Anda di halaman 1dari 20

1.

Coaching

a. Pengertian

Coaching adalah proses seseorang yang berperan untuk memperbaiki

kehidupan atau kinerja orang lain. Dalam dunia industri atau bisnis, khusunya

pada fungsi manajemen SDM, coaching sangat diperlukan sebagai salah satu

teknik dalam proses training & development karyawan. Kelebihan coaching

adalah peran coach yang secara intensif melatih dan memantau kehidupan dan

kinerja coachee (yang di coach), sehingga dapat menguasai keterampilan atau

keahliannya. Secara lebih luas, teknik coaching tidak hanya terbatas pada

level-level eksekutif atau top manajemen, tetapi juga pada level manajer lini

yang memiliki hubungan secara langsung dengan bawahan dan sering kali

berhubungan secara horizontal dengan rekan kerja. Manajer lini memiliki

posisi yang strategis yang bisa berhubungan dengan siapa saja dan pada level

apa saja. Oleh karenanya, pada level ini perlu menguasai teknik coaching

sebagai alat untuk dapat membantu dan mempengaruhi SDM yang ada (Tracey,

2008).

Menurut Whitmore (2008) Coaching adalah pembinaan yang membuka potensi

seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang membantu

mereka untuk belajar daripada mengajar mereka. Menurutnya, coaching

berarti:

1) Mengakses potensial

2) Memfasilitasi individu untuk membuat perubahan yangdiperlukan

3) Memaksimalkan kinerja
4) Membantu orang memperoleh keterampilandan mengembangkan

5) Menggunakan teknik komunikasi khusus

b. Tujuan

Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan

kinerja individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara

pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman diri

yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan

pelaksanaan manajemen perubahan.adapun tujuan coaching:

1) Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual

2) Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman

pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan profesional

peserta.

3) Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan

yang diberikan fasilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan

keterampilan peserta dalam mengambil tanggung jawab dan pekerjaan

mendatang.

4) Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka

c. Proses Tahapan

Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan tujuan

serta untuk mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai tujuan.

Selain itu dijelaskan juga satu pengertian mengenai hal-hal yang penting
dalam kehidupan bahwa kita diberikan kemampuan untuk mengambil dan

melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan dan membangun serta

melakukan setiap rencana kerja. Secara sederhana proses coaching akan

membantu untuk menciptakan visi yang terbaik dan terbaru yang dimiliki

dalam rangka mencapai suatu keberhasilan. Dimana keberhasilan adalah saat

kita dapat mencapai tujuan secara kontinyu. Tahapan Coaching :

1) Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar

tercipta suasana yang saling mempercayai.

2) Tahap Klarifikasi

Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan

dipecahkan diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan

juga permasalahan mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.

3) Tahap Pemecahan (Perubahan)

Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi

terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan

saran dan alternatif-alternatif, namun coachee sendirilah yang harus

mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.

4) Tahap Penutup

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai

coachee dari proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan


disepakati untuk diubah atau diperbaiki akan dinilai apakah tujuan

tersebut telah tercapai atau belum.

d. Strategi Pelaksanaan

1. Tantangan

Penerapan coaching dalam upaya menjadikan manajemen sumber daya

manusia lebih strategis dan mampu melaksanakan best practice nya

memerlukan komitmen dari manajemen perusahaan. Kenapa demikian?

Karena proses coaching memerlukan waktu yang intensif dan

pelaksanaan proses yang melibatkan seseorang yang ahli atau kompeten

dibidangnya yang akan mentransfer keterampilan dan kompetensinya.

2. Peluang

Apabila membicarakan peluang penerapan coaching bagi manajemen

SDM, maka hal tersebut perlu support dari manajemen perusahaan.

Apalagi persaingan terhadap SDM saat ini sangat ketat antar perusahaan.

Mempertahankan talent-talent yang berkemampuan dan berpotensi tinggi

menjadi program utama dalam suatu perusahaan. Oleh karenanya, talent-

talent ini perlu dicoaching supaya mereka merasa diperhatikan dan

mendapatkan peningkatan baik secara pengetahuan, pengalaman,

kemampuan maupun kompetensinya secara profesional.

Saat ini program coaching dari pihak eksternal perusahaan atau

konsultan-konsultan sudah banyak ditemukan. Berbagai program coaching

seperti life coaching, business coaching dan family coaching banyak

ditawarkan untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam mengisi kompetensi,


kemampuan maupun keterampilan. Dalam area perusahaan khususnya

untuk manajemen SDM, coaching biasanya diadakan untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan kepada karyawannya untuk mampu menghadapi

tuntutan dan tantangan baik dari internal maupun eksternal perusahaan.

e. Tata kelola

1) Menjadi Contoh (Lead by Example)

Artinya secara sederhana adalah lakukan apa yang kau katakan. Coach tidak bisa

meminta coachee untuk datang tepat waktu, apabila dia sendiri selalu datang

terlambat. Orang-orang akan mengikuti instruksi kita atau rekomendasi kita jika

kita telah menjadi contoh yang baik.

2) Pendengar yang Aktif (Active Listening)

Orang-orang pada umumnya sangat senang untuk berbicara. Mereka akan

membicarakan permasalahan mereka, tentang kehidupan, tentang karir mereka,

tentang anak-anak mereka dan mereka akan membicarakan mengenai semua yang

ada dalam kehidupan mereka. Seorang coach akan bisa membangun suatu

kepercayaan dengan coacher dengan menjadi seorang pendengar yang aktif yang

mau memberikan perhatian pada saat mereka berbicara. Dengan perlakuan ini

orang-orang akan merasa dihargai.

3) Alat-alat Peraga (Visual Aids)

Dapatkah kita mengikuti penjelasan mengenai langkah-langkah yang cukup

banyak yang harus dikerjakan dengan hanya mendengarkan instruksi saja? Kalau

saya terus terang tidak bisa. Seseorang akan lebih cepat proses pembelajarannya
dengan memberikan penjelasan dengan menggunakan alat-alat peraga yang bisa

langsung dilihat seperti ilustrasi, gambar, data-data statistik dan lain sebagainya.

4) Dibuat Sederhana (Keep it Simple)

Pada suatu program coaching, tidak perlu dijelaskan segala hal secara panjang

lebar. Untuk mempercepat proses pembelajaran harus digunakan bagian yang

sederhana dimana coachee dapat dengan mudah mengerti.

5) Langsung kepada Sasaran (Get Straight to the Point)

Bagian ini sangat membantu pada saat proses coaching dilakukan dengan adanya

keterbatasan waktu. Daripada memberikan pendahuluan yang terlalu panjang dan

membosankan, lebih baik langsung menuju sasaran sehingga dapat menghemat

waktu.

2. Resosialisasi

a. Pengertian

Menurut David A. Goslin berpendapat “Sosialisasi adalah proses belajar yang di

alami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-

norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.


Jadi resosialisasi adalah mengulangi kembali suatu proses pembelajaran kepada

seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma

agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam suatu kelompok.

b. Tujuan

Tujuan sosialisasi Menurut Ihrom (2005) adalah:

1) Mengembangkan keahlian/kemampuan seseorang di dalam kehidupan untuk

berkomunikasi dengan sesama secara baik dan efektif

2) Memberikan suatu ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki

tugas pokok didalam masyarakat

3) Menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada seseorang yang memiliki tugas

pokok di dalam masyarakat

4) Membentuk suatu karakter dan juga kepribadian seseorang.

c. Proses Tahapan

Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses

sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui

interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking-glass self. Diri

yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk melalui tiga tahap,

yaitu sebagai berikut.

1) Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain.

2) Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain.

3) Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya.

d. Strategi Pelaksanaan

1) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada kelompok


2) Melakukan pelatihan di dalam kelompok

3. Redemontrasi

a. Pengertian

Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda

sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan

dipahami oleh suatu kelompok secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008).

Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukan kepada or.ang lain tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan

yang dipertujukan. Redemonstrasi adalah mempertunjukan kembali proses terjadinya

suatu peristiwa dan dicontohkan agar dapat dipahami oleh suatu kelompok secara

nyata.

b. Tujuan

1) Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas

2) Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses

dengan penuh perhatian

3) Cocok digunakan apabila akan memberikan ketrampilan tertentu

c. Proses Tahapan

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan

c) Lakukan uji coba demonstrasi


2) Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

d. Strategi Pelaksanaan

1) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan

diantaranya:

a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua dapat memperhatikan

dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai.

c) Kemukakan tugas apa yang harus dilakukan.

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang peserta untuk

berpikir.

b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

c) Yakinkan bahwa semua yang mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh peserta.

d) Berikan kesempatan kepada peserta untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

3) Langkah mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan

memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Desiminasi

a. Pengertian

Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau

individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan

akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi merupakan tindak inovasi

yang disusun dan disebarannya berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan

pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja

diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi (Ibrahim,

2008).

b. Tujuan

Adapun Tujuan diseminasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama (mutual

understanding) di dalam individu maupun suatu kelompok.

c. Proses Tahapan

Menurut Rogers dan Floyed Shoemaker (1987), proses keputusan inovasi terdiri dari

5 tahap, yaitu (a) tahap pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap

implementasi, dan (e) tahap konfirmasi.

a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)


Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada

saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi

inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi

membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang menyadari atau membuka

diri terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara aktif bukan secara pasif.

b. Tahap Bujukan (Persuation)

Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap

menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap

pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada

tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang

tidak dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.

Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran.

Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan

menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi

informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan

karakteristik inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan inovasi.

c. Tahap Keputusan (Decision)

Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang melakukan

kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak inovasi.

Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak

inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi. Sering terjadi seseorang akan

menerima inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan jika mungkin

mencoba sebagian kecil lebih dahulu, baru kemudaian dilanjutkan secara


keseluruhan jika sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi

tidak semua inovasi dapat dicoba dengan dipecah menjadi beberapa bagian.

Inovasi yang dapat dicoba bagian demi bagian akan lebih cepat diterima.

d. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila seseorang

menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini berlangsung keaktifan baik

mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru

dibuktikan dalam praktek. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti hasil

keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah

memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini

terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia. Kapan tahap implementasi

berakhir ? Mungkin tahap ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama,

tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri.

e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)

Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan

yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang

diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap

konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi

keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang

tak terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha menghindari

terjadinya disonansi paling tidak berusaha menguranginya.

B. Strategi Pelaksanaan
Dalam konteks strategi penerapan diseminasi, prinsip komunikasi efektif penting

untuk tercapai common interest. Untuk itu, ada beberapa langkah yang harus

diperhatikan, yaitu:

1) Menentukan dan memahami tujuan.

2) Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan

dikomunikasikan.

3) Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang dipengaruhi,

siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka butuhkan? Bagaimana reaksi

mereka? Apa konsern atau minat mereka?

4) Menentukan media yang paling efektif.

5) Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan.

6) Frekuensi penyampaian pesan.

7) Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif. Dalam hal ini, ukuran

sukses sebuah program komunikasi yaitu pesan yang sampai saja, tidak

cukup. Perlu evaluasi, sejauh mana audiens memahami dengan baik pesan

kunci dan menganalisis apakah semua strategi sesuai dengan persoalan yang

dihadapi atau alasan komunikasi (Cees Leeuwis, 2006).

C. Media

Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:

1) Media massa konvensional

2) Media interpersonal

3) Media hibrida baru (new media)

Masing-masing memiliki karakteristik dasar sebagai berikut:


1) Pertama, media massa konvensional (koran, radio, televisi), bahwa seorang

pengirim dapat mencapai banyak orang dengan media tersebut tanpa terlibat

dalam interaksi langsung dengan audiens.

2) Kedua, pada media interpersonal, pertukaran berlangsung lebih langsung, dan

pengirim dan penerima dapat dengan mudah berubah peran. Kebanyakan

komunikasi interpersonal terjadi tanpa media artifisial (misalnya tanpa alat

teknologi) dan melibatkan kehadiran fisik orang.

3) Ketiga, media hibrida baru (new media) yang muncul karena perkembangan

teknologi komputer dan telekomunikasi mengkombinasikan potensi yang

ditawarkan media massa dan komunikasi interpersonal.  Internet, misalnya,

merupakan media yang secara potensial mencapai audiens luas yang

membiarkan aktivitas antara penerima dan pengirim sampai taraf tertentu.

1. Seminar

a. Pengertian

Seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang dilakukan secara

ilmiah. Pada seminar biasanya menampilkan satu atau kertas kerja yang sebelumnya

telah dipersiapkan.

Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang

sudah disiapkan dan disususun sebelumnya oleh para pembicara, dan tema

pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia penyelenggaraan.

b. Tujuan

Tujuan diadakannya seminar yaitu menyampaikan suatu pendapat atau sesuatu yang

baru kepada pendengarnya, dengan harapan penerima informasi memperoleh sesuatu


yang baru untuk dikembang tumbuhkan menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada

yang lainnya.

c. Proses Tahapan

1) Persiapan

a) Bentuk panitia seminar.

b) Tentukan topik bahasan sekaligus tujuannya. Formulasikan dalam beberapa

kalimat.

c) Tentukan jumlah peserta yang akan di undang dan gaung kegiatan yang akan

dibuat.

d) Tentukan pembicara atau pemakalahnya untuk seminar ini dan bagaimana

mendapatkannya?

e) Tentukan tanggal yang tepat untuk pembuatannya.

f) Kalau diseminar tersebut membutuhkan dana, darimana saudara

mendapatkan.

g) Kalau saudara menyiapkan makanan ringan, siapa yang mengurus dan

bagaimana?

h) Bagaimana saudara memberitau peserta seminar dan pemakalah bahwa

seminar jadi dilaksanakan. Darimana saudara tahu kalau mereka akan datang

2) Pelaksanaan

a) Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada hari tersebut

berhasil.

b) Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut: MC,  waktu, pembicara, dsb.
c) Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar tersebut (contoh:

absen hadir, makalah yang di copy, laptop, dsb).

d) Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar?

e) Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima peserta, dsb.

3) Evaluasi

a) Saudara perlu siapkan instrumen evaluasi untuk melihat bagaimana mutu dari

seminar yang saudara lakukan.

b) Perlu saudara siapkan model (format pelaporan) dan kapan anda melapor

hasil seminar tersebut.

c) Kepada siapa saudara akan melapor setelah seminar.

d. Strategi Pelaksanaan

1) Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada hari tersebut

berhasil.

2) Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut; MC,waktu, pembicara.

3) Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar tersebut

(contoh:absen, makalah yang di copy, laptop).

4) Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar

5) Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima peserta.

6. Resimulasi

a. Pengertian

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi  adalah satu metode pelatihan yang

memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan

memakai model statistik atau pemeran.

Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (step of

affairs). Resimulasi adalah memperagakan kembali suatu sistem pelatihan

dalambentuktiruan yang miripatausecara nyata seperti sesungguhnya.

b. Tujuan

1) Membantu dalam menerapkan keterampilan untuk membuat keputusan dan

dalam menyelesaikan masalah.

2) Membantu untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi antar sesama

manusia.

3) Memberikan kesempatan untuk menerapkan tentang berbagai prinsip dan teori

c. Proses Tahapan

Sri Anitah, W. DKK (2007) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan

metode simulasi adalah:

1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan

2) Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,

3) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran

yang dimainkan,

4) Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,

5) Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

d. Strategi Pelaksanaan

1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.


2) Para peserta lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.

4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk

mendorong peserta berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang

disimulasikan

A. Intervensi Manajemen Keperawatan Redemonstrasi

a. Pengertian

Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda

sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan

dipahami oleh suatu kelompok secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008).

Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukan kepada orang lain tentangsuatu proses, situasi atau benda tertentu

yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan

yang dipertujukan. Redemonstrasi adalah mempertunjukan kembali proses terjadinya

suatu peristiwa dan dicontohkan agar dapat dipahami oleh suatukelompok secara

nyata.

b. Tujuan

1. Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas

2. Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses

dengan penuh perhatian

3. Untuk menghindari verbalisme

4. Cocok digunakan apabila akan memberikan ketrampilan tertentu


c. Proses Tahapan

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai

2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan

3) Lakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap pelaksanaan

1) Langkah pembukaan

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi

3) Langkah mengakhiri demonstrasi

3. Strategi Pelaksanaan

1) Langkah pembukaan

a) Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan

diantaranya:

b) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua dapat memperhatikan

dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

c) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai.

d) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan.

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang peserta untuk

berpikir.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

c) Yakinkan bahwa semua yang mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh peserta.

d) Berikan kesempatan kepada peserta untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

4. Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan

memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai