Anda di halaman 1dari 6

Ungkapan di atas dalam konteks kebangsaan sangatlah penting.

Betapa pentingnya seseorang atau


sekelompok orang memiliki identitas. Identitas bisa membangkitkan semangat kebangsaan bahkan
agama. Oleh karena itu, dalam konteks keindonesiaan identitas atau jati diri bangsa Indonesia harus
dimunculkan sebagai identitas bangsa secara nasional titik Dengan demikian kata "nasional" merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan;
baik fisik, seperti budaya, dan bahasa; maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-citaku dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah "identitasbangsa" atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok( Collective action) yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.

B. Nations, nasional dan nasionalisme

Istilah Nasional tidak bisa dilepaskan dari konsep nasionalisme. Nasionalisme berangkat dari situasi
perjuangan merebut kemerdekaan dan Sudah barang tentu dibutuhkan suatu konsep sebagai dasar
pembenaran rasional dari tuntutan terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat
keikutsertaan semua orang atas nama sebuah bangsa. Dasar pembenaran itu kemudian mengkristal
dalam konsep paham ideologi kebangsaan yang biasa disebut dengan nasionalisme. Dari sini kemudian
muncul konsep turunannya, ( seperti bangsa), negara dalam kurung State, dan gabungan keduanya,
negara bangsa(nationstates), sebagai komponen-komponen yang membentuk identitas nasional atau
kebangsaan. Menurut Sartono kartodirdjo, Nasution menunjuk kepada suatu komunitas sebagai
kesatuan kehidupan bersama yang mencakup berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnik kelas
atau golongan sosial, aliran kepercayaan kebudayaan linguistik, dan lain sebagainya titik kesemuanya
terintegrasikan dalam perkembangan historis sebagai kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas
yang dipotong oleh kemauan politik bersama. Heterogenitas digembleng menjadi suatu homogenitas
politik dan lazimnya terwujud sebagai negara nasional. Negara nasional ini berfungsi sebagai Wahana
bagi kelompok itu untuk adaptasi mempertahankan Kesatuannya, memperkokoh proses integrasi Nya,
serta mencapai tujuan eksistensinya. Heterogenitas atau pluralitas ini menjadi potensi kolektif apabila
diarahkan kepada orientasi tujuan bersama yakni ideologi nasional atau nasionalisme.

Stanley Benn, seperti dikutip nurcholis madjid, mengatakan bahwa dalam mendefinisikan perkataan
nasionalisme setidaknya ada 5 elemen yakni:

1. Semangat ketaatan kepada suatu bangsa buka kurung semacam patriotisme

2. Dalam aplikasinya kepada politik, nasionalisme menunjuk kepada kecondongan untuk mengutamakan
kepentingan bangsa sendiri khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan kepentingan
bangsa lain.

3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan ciri khusus suatu bangsa. Karena itu, doktrin yang
memandang perlunya kebudayaan bangsa yang dipertahankan.

4. Nasionalisme adalah suatu teori politik atau teori antropologi yang menekankan bahwa umat manusia
secara alami terbagi menjadi berbagai bangsa dan bahwa ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu
bangsa beserta para anggota bangsa itu.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pada tingkat perkembangannya sekarang ini bangsa Indonesia
telah tumbuh secara mantap sebagai nasion. Modal nasionalitas kita yang amat berharga adalah
keutuhan sistem pemerintahan yang meliputi seluruh tanah air, jajaran militer selaku tulang punggung
ketertiban dan keamanan serta pengalaman pembangunan ekonomi secara pragmatis sekalipun masih
jauh dari tujuan dasar bernegara.

Dengan demikian, pada umumnya dapat dikatakan bahwa nasion atau nasionalisme bersifat pluralistik
titik, dan sangat jarang bahwa Nations sama dalam hal ras agama bahasa, kultur, dan lain sebagainya.
Ramuan antara pelbagai faktor dengan variasi dalam kombinasinya membentuk sebuah National titik
detail nya pembentukan nasional ini hanya dapat dilacak dari perkembangan historisnya.

Berdasarkan proses pembentukannya, dapat diketahui prinsip-prinsip nasionalisme, baik yang


berkembang di barat maupun di dunia ketiga, yakni:

1. Kesatuan (Unity), yang mentransformasikan hal-hal yang polimorfik menjadi monomorfik sebagai
produk proses integrasi;

2. Kebebasan (Liberty), khususnya bagi negeri-negeri jajahan yang memperjuangkan pembebasan dari
kolonialisme;

3. Kesamaan (Equality), sebagai bagian implisit dari masyarakat demokratis yang merupakan antitesa
dari masyarakat kolonial yang diskriminatif dan otoriter;

4. Kepribadian ( Identity) yang lainnya karena migrasi kaum kolonial; dan

5. Prestasi amat diperlukan untuk menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi warga negara nasion

C. Pembentukan identitas nasional

Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan
gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

1. Suku bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin titik di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialek bahasa.

Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta titik dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis etnis yang mendiami kepulauan di luar
Jawa, seperti Suku Makassar- Bugis (3, 68%) Batak (2, 4%), Bali ( 1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku
lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana
asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia tetapi mereka menyebar ke
seluruh kepulauan Indonesia mayoritas dari mereka bermukim di perkotaan.
2. Agama

Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di
Nusantara adalah Islam Kristen Katolik Budha dan Konghucu agama Konghucu pada masa orde baru
tidak diakui sebagai agama resmi negara Tetapi semenjak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid
istilah" agama resmi negara "dihapuskan. Dari agama-agama di atas Islam merupakan agama yang
dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.

3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya berupa perangkat
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya Untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai
rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi titik intinya kebudayaan merupakan patokan nilai-nilai etika dan moral
baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang operasional dan
aktual di dalam kehidupan sehari-hari

Bagaimana halnya suku bangsa yang dimiliki Nusantara kok Mah demikian pula halnya dengan
kebudayaan titik terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya
sebagai bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.

4. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili
banyaknya suku suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Dulu, bahasa Indonesia
dikenal sebagai sebutan bahasa Melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua franca) berbagai
etnis yang mendiami kepulauan nusantara bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi
perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa
Indonesia dengan para pedagang asing.

Pada tahun 1928, bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa melalui peristiwa Sumpah
Pemuda Indonesia titik para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dengan demikian,
kemajemukan bangsa Indonesia itu kemudian terintegrasikan secara nasional yang kemudian disebut
sebagai "integrasi nasional"

Istilah nasional juga bisa diartikan sebagai warga negara atau kebangsaan Titik identitas nasional berarti
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa. Dengan begitu kok Ma jati
diri atau kepribadian nasional bangsa Indonesia akan berbeda dengan jati diri bangsa lain, seperti
Australia, Amerika dan lain-lain.
Oleh karena itu, jati diri nasional atau kepribadian nasional bisa menjadi identitas nasional karena sudah
menyatu melalui integrasi nasional. Integrasi nasional merupakan proses keterpaduan dari pelbagai
kemajemukan (heterogenitas) nasional untuk memantapkan ketahanan nasional sebagai implementasi
ideologi Pancasila. Identitas nasional tak mungkin bisa menjadi jati diri nasional manakala berbagai etnis,
bahasa, budaya, dan agama tidak bersatu secara nasional.

Terbentuknya Jatidiri nasional melalui proses integrasi, karena bangsa Indonesia yang majemuk memiliki
pengalaman bersama, sejarah yang sama, dan penderitaan yang sama titik sejarah dan pengalaman
yang sama itu berlangsung sejak lama sejak masa penjajahan sampai terbentuknya negara kesatuan
Republik Indonesia karena memiliki pengalaman dan sejarah yang sama itulah maka, sekalipun masing-
masing kelompok/bangsa/suku mempunyai banyak perbedaan, jati diri nasional bisa terwujud.

F. Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri yang
sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut adapun
faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi faktor objektif
yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis, faktor subjektif yaitu faktor historis, sosial,
politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia

Geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah Dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor
historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada didalamnya. Hasil dari
interaksi berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara
bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia
pada awal abad XX.

Robert de ventos, sebagaimana dikutip Manuel castells dalam bukunya The Power of identity (soeryo,
2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi
historis antara 4 faktor penting yaitu faktor primer faktor pendorong faktor penarik dan faktor reaktif
titik faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa dan agama. Bagi bangsa Indonesia yang
tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa agama wilayah serta bahasa daerah merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka ragam
yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri menyatukan diri dalam persekutuan hidup
bersama yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan Hal
inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi lahirnya Angkatan Bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis Oleh karena itu
bagi bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh
Tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam
hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam
memajukan bangsa dan negara Indonesia. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia
unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional sehingga bahasa Indonesia
telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai
bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis atau daerah di Indonesia telah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional
telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor
keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir Tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan
dalam mewujudkan faktor ke-4 melalui memori kolektif rakyat Indonesia penderitaan dan kesengsaraan
hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang yang
sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat titik Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia. Ke 4 faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain titik pencarian identitas nasional bangsa Indonesia
pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara
dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat
lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern.
Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya
seperti sosial ekonomi budaya etnis agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui
suatu proses yang cukup panjang.

C. Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta prinsip
dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia titik bangsa Indonesia berkembang
menuju fase nasionalisme modern, di Letakkan lah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam
hidup berbangsa dan bernegara titik para pendiri negara menyadari akan pentingnya dasar filsafat ini
kemudian melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang akan Meletakkan dasar filsafat
bangsa dan negara yaitu BPUPKI prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa tersebut
yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan
menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadian nya sendiri Hal inilah menurut Titus
dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup
masyarakat(Titus, 1984).

Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar bangsa dan negara Indonesia pada hakekatnya
bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi Filsafat Pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu
rezim atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang titik Pancasila sebelum
dirumuskan secara formal yuridis dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar filsafat
negara Indonesia nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai
suatu pandangan hidup, Sehingga materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri titik dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro bangsa Indonesia
adalah sebagai Kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara
formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Proses
perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,
sidang "panitia sembilan", Sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal yuridis sebagai
dasar filsafat negara Republik Indonesia.

SEJARAH BUDAYA BANGSA INDONESIA SEBAGAI AKAR IDENTITAS NASIONAL

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang titik berdasarkan
kenyataan objektif tersebut maka untuk memahami jati diri bangsa Indonesia serta identitas nasional
Indonesia maka tidak dapat dilepaskan dengan akar-akar budaya yang mendasari identitas nasional
Indonesia. Kepribadian, jati diri, serta identitas nasional Indonesia yang termasuk dalam filsafat
Pancasila harus dilaksanakan dan dipahami Melalui sejarah terbentuknya bangsa Indonesia sejak zaman
Kutai, Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya sebelum penjajahan bangsa asing di Indonesia.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan serta keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara titik proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia
melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV,
ke-V. Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke-VII, yaitu yaitu
ketika timbulnya Kerajaan Sriwijaya dibawah Wangsa Syailendra di Palembang, kemudian Kerajaan
Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Proses terbentuknya
nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut Yamin diistilahkan sebagai fase terbentuknya
nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif sebagai dasar identitas nasionalisme Indonesia.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain Rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional
pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi
sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri membentuk suatu
bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian di proklamasikan
sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus
juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam
sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai