beriji
pengobatan/perawatan pelayanan kesehatan tradisional jumlah Fasilitas Pelayana
komplementer yang sudah berijin dan yang memberikan Kesehatan Tradisional
pelayyanan lebih dari 1 (satu) orang tenaga kesehatan berkelompokyang berijin
tradisional (Nakestrad yang lulusan minimal D3) di wilayah kerja Puskesm
100%
6.Pembinaan ke Penyehat Tradisional yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jumlah Penyehat Tradisio
Penyehat Tradisional yang mendapat pembinaan oleh petugas/kader kesehatan mendapat pembinaan ole
petugas/ kader kesehata
jumlah Penyehat Tradisio
ada di wilayah kerja Pusk
dikali 100%

5 Pelayanan Kesehatan Olahraga


1.Kelompok /klub Kelompok/ klub olahraga, meliputi kelompok olahraga di Jumlah kelompok/ klub o
olahraga yang dibina sekolah, klub antara lain jantung sehat, senam asma, senam yang dibina dibagi jumlah
usila, senam ibu hamil, senam diabetes, senam osteoporosis, kelompok/ klub olahraga
kebugaran jamah haji dan kelompok olahraga/latihan fisik dikali 100%
lainnya yang dibina di wilayah kerja Puskesmas selama pada
kurun waktu tertentu.
2.Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji (CJH) yang dilakukan pengukuran Jumlah CJH yang dilakuka
Calon Jamaah Haji kebugaran jasmani sesuai dengan pedoman yang ada. Pengukuran Kebugaran J
(Pedoman Pembinaan Kebugaran Jemaah Haji bagi Petugas oleh Puskesmas pada tah
Kesehatan di Puskesmas, Depkes 2009) berjalan dibagi Jumlah C
terdaftar di Puskesmas p
berjalan dikali 100 %
3.Pengukuran kebugaran Pengukuran Kebugaran jasmani Anak Sekolah ( SD kelas 4 - 6 Jumlah anak Sekolah Das
jasmani pada anak berusia 10-12 tahun) di wilayah Puskesmas sesuai dengan 6 berusia 10-12 tahun ya
sekolah pedoman yang ada selama kurun waktu tertentu dilakukan pengukuran ke
jasmani dibagi jumlah An
Sekolah Dasar kelas 4 - 6
berusia 10 -12 tahun yan
wilayah Puskesmas dikali
6 Pelayanan Kesehatan Indera
Mata
1.Penemuan dan Kasus refraksi yang ditemukan dan ditangani/mendapatkan Kasus refraksi yang ditem
penanganan Kasus kaca mata di masyarakat dan Puskesmas melalui ditangani dibagi jumlah p
refraksi. pemeriksaan visus/ refraksi di wilayah kerja pada kurun yang di screening refraks
waktu tertentu , diralat menjadi Kasus refraksi yang 100%
ditemukan dan ditangani di masyarakat dan Puskesmas
melalui pemeriksaan visus/ refraksi di wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu .
2.Penemuan kasus Kasus kelainan mata (contoh: infeksi, katarak, kelainan Jumlah kasus kelainan m
kelainan mata di retina, glaucoma dll) yang ditemukan melalui jumlah pasien yang di scr
Puskesmas pemeriksaan/kegiatan screening di wilayah kerjanya pada dikali 100%
kurun waktu tertentu.

3.Penemuan kasus Kasus katarak yang ditemukan melalui pemeriksaan atau Jumlah kasus katarak dib
katarak pada usia diatas kegiatan screening untuk usia diatas 45 (empat puluh lima) jumlah penduduk usia leb
45 tahun tahun baik dalam gedung maupun luar gedung di wilayah tahun yang dilakukan skr
kerjanyapada kurun waktu tertentu tahun sebelumnya. dikali 100%
4.Pelayanan rujukan Penderita penyakit mata yang dirujuk dengan menjalani Jumlah penyakit mata ya
mata pemeriksaan/pengobatan sebelumnya atau tidak di wilayah dibagi jumlah penderita p
Puskesmas pada kurun waktu tertentu tahun sebelumnya. mata dikali 100%

Telinga
1.Penemuan kasus Kasus penyakit telinga (antara lain : serumen, presbycusis, Jumlah kasus penyakit te
penyakit telinga di hearing loss, OMSK, congenital) yang ditemukan melalui dibagi jumlah pasien yan
puskesmas pemeriksaan/kegiatan screening baik yang dilakukan di screening dikali 100%
dalam gedung dan luar gedung di wilayah Puskesmas pada
kurun waktu tertentu tahun sebelumnya.

2.Penemuan dan Kasus serumen prop yang ditemukan dan ditangani pada Jumlah kasus serumen pr
ditangani Kasus saat screening/penjaringan dan atau pada saat berobat di ditemukan dan ditangan
Serumen Prop puskesmas di wilayah Puskesmas pada kurun waktu tertentu jumlah kasus serumen p
tahun sebelumnya. 100%

7 Pelayanan Kesehatan Lansia


1.Pelayanan Kesehatan Setiap warga negara usia 60 tahun atau lebih yang Jumlah warga negara ber
pada Usia Lanjut (usia ≥ mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali tahun atau lebih yang me
60 tahun ) ( Standar pada kurun waktu satu tahun. Skrining skrining kesehatan sesua
Pelayanan Minimal ke 7) meliputi : 1. Pengukuran tinggi minimal 1 (satu) kali di su
badan, berat badan dan lingkar perut 2.
wilayah kerja dalam kuru
Pengukuran tekanan darah 3.
Pemeriksaan gula darah dan kolesterol. satu tahun di bagi jumlah
4. Pemeriksaan gangguan mental warga negara berusia 60
5. Pemeriksaan gangguan kognitif atau lebih di suatu wilay
6. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut dalam kurun waktu satu
7.Anamnesa perilaku berisiko. Tindaklanjut hasil skrining yang sama di kali 100 %.
kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Setiap warga negara usia 45 tahun sampai 59 tahun yang Jumlah warga negara usi
pada Pra usia lanjut (45 mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di sampai 59 tahun yang
- 59 tahun) wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. mendapatkan pelayanan
Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : sesuai standar di wilayah
1.Edukasi kesehatan tertentu dalam kurun wa
2. Skrining faktor resiko yang dilakukan minimal 1 kali dalam tahun di bagi Jumlah sem
setahun. negara usia 45 tahun sam
tahun di wilayah kerja te
dalam kurun waktu satu
yang sama di kali 100 %.

8 Pelayanan Kesehatan Kerja


1.Pekerja formal yang Pekerja formal yang mendapat konseling total seluruh Jumlah pekerja form
mendapat konseling pekerja dari seluruh perusahaan/PNS/sektor formal lainnya mendapat konseling dib
yang mendapat konseling (tatap muka, konsultasi, promotif seluruh pekerja formal y
dan preventif secara individu) baik didalam maupun diluar dikali 100%
gedung oleh petugas puskesmas. Jumlah seluruh
pekerja formal adalah total pekerja dari sektor formal
(pemerintah/BUMN/swasta) di wilayah kerja Puskesmas
2.Pekerja informal yang Pekerja informal yang mendapat konseling adalah total Jumlah pekerja infor
mendapat konseling pekerja dari seluruh sektor informal lainnya (petani, nelayan, mendapat konseling dib
pedagang, dan lain-lain) di wilayah kerja Puskesmas yang seluruh pekerja infor
mendapat konseling (tatap muka, konsultasi, promotif dan dibina dikali 100%
preventif secara individu) baik didalam maupun diluar
gedung oleh petugas puskesmas.

3. Promotif dan preventif Salah satu atau seluruh kegiatan promosi (penyuluhan, Jumlah promotif dan pre
yang dilakukan pada konseling, latihan olahraga dll) dan/atau preventif yang dilakukan pada kelo
kelompok kesehatan (imunisasi, pemeriksaan kesehatan, APD, ergonomi, kesehatan kerja dibagi ju
kerja pengendalian bahaya lingkungan dll) yang dilakukan seluruh Pos UKK di wilaya
minimal 1 (satu) kali tiap bulan selama 12 (dua belas) bulan dikali 100%
pada kelompok kesehatan kerja.

9 Kesehatan Matra
1.Hasil pemeriksaan Jemaah haji yang dilakukan pemeriksaan kesehatan yang Jumlah hasil pemeriksaan
kesehatan jamaah haji 3 dientry dalam siskohat (Sistem Komputerisasi Kesehatan haji yang dientry dalam s
bulan sebelum Terpadu) pada 3 (tiga) bulan sebelum operasional pada 3 (tiga) bulan sebelu
operasional terdata. operasional dibagi denga
kuota jemaah haji pada t
berjalan dikali 100 %

4.3 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


1 Pelayanan Non Rawat Inap
1. Angka Kontak Indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan pemanfaatan Jumlah Peserta terdaftar
Komunikasi pelayanan primer oleh peserta terdaftar BPJS di Puskesmas. melakukan kontak komu
Kontak komunikasi bila peserta JKN (per nomor identitas dengan Puskesmas dikal
peserta) yang terdaftar mendapatkan pelayanan kesehatan dibagi total jumlah pese
(kontak sakit maupun sehat) di Puskesmas terdaftar di Puskesmas.
Catatan: 1 (satu) orang dianggap 1 (satu) kunjungan dalam 1 Catatan untuk kinerja Pu
(satu) bulan tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan 150 permil- 250 permil =
peserta. dihilangkan
2.Rasio Rujukan Non Kasus non spesialistik adalah kasus terkait 144 diagnosa yang Jumlah rujukan kasus non
Spesialistik (RRNS) harus ditangani di Puskesmas serta kriteria Time-Age- spesialistik dibagi jumlah
Complication-Comorbidity (TACC). Kelayakan rujukan kasus dikali 100 %
tersebut berdasarkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian Catatan kinerja Puskesm
kerjasama antara BPJS Kesehatan, Puskesmas, Dinkes < 5% = 100%
Kabupaten/Kota dan organisasi profesi dengan 5- 7,5 % =75%
memperhatikan kemampuan pelayanan Puskesmas serta >7,5-10 %=50%
progresifitas penyakit yang merupakan keadaan khusus >10-15 %=25%
dan/atau kedaruratan medis >15% = 0%
3.Rasio Prolanis Rutin Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes Melitus dan Jumlah peserta Prolanis y
Berkunjung ke FKTP Hipertensi. Aktifitas Prolanis: berkunjung ke Puskesma
(RPPB) (1) Edukasi Klub jumlah Peserta Prolanis t
(2) Konsultasi Medis (3) Pemantauan Puskesmas dikali 100%
Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang Catatan untuk kinerja Pu
(4) Senam Prolanis (5) Home 50% - 90% = 100%;
visit/kunjungan rumah (6)
Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB)
4. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : Jumlah penderita hiperte
Penderita Hipertensi a. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali 15 tahun di wilayah kerja
(Standar Pelayanan sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan
Minimal ke 8) b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau kepatuhan sesuai standar dibagi jum
minum obat c. Melakukan rujukan jika estimasi penderita hipert
diperlukan. Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 ≥ 15 tahun yang berada
mmHg ditambahkan pelayanan terapi farmakologi wilayah kerjanya berdas
angka prevalensi Kab/Ko
kurun waktu satu tahun y
dikali 100%.
5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi : Jumlah penderita Diabet
Penderita Diabetes a. Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali usia > 15 tahun di dalam
Mellitus (Standar sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan kerjanya yang mendapat
Pelayanan Minimal ke 9) b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau nutrisi pelayanan kesehatan ses
c. Melakukan rujukan jika diperlukan.Tekanan Darah standar dalam kurun wa
Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan tahun dibagi jumlah estim
pelayanan terapi farmakologi penderita Diabetes Melli
15 tahun yang berada di
wilayah kerjanya berdasa
angka prevalensi kab/kot
kurun waktu satu tahun y
dikali 100%.
6.Kelengkapan pengisian Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam setelah selesai Jumlah rekam medik raw
rekam medik pelayanan, diisi oleh tenaga medis dan atau paramedis yang diisi lengkap dibagi
(identitas, SOAP, KIE, askep, diagnosis, kode ICD X, kajian rekam medik rawat jalan
sosial, pengobatan, tanda tangan) serta pengisian identitas 100%
rekam medik lengkap oleh petugas rekam medik (nama,
nomor rekam medik, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no
kartu BPJS)
7. Rasio gigi tetap yang Pelayanan kuratif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Jumlah gigi tetap yang di
ditambal terhadap gigi Puskesmas, dinilai dengan membandingkan perlakuan permanen dibandingkan
tetap yang dicabut tambal/cabut gigi tetap gigi tetap yang dicabut.
Catatan kinerja Puskesm
>1 = 100%
0,75 - 1 = 75 %,
0,5 - < 0,75= 50 %
0,25 - <0,5= 25 %
< 0,25 =0%
8.Bumil yang mendapat Pelayanan kesehatan gigi ibu hamil minimal 1 kali selama Jumlah ibu hamil (minim
pelayanan kesehatan gigi kehamilan di Puskesmas selama kehamilan) yang
(konseling/pemeriksaan/perawatan) pelayanan kesehatan gig
Puskesmas dibagi jumlah
yang berkunjung ke Pusk
dikali 100%

9.Pelayanan konseling Pelayanan konseling gizi untuk semua pasien di Puskesmas Jumlah konseling gizi pas
gizi tahun berjalan Puskesmas dibandingkan
kunjungan pasien ke Pus
per tahun dikali 100%
Catatan untuk kinerja Pu
> 5% = 100%;
> 4 - <5% = 75%;
>3 - 4%=50%;
>2 - 3%=25%
<1-2 % = 0%
2 Pelayanan Gawat Darurat
Kelengkapan pengisian Kelengkapan pengisian data informed consent meliputi Jumlah informed consent
informed consent identitas pasien, informasi (diagnosis dan tata cara tindakan darurat yang diisi lengka
kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan, jumlah informed consent
alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi pelayanan gawat darurat
yang mungkin terjadi, prognosis dari tindakan yang akan 100%
dilakukan serta perkiraan pembiayaan) dan tanda tangan saksi
serta pemberi layanan.
3 Pelayanan Kefarmasian
1.Kesesuaian item Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Puskesmas Jumlah item obat di Pusk
obat yang tersedia terhadap Fornas FKTP, diralat menjadi Evaluasi kesesuaian item yang sesuai dengan Forn
dalam Fornas obat yang tersedia di Puskesmas terhadap Fornas FKTP. dibagi jumlah item obat y
Perhitungan evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia dengan tersedia di Puskemas dik
Fornas dilakukan setiap bulan. Contoh: Jumlah obat Pus
yang sesuai dengan forna
item, yang tersedia 513 i
% kesesuaian =297/513x
57,89%
2 . Ketersediaan obat Tersedianya obat dan vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar terhadap Bila obat tersedia untuk pel
dan vaksin terhadap 20 item obat indikator (Albendazol, Amoxicillin 500 mg, Amoxicillin syr, Puskesmas maka diberi ang
20 item obat Dexamethason tab, Diazepam 5 mg/ml amp, Epinefrin (Adrenalin) 0,1% obat tidak tersedia untuk p
indikator (sebagai HCL) amp, Fitomenadion (Vitamin K) inj, Furosemide 40 Puskesmas maka diberi ang
mg/HCT, Garam Oralit, Glibenklamid/Metformin, Captopril, Mg SO4 inj, (catatan : bila obat tidak di
Magnesium Maleat 0,200 mg - 1 ml, Obat Anti TB Dewasa, Oksitosin oleh Puskesmas dan tidak t
amp, Paracetamol 500 mg, Tablet Tambah Darah, Vaksin BCG, Vaksin TT, (kosong) di Puskesmas ters
Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib), ditambah dengan keterangan dalam format pelaporanny
Pemilihan obat dan vaksin 20 item tersebut adalah sesuai dengan N/A, dan dalam perhitunga
pedoman Indikator Kinerja Kementerian pada Direktorat Tata Kelola bernilai 1). Perhitungan dip
Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Farmalkes Kemkes RI. Penilaian dengan cara = Jumlah kumu
ketersediaan obat dan vaksin dilakukan setiap bulan. obat indikator yang tersedi
Puskesmas dibagi 20 dikali
3. Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA non pneumoni Jumlah Penggunaan Antibi
antibiotika pada per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut, diralat menjadi ISPA non Pneumonia dibagi
penatalaksanaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA non kasus ISPA non Pneumonia
ISPA non pneumonia pneumoni per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut. %
Penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non- Catatan kinerja Puskesmas
pneumonia memiliki batas toleransi maksimal sebesar 20%. Data ≤ 20% = 100%
sampel diambil dari resep dengan diagnosa penyakit misal seperti ISPA 21-40 % =75%
ats (acute upper respiratory tract infection) (diagnosa dokter/perawat 41-60 % = 50%
tidak spesifik), pilek (common cold), batuk-pilek, otitis media, sinusitis 61-80 % = 25%
atau dalam kode ICD X berupa J00, J01, J04, J05, J06, J10, J11. > 80 % = 0%
4.Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik Jumlah penggunaan Antibi
antibiotika pada terhadap seluruh kasus tersebut, diralat menjadi Penggunaan diare non spesifik dibagi jum
penatalaksanaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare non spesifik terhadap diare non spesifik dikali 10
kasus diare non seluruh kasus tersebut. Penggunaan antibiotik pd penatalaksanaan Catatan kinerja Puskesmas
kasus diare non-spesifik memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare ≤ 8 % = 100%
spesifik
Non Spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas, virus, dll 9 - 20 % =75%
(non bakterial). Data diambil jika diagnosa ditulis diare mencret atau 21 - 40 % = 50%
sejenisnya atau dalam kode ICD X berupa A09 dan K52. 41 - 60 % = 25%
> 60% = 0%
5.Penggunaan Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia terhadap Jumlah penggunaan injeksi
Injeksi pada Myalgia seluruh kasus tersebut, diralat menjadi Penggunaan injeksi pada myalgia dibagi jumlah kasus
penatalaksanaan kasus myalgia terhadap seluruh kasus tersebut. dikali 100%
Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia dengan batas Catatan kinerja Puskesmas
toleransi maksinal 1%. Data diambil jika diagnosa ditulis nyeri otot, ≤ 1 % = 100%
pegal-pegal sakit pinggang, atau sejenisnya yang tidak membutuhkan 2 - 10 % =75%
injeksi (misal vitamin B1) 11 - 20 % = 50%
21 - 30 % = 25%
> 30 % = 0%
6. Rerata item obat rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus tersebut. Jumlah item obat per lemba
yang diresepkan Rerata item obat perlembar resep dengan batas toleransi 2,6. dibagi jumlah resep
Catatan kinerja Puskesmas
≤ 2,6 = 100%
2,7 - 4 =75%
5 - 7 = 50%
8 - 9 = 25%
> 9 = 0%
7. Penggunaan Obat Prosentase penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus Jumlah % capaian masing-m
Rasional (POR) ISPA non pneumoni, diare non spesifik, injeksi pada indikator peresepan dibagi
penatalaksanaan kasus myalgia dan rerata item obat per lembar komponen indikator perese
resep terhadap seluruh kasus tersebut. dengan rumus = {[(100-a)x1
[(100-b)x100/92]+[(100-c)x
[(100-d)x4/1,4]}/4
Catatan :
a) % Pengg. AB pada ISPA n
Pneumonia = Jumlah Pengg
ISPA non Pneumonia/Jumla
ISPA non Pneumonia x 100
Jika a ≤ 20 %, maka persent
indikator kinerja POR untuk
tersebut adalah 100 %.
b) % Pengg. AB pada Diare n
= Jumlah Pengg. AB pd diar
spesifik/Jumlah kasus diare
spesifik x 100 %
Jika b ≤ 8 %, maka persenta
indikator kinerja POR untuk
tersebut adalah 100 %.
c) % Pengg. Injeksi pada My
=Jumlah Pengg. Injeksi pada
myalgia/Jumlah kasus myal
Jika c ≤ 1 %, maka persenta
indikator kinerja POR adala
d) Poin d dihitung dengan c
mempersentasekan rerata
dengan cara = nilai rerata it
yang diresepkan/4 x 100%.
Rumus rerata item obat yan
diresepkan = Jumlah item o
lembar resep.
Jika d ≤ 2,6 item, maka pers
capaian indikator kinerja PO
100 %
Jika d ≥ 4 item, maka persen
capaian indikator kinerja PO
%.
4 Pelayanan Laboratorium
1.Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: a.Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Jumlah jenis pelayanan y
Hitung trombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa
pelayanan perdarahan dan Masa pembekuan. tersedia dibagi Jumlah st
laboratorium dengan b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin direk, jenis pelayanan (50) dika
standar SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat,Ureum/BUN, Kreatinin,
Trigliserida, Kolesterol total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis, Malaria,
Microfilaria dan Jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg, Anti
Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat
jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit,
Eritrosit dan Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2.Ketepatan waktu Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima Jumlah pasien dengan wa
tunggu penyerahan hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis pemeriksaan dan tunggu penyerahan hasil
hasil pelayanan kebijakan tentang waktu tunggu penyerahan hasil laboratorium sesuai jenis
laboratorium pemeriksaan dan kebijak
jumlah seluruh pemeriks
100%
3.Kesesuaian hasil Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium memenuhi +2SD- Jumlah pemeriksaan mut
pemeriksaan baku -2SD (Standar Deviasi) oleh Tenaga Puskesmas yang kompeten, yang memenuhi standar
mutu internal (PMI) dilakukan evaluasi, analisa dan tindak lanjut, diralat menjadi (satu) parameter dari hem
Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium oleh Tenaga Kimia Klinik, serologi, dan
Puskesmas yang kompeten, dilakukan evaluasi, analisa dan bakteriologi dibagi jumla
tindak lanjut pemeriksaan dalam 1 (sa
dikali 100%
4. Pemeriksaan Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil minimal 1 (satu) kali Jumlah pemeriksaan Hem
Hemoglobin pada selama kehamilan oleh tenaga yang kompeten minimal 1 (satu) kali pad
ibu hamil dibagi jumlah ibu hamil y
berkunjung ke Puskesma
100%
7. Pemeriksaan Pemeriksaan sputum pada setiap orang terduga TB  
Sputum pada orang
terduga TB
5. Pemeriksaan Pemeriksaan Reduksi urine pada ibu hamil dengan resiko tingg  
Reduksi urine pada
ibu hamil dengan
resiko tinggi
5 Pelayanan Rawat Inap
1.Bed Occupation Pemakaian tempat tidur di Puskesmas rawat inap setiap bulan Jumlah hari perawatan d
Rate(BOR) dan rata-rata setahun bulan dibagi hasil kali jum
tempat tidur dengan jum
dalam 1 bulan ybs
Catatan kinerja Puskesm
menjadi : 10%
= 100%
70% = 75%
>70 - 80% = 50%
>80 - 90% = 25%
<10% atau >90% = 0%
2.Kelengkapan Rekam medik yang telah diisi lengkap pada pelayanan rawat inap Jumlah rekam medis yan
pengisian rekam oleh staf medis dan atau tenaga yang diberikan pelimpahan dibagi jumlah rekam med
medik rawat inap kewenangan, meliputi kelengkapann pengisian identitas, SOAP, bulan di pelayanan rawat
KIE, asuhan keperawatan, lembar observasi , lembar rujukan, dikali 100%
asuhan gizi, resume medis, surat pemulangan, informed concent,
monitoring rujukan, monitoring pra, selama dan sesudah
pemberian anestesi dan laporan operasi

4.4 MANAJEMEN
N Rentang Ni
Jenis Variabel Definisi Operasional
o Nilai 0 Nilai 4 N
1 Manajemen Umum
1.Rencana 5 (lima) tahunan dan Rencana 5 (lima) tahunan dan Tidak ada Ada, tidak Ada, se
Rencana Tahunan Rencanan tahunan sesuai visi, rencana 5 sesuai visi, misi, tu
misi, tugas pokok dan fungsi (lima) tahunan misi, tugas pokok
Puskesmas bedasarkan pada dan Rencanan pokok dan Puskes
analisis kebutuhan masyarakat tahunan fungsi berdas
akan pelayanan kesehatan sebagai Puskesmas, pada a
upaya untuk meningkatkan tidak kebutu
derajat kesehatan masyarakat berdasarkan masya
secara optimal dan sesuai siklus pada analisis sesuai
manajemen puskesmas kebutuhan manaje
masyarakat Puskes
dan siklus
manajemen
Puskesmas
2. RUK Tahun (N+1) RUK (Rencana Usulan Kegiatan) Tidak ada Ada , tidak Ada, s
Puskesmas untuk tahun yad sesuai visi, misi, tu
( N+1) dibuat berdasarkan analisa misi, tugas pokok
situasi, kebutuhan dan harapan pokok dan Puskes
masyarakat dan hasil capaian fungsi berdas
kinerja, prioritas serta data 2 Puskesmas,ti pada a
( dua) tahun yang lalu dan data dak kebutu
survei, disahkan oleh Kepala berdasarkan masya
Puskesmas pada analisis kinerja
kebutuhan
masyarakat
dan kinerja
3.RPK/POA bulanan/tahunan Dokumen Rencana Pelaksanaan Tidak ada Ada dokumen RPK dokum
Kegiatan (RPK), sebagai acuan dokumen RPK tidak sesuai sesuai
pelaksanaan kegiatan yang akan RUK, Tidak ada pe
dijadwalkan selama 1 (satu) tahun ada dengan
dengan memperhatikan visi misi pembahasan maupu
dan tata nilai Puskesmas dengan LP dalam
maupun LS, penen
dalam jadwal
penentuan
jadwal
4.Lokakarya Mini bulanan (lokmin Rapat Lintas Program (LP) Tidak ada Ada, Ada, d
bulanan) membahas review kegiatan, dokumen dokumen correcti
permasalahan LP,rencana tindak tidak memuat action,
lanjut (corrective action) , beserta evaluasi hadir,
tindak lanjutnyasecara lengkap. bulanan hasil
Dokumen lokmin awal tahun pelaksanaan lokmin
memuat penyusunan POA, kegiatan dan n rapa
briefing penjelasan program dari langkah tiap bu
Kapus dan detail pelaksanaan koreksi lengka
program (target, strategi
pelaksana) dan kesepakatan
pegawai Puskesmas. Notulen
memuat evaluasi bulanan
pelaksanaan kegiatan dan langkah
koreksi.
5.Lokakarya Mini tribulanan Rapat lintas program dan Lintas Tidak ada Ada, Ada Do
(lokmin tribulanan) Sektor (LS) membahas review dokumen dokumen correc
kegiatan, permasalahan LP, tidak memuat action,
corrective action, beserta tindak evaluasi hadir,
lanjutnya secara lengkap tindak bulanan hasil
lanjutnya. Dokumen memuat pelaksanaan lokmin
evaluasi kegiatan yang kegiatan dan n rapa
memerlukan peran LS langkah lengka
koreksi
6. Survei Keluarga Sehat (12 Survei meliputi: 1. KB 2. survei kurang Dilakukan Dilakuk
Indikator Keluarga Sehat) Persalinan di faskes 3. Bayi dari 30% survei >30%, >30%,d
dengan imunisasi dasar lengkap, dilakukan interve
bayi dengan ASI eksklusif intervensi dilakuk
4. Balita ditimbang 5. awal dan data ap
Penderita TB, hipertensi dan dilakukan dan dil
gangguan jiwa mendapat entri data analisi
pengobatan, tidak merokok, JKN, aplikasi survei
air bersih dan jamban sehat yang
dilakukan oleh Puskesmas dan
jaringannya
7.Survei Mawas Diri (SMD) Kegiatan mengenali keadaan dan Tidak dilakukan Ada dokumen Ada do
masalah yang dihadapi KA dan SOP dan SO
masyarakat serta potensi yang SMD tapi dilaksa
dimiliki masyarakat untuk belum SMD, a
mengatasi masalah tersebut.Hasil dilaksanakan rekapa
identifikasi dianalisis untuk SMD, ti
menyusun upaya, selanjutnya analisi
masyarakat dapat digerakkan kegiata
untuk berperan serta aktif untuk dibutu
memperkuat upaya perbaikannya masya
sesuai batas kewenangannya..
8. Pertemuan dengan masyarakat Pertemuan dengan masyarakat Tidak ada Ada ada pe
dalam rangka pemberdayaan dalam rangka pemberdayaan pertemuan pertemuan minim
Individu, Keluarga dan Kelompok (meliputi keterlibatan dalam minimal 2 kali setahu
perencanaan, pelaksanaan dan setahun hasil
evaluasi kegiatan) Individu, pemba
Keluarga dan Kelompok. untuk
pembe
masya
9.SK Tim mutu dan uraian tugas Surat Keputusan Kepala Tidak ada SK Ada SK Tim Ada SK
Puskesmas dan uraian tugas Tim Tim, uraian Mutu, tidak Mutu d
Mutu (UKM Essensial, UKM tugas serta ada uraian tugas,
pengembangan , UKP, evaluasi tugas dan evalua
Administrasi Manajemen, Mutu, pelaksanaan evaluasi pelaks
PPI, Keselamatan Pasien serta uraian tugas pelaksanaan uraian
Audit Internal), serta dilaksanakan uraian tugas
evaluasi terhadap pelaksanaan
uraian tugas minimal sekali
setahun
10.Rencana program mutu dan Rencana kegiatan Tidak ada Ada rencana Ada se
keselamatan pasien perbaikan/peningkatan mutu dan dokumen pelaksanaan dokum
keselamatan pasien lengkap rencana kegiatan rencan
dengan sumber dana dan sumber program mutu perbaikan pelaks
daya, jadwal audit dan dan kegiata
internal,kerangka acuan kegiatan keselamatan peningkatan perbai
dan notulen serta bukti pasien mutu, tidak pening
pelaksanaan serta evaluasinya ada bukti mutu d
pelaksanaan pelaks
dan evalua
evaluasinya dilakuk
11.Pengelolaan risiko di Melakukan identifikasi risiko dan Tidak ada Ada Ada id
Puskesmas membuat register risiko Admin, dokumen identifikasi risiko d
UKM dan UKP, membuat laporan identifikasi risiko, memb
insiden KTD, KPC, KTC,KNC risiko, register register risiko registe
,melakukan analisa, melakukan risiko admin, Admin, UKM admin
tindak lanjut dan evaluasi UKM dan UKP, dan UKP, UKP, l
,membuat pelaporan ke Dinkes laporan insiden tidak ada insiden
Kab/Kota KTD, KPC, laporan KPC, K
KTC,KNC insiden , tidak a
,analisa, analisa, analisa
rencana tindak rencana tindak
lanjut, tindak tindak lanjut, tindak
lanjut dan tindak lanjut evalua
evaluasi serta dan evaluasi pelapo
pelaporan ke serta Dinkes
Dinkes pelaporan ke
Kab/Kota Dinkes
Kab/Kota
12.Pengelolaan Pengaduan Pengelolaan pengaduan meliputi tidak ada Media dan Media
Pelanggan menyediakan media pengaduan, media data tidak ata
mencatat pengaduan (dari Kotak pengaduan, lengkap, ada lengka
saran, sms, email, wa, telpon dll), data ada, analisa , sebagi
melakukan analisa, membuat analisa lengkap rencana rencan
rencana tindak lanjut, tindak dengan tindak lanjut , lanjut,
lanjut dan evaluasi rencana tindak tindak lanjut lanjut
lanjut, tindak dan evaluasi evalua
lanjut dan belum ada ada .
evaluasi
13.Survei Kepuasan Masyarakat Survei Kepuasan adalah kegiatan Tidak ada data Data tidak Data
dan Survei Kepuasan Pasien yang dilakukan untuk mengetahui lengkap,anali lengka
kepuasan masyarakat/pasien sa , rencana sebagi
terhadap kegiatan/pelayanan yang tindak lanjut , rencan
telah dilakukan Puskesmas tindak lanjut lanjut,
dan evaluasi lanjut
serta evalua
publikasi publika
belum ada ada
14.Audit internal Pemantauan mutu layanan Tidak dilakukan Dilakukan, Dilakuk
sepanjang tahun, meliputi audit audit internal dokumen dokum
input, proses (PDCA) dan output lengkap, tidak lengka
pelayanan, ada jadwal selama ada analisa, analisa
setahun, instrumen, hasil dan rencana tindak
laporan audit internal tindak lanjut, tidak a
tindak lanjut lanjut
dan evaluasi evalua
15.Rapat Tinjauan Manajemen Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tidak ada RTM, Dilakukan 1 Dilakuk
dilakukan minimal 2x/tahun untuk dokumen dan kali setahun, setahu
meninjau kinerja sistem rencana dokumen notule
manajemen mutu, dan kinerja pelaksanaan notulen, hadir,
pelayanan/ upaya Puskesmas kegiatan daftar hadir analisa
untuk memastikan kelanjutan, perbaikan dan lengkap, ada tindak
kesesuaian, kecukupan, dan peningkatan analisa, (perba
efektifitas sistem manajemen mutu rencana ngkata
mutu dan sistem pelayanan, tindak lanjut tindak
menghasilkan luaran rencana (perbaikan/p belum
perbaikan serta peningkatan mutu eningkatan evalua
mutu),belum
ada tindak
lanjut dan
evaluasi
16.Penyajian/updating data dan Penyajian/updating data dan Tidak ada data Kelengkapan Keleng
informasi informasi tentang : capaian dan pelaporan data 50% data75
program (PKP), KS, hasil survei
SMD, IKM,data dasar, data
kematian ibu dan anak, status
gizi , Kesehatan lingkungan, SPM,
Pemantauan Standar Puskesmas
Jumlah Nilai Manajemen Umum Puskesmas (I)

2 Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana


1.Updating data Aplikasi Sarana, Pembaharuan data ASPAK yang Belum pernah Data Data d
Prasarana dan Alat Kesehatan dilakukan secara berkala sesuai dilakukan diupdate 1 kali set
(ASPAK), diralat menjadi kondisi riil Fasyankes, paling sedikit 2 updating data , kali setahun, Isian d
Kelengkapan SPA ( Sarana, (dua) kali dalam setahun setiap diralat menjadi isian data lengka
tanggal 30 Juni dan 31 Desember di
Prasarana, Alkes) Nilai data tidak lengkap, menja
tahun berjalan. Data ASPAK sesuai
dengan kondisi riil di Puskesmas. Isian kumulatif SPA diralat data k
data Sarana, Prasarana, Alat < 60 % dan menjadi Nilai SPA >
Kesehatan diisi lengkap ( 100%), kelengkapan data keleng
contoh : nomer seri, merek, tipe alat kesehatan kumulatif alat ke
tahun pengadaan alkes dsb diisi <50 % dan data SPA <60 % <50 %
lengkap, diralat menjadi Nilai data ASPAK belum dan berdas
kumulatif SPA >60 % dan >50% diupdate dan kelengkapan data A
berdasarkan data ASPAK yang telah divalidasi alat yang s
diupdate secara berkala ( minimal 2
Dinkes kesehatan diupda
kali dalam setahun, tgl 30 Juni dan 31
Desember tahun berjalan ) dan telah Kab/Kota <50 % divalid
divalidasi Dinkes Kab/Kota. berdasarkan Kab/K
data ASPAK
yang sudah
diupdate dan
divalidasi
Dinkes
Kab/Kota
2.Analisis data ASPAK dan rencana Analisis data ASPAK berisi Tidak ada Ada analisis Ada an
tindak lanjut ketersediaan Sarana , Prasarana analisis data data , SPA , r
dan alkes (SPA) di masing-masing rencana tindak
ruangan dan kebutuhan SPA yang tindak lanjut , tidak a
belum terpenuhi.Tindak lanjut tindak lanjut lanjut
berisi upaya yang akan dilakukan dan evaluasi evalua
dalam pemenuhan kebutuhan belum ada
SPA.
3.Pemeliharaan prasarana Pemeliharaan prasarana terjadwal Tidak ada Ada jadwal Ada jad
Puskesmas serta dilakukan, dilengkapi dengan jadwal pemeliharaan pemel
jadwal dan bukti pelaksanaan pemeliharaan dan tidak dan di
prasarana dan dilakukan pemel
tidak dilakukan pemeliharaan Tidak a
pemeliharaan pelaks
4.Kalibrasi alat kesehatan Kalibrasi alkes dilakukan sesuai Tidak ada Ada jadwal Ada jad
dengan daftar peralatan yang jadwal kalibrasi kalibrasi dan kalibra
perlu dikalibrasi, ada jadwal, dan dan tidak tidak dilakuk
bukti pelaksanaan kalibrasi. dilakukan dilakukan kalibra
kalibrasi kalibrasi ada bu
pelaks
5.Perbaikan dan pemeliharaan Perbaikan dan pemeliharaan Tidak ada Ada jadwal Ada jad
peralatan medis dan non medis peralatan medis dan non medis jadwal pemeliharaan pemel
terjadwal dan sudah dilakukan pemeliharaan dan tidak dan di
yang dibuktikan dengan adanya peralatan dan dilakukan pemel
jadwal dan bukti pelaksanaan tidak dilakukan pemeliharaan Tidak a
pemeliharaan pelaks
Jumlah Nilai Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana (II)
3 Manajemen Keuangan
1.Data realisasi keuangan Realisasi capaian keuangan yang Tidak ada data Data/laporan Data/l
disertai tidak lengkap, lengka
1.4.Manajemen Sumber Daya belum di sebagi
Manusia lakukan belum
Bukti analisa, rencan
rencana lanjut,
tindak lanjut, lanjut
tindak lanjut evalua
dan evaluasi
2.Data keuangan dan laporan Data pencatatan pelaporan Tidak ada data Data dan Data/l
pertanggung jawaban pertanggung jawaban keuangan laporan tidak lengka
ke Dinkes Kab/Kota,penerimaan lengkap, sebagi
dan pengeluaran , realisasi belum ada rencan
capaian keuangan yang disertai analisa, lanjut,
bukti rencana lanjut
tindak lanjut, evalua
tindak lanjut ada
dan evaluasi
Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Keuangan (III)
4 Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Rencana Metode Penghitungan Kebutuhan SDM Tidak ada Ada dokumen Ada do
Kebutuhan Tenaga Kesehatan secara riil sesuai kompetensinya dokumen renbut, renbut
(Renbut) berdasarkan beban kerja dengan hasil hasil <
< 4 jenis nakes
nakes dari 9 dokter
nakes sesuai gigi, bi
kebutuhan peraw
nakes
kebutu
2.SK, uraian tugas Surat Keputusan Penanggung Jawab dengan Tidak ada SK Ada SK Ada SK
pokok (tanggung uraian tugas pokok dan tugas integrasi jabatan tentang SO Penanggung Penan
jawab dan karyawan dan uraian Jawab dan Jawab
wewenang ) serta tugas uraian tugas uraian
uraian tugas 50% karyaw
integrasi karyawan
3. Data kepegawaian data kepegawaian meliputi dokumentasi Tidak ada data Data tidak Data
STR/SIP/SIPP/SIB/SIK/SIPA dan hasil lengkap, tidak lengka
pengembangan SDM ( sertifikat,Pelatihan, ada analisa , sebagi
seminar, workshop, dll),a nalisa pemenuhan rencana rencan
standar jumlah dan kompetensi SDM di tindak lanjut, lanjut,
Puskesmas, rencana tindak lanjut, tindak lanjut tindak lanjut lanjut
dan evaluasi nya dan evaluasi evalua
ada
Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia ( IV)
5 Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis pakai)

1. SOP Pelayanan SOP pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan, Tidak ada SOP Ada SOP, Ada SO
Kefarmasian permintaan/pengadaan, penerimaan, penyimpanan, tidak lengkap lengka
distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan
farmasi klinik (penyiapan obat, penyerahan obat,
pemberian informasi obat, konseling, evaluasi penggunaan
obat, pemantauan terapi obat, dll) , diralat menjadi SOP
pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan,
permintaan/pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pencatatan dan pelaporan, dll) dan pelayanan
farmasi klinik (Pengkajian Dan Pelayanan Resep ,
penyiapan obat, penyerahan obat, pemberian informasi
obat, konseling, evaluasi penggunaan obat (EPO), Visite
pemantauan terapi obat(PTO) khusus untuk Puskesmas
rawat inap , pengelolan obat emergensi dll)
2. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang terstandar dalam Tidak ada Ada sarana Ada sa
Pelayanan pengelolaan sediaan farmasi (adanya pallet, rak sarana prasarana, prasar
Kefarmasian obat, lemari obat, lemari narkotika psikotropika, prasarana tidak lengkap lengka
lemari es untuk menyimpan obat, APAR, sesuai kebutu
pengatur suhu, thermohigrometer, kartu stok, kebutuhan
dll) dan sarana pendukung farmasi klinik ( alat
peracikan obat, perkamen, etiket, dll)
3. Data dan Data dan informasi terkait pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada data Data tidak Data le
informasi Pelayanan (pencatatan kartu stok/sistem informasi data stok obat, lengkap, tidak terarsi
laporan narkotika/ psikotropika, LPLPO, laporan
Kefarmasian ketersediaan obat) maupun pelayanan farmasi klinik ada analisa, baik, ti
(dokumentasi PIO, konseling, EPO, PTO, MESO, laporan tidak terarsip analisa
POR, kesesuaian obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dengan baik, tindak
dan tepat waktu, diralat menjadi Data dan informasi rencana evalua
terkait pengelolaan sediaan farmasi (pencatatan kartu
stok/sistem informasi data stok obat, laporan
tindak lanjut
narkotika/psikotropika, LPLPO, laporan ketersediaan dan evaluasi
obat) maupun pelayanan farmasi klinik (dokumentasi belum ada
Verifikasi Resep, PIO, Konseling, EPO, PTO (khusus untuk
puskesmas rawat inap) , MESO, laporan POR, kesesuaian
obat dengan Fornas) secara lengkap, rutin dan tepat
waktu
Jumlah Nilai Manajemen Pelayanan Kefarmasian
6 Manajemen Bencana
1.Tim TRC Adanya kebijakan Tim TRC oleh kepala Tidak ada SK Ada Ada K
Puskesmas Puskesmas, terlatih dan rutin melaksakan Tim TRC yang di Kebijakan Tim TR
Simulasi Manajemen bencana sesuai SK kan Oleh Tim TRC yang tetapk
perencanaan. kepala di tetapkan kepala
Puskesmas . oleh kepala Puskes
Puskesmas. terlatih
2.Merencanakan Program manajemen bencana perlu disusun Tidak ada Ada Rencana Ada R
dan menerapkan dalam upaya menanggapi bila terjadi Rencana dan dan program dan pr
suatu program bencana internal dan/ atau eksternal yang program kesiapan kesiap
kesiapan meliputi:1.identifikasi kesiagaanmeng menghadapi mengh
menghadapi jenis,kemungkinan,dan akibat dari bencana hadapi Bencana,tida Benca
bencana yang yang mungkin terjadi (HVA),2.menentukan Bencana k ada simulasi dilaksa
peran puskesmas dalam kejadian
meliputi Rencana rencanan dan rencan
tersebut,3.strategi komunikasi jika terjadi
Kontigensi dan peta bencana ,4.manajemen sumber program progra
Resiko bencana daya,5.penyediaan pelayanan dan kesiapan kesiap
disimulasikan setiap alternatifnya,6.identifikasi peran dan menghadapi mengh
tahun yang meliputi tanggung jawab tiap karyawan,dan bencana benca
2 sampai 6 jenis manajemen konflik yang mungkin terjadi
bencana saat bencana
Jumlah Nilai Manajemen Bencana

7.Manajemen Mutu

Ta
No Jenis Variabel Definisi Operasional Cara Penghitungan

1 Indeks Kepuasan Pernyataan puas oleh pelanggan mencakup Lihat Permenpan RB No 14 100
Masyarakat (IKM) 1.Kesesuaian jenis layanan Tahun 2017 tentang Pedoman
2. Kemudahan prosedur pelayanan Penyusunan Survei Kepuasan
3. Kecepatan pemberian layanan Masyarakat Unit
4. Kewajaran biaya/tarif Penyelenggara Pelayanan
5.Kesesuaian Produk pelayanan dengan Publik Catatan
standar 6. Kompetensi penghitungan kinerja
/kemampuan petugas dalam layanan Indek IKM:
7.Perilaku petugas terkait kesopanan dan <25 = 0%
keramahan 25 - 64,99= 25 %
8. Penanganan Pengaduan pengguna layanan 65 - 76.60= 50%
9. Kualitas. Sarana dan prasarana 76,61 - 88,30 = 75%
88,31 - 100 = 100%

2 Survei kepuasan Survei kepuasan pasien tentang Jumlah kumulatif hasil > 80
pasien ketanggapan petugas, keramahan, kejelasan penilaian kepuasan dari
memberikan informasi, kecepatan pasien yang disurvei (dalam
pelayanan, kelengkapan alat/obat, prosen) dibagi jumlah total
kenyamanan ruang, ketersediaan pasien yang disurvei dikali
brosur/leaflet/poster dengan gradasi jawaban 100%
sangat puas, puas dan tidak puas (Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Pelayanan Kefarmasian)

3 Sasaran keselamatan pasien    


  1. Identifikasi Pasien dengan benar    
  Kepatuhan petugas Kepatuhan petugas melakukan identifikasi Jumlah prosentase kepatuhan 100%
melakukan pasien minimal dengan 2 cara identifikasi petugas melakukan
identifikasi pasien yang relatif tidak berubah pada saat identifikasi sesuai prosedur
pendaftaran dan sebelum melakukan dibagi jumlah petugas
prosedur diagnosis, tindakan, pemberian (pendaftaran, UGD, Obat,
obat dan pemberian diit serta kondisi khusus lab, KIA-KB, gigi ) yang di
(pasien tidak membawa identitas, amati kepatuhannya
mempunyai nama sama)

  2. Komunikasi efektif dalam pelayanan    


  Kepatuhan Petugas melakukan komunikasi efektif di Jumlah prosentase kepatuhan 100%
melakukan rekam medis antara lain: penyampaian pesan petugas yang melakukan
komunikasi efektif verbal lewat telpon atau media komunikasi komunikasi efektif sesuai
dengan SBAR (Situational, Background, prosedur dibagi jumlah
Assesment, Recomendation) pada pelaporan petugas di UGD/ ruang
kasus dan TBK (Tulis,Baca, Konfirmasi) tindakan, ruang bersalin,
pada saat menerima instruksi dokter : rawat inap serta laboratorium
penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan yang diamati kepatuhannya
penunjang , transfer/operan pada waktu
serah terima pasien dan rujukan

  3. Keamanan obat yang perlu diwaspadai    


  Penyimpanan Penyimpanan secara alfabetical dan Jumlah prosentase kepatuhan 100%
alfabetical dan pelabelan obat high alert (obat yang petugas dalam menyimpan
pelabelan obat beresiko tinggi misal : insulin, narkotika, secara alfabetical dan
high alert, LASA agonis adrenegik, antagonis adrenegik, memberi label obat high
dan kadaluarsa, anestesi (general, inhalasi, IV), alert, LASA dan kadaluarsa
serta pelaksanaan 5 antitrombotic, dextrose 20%, Parenteral serta pelaksanaan 5 benar
benar dalam nutrisi, oral hipoglikemik), obat yang dalam pemberian obat dibagi
pemberian obat , mempunyai nama, bunyi dan sediaan jumlah prosedur yang dinilai,
diralat menjadi hampir sama (LASA/ Look Alike Sound diralat menjadi Jumlah
Penyimpanan Alike) dan pelabelan kadaluarsa di ruang prosentase kepatuhan
alfabetical atau farmasi dan gudang obat serta pelaksanaan 5 petugas dalam menyimpan
berdasarkan benar dalam pemberian obat ( benar orang, sediaan farmasi sesuai
kelas terapi benar obat, benar frekuensi, benar cara kaidah (secara alfabetical
(farmakologi) dan pemberian, benar dosis), diralat menjadi atau berdasarkan kelas
pelabelan obat Penyimpanan secara alfabetical atau terapi (farmakologi)dan
high alert, LASA berdasarkan kelas terapi ( farmakologi), memberi label obat high
dan kadaluarsa, pelabelan obat high alert (obat yang alert, LASA dan
serta pelaksanaan beresiko tinggi),misal : insulin, narkotika, kadaluarsa) serta
5 benar dalam agonis adrenegik, antagonis adrenegik, kepatuhan pelaksanaan 5
pemberian obat anestesi (general, inhalasi, IV), benar dalam pemberian
antitrombotic, dextrose 20%, parenteral obat dibagi 2 (dua)
nutrisi, oral hipoglikemik), obat yang prosedur yang dinilai
mempunyai nama, bunyi dan sediaan tersebut
hampir sama (LASA/ Look Alike Sound
Alike) dan pelabelan kadaluarsa di ruang
farmasi dan gudang obat serta
pelaksanaan 5 benar dalam pemberian
obat ( benar orang, benar obat, benar
frekuensi, benar cara pemberian dan
benar dosis)
  4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang    
benar, pembedahan pada pasien yang benar
  Kepatuhan Kepatuhan melakukan doubel check Jumlah prosentase kepatuhan 100%
melakukan doubel terhadap prosedur pembedahan untuk petugas dalam melakukan
check pada memastikan lokasi pembedahan yang benar doubel check pada
tindakan/bedah dan pada pasien yang benar di tindakan/bedah minor dibagi
minor UGD/tindakan, persalinan, KIA-KB dan jumlah petugas yang diamati
poli gigi, agar tidak terjadi kesalahan orang kepatuhannya (UGD/ruang
dan salah sisi tindakan, persalinan, KIA-KB
dan poli gigi)
  5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan    
  Kepatuhan petugas Kepatuhan seluruh petugas Puskesmas Jumlah prosentase kepatuhan 100%
melakukan hand melakukan hand hygiene Prosedur cuci petugas yang diamati dalam
hygiene tangan sesuai dengan ketentuan 6 (enam) melakukan prosedur cuci
langkah cuci tangan dan 5 (lima) momen, tangan 6 langkah dan 5
yaitu: momen dibagi jumlah
1.Sebelum kontak dengan pasien petugas yang diamati
2.Sebelum melakukan tindakan aseptik (UGD/ruang tindakan dan
3.Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien persalinan)
4. Setelah kontak dengan pasien
5.Setelah kontak dengan lingkungan pasien

  6. Mengurangi risiko cedera pada pasien jatuh    


  Kepatuhan Cedera pada pasien dapat terjadi karena Jumlah % kepatuhan petugas 100%
melakukan jatuh di fasilitas kesehatan.Kriteria untuk melakukan pentapisan
pentapisan melakukan pentapisan kemungkinan (screening) pasien dengan
(screening) pasien terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan, dan risiko jatuh dibagi jumlah
dengan risiko jatuh dilakukan upaya untuk mencegah atau pentapisan yang dinilai
meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas dalam prosedur pentapisan
kesehatan.Pentapisan dilakukan untuk (screening) pasien dengan
meminimalkan terjadinya risiko jatuh di risiko jatuh, diralat menjadi
Puskesmas.Upaya dan penandaan dilakukan Jumlah pentapisan
untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien (screening) pasien dengan
dari situasi dan lokasi yang dapat risiko jatuh dibagi jumlah
mengakibatkan pasien jatuh pasien risiko jatuh dikali
100%

4 Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)  


  1.Kepatuhan Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Jumlah prosentase kepatuhan 100%
petugas Diri) pada saat melaksanakan tugas di petugas terhadap prosedur
menggunakan UGD/ruang tindakan, laboratorium, penggunaan APD dibagi
APD KIA/KB, gigi, persalinan, penanganan jumlah petugas yang diamati
limbah, penanganan linen, penanganan alat (UGD/ruang tindakan,
paska tindakan, sesuai dengan panduan, laboratorium, KIA/KB, gigi,
kebutuhan dan indikasi pemakaian untuk persalinan, penanganan
meminimalkan terjadinya risiko infeksi limbah, penanganan linen,
penanganan alat paska
tindakan )
  2. Kepatuhan Prinsip pinsip sterilisasi dilaksanakan Jumlah prosentase 100%
prosedur dengan tahapan pemilahan alat kotor dan kepatuhan petugas
desinfeksi dan bersih, proses precleaning, cleaning, terhadap prosedur
sterilisasi alat desinfeksi, dan sterilisasi sesuai dengan desinfeksi dan sterilisasi
setelah tindakan regulasi yang ditetapkan dan klasifikasi alat medis berrisiko tinggi
Spaulding tentang penanganan alat medis (kritis) dibagi jumlah
berrisiko tinggi (kritis). petugas yang diamati
(UGD/ruang tindakan,
persalinan, gigi, KIA-KB)
  3. Kepatuhan Prosedur pencegahan penularan infeksi Jumlah prosentase 100%
prosedur melalui transmisi air-borne melalui kepatuhan prosedur
pencegahan penataan ruang periksa, penempatan pembersihan area dengan
penularan infeksi pasien, maupun transfer pasien spill kit dibagi seluruh
dilakukan dengan benar , pembersihan prosedur pembersihan area
kamar dengan benar setiap hari selama dikali 100%
pasien tinggal di puskesmas dan
pembersihan kembali setelah pasien
keluar pulang, pembersihan kembali bila
ada tumpahan cairan tubuh harus
dilakukan sesuai standar atau pedoman
pengendalian infeksi. Puskesmas harus
menyediakan spill kit untuk pembersihan
kembali bila ada tumpahan cairan tubuh
di ruang tindakan, pelayanan gigi,
persalinan, laboratorium, gawat darurat
dan rawat inap.
  4. Kebersihan Halaman dan seluruh ruangan Puskesmas Jumlah ruangan dan halaman 100%
lingkungan terawat dengan 5 R meliputi rapi, ringkas, pelayanan yang terawat
pelayanan resik, rawat, rajin. Seluruh permukaan dengan 5 R dibagi jumlah
berdasarkan 5 R lingkungan datar, bebas debu, bebas seluruh ruangan/halaman
sampah, bebas serangga (semut, kecoa, lalat, Puskesmas dikali 100%
nyamuk) dan binatang pengganggu (kucing,
anjing, tikus) dan dibersihkan secara terus
menerus

  5 Pembuangan Pembuangan limbah benda tajam/pecahan Jumlah safety box dengan 100%
limbah benda kaca memenuhi standar bila jarum suntik jarum suntik yang tidak
tajam memenuhi habis pakai tidak ditekuk, dipatahkan, tidak ditekuk, dipatahkan, tidak
standar disarungkan kembali (recapping), dibuang disarungkan kembali dibagi
dalam wadah penampung limbah benda jumlah safety box yang
tajam/safety box dekat lokasi,wadah ditutup diamati dikali 100%.
dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan
limbah

BAB V
HASIL KINERJA PUSKESMAS
5.1 HASIL KINERJA PELAYANAN KESEHATAN
5.1.1 PENILAIAN CAKUPAN KEGIATAN
5.1.1.1 UPAYA KESEHATAN WAJIB
A. UKM ESENSIAL
No UPAYA KESEHATAN KEGIATAN Satuan sasaran

(1)     (3)
UKM ESSENSIAL  
1 Upaya Promosi Kesehatan 1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan  
Sehat)  
  1.Rumah Tangga yang dikaji Rumah Tangga
  2.Institusi Pendidikan yang dikaji Sekolah, Pesantre
Kampus
  3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dikaji Poskesri, Pustu,
Puskesmas, RS, Kli
  4. Tempat Kerja yang dikaji kantor, pabrik
  5. Tempat Umum yang dikaji tempat ibadah, pas
pertokoan, termin
dermaga
  2.Tatanan Sehat  
  1.Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 Rumah Tangga
indikator PHBS
  2.Institusi Pendidikan yang yang memenuhi 9 Sekolah, Pesantre
indikator PHBS Kampus
  3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memenuhi Poskesri, Pustu,
6 indikator PHBS Puskesmas, RS, Kli

  4. Tempat Kerja yang memenuhi 7 indikator kantor, pabrik


PHBS
  5. Tempat Umum yang memenuhi 6 indikator tempat ibadah, pas
PHBS pertokoan, termin
dermaga
     
  3.Intervensi/ Penyuluhan   
  1.Kegiatan intervensi pada Kelompok Rumah Rumah Tangga
Tangga
  2. Kegiatan intervensi pada Institusi Pendidikan Sekolah, Pesantre
Kampus
  3.Kegiatan intervensi pada Fasilitas Pelayanan Poskesri, Pustu,
Kesehatan Puskesmas, RS, Kli
  4.Kegiatan intervensi pada Tempat Kerja kantor, pabrik
  5.Kegiatan intervensi pada Tempat Umum tempat ibadah, pas
pertokoan, termin
dermaga
  4.Pengembangan UKBM  
  1. Posyandu Balita PURI (Purnama Mandiri) Posyandu
  2.Poskesri Poskesri
  3. Posbindu Posbindu
     
  5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif   
  1.Desa/Kelurahan Siaga Aktif Nagari
  2.Desa/Kelurahan Siaga Aktif PURI (Purnama Nagari
Mandiri)
  3.Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga Aktif Nagari
     
  6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
  1.Promosi kesehatan untuk program prioritas di Puskesmas &
dalam gedung Puskesmas dan jaringannya Jaringannya
(sasaran masyarakat )
  2..Promosi kesehatan untuk program prioritas kali
melalui pemberdayan masyarakat di bidang
kesehatan ( kegiatan di luar gedung Puskesmas)
  3. Promosi kesehatan program prioritas di Sekolah
Sekolah ( SD dan SMP )
  4 Pengukuran dan Pembinaan tingkat UKBM
perkembangan UKBM
       
       
  2. Upaya Kesehatan 1.Penyehatan Air  
  Lingkungan 1.Pengawasan Sarana Air Minum SAB
  2.SAM yang memenuhi syarat kesehatan SAB
    3.Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap RT
SAM
    2.Penyehatan Makanan dan Minuman
    1.Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) TPM
    2.TPM yang memenuhi syarat kesehatan TPM
    3.Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
    1. Pembinaan sanitasi perumahan Rumah
    2. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan Rumah
    4.Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU )
    1.Pembinaan sarana TTU Prioritas TTU
    2.TTU Prioritas yang memenuhi syarat kesehatan TTU
    5.Yankesling (Klinik Sanitasi)
    1.Konseling Sanitasi  
    2. Inspeksi Sanitasi PBL  
    3.Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS  
    6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masya
    1. KK memiliki Akses terhadap jamban sehat KK
    2. Desa/kelurahan yang sudah ODF Desa/k
    3. Jamban Sehat Jamba
    4. Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas Desa/k
       
  3.Upaya Pelayanan 1.Kesehatan Ibu  
  Kesehatan Ibu , Anak dan 1.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) ibu ham
  Keluarga Berencana 2.Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4),SPM ke 1 ibu ham
  3.Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) orang
  4.Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar,SPM ke orang
2
  5. Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan (KF)  Orang
  6. Penanganan Komplikasi Kebidanan (PK) orang
 
2. Kesehatan Bayi
  1.Pelayanan Kesehatan Neonatus pertama ( KN1) bayi
  2.Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari (KN lengkap) bayi
(SPM ke 3)
  3.Penanganan komplikasi neonatus bayi
  4.Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan bayi
     
  3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah  
  1. Pelayanan kesehatan anak balita (12 - 59 bulan) balita
  2. Pelayanan kesehatan balita (0 - 59 bulan) (SPM ke 4) balita

  3.Pelayanan kesehatan Anak pra sekolah (60 - 72 bulan) anak


     
  4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
  1. Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang melaksanakan sekola
pemeriksaan penjaringan kesehatan
  2. Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang melaksanakan sekola
pemeriksaan penjaringan kesehatan
  3. Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang sekola
melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan
  4. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar kelas 1 orang
sampai dengan kelas 9 dan diluar satuan pendidikan
dasar,SPM ke 5
  5.Pelayanan kesehatan remaja orang
     
  5. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)  
  1.KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate/ CPR) orang
  2. Peserta KB baru orang
  3. Akseptor KB Drop Out orang
  4. Peserta KB mengalami komplikasi orang
  5. Peserta KB mengalami efek samping orang
  6. PUS dengan 4 T ber KB orang
  7. KB pasca persalinan orang
  8. Ibu hamil yang diperiksa HIV orang
       

  4.Upaya Pelayanan Gizi 1.Pelayanan Gizi Masyarakat


  1.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6- bayi
11 bulan
  2.Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita umur balita
12-59 bulan 2 (dua) kali setahun
  3.Pemberian 90 tablet Besi pada ibu hamil bumil
  4.Pemberian Tablet Tambah Darah pada orang
     
  2. Penanggulangan Gangguan Gizi  
  1.Pemberian PMT-P pada balita kurus Balita
  2. Ibu Hamil KEK yang mendapat PMT-Pemulihan Bumil
  3..Balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai standar Balita
tatalaksana gizi buruk
   
  3. Pemantauan Status Gizi
  1.Penimbangan balita D/S balita
    2.Balita naik berat badannya (N/D) balita
  3.Balita Bawah Garis Merah (BGM) Balita
  4.Rumah Tangga mengkonsumsi garam beryodium RT
  5.Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Bumil
  6. Bayi usia 6 (enam ) bulan mendapat ASI Eksklusif Bayi
  7. Bayi yang baru lahir mendapat IMD (Inisiasi Menyusu persen
Dini)
  8 Balita pendek (Stunting ) persen
     
  5. Upaya Pencegahan dan 1.Diare  
Pengendalian Penyakit
  1.Pelayanan Diare Balita Balita
  2. Proporsi penggunaan oralit pada balita Balita
  3. Proporsi penggunaan Zinc Balita
  4. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) orang
     
  2.ISPA  
  Penemuan penderita Pneumonia balita orang
   
  5. Upaya Pencegahan dan 3.Kusta  
  Pengendalian Penyakit 1. Pemeriksaan kontak dari kasus Kusta baru orang
  2. Kasus Kusta yang dilakukan PFS secara rutin Orang
  3. RFT penderita Kusta orang

  4. Penderita baru pasca pengobatan dengan score orang


kecacatannya tidak bertambah atau tetap
  5. Kasus defaulter Kusta orang

  6. Proporsi tenaga kesehatan Kusta tersosialisasi Orang


  7. Kader Posyandu yang telah mendapat sosialisasi kusta orang
  8. SD/ MI telah dilakukan screening Kusta SD/M

     
  4.TBC  
  1.Kasus TBC yang ditemukan dan diobati orang
  2. Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan orang
pelayanan TBC sesuai standar (SPM ke 11)
  3.Angka Keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success 0
Rate/SR)
   
5.PKPR
  1.Melaksanakan konseling Remaja bagi remaja yang sudah Anak
kontak dengan petugas PKPR Remaj
  2.Melakukan pembinaan Kesehatan Remaja Pada 1 Sekolah Sekola
agama 2 x dalam setahun
  3.Melakukan pembinaan Kesehatan Remaja Pada 1 Sekolah Sekola
1x dalam setahun
  4.Melatih Konselor sebaya di sekolah minimal 10 % dari Murid
jumlah siswa

  6.HIV/AIDS  
  1. Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah dijangkau anak
penyuluhan HIV/AIDS
  2. Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan orang
pemeriksaan HIV (Standar Pelayanan Minimal ke 12)
   
7.Demam Berdarah Dengue (DBD)
  1. Angka Bebas Jentik (ABJ) Rumah
  2. Penderita DBD ditangani orang
  3. PE kasus DBD orang
     
  8.Malaria  
  1.Penderita Malaria yang dilakukan pemeriksaan SD orang
  2.Penderita positif Malaria yang diobati sesuai standar (ACT) orang

  3.Penderita positif Malaria yang di follow up orang


     
  9.Pencegahan dan Penanggulangan Rabies  
  1.Cuci luka terhadap kasus gigitan HPR orang
  2.Vaksinasi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi orang
     
  10.Pelayanan Imunisasi  
  1.IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) orang
  2. UCI desa orang
  3.Imunisasi Lanjutan Baduta ( usia 18 sd 24 bulan) orang
  4. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD orang
  5. Imunisasi Campak pada anak kelas 1SD orang
  6. Imunisasi Td pada anak SD kelas 2 dan 5 orang
  7. Imunisasi TT 5 pada WUS (15-49 th) orang
  8.Imunisasi TT2 plus bumil (15-49 th) orang
  9. Pemantauan suhu, VVM, serta Alarm Dingin pada lemari  
es penyimpan vaksin
  10. Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai dengan  
jumlah vaksin program imunisasi serta pelarutnya
  11. Laporan KIPI Zero reporting / KIPI Non serius lapora
     
  10.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)  
  1. Laporan STP yang tepat waktu laporan
  2.Kelengkapan laporan STP lapora

  3.Laporan C1 tepat waktu lapora


  4.Kelengkapan laporan C1 lapora
  5.Laporan W2 (mingguan) yang tepat waktu lapora
  6.Kelengkapan laporan W2 (mingguan) lapora
  7.Grafik Trend Mingguan Penyakit Potensial Wabah 0
  8.Desa/ Kelurahan yang mengalami KLB ditanggulangi dalam desa/ke
waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam ahan
     
  11.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular  
  1. Desa/ Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu desa/kel
PTM ahan
  2.Sekolah yang ada di wilayah Puskesmas atau Puskesmas sekola
melaksanakan KTR
  3. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif (15-59th) (SPM ke 6) orang

  4. Deteksi Dini Kanker Leher rahim dan kanker Payudara orang


pada wanita usia 30 - 50 tahun
Rata-rata Kinerja

B.UKM PENGEMBANGAN

No UPAYA KESEHATAN KEGIATAN Satuan


sasara

(1) (2)  
1. UKM PENGEMBANGAN  
  1.Perkesmas 1.Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat  
( Perkesmas)
    1. Cakupan Kunjungan Rumah  
    2. Individu dan keluarganya dari keluarga rawan yang  
mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home
care)
    3.Kenaikan tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan  
       
  2.JIWA 2.Pelayanan Kesehatan Jiwa  
    1.Pemberdayaan kelompok masyarakat terkait program  
kesehatan jiwa
    2.Pelayanan kesehatan jiwa ODGJ berat sesuai standar,SPM  
ke 10
    3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa  
    4.Kasus ODGJ berat dengan pasung pada penduduk usia 15 <
- 69 tahun
     
  3.Kesehatan gigi 3.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat  
masyarakat
  1.PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/pemeriksaan  
gigi dan mulut
  2.Kunjungan ke Posyandu terkait kesehatan gigi dan mulut  
     
  4.Kesehatan Tradisional 4.Pelayanan Kesehatan Tradisional  
    1.Penyehat Tradisional Ramuan yang memiliki STPT  
    2.Penyehat Tradisional Keterampilan yang memiliki STPT  
    3.Kelompok Asuhan Mandiri yang terbentuk  
    4.Panti Sehat berkelompok yang berijin  
    5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional  
berkelompokyang berijin
    6.Pembinaan ke Penyehat Tradisional  
       
  5.Kesehatan olah raga 5.Pelayanan Kesehatan Olahraga  
    1.Kelompok /klub olahraga yang dibina  
    2.Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji  
    3.Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah  
       
  6.Pelayanan Kesehatan 1.Mata  
Indera
    1.Penemuan dan penanganan Kasus refraksi.  
    2.Penemuan kasus kelainan mata di Puskesmas  
    3.Penemuan kasus katarak pada usia diatas 45 tahun  
    4.Pelayanan rujukan mata  
       
    2.Telinga   
    1.Penemuan kasus penyakit telinga di puskesmas  
    2.Penemuan dan ditangani Kasus Serumen Prop  
       
  7.Lansia 7. Pelayanan Kesehatan Lansia  
    1.Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut (usia ≥ 60 tahun )  
(SPM ke 7)
    2. Pelayanan Kesehatan pada Pra usia lanjut (45-59tahun)  

       
  8.Kesehatan Kerja 8. Pelayanan Kesehatan Kerja  
    1.Pekerja formal yang mendapat konseling  
    2.Pekerja informal yang mendapat konseling  
    3. Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok  
kesehatan kerja
       
  9.Matra 9. Kesehatan Matra  
    1.Hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji 3 bulan sebelum  
operasional terdata.
Rata-rata kinerja

C.UPAYA KESEHATAN PERORANGAN ( UKP)

No UPAYA KESEHATAN KEGIATANKUSTA Satuan


sasara

(1) (2) (3) (4)


3.UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)  
  1. Rawat Jalan 1. Pelayanan Non Rawat Inap  
  1. Angka Kontak Komunikasi  
  2.Rasio Rujukan Non Spesialistik (RRNS)  
  3.Rasio Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB)  
  4. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi ,SPM ke 8  

  5. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus (SPM  


ke 9)
  6.Kelengkapan pengisian rekam medik  
  7. Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi tetap yang  
dicabut
  8.Bumil yang mendapat pelayanan kesehatan gigi  
  9.Pelayanan konseling gizi  
       
  2.UGD 2. Pelayanan Gawat Darurat
    1.Kelengkapan pengisian informed consent  
       
  3.KEFARMASIAN 3. Pelayanan Kefarmasian  
    1.Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Fornas  
    2 . Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 20 item obat  
indikator
    3. Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan ISPA non  
pneumonia
    4.Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare  
non spesifik
    5.Penggunaan Injeksi pada Myalgia  
    6. Rerata item obat yang diresepkan  
    7. Penggunaan Obat Rasional (POR)  
       
  4. LABORATORIUM 4.Pelayanan laboratorium  
    1.Kesesuaian jenis pelayanan laboratorium dengan standar  

    2.Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan  


laboratorium
    3.Kesesuaian hasil pemeriksaan baku mutu internal (PMI)  
    4. Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil  
    5. Pemeriksaan Reduksi urine pada ibu hamil dengan resiko  
tinggi
    6.pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil  
    7. Pemeriksaan Sputum pada orang terduga TB  
       
  5.Rawat Inap 5.Pelayanan Rawat Inap  
    1.Bed Occupation Rate(BOR)  
    2.Kelengkapan pengisian rekam medik rawat inap dalam 24  
jam
Rata-rata Kinerja

5.1.2. PENILAIAN MANAJEMEN PUSKESMAS

No Jenis Variabel
Nilai 0

(1) (2) (4)


1.Manajemen Umum  
  1.Rencana 5 (lima) tahunan dan Rencana Tahunan  
  2. RUK Tahun (N+1)  
  3.RPK/POA bulanan/tahunan  
  4.Lokakarya Mini bulanan (lokmin bulanan)  
  5.Lokakarya Mini tribulanan (lokmin tribulanan)  
  6. Survei Keluarga Sehat (12 Indikator Keluarga Sehat)  
  7.Survei Mawas Diri (SMD)  
  8. Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan Individu, Keluarga dan  
Kelompok
  9.SK Tim mutu dan uraian tugas  
  10.Rencana program mutu dan keselamatan pasien  
  11.Pengelolaan risiko di Puskesmas  
  12.Pengelolaan Pengaduan Pelanggan  
  13.Survei Kepuasan Masyarakat dan Survei Kepuasan Pasien  
  14.Audit internal  
  15.Rapat Tinjauan Manajemen  
  16.Penyajian/updating data dan informasi  
  Jumlah Nilai Manajemen Umum Puskesmas (I)  
     
2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana  
  1.Updating data Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK), diralat  
menjadi Kelengkapan SPA ( Sarana, Prasarana, Alkes)
  2.Analisis data ASPAK dan rencana tindak lanjut  
  3.Pemeliharaan prasarana Puskesmas  
  4.Kalibrasi alat kesehatan  
  5.Perbaikan dan pemeliharaan peralatan medis dan non medis  
  Jumlah Nilai Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana (II)  
     
3. Manajemen Keuangan  
  1.Data realisasi keuangan  
  2.Data keuangan dan laporan pertanggung jawaban  
  Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Keuangan ( III)  
     
4.Manajemen Sumber Daya Manusia  
  1. Rencana Kebutuhan Tenaga (Renbut)  
  2.SK, uraian tugas pokok (tanggung jawab dan wewenang ) serta uraian tugas  
integrasi
  3. Data kepegawaian  
  Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Sumber Daya Manusia ( IV)  
     
5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis  
pakai)
  1. SOP Pelayanan Kefarmasian  

  2. Sarana Prasarana Pelayanan Kefarmasian  

  3. Data dan informasi Pelayanan Kefarmasian  


Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Pelayanan Kefarmasian
6.Manajemen Bencana  
  1.Tim TRC Puskesmas  

  2.Merencanakan dan menerapkan suatu program kesiapan menghadapi bencana  


yang meliputi Rencana Kontigensi dan peta Resiko bencana disimulasikan setiap
tahun yang meliputi 2 sampai 6 jenis bencana
6.Manjemen Mutu
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)  

 2.Survei Kepuasan Pasien  


 3.Sasaran Keselamatan Pasien  
Identifikasi Pasien dengan benar
Kepatuhan petugas melakukan identifikasi pasien
Komunikasi efektif dalam pelayanan
Kepatuhan melakukan komunikasi efektif
Keamanan obat yang perlu diwaspadai
Penyimpanan alfabetical atau berdasarkan kelas terapi (farmakologi) dan pelabelan
obat high alert, LASA dan kadaluarsa, serta pelaksanaan 5 benar dalam pemberian
obat
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang benar
Kepatuhan melakukan doubel check pada tindakan/bedah minor
Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Kepatuhan petugas melakukan hand hygiene
Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

Kepatuhan melakukan pentapisan (screening) pasien dengan risiko jatuh


4.Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
Kepatuhan petugas menggunakan APD
Kepatuhan prosedur desinfeksi dan sterilisasi alat setelah tindakan
Kepatuhan prosedur pencegahan penularan infeksi
Kebersihan lingkungan pelayanan berdasarkan 5 R
Pembuangan limbah benda tajam memenuhi standar
Jumlah Nilai Kinerja Manajemen Mutu

BAB VI
ANALISA HASIL KINERJA

PERIODE I/II
PUSKESMAS Puskesmas Sungai Lasi
KABUPATEN Solok

N Upaya Pelayanan Kesehatan, Rata2 Rata2 Upaya Interpretasi Nilai


O Manajemen dan Mutu Program/ Pelayanan Kinerja Puskesmas
Admen Kesehatan/ Admen
dalam %
(1) (2) (3) (4) (5)
I Administrasi dan Manajemen   8.49 Cukup
  1.  Manajemen Umum 9.13 91.25 Baik
  2. Manajemen Peralatan dan 8.80 88.00 Baik
Sarana Prasarana
  3. Manajemen Keuangan 8.50 85.00 Baik
  4. Manajemen Sumber Daya 9.00 90.00 Baik
Manusia
  5. Manajemen 7.00 70.00 Cukup
PelayananKefarmasian
       
II UKM Esensial   59.71 Rendah
  1.  Upaya Promosi Kesehatan 95.00 Baik
  2. Upaya Kesehatan Lingkungan 29.73 Rendah
  3. Upaya Pelayanan Kesehatan 58.63 Rendah
Ibu, Anak dan KB
  4.Upaya Pelayanan Gizi 57.26 Rendah
  5. Upaya P2P 57.94 Rendah
       
III UKM Pengembangan   46.85 Rendah
  1.Keperawatan Kesehatan 42.33 Rendah
Masyarakat
  2. Yankes Jiwa 51.25 Rendah
  3.Yankes Gigi Masyarakat 25.00 Rendah
  4. Yankes Tradisional 20.00 Rendah
  5.Yankes Olahraga 56.70 Rendah
  6. Yankes Indera 26.34 Rendah
  7. Yankes Lansia 100.00 Baik
  8. Yankes Kerja 0.00 Rendah
  9.Yankes Matra 100.00 Baik
       
IV UKP   81.49 Cukup
  1.Pelayanan non rawat inap 63.65 Rendah
  2.Pelayanan gawat darurat 100.00 Baik
  3.Pelayanan kefarmasian 93.00 Baik
  4. Pelayanan laboratorium 69.32 Rendah
   
V Mutu   7.38 Rendah
  1.    Indeks Kepuasan 7.00   Rendah
Masyarakat (IKM)
  2. Survei kepuasan pasien 7.00   Rendah

  3. Sasaran keselamatan pasien 8.50   Rendah


  4. Pencegahan dan 7.00   Rendah
Pengendalian Infeksi
         
  TOTAL PENILAIAN KINERJA   55.55 Rendah
PUSKESMAS

Interpretasi Total Penilaian Kinerja Puskesmas:


1. Baik bila nilai rata-rata ≥89 %
2. Cukup bila nilai rata-rata 75 - 88 %
3. Rendah bila nilai rata-rata < 75%

Interpretasi rata2 kinerja administrasi manajemen


PKP:
1. Baik bila nilai rata-rata ≥8,5
2. Cukup bila nilai rata-rata 5,5 - 8,4
3. Rendah bila nilai rata-rata <5,5
1.  Manajemen Umum

10.00
Interpretasi nilai rata2 kinerja program:
1. Baik bila nilai rata-rata > 91%
2. Cukup bila nilai rata-rata 81 - 90 %
3. Rendah bila nilai rata-rata < 5.00
80%
5. Manajemen PelayananKefarmasian 2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana

Administrasi dan
0.00
Manajemen

4. Manajemen Sumber Daya Manusia 3. Manajemen Keuangan


UKM Esensial

1.  Upaya Promosi Kesehatan

100.00

50.00
5. Upaya P2P 2. Upaya Kesehatan Lingkungan

0.00

4.Upaya Pelayanan Gizi 3. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan KB

UKM Pengembangan
1.Keperawatan Kesehatan Masyarakat

9.Yankes Matra 100.00 2. Yankes Jiwa

50.00

8. Yankes Kerja 3.Yankes Gigi Masyarakat


0.00

7. Yankes Lansia 4. Yankes Tradisional

6. Yankes Indera 5.Yankes Olahraga

UKP
1.Pelayanan non rawat inap

100.00

50.00

4. Pelayanan laboratorium 0.00 2.Pelayanan gawat darurat

3.Pelayanan kefarmasian

1.    Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)


10.00

Mutu
5.00

4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 0.00 2. Survei kepuasan pasien

3. Sasaran keselamatan pasien


Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran diatas hasil kinerja Puskesmas Sungai Lasi dapat dikategorikan perjenis
kegiatan sebagai berikut :
1. Kategori Kinerja Baik
a. Manajemen Umum
b. Manajemen peralatan dan Sarana Prasarana
c. Manajemen Keuangan
d. Manajemen Sumber Daya
e. Upaya Promosi Kesehatan
f. Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Matra
h. Pelayanan Gawat Darurat
i. Pelayanan Kefarmasian
2. Kategori Kinerja Cukup
a. Manajemen Pelayanan Kefarmasian
3. Kategori Kinerja Rendah
a. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Pelayanan Keshatan Jiwa
c. Pelayanan Kesehatan gigi masyarakat
d. Pelayanan Kesehatan Tradisonal
e. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
f. Pelayanan Kesehatan Indera
g. Pelayanan Kesehatan Kerja
h. Pelayanan Non Rawat Inap
i. Palayanan Laboratorium
j. Indeks Kepuasan Masyarakat
k. Survei Kepuasaan Pasien
l. Sasaran Keselamatan Pasien
m. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
n. Upaya Kesehatan Lingkungan
o. Upaya Kesehatan Ibu Anak dan KB
p. Upaya Pelayanan Gizi
q. Upaya P2P

A. Penilaian Kinerja Cukup


Hasil kinerja pelayanan kefarmasian Tergolong Kinerja Cukup. Hal ini disebabkan masih ada
beberapa sarana dan prasarana di kefarmasian yang masih belum lengkap, pengarsipan data dan
informasi belum maksimal.
B. Penilaian Kinerja Kurang
Banyaknya penilaian kinerja yang dikategorikan kinerja kurang disebabkan karena komunikasi
efektif antara petugas terhadap pasien dan masyarakat binaan masih dianggap kurang maksimal
sehingga pencapaian program belum maksimal serta komitmen petugas dalam melaksanakan
tugas masih harus ditingkatkan lagi.
BAB VII
PENUTUP

7.1 KESIMPULAN
UPT Puskesmas Sungai Lasi telah melaksanakan penilaian kinerja ditahun 2019 Kategori
Rendah yakni 55.55 % dengan hasil sebagai berikut :
a. Administrasi dan Manajemen dengan Rata-rata 8.49 (Kategori Cukup)
b. UKM Esensial dengan Rata-rata 59.71 (Kategori Rendah)
c. UKM Pengembangan dengan Rata-rata 46.85 (Kategori Rendah)
d. UKP dengan dengan Rata-rata 81.49 (Kategori Cukup)
e. Mutu dengan dengan Rata-rata 7.38 (Kategori Rendah)

7.2 SARAN
a. Masing-masing petugas atau Penanggung Jawab Program agar dapat menyusun upaya
Inovasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas capaian program terutama untuk
program-program yang capaiaannya masih rendah
b. Diharapakan adanya koordinasi, komunikasi bimbingan dan pengawasan intensivf dari
dinas kesehatan baik untuk pelayanan maupun administrative
c. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral harus ditingkatkan baik dilevel puskesmas
maupun dilevel dinas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai