Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 (Dua)

ANGGOTA KELOMPOK :

1. EMI NURINTAN (RRA1C417003)


2. KARMILA PASARIBU (RSA1C417001)
3. REZTY DHIA LUTHFI (RSA1C417020)
4. NENSI DWILORA (RSA1C417013)

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Dra. ASNI JOHARI, M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Fisiologi Hewan “ ini dengan lancar. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
matakuliah Fisiologi Hewan Ibu Prof. Dr. Dra. ASNI JOHARI, M.Si.

Makalah ini ditulis dari hasil dari penyusunan data-data sekunder yang
penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan materi, serta informasi
dan media massa yang berhubungan dengan materi, tak lupa penyusun ucapkan
terima kasih kepada pengajar matakuliah Fisiologi Hewan atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, dalam hal ini menambah wawasan kita mengenai Fisiologi
Hewan khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.

Jambi, 30 Januari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu fisiologi telah diajarkan sejak tahun 1953,  dan dikenal sebagai ilmu faal.
Pada kurun waktu tahun 1953-1968 ilmu fisiologi merupakan ilmu tang diberikan
pada masa Bachelor tingkat satu yang kemudian dikenal sebagai sarjana muda.
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan
berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna
physis, “asal-usul” atau “hakikat”, dan logia, “kajian”. Fisiologi, dari kata Yunani
physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita’, adalah ilmu yang mempelajari fungsi
mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Fisiologi menggunakan
berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ,
sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan
kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi dibagi menjadi fisiologi
tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak
bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
 Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tumbuh dengan
berbagai gejala yang ada pada sistem hidup,serta pengaruh atas segalah fungsi
dalam system tersebut.pada system hidup selanjutnya disebut fungsi kehidupan
atau fungsi hidup jadi,fungsi hidup adalah fungsi system yang ada dalam tubuh
makhluk hidup. Fisiologi hewan membahas tentang cara yang dilakukan hewan
untuk  dapat hidup di   suatu lingkungan, antara lain sebagai berikut.
1.      Cara hewan memperoleh air dalam jumlah  cukup atau menghindari
pemasukan air yang terlalu banyak kedalam tubuh.
2.      Cara hewan menghindarkan diri dari keadaan yang
membahayakan,seperti suhu yang sangat dingin atau sangt panas.
3.      Cara hewan berpindahan tempat untuk menemukan lingkungan yang
sesuai agar dapat dapat memperhatikan makanan atau kawin.
4.      Cara hewan memperoleh informasi tentang keadaan di lingkungannya.
Fungsi dari struktur tubuh hewan memiliki hubungan yang sangat
erat.keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena
itu untuk mempelajari fungsi jaringan atau organ tertentu,terlebih dahulu kita
harus memahami struktur organ atau jaringan berbagai proses yang menpelajari
dalam fisiologi bukan hanya proses yang terkait dengan fungsi tubuh yang terkait
individu,melaikan proses yang terjadi pada tingkat organ,jaringan,sel,dan
melekul.oleh karena itu untuk mempelajari fisiologi hewan,kita harus memiliki
mengetahuan tentang anatomi hewan, biologi sel,dan biokimia.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa konsep dasar Fisiologi hewan ?
B. Apa cakupan ilmu yang mendukung Fisiologi Hewan ?
C. Apa manfaat mempelajari mata kuliah Fisiologi Hewan ?
D. Bagaimana keterkaitan Fisiologi Hewan dengan ilmu lainnya ?
E. Bagaimana sistem pencernaan pada manusia dan hewan ?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui konsep dasar Fisiologi hewan
B. Untuk mengetahui cakupan ilmu yang mendukung Fisiologi Hewan
C. Untuk mengetahui manfaat mempelajari mata kuliah Fisiologi Hewan
D. Untuk mengetahui keterkaitan Fisiologi Hewan dengan ilmu lainnya
E. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada manusia dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Fisiologi Hewan


Konsep dasar yang dimaksud meliputi konsep tentang lingkungan
internal,cairan tubuh,homeostastis,regulasi,dan adaptasi.mengapa konsep tersebut
dinggap sebagai konsep dasar dalam mempelajari fungsi tubuh hewan ? karena
setiap system hidup pada susatu tingkatan selalu bereaksi terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi pada lingkungan juga mengatur dan mengotrol reaksi yang
ditimbulkan. Fisiologi hewan membahas tentang cara yang dilakukan hewan
untuk dapat hidup disuatu lingkungan.
 Lingkungan internal, yaitu cairan dalam tubuh hewan yang merupakan
tempat hidup bagi sel penyusun tubuh.
 Homeostatis, yaitu keadaan lingkungan internal yang konstandan
mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan.
 Sistem regulasi pada manusia, yaitu sistem pengatur dalam tubuh
manusia yang terdiri atas sistem saraf, sistem indera dan sistem
hormon.
 Adaptasi, yaitu cara organisme mengatasi tekanan lingkungan
disekitarnya dengan tujuan bertahan hidup. Organisme yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya mampu untuk memperoleh air,
udara dan nutrisi (makanan). Mampu mengatur kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
Pada tahun 1929,W,B Cannon,seorang ahli fisiologi asal amerika
mengembangkan gagasan Bernard dan memperkenalkan nya dengan istilah
homeostasis(Homeostasis) ialah keadaan lingkungan internal yang konstan dan
mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan tersebut.lingkungan
internal ialah cairan dalam tubuh hewan yang merupakan tempat hidup bagi sel
penyusun tubuh.cairan tubuh hewan meliputi darah,cairan interstisial,cairan
selomik dan cairan  yang terdapat dalam tubuh.dan untuk dapat bertahan
hidup,hewan harus menjaga stabikitaslingkungn internal nya,antara lain keasaman
atau PH,suhu tuhuh,kadar garam,kandungan air,dan kandungan nutrient atau zat
gizi. Misalnya mamalia nya memiliki kelenjar susu dan aves golongan burung
yang memiliki kemampuan mengatur berbagai factor tersebut dengan sangat
tepat.oleh karena itu aves dan mamalia disebut dengan (regulator).
Sebagai mamalia tubuh kita pun melakukan berbagai pengaturan agar
kondisi dalam tubuh tetap terjaga.miasal nya pengaturan suhu tubuh ,yang kita
alami ketika udara sangat panas atau sangat dingin,apabila tubuh kita daalam
keadaan sehat atau normal pada cuaca yang sangat panas tubuh kita
berkeringat,sebaliknya apabila udara sangat dingin tubuh kita akan kedinginan
atau mengigil. Itu lah bukti bahtu tubuh kita mengatur suhu. Kebanyakan hewan,
selain aves dan mamalia,tidak mampu mempertahankan keadaan lingkungan
internal yang selalu tepat.adaptasi dapat dibedakan atas dua yaitu aklimasi dan
aklimatisasi.aklimasi yaitu perubahan adptif yang terjadi pada hewan dalam
kondisi labotarorium yang terkendali.aklimatisasi yaitu perubahan tubuh,yang
trjadipada kondisi alamiah dan berkaitan dengan adanya perubahan banyak factor
lingkungaan eksternal.

B. Cakupan Ilmu Fisiologi Hewan


Ilmu-ilmu lain telah berkembang dari fisiologi mengingat ilmu ini sudah
cukup tua. Beberapa turunan yang penting adalah biokimia, biofisika,
biomekanika, genetika sel, farmakologi, dan ekofisiologi. Perkembangan biologi
molekuler memengaruhi arah kajian fisiologi.
Beberapa ahli yang berpandangan mekanistik menyatakan bahwa fenomena
fisiologi dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, fisika dan matematika. Selain itu
masih diperlukan juga bantuan ilmu lain yaitu :
1. Anatomi, yaitu menjelaskan fenomena fisiologi atas dasar susunan suatu
alat.
2. Biokimia, yaitu menjelaskan fenomena fisiologi berdasarkan reaksi
kimia baik yang terjadi di dalam maupun diluar sel.
3. Biofisika, yaitu memberikan panduan dalam menjelaskan fenomena
mekanik dan listrik yang terjadi di dalam tubuh.
4. Genetika, yaitu menerangkan fenomena fisiologi berupa kemampuan
hereditas, diferensiasi dan perkembangan.
Dengan demikian dalam fisiologi terjadi perpaduan antara keterangan-
keterangan dari masing-masing disiplin ilmu. Suatu keuntungan yang diperoleh
dalam mempelajari fisiologi hewan, yaitu adanya kesamaan fungsi alat dalam
berbagai hewan termasuk mamalia. Sehingga banyak informasi yang diperoleh
dari percobaan-percobaan pada hewan yang dapat diterapkan pada manusia

C. Manfaat Perkuliahan Fisiologi Hewan


Mata kuliah fisiologi hewan akan bermanfaat bagi mahasiswa dalam
memahami tentang proses-proses dan aktivitas hidup yang terjadi pada hewan
pada tingkat individu, sistem organ, jaringan, sel dan molekul pada semua jenis
hewan bahkan juga manusia dipandang sebagai salah satu anggota vertebrata serta
koordinasinya. Mahasiswa dapat memahami perkembangan ilmu fisiologi hewan
melalui temuan-temuan penting dibidang endokrinologi dan reproduksi, dapat
memahami pentingnya bioenergenetika sebagai dasar untuk mempelajari cara
hewan memperoleh dan menggunakan energi untuk proses-proses fisiologi, dapat
memahami adaptasi fisiologis hewan terdapat lingkungannya serta memahami
proses perkembangan gamet sebagai dasar reproduksi dan strategi
perkembangbiakan dan budaya.

D. Keterkaitan Fisiologi Hewan dengan ilmu lainnya.


Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi organ tubuh makhluk
hidup, fungsi normal dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup,
pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut yang disebut dengan fungsi
kehidupan. makhluk hjidup mempunyai ciri karakhteristik yang terdapat padanya
untuk menjalakan suatu fungsi yang dikenal dengan fungsi metabolisme, yaitu
makhluk hidup makan, mengeluarkan zat sisa, bergerak, peka terhadap
rangsangan, reproduksi, dan lain - lain, dengan mempunyai organ khusus yang
mempunyai ciri, struktur dan fungsi yang berbeda - beda. fungsi dan struktur
tubuh memiliki keterkaitan dan hubungan yang sangat erat, dan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
1) Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang organ - organ, mengklaji
struktur, bentuk dan susunan makhluk hidup dari mulai sel, jaringan, organ
dan sistem organ. dengan mempelajari anatomi kita dapat mengetahui
struktur, sifat struktur, susunan dari makhluk hidup. oleh karena itu kita
mudah mengetahui fungsinya, karena objek kajian fisiologi adalah struktur
tubuh makhluk hidup yang ada dalam kajian ilmu anatomi. oleh karena itu
fisiologi berkaitan dengan anatomi.
2) Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang unsur - unsur dan reaksi -
reaksi kimia yang terdapat pada makhluk hidup. Makhluk hidup dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan yang kita kenal metabolisme,
memerlukan senyawa atau molekul - molekul yang dibutuhkan sebagai
alat atau media dalam menjalankan fungsinya dengan ilmu kimia kita
dapat mengetahui unsur, senyawa yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
dalam menjalankan fungsi metabolisme. oleh karena itu ilmu Fisiologi
berkaitan dengan ilmu kimia. contoh : makhluk hidup mempunyai sistem
pencernaan yang berfungsi dalam mengolah makanan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan energi. yang kita pelajari organ pencernaan yang dipelajari dalam
ilmu anatomi, dan senyawa kimia yang terdapat pada sistem pencernaan yang
dipelajari dalam ilmu kimia.
3) genetika adalah ilmu yang mempelajari dalam pewaris keturunan , dimana
kita mencari sifat - sifat yang dapat dibentuk dan muncul pada makhluk
hidup. dalam genetika kita mencari sifat unggul dari makhluk hidup dan
cara memperolehnya, dari organ yang dihasilkan. Genetika dapat membuat
kita mudah dalam mempelajari fisiologi karena kajian genetika fungsi sel
dan peranannya dalam mempengaruhi pewaris keturunan.
4) ekologi adalah mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungan dalam menjalani suatu kehidupan makhluk hidup
menggunakan fungsi - fungsi tertentu dalam mempertahankan kehidupan.
Karena setiap makhluk hidup mempunyai organ khusus yang
menyesuaikan dengan habitatnya. ekologi berkaitan dengan fisiologi
karena dengan ekologi kita dapat mengetahui faktor keadaan yang ada
pada dirinya misalnya organ khusus dalam menyesuaikan dalam
lingkungannya. contoh : didalam sel terdapat organel yang berfungsi
pembelahan dan pembentukan sifat - sifat yang muncul yang
menghasilkan fungsi - fungsi tertentu dalam menyesuaikan dalam
lingkungannya.
E. Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau (digestive system) merupakan sistem organ dalam


hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui anus. Proses pencernaan
makanan ini melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar
pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan
sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan
menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi 2


macam seperti berikut :

1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar
menjadi molekul yang berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada didalam mulut


hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut :

1. Ingesti adalah pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.


2. Mastikasi adalah proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi adalah proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti adalah pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi adalah proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi adalah pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
untuk tubuh melalui anus.

Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian


alat-alat pencernaan sebagai berikut :

1. Mulut

Di dalam mulut terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses


pencernaan yaitu gigi, lidah , dan kelenjar ludah (glandula salivales).

2. Kerongkongan (esofagus)
Bagian didalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding
kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.

3. Lambung

Lambung terdiri atas 3 bagian yaitu sebagai berikut :


a. Bagian atas (kardiak) merupakan bagian yang berbatasan dengan
esofagus.
b. Bagian tengah (fundus) merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah (pylorus) yang berbatasan dengan usus halus.

Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot


sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk.
Semntara itu, di bagian pylorus terdapat otot yang disebut sfinkter phylorus.
Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot
kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut
menekan,meremas,dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimos
(Chyme).

4. Usus halus
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum (usu dua belas
jari), jejunum (usus kosong ), dan ileum (usus penyerapan). Pencernaan
makanan yang terjadi di usus halus bersifat kimiawi. Enzim yang diperlukan
untuk membantu proses pencernaan antara lain hati, pankreas, dan kelenjar-
kelenjar yang terdapat didalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah
pencernaan. Getah pencernaan yang berperan diusus halus itu berupa cairan
empedu, getah pankreas, dan getah usus.

5. Usus besar

Zat-zat sisa didalam usus besar di dorong kebagian belakang dengan


gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini mengandung banyak air dan garam mineral
yang kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens.

A. Sistem Pencernaan Vertebrata


Organ pencernaan vertebrata meliputi saluran percernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).

1. Sistem pencernaan mamalia (hewan menyusui)


Contoh hewan ruminansia
Contoh hewan nonruminansia

Percernaan pada mamalia pada umumnya mirip dengan pencernaan


manusia. Proses pencernaan dimulai dari rongga mulut ( cavum oris ) dan
berakhir di anus. Berdasarkan sturuktur anatomi sistem pencernaannya, hewan
mamalia dibedakan menjadi hewan ruminansia dan hewan nonruminansia. Hewan
ruminansia merupakan hewan yang memiliki empat lambung, diantaranya rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum. Sistem pencernaan ini disebut juga dengan
polygastrik. Sedangjan pada nonruminansia hanya memiliki satu lambung atau
sering disebut dengan monogastrik. Semua pencernaan terjadi didalam usus halus,
dan asam amino adalah hasil pencernaan yang diserap oleh tubuh.

2. Sistem pencernaan pisces (ikan)

Sistem pencernaan pisces meliputi saluran pencernaan dan kelenjar


pencernaan. Saluran pencernaan meliputi mulut, faring, esophagus, usus, dan
anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya adalah hati, dan pankreas. Saluran
pencernaan dimulai dari rongga mulut ( cavum oris). Didalam rongga mulut
terdapat gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan pada dasar
mulut terdapat lidah pendek yang tidak dapat digerakkan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah atau enzim (kecuali pada
agnata (ikan tak berahang)). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus
melalui faring yang terdapat didaerah sekitar insang.
3. Sistem pencernaan amphibia (Amfibi)

Sistem pencernaan amphibia meliputi saluran pencernaan dan kelenjar


pencernaan. Saluran pencernaan meliputi rongga mulut, rahang, esophagus,
vertikulus (lambung), intestinum (usus), usus tebal, dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaannya adalah hati dan pankreas. Alat pencernaan makanan diawali oleh
rongga mulut (cavum oris) dan diakhiri di anus.
4. Sistem Pencernaan Reptilia (Hewan melata)

Sistem pencernaan reptilia meliputi saluran pencernaan dan kelenjar


pencernaan. Saluran pencernaan meliputi mulut, esophagus, usus halus, lambung,
usus besar, dan anus (kloaka). Sedangkan kelenjar pencernaannya adalah hati,
kantong dan pankreas. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaan dimulai dari mulut pada umumnya reptil ini tidak mengunyah
makanan hanya saja giginya yang berfungsi menangkap mangsa setelah itu
kerongkongan atau esophagus menyalurkan makanan dari rongga mulut
kelambung. Didalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan.
Dari eophagus, makanan masuk kelambung (ventrikulus) yang merupakan
tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran
pencernaan yang membesar dibelakang esophagus dan disinilah makanan baru
mengalami proses pencernaan.
5. Sistem Pencernaan Aves (Burung)

Sistem pencernaan aves meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.


Saluran pencernaan meliputi mulut, esophagus, krop atau tembolok, lambung
kelenjar (proventrikulus), lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding
tebal, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum carssum) yang
terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar, serta anus
(dibawah ekor). Kelenjar pencernaannya adalah hati, kantong empedu, dan
pankreas.
B. Sistem Pencernaan Invertebrata
1. Sistem pencernaan Porifera (hewan berpori)
Pencernaan makanan pada porifera adalah intraseluler, intraseluler
merupakan pencernaan makanan yang terjadi ditingkat sel atau didalam sel.
Proses tersebut diawali dari masuknya air melalui pori-pori tubuh porifera
(ostium), selanjutnya air akan masuk kedalam tubuh bersamaan dengan plankton
dan bakteri yang menjadi sumber makanannya. Melalui mikrofili yang terdapat
pada selkoanosit lapisan endodermis porifera, plankton dan bakteri akan tersaring.
Makanan ditangkap oleh mikrofili dan kemudian dicerna didalam vakuola
makanan. Contohnya adalah Sycon,Claphrina,Euplectella.
2. Sistem pencernaan Coelenterata (hewan berongga)
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna, yaitu rongga
gastrovaskuler yang terletak ditengah tubuh dan berperan sebagai anus. Rongga
tubuh (coelom) berupa rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai alat
pencernaan dan sirkulasi makanan. Sistem pencernaan berlangsung secara
ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (dalam sel endoderm).
Contohnya adalah Hydra,Aurelia (ubur-ubur).

3. Sistem pencernaan Platyhelminthes (cacing pipih)


Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana
peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan
cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan kekorongkongan.
Dibelakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang keseluruh
tubuh dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan
makanan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa makanannya dibuang melalui mulut.

a. Kelas Tubellaria (cacing getar)

Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan usus, tidak mempunyai
anus. Mulut terdapat dibagian ventral, kurang lebih dibagian tengah tubuh. Faring
dapat dijulurkan dan berhubungan dengan usus (rongga gastrovaskuler). Usus
bercabang tiga: satu cabang kearah anterior dan dua arahcabang kearah posterior.
Tiap-tiap cabang-cabang usus tersebut dan bercabang lagi keseluruh tubuh melalui
cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan
melalui mulut. Contohnya yaitu Turbellaria adalah Planaria.

b. Kelas Trematoda (cacing isap)


Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan pendek, dan usus yang
bercabang dua. Contohnya Trematoda adalah Fasciola hepatica (parasit pada hati
domba), Celonorchis sinensis ( parasit pada manusia ditularkan melaui ikan), dan
Schistosoma japonicum.

C. Kelas Cestoda (cacing pita)


Cacing ini tidak memiliki mulut dan saluran pencernaan, karna makanan
diserap langsung berupa sari makanan oleh permukaan tubuh. Contoh Cestoda
adalah Taenia saginata (inang perantaranya adalah sapi), dan Taenia solium
(inang perantaranya adalah babi).

C. Sistem pencernaan Nemathelminthes (cacing gilik)


Sistem pencernaan cacing ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus,
dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung
posterior. Beberapa jenis ada yang memiliki kait pada mulutnya. Contoh
Nemathelminthes adalah Ascaris lumricoides (cacing gelang), Ancylostoma
duodenale(cacing tambang), dan Trichinella spiralis (cacing otot).
D. Sistem pencernaan Anellida (cacing gelang)
Memiliki sistem pencernaan lengkapp yang terdiri atas mulut, faring,
kerongkongan (esophagus), tembolok, lambung otot (empedal), usus halus, dan
anus yang memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Contoh Anellida adalah
Eunice viridis (cacing pololo), Lysidici (cacing wawo), Lumbricus terestris
(cacing tanah), Hirudo medicinalis (lintah), dan Haemodipsa (pacet).

E. Sistem pencernaan Mollusca (hewan lunak)


Sistem pencernaan mullusca lengkap, terdiri atas mulut, esophagus, lambung,
usus dan anus. Kecuali pada Pelecypoda, didalam rongga mulut mullusca terdapat
radula (lidah parut).
a. KelasPolyplacophora
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi, faring,
perut, usus halus (intestinum), dan terakhir anus. Kelenjar pencernaannya adalah
hati yang berhubungan dengan perut. Contoh Polyplacophora adalah Chiton.
b. KelasGastropoda
Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah,
tembolok, lambung kelenjar, anus. Saluran pencernaan berbentuk U. makanan
dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi oleh
lendir dari kelenjar ludah. Kemudian makanan ditelan kekorongkongan dan
berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat
dikepala. Contoh Gastropoda adalah Achatina fulica (bekicot)
c. Kelas Chepalopoda
Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi oleh kentakel,
dan berturut-turut menuju faring, esophagus, lambung, usus halus, dan berakhir di
anus. Di faring terdapat radula dan hati. Contoh Chepalopoda adalah Nautilus sp.,
Octopus (gurita), Sepia (sotong), dan Logigo (cumi-cumi).

d. Kelas Pelecypoda
Makanan masuk bersama air kemulut karna adanya silia pada palpus labialis.
Esophagus pendek menghubungkan mulut dengan lambung, makanan kemudian
diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus. Contoh Pelecypoda adalah Pecten
sp. (kerang).

F. Sistem pencernaan Echinodermata (hewan berkulit duri )


Sistem pencernaannya lengkap tetapi sederhana. Akan tetapi ada beberapa
spesies yang tidak mempunyai anus.
a. Kelas Asteroidea (bintang laut)
Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan
kerongkongan yang sangat pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantung
yang berperan sebagai lambung. Bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa
dan enzim, sedangkan bahan yang tidak tercerna dikeluarkan oleh mulut. Contoh
Asteroidea adalah Astropecten irregularis,Achanthaster planci, Crossaster
papposus, dan Culeita.
b. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
Alat-alat pencernaan makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut
yang terletak dipusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantung. Hewan
ini tidak memiliki anus. Disekeliling mulut terdapat rahang yang berupa lima
kelompok lempeng kapur. Bahan makanan yang tidak tercerna dibuang keluar
melalui mulut. Contoh Ophiuroideaadalah Ophiopoholis aculeata.

c. Kelas Echinoidea (landak laut)


Sistem pencernaan berupa saluran panjang dan melingkar dalam cangkang.
Saluran pencernaan dimulai dari mulut, terletak didaerah oral, kemudian
kerongkongan yang memiliki saluran sifon dan bersilia. Contohnya adalah
Arbacia puncutulata,Eucidaris, Tripneustes, dan Colobocentrotus.

d. Kelas Holotuhuroidea (tripang/ timun laut)


Saluran pencernaannya bulat panjang dengan posisi merentang diatas rongga
tubuh dalam selom. Kerongkongan pendek merupakan sambungan dari mulut ke
lambung. Dari lambung saluran pencernaan berikutnya adalah usus yang panjang
dan berhubungan dengan kloaka. Saluran pencernaan berakhir denga sebuah anus
didaerah posterior. Contohnya adalah Holotuhuria edulis.
G. Sistem pencernaan Athropoda (hewan berbuku-buku)
Saluran pencernaan athropoda lengkap yaitu terdiri dari mulut, esophagus,
lambung, usus, dan anus. Anus terdapat pada segmen posterior.
a. KelasCrustacea (udang-udangan)
Mulutnya memiliki sepasang mandibula, maksila dan dua pasang maksila
pipet. Contohnya adalah Daphnia sp., Artenia sp., Aboilia sp., Assellus aquaticus,
Gammarus, Lernaea, Portunus sexdentatus (kepiting), dan Penaeus monodon
(udang windu).

b. Kelas Insecta (serangga)


Mulut terdiri dari sepasang mandibula dan sepasang maksila labium. Terdapat
tiga saluran utama dalam sistem pencernaan serangga yaitu stromodeum (saluran
pencernaan depan) yang terdiri dari usus depan (foregut ), usus tengah (mitgut),
dan usus belakang (kingdut; mesenteron (saluran pencernaan tengah) yang terdiri
dari kantung gastric dan sentrikulus; serta proktodeum (saluran pencernaan
belakang) yang terdiri dari ileum, kolon, dan rektum. Contohnya adalah Lepisma
sacharina (kutu buku), Tenodera aridifolia (belalang sembah), Phasmida
(belalang daun), Hemeogtyluss japanicus (jangkrik), dan Musca deomestica (lalat
rumah).
c. Kelas Arachinida (laba-laba)
Mulutnya terdiri dari sepasang kalisera dan pedipalpus. Sistem pencernaannya
dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantong

feses, dan anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu
yang terletak dibagian depan dan hati dibagian abdomen. Contohnya adalah
Thelyphonus contudus (kalajengking), Mastigopractus giganteus (laba-laba
raksasa), dan Dermacentor variabilis (caplak anjing ).

d. Kelas Myriapoda (lipan)


Mulutnya memiliki sepasang mandibula dan dua pasang maksila pada
subkelas Chilopoda , sedangkan subkelas Diplopoda hanya memiliki sepasang
mandibula dan maksila. Sistem pencernaan makanan dari mulut masuk ke
esophagus, kemudian ke lambung (ventrikulus). Dari lambung, makanan dibawa
ke usus dan sisa makanan di keluarkan melalui anus yang terletak di posteror
tubuh. Contohnya adalah Scolopendra subspinepes (lipan).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar yang dimaksud meliputi konsep tentang lingkungan
internal,cairan tubuh, homeostasis, regulasi, dan adaptasi. Cakupan
subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Cabang ilmu
lain yang berkembang dari fisiologi adalah biokimia, biofisika,
biomekanika, dan farmakologi. Manfaatnya juga banyak salah satunya
memahami fungsi, mekanisme, dan cara kerja berbagai sistem organ
pada hewan. Dan fisiologi berkaitan dengan anatomi, kimia, fisika,
matematika, genetika dan ekologi.
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Sebagian besar
hewan adalah pemakan potongan besar (bulk-feeder) yang memakan
potongan makanan dalam ukuran yang relatif besar. Adaptasinya
berupa anggota tubuh seperti tentakel, sepit, kuku, gigi taring beracun,
dan rahang dan geligi yang membunuh mangsanya atau memotong-
motong daging atau vegetasi. Bagaimana pun cara yang dilakukan
hewan untuk memperoleh makanan, hal tersebut harus didukung oleh
alat yang memadai, yaitu alat/organ pencernaan makanan khusus.
Organ/sistem pencernaan hewan melaksanakan empat macam fungsi,
yaitu memasukkan makanan ke dalam tubuh (ingesti), mengubah
bahan makanan yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan),
menyerap hasil pencernaan serta membawanya ke dalam darah
(penyerapan), dan mengeluarkan sisa makanan yang tidak tercerna
ataupun yang tidak diserap oleh tubuh (ekskresi).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai