Anda di halaman 1dari 25

 Oksidasi biologi & senyawa berenergi tinggi : proses oksidasi, peran

enzim/ko-enzim & logam dlm.oksidasi biologi, transfer electron dlm.


Sel, hubungan rantai respirasi dengan senyawa fosfot ber-energi tinggi,
oksidasi H dlm  mitokondria, struktur & fungsi mitokondria, proses
transfer electron di mikrosom, proses REDOKS dlm sel darah merah
3.  Siklus Kreb sebagai rangkaian oksidasi lengkap bahan makanan:
sumber ostetik Ko.A, fungsi emfibolik sklus Kreb, pembentukan energi
dlm siklus Kreb.
PROSES OKSIDASI BIOLOGI:
Reaksi Oksidasi biologi selalu diikuti reaksi reduksi.
Oksidasi TIDAK selalu menggunakan Oksigen, misal Dehidrogenasi.
1.       Pengertian : Oksidasi adalah proses pengeluaran electron …… lawannya reduksi yaitu proses
penerimaan electron. Contoh : ion feri dioksidasi menjadi ion fero, reaksinya sebagai berikut :
   
                              
                    

Fe2+                                  Fe3+

ion fero                                                 ion feri

2.       Reaksi REDOKS (REDUKSI & OKSIDASI) memerlukan enzim OKSIDOREDUKTASE


3.       Oksidasi biologi pada makhluk hidup tingkat tinggi MUTLAK memerlukan adanya OKSIGEN.
Pada makhluk tertentu (bakteri anaerob) mampu melakukan oksidasi biologi tanpa Oksigen
bebas. (INGAT KONSEP ORGANISME AEROBIK dan makhluk hidup ANAEROBIK)
4.       Kemampuan suatu senyawaan melakukan pertukaran electron (memberi atau menerima electron)
disebut sebagai POTENSIAL REDOKS (dinyatakan dalam satuan volt)
5.       Enzim/Ko-enzim dan Logam yang berperan dalam oksidasi biologi ialah :

ENZIM / KO-ENZIM LOGAM


1.    OKSIDASE Mg, Fe
2.    DEHIDROGENASE
3.    HIDROPEROKSIDASE
4.    OKSIGENASE

http://dianhusadarofiqoh.blogspot.com/p/aspek-biokimia-yang-
berpengaruh-dalam.html
 Aspek kimia dalam tubuh 1. Senyawa kimia dalam jasad hidup2.
Sintesis dan degradasi
 Aspek biokimia yang berpengaruh dalam 1. Enzim dan koenzim(pengertian, jenis,
reproduksi kesehatan ibu, janin, bayi dan cara kerja, sifat kinetic, regulasi dan
anak aktivitas enzim)
http://hairan80wali.wordpress.com/2012/09/22/biokimia-3/

http://www.academia.edu/4927985/BIOKIMIA

Pengertian enzim tersebut bisa disimpulkan sebagai biokatalisator yang sifatnya organik karena
dihasilkan dari organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa
yang memiliki kaitan dengan protein.

Fungsi Enzim

Ada 2 fungsi enzim dalam tubuh yang paling pokok dalam tubuh, yaitu :

 Melakukan percepatan atau melambatkan proses reaksi kimia daam tubuh


 Mengatur jalannya sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam tubuh, yang dilakukan pada
waktu yang sama.

Enzim akan dibutuhkan selama terjadi sebuah reaksi kimia tersebut, yang diperlukan untuk
berperan sebagai waktu pengatur terjadinya sebuah reaksi kimia. Senyawa enzim ini akan
diperlukan untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia (katalis), sehingga enzim disebut sebagai
katalisator. Kenudian, enzim juga juga bisa digunakan dalam mempercepat reaksi kimia dalam
metabolisme suatu sistem hayati atau organisme disebut (biokatalisator).

Koenzim

Koenzim adalah molekul yang mengikat enzim dan sangat penting untuk aktivitasnya tetapi tidak
diubah permanen oleh reaksi. Banyak koenzim berasal dari vitamin.

http://kamuskesehatan.com/arti/koenzim/
Enzim adalah biokatalisator yaitu senyawa organik yang mempercepat reaksi kimia . Enzim yang
lengkap disebut holoenzim. Holoenzim terdiri dari dua komponen, yaitu Apoenzim (protein) dan
gugus prostetik ( non protein). Apoenzim adalah bagian yang aktif, yang disusun oleh protein.
Gugus prostetik adalah bagiam dari enzim yang tidak aktif terdiri dari kofaktor ( senyawa
anorganik) berupa unsur logam, misalnya Fe, Mg dan Na) dan koenzim( senyawa organik non
protein , misalnya vitamin B).
Sifat-Sifat Enzim

- Enzim merupakan biokatalisator , yang mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi.
- Enzim merupakan protein yang bersifat termolabil yang akan rusak pada suhu tinggi.
- Enzim mempercepat reaksi kima dengan jalan menurukan energi aktivasi.
- Enzim bekerja spesifik , yang artinya hanya bekerja pada senyawa tertentu.
- Enzim bersifat bolak-balik ( ikut bereaksi dan terbentuk pada akhir reaksi ).
Cara kerja enzim

1. Teori kunci dan anak kunci ( lock and key)

Teori ini menunjukan cara kerja antara enzim dan substrat bersatu seperti kunci dan anak kunci.
Enzim terdapat suatu sisi untuk bergabung dengan substrat yang disebut active site ( sisi aktif ).
Sisi aktif merupakan tempat melekatnya molekul substrat. Selama reaksi berjalan , enzim dan
substrat bergabung membentuk kompleks enzim substrat. Akhir setelah bereaksi , hasil reaksi
tidak bersatu dengan enzim .

2. Teori kecocokan terinduksi (Indurect Fit Teori )

Sisi aktif enzim , saat bereaksi berubah sesuai bentuk substrat . Sisi aktif enzim memiliki struktur
yang bersifat fleksibel yang menyesuaikan dengan substrat, sehingga terbentuk kompleks enzim-
substrat. Setelah reaks selesai enzim dapat digunakan untuk reaksi dengan substrat yang lain.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kerja enzim

- Substrat , enzim bekerja pada substrat tertentu. Kerja enzim dipengaruhi oleh banyak substrat ,
sehingga hasil kerja enzim juga dipengaruhi oleh banyaknya substrat.
- Temperatur atau suhu, enzim bekerja pada suhu tertentu yang maksimal memengaruhi kerja
enzim. Jika suhu rendah, membuat aktivitas enzim menjadi kurang maksimal atau berhenti dan
begitu jjuga sebaliknya.

- Air, adanya air dapat mengaktifkan enzim untuk bereaksi.

- pH, pH dapat memengaruhi cara kerja enzim . perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan
protein pada sisi aktif enzim.

- Zat-zat penghambat, menyebabkan membuat aktivitas enzim menjadi terhambat.

http://biologiumum.com/pengertian-sifat-dan-kerja-enzim/
A.  TRASFER ELEKTRON DALAM SEL
Rantai transferr elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transfer elektron
sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transpor elektron
berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting
dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah
molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c,dan sitokrom-a
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus Krebs ada dua macam. Pertama,
dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (guanosin trifosfat). Energi ini
merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua, dalam bentuk sumber
elektron, yaitu NADH dan FAD (flavin adenin dinukleotida) dalam bentuk FADH 2. Kedua
macam sumber elektron ini dibawa ke sistem transfor elektron.
Proses transfos elektren ini sangat kompleks. Pada dasarnya, elektron dan H+ dari NADH
dan FADH2 dibawa darai satu subtrat ke substrat lain secara berantai. Pembawa elektron dalam
transfor elektron antara lain protein besi-sulfur (Fe.S) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula
senyawa ubikuinon yang bukan protein. Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan
untuk mengikat fosfat anorganik (P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian
akhir terdapat (O2) sebagai penerima (akseptor), sehinga terbentuk H2O.
Jadi, dari keseluruhan proses katabolisme 1 glukosa melalui respirasi aerobik, dihasilkan
38 ATP, dengan perincian sebagai berikut:
Glikolisis          : 2 NADH + 2 ATP              = 8 ATP
Oksidasi dari piruvat      : 2 NADH (atau 6 ATP)          = 6 ATP
Siklus Krebs          : 6 NADH + 2 FADH + 2 ATP      = 24 ATP
                                 Jadi total ATP = 38 ATP
Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi
yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika
NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat
anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan
elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom
c.
Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga
menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
Kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor
elektron. Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan
zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir elektron.
Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang
dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).
Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat
menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga
tempat pada transpor elektron yang menghasilkan ATP.
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan FADH2
sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua
molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut.
Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi
FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil
glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total
38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan
transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.

B.  HUBUNGAN RANTAI PERNAFASAN DENGAN SENYAWA FOSFAT BERENERGI


TINGGI
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat .
Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi sebagai kompleks Mg2+ Gambar 3.1 ATP
diperlihatkan sebagai kompleks magnesium. ATP dan ADP Energi bebas baku hasil hidrolisis
senyawa-senyawa fosfat penting dala Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada
ATP terbagi menjadi 2 kelompok.
Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki ΔG lebih rendah dari pada ΔG0 pada
ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih tinggi daripada ΔG0 pada
ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat dan sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup koenzim A
(misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam amino yang terlibat
dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat glukosa dan 5-
fosforibosil-1-pirofosfat.
Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~℗. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu akseptor
yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh
karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan gugus daripada
ikatan berenergi tinggi.
ATP merupakan donor fosfat berenergi tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-
senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk
membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP
menghubungkan proses-proses yang menghasilkan ~℗ dan proses-proses yang menggunakan
~℗. Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi dengan
kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil dan hanya cukup untuk
mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama ~℗ yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energy:
1. Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~℗ terbesar dalam organisme aerobik.
Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
2. Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~℗ yang terjadi akibat pembentukan
laktat
3. Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu
http://ziiyooo.blogspot.com/2012/05/makalah-transfer-elektron-dalam-sel.html
Siklus Krebs Adalah satu seri reaksi yang terjadi di dalam mitokondria yang
membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen hidrogen, yang dengan
oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP sebagai kebutuhan energi
jaringan.

Fungsi Utama Siklus Krebs


(1) Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
(2) Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan
untuk produksi ATP.
(3) Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk
digunakan pada sintesis asam lemak.
(4) Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
(5) Melakukan pengendalian langsung (produk àbakal produk) atau tidak langsung
(alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.

Kepentingan piruvat pada siklus Krebs Yaitu:


(1) Energi yang terkandung pada pada karbohidrat memasuki siklus melalui piruvat,
sumber utama asetil KoA.
(2) Kompleks enzim yang mendekarboksilasi piruvat menjadi asetil KoA sangat mirip
dari segi lokasi subsel, komposisi dan mekanisme kerja dengan α-ketoglutarat
dehidrogenase kompleks.

Dekarboksilasi piruvat melibatkan piruvat dehidrogenase kompleks, suatu gugus


enzim yang tersusun atas 3 komponen
E1 24 mol piruvat Kofaktor: TPP (tiamin
dehidrogenase pirofosfat)
E2 24 mol dihidrolipoil Lipoate, koenzim A
transasetilase
E3 12 mol dihidrolipoil FAD, NAD+
dehidrogenase

Pada tahapan terakhir kerja PDH kompleks akan dihasilkan NADH, H+, FAD, dan
NADH yang di rantai pernapasan akan teroksidai dan menghasilkan 3 molekul ATP,
H2O dan NAD.

Pengaturan Kompleks Piruvat Dehidrogenase


©      Pengaturan cepat kompleks PDH, inhibisi hasil kegiatan PDH yaitu asetil KoA dan
NADH bersifat menghambat
©      Pengaturan PDH:

a)    Kompleks PDH bertindak atas besar muatan energi sel. Bila konsentrasi ATP tinggi,
glikolisis semakin lambat dan aktivitas kompleks PDH menurun
b)    Kompleks PDH peka terhadap keadaan oksidasi-reduksi sel. Perbedaan jumlah NAD+,
NADH, NADP+, dan NADPH yang terkumpul intraseluler dalam batas keseimbangan
tertentu

Reaksi Siklus Krebs


Siklus reaksi diawali dengan reaksi antara asetil KoA dan (2C) dan asam
oksaloasetat (4C) yang menghasilkan asam trikarboksilat, sitrat. Selanjutnya
sejumlah 2 molekul atom CO2 dirilis dan teregenerasi. Sebenarnya hanya sedikit
oksaloasetat yang dibutuhkan untuk menginisiasi siklus asam sitrat sehingga
oksaloasetat dikenal dengan perannnya sebagai agen katalitik pada siklus Krebs.
Tahapan Reaksi Siklus Krebs

Tahap 1. sitrat sintase (hidrolisis)


Asetil KoA + oksaloasetat + H2Oà sitrat + KoA-SH
Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah
Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan.
Flouroasetil KoA dapat menggantikan gugus –asetil KoA. Flourosasetat kadang
digunakan sebagai racun tikus. Bila termakan dapat berakibat fatal

Tahap 2. aconitase, memerlukan 2 tahap


Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe++ caranya :
mula2 terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim ) kemudian
terjadi rehidrasi menjadi isositrat

Tahap 3. isositrat dehidrogenase (dekarboksilasi pertama)


Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat
dehidrogenase yg memerlukan NAD+
Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg sama menjadi α-ketoglutarat. Enzim
ini memerlukan Mn++ / Mg++
Ada 3 jenis isozim isositrat dehidrogenase :
satu jenis isozim menggunakan NAD+ (intramitokondria) àisozim ini hanya
ditemukan di dalam mitokondria NADH + H+ yg terbentuk akan diteruskan dalam
rantai respirasi
Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP+ dan ditemukan di luar mitokondria
(ekstramitokondria) dan sitosol

Tahap 4. α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi)


Dekarboksilasi oksidatif α-ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi
oksidatif piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase
kompleks
Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD+, FAD dan KoA-SH
Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah
è Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan akumulasi /
penumpukan α-ketoglutarat

Tahap 5. suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat)


Suksinil KoAàSuksinat
Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi akan membentuk ATP atau GTP.
Juga memerlukan Mg++
Reaksi ini merupakan satu2nya dalam TCA cycle yg membentuk senyawa fosfat
berenergi tinggi pada tingkat substrat
Pada jaringan dimana glukoneogenesis terjadi ( hati & ginjal) terdapat 2 jenis isozim
suksinat thiokonase, satu jenis spesifik GDP, satu jenis untuk ADP.
Pada jaringan nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP

Tahap 6. Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)


Suksinat + FADà Fumarat + FADH2
Reaksi ini tdak lewat NAD,
è Klinis: dihambat oleh malonat, asam dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat
tertimbun dan pernapasan terhambat

Tahap 7. Fumarase (dehidrasi)


Fumarat + H2Oà L-Malat
Tidak memerlukan koenzim

Tahap 8. Malat dehidrogenase


L-Malat + NAD+ àOksaloasetat + NADH + H+
Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat
Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV
è Klinis: kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan kenaikan MDH tetapi
pemeriksaan MDH tidak lazim dilakukan, karena lebih mudah untuk memeriksa
dengan LDH

Regulasi siklus Asam Sitrat diatur oleh:


·         citrate synthase
·         isocitrate dehydrogenase
·         α-ketoglutarate dehydrogenase

Konsumsi oksigen, reoksidasi NADH, dan produksi ATP yang dikoupling

Kontrol regulasi:
1. Ketersediaan substrat – oxaloacetate menstimulasi sitrat sintase
2. Inhibis produk- substrat sitrat berkompetisi dengan oksaloasetat untuk sitrat
sintase, NADH menginhibisi isositrat dehidrogenase dan α-ketoglutarate
dehydrogenase, succinyl-CoA menginhibisi α-ketoglutarate dehydrogenase
3. Inhibisi feedback kompetitif - NADH menginhibisi sitrat sintase, suksinil KoA
berkompetisi dengan asetil KoA pada reaksi sitrat sintase.
Regulator penting:
Substrat -acetyl-CoA dan oksaloasetat memproduksi - NADHRegulasi Siklus Asam
Sitrat
·         Kontrol allosterik dari siklus enzim
·         isocitrate dehydrogenase
·         α-ketoglutarate dehydrogenase
·         pyruvate dehydrogenase phosphatase
·         ADP - allosteric activator dari isocitrate dehydrogenase
·         ATP - inhibibis isocitrate dehydrogenase
·         Ca2+ - activasi pyruvate dehydrogenase phosphatase,
·         isocitrate dehydrogenase, α-ketoglutarate dehydrogenase

Dalam tubuh manusia, diketahui terdiri dari berbagai enzim yang bereaksi beraksi pada substrat
berbeda dan menghasilkan produk yang berbeda pula. Terdapat 3 golongan yang membagi
macam-macam enzim berdasarkan ilmu biologi seperti berikut :

1. Golongan Enzim Karbohidrase

Golongan enzim Karbohidarasi tersebut, terbagi menjadi beberapa jenis enzim seperti berikut :

 Selulose bekerja dalam mengurai zat selulosa atau polisakarida untuk dirubah menjadi selabiosa
atau disakarida.
 Amylase memiliki peran dalam menguraikan senyawa amilum atau polisakarida menjadi
maltosa, yang merupakan senyawa disakarida.
 Pektinase berperan terhadap penguraian petin menjadi senyawa asam pektin.
 Maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa.
 Sukrosa berfungsi untuk merubah sukrosa menjadi senyawa glukosa dan juga fruktosa.
 Laktosa merupakan enzim yang berfungsi mengubah laktosa menjadi senyawa glukosa dan
galaktosa.

2. Golongan Enzim Protase

Macam-macam enzim protase meliputi berbagai enzim yang terbagi seperti berikut :

 Pepsin adalah berguna untuk memecah senyawa protein menjadi senyawa asam amino.
 Tripsin yaitu enzim yang membantu menguraikan pepton menjadi senyawa asam amino.
 Entrokinase merupakan zat yang berfungsi dalam penguraian senyawa pepton menjadi senywa
asam amino.
 Peptidase enzim bekerja dalam tubuh, untuk menguraikan peptide menjadi senyawa asam
amino.
 Renin berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan juga susu.
 Gelatinase berfungsi membantu dalam penguraian senyawa gelatin.

3. Golongan Enzim Esterase

Kemudian yang terakhir adalah enzim estrase, berikut ini beberapa enzim yang termasuk di
dalamnya :

 Lipase memiliki peran mengurai zat yang mengandung fungsi lemak menjadi senyawa gliserol
dan juga asam lemak.
 Fostatase berfungsi terhadap penguraian suatu ester dan memberikan dorongan terhadap
terjadinya pelepasan asam fosfor.

http://dianhusadaseptiayu.blogspot.com/p/sumber-ostetik-ko.html
proses oksidasi

Proses di mana oksigen menyebabkan untuk menggabungkan dengan molekul lain. Oksigen
dapat digunakan sebagai unsur oksigen, di udara, atau dalam bentuk sebuah molekul yang
mengandung oksigen yang mampu memberikan semua atau bagian dari oksigen yang. Oksidasi
dalam arti luas, yaitu peningkatan valensi positif atau penghapusan elektron yang dianggap tidak
di sini jika oksigen itu sendiri tidak terlibat.

Oksidasi biologi dan senyawa berenergi tinggi

OKSIDASI BIOLOGI dan


SENYAWA BERENERGI TINGGI

MANFAAT PELAJARAN INI BAGI ANDA :


Memahami bahwa pada kasus keracunan polutan dan obat
serta zat karsinogenik sering digunakan terapi dengan
pemberian oksigen pada penderita. Zat-zat tersebut
dimetabolisme oleh enzim OKSIGENASE dalam system
sitokrom P-450 di mitokondria, yang merupakan salah satu
enzim oksidoreduktase.
PROSES OKSIDASI BIOLOGI:
Reaksi Oksidasi biologi selalu diikuti reaksi reduksi.
Oksidasi TIDAK selalu menggunakan Oksigen, misal
Dehidrogenasi.
1.       Pengertian : Oksidasi adalah proses pengeluaran electron ……
lawannya reduksi yaitu proses penerimaan electron. Contoh : ion
feri dioksidasi menjadi ion fero, reaksinya sebagai berikut :

Fe2+ Fe3+
ion fero ion feri

2.       Reaksi REDOKS (REDUKSI & OKSIDASI) memerlukan enzim


OKSIDOREDUKTASE
3.       Oksidasi biologi pada makhluk hidup tingkat tinggi MUTLAK
memerlukan adanya OKSIGEN. Pada makhluk tertentu (bakteri
anaerob) mampu melakukan oksidasi biologi tanpa Oksigen bebas.
(INGAT KONSEP ORGANISME AEROBIK dan ORGANISME
ANAEROBIK)
4.       Kemampuan suatu senyawaan melakukan pertukaran electron
(memberi atau menerima electron) disebut sebagai POTENSIAL
REDOKS (dinyatakan dalam satuan volt)
5.       Enzim/Ko-enzim dan Logam yang berperan dalam oksidasi biologi
ialah :

ENZIM / KO-ENZIM LOGAM


1.    OKSIDASE Mg, Fe, Cu, Mo
2.    DEHIDROGENASE
3.    HIDROPEROKSIDASE
4.    OKSIGENASE

PERAN ENZIM/KO-ENZIM DALAM OKSIDASI BIOLOGIS


1. ENZIM OKSIDASE :
Oksidase merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen
yang ada dalam substrat dengan hasil berupa H2O dan H2O2.
Enzim ini berfungsi sebagai AKSEPTOR ion Hidrogen.
Enzim ini banyak terdapat dalam mioglobin, hemoglobin, dan
sitokrom lain.
Enzim ini merupakan zat terakhir dari rangkaian proses respirasi
yang berperan memindahkan electron yang dihasilkan dari proses
oksidasi sebelumnya yaitu oleh enzim dehidrogenase.
Bentuk-bentuk lain yang perannya sama dengan enzim oksidase
yaitu Flavoprotein Mononukleotida (FMN) dan Flavin Adenin
Dinukleotida (FAD) yang berasal dari VITAMIN riboflavin.
FMN banyak terdapat dalam ginjal, usus halus, dan hati.
FAD banyak terdapat dalam hati
ENZIM OKSIDASE memanfaatkan OKSIGEN sebagai
AKSEPTOR HIDROGEN

2. ENZIM DEHIDROGENASE :
Enzim ini berperan sebagai pemindah ion Hidrogen dari substrat
satu ke substrat berikutnya dalam reaksi REDOKS COUPLE.
Contohnya ialah penggunaan enzim dehidrogenase dalam
pemindahan electron di membrane dalam mitokondria, siklus Kreb,
dan GLIKOLISIS fase anaerob.
Enzim ini tidak menggunakan Oksigen sebagai akseptor ion
Hidrogen. Reaksi Redoks couple enzim ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Catatan : A dan B merupakan substrat

Aktivitas enzim Dehidrogenase juga punya ketergantungan pada


ko-enzim Nikotinamida --- NAD (Vitamin Niasin) dan vitamin
Riboflavin.
3. ENZIM HIDROPEROKSIDASE

Ada dua jenis hidroperoksidase : PEROKSIDASE dan


KATALASE.
a). Peroksidase :banyak terdapat dalam air susu, leukosit,
trombosit, dan jaringan tubuh lainnya yang berperan dalam
metabolisme EIKOSANOID (berkaitan dengan ASAM LEMAK
TAK JENUH).
Enzim peroksidase berperan penting menjaga lipid membrane sel
dan hemoglobin dari senyawaan peroksida (H2O2 ) yang bersifat
toksik. Reaksinya sebagai berikut :

b). Katalase : banyak terdapat dalam jaringan hati, sel mukosa,


darah, sumsum tulang, dan ginjal. Bagian organel sel dari jaringan
tersebut yang memiliki dua fungsi sekaligus yaitu untuk
menghasilkan dan untuk menghancurkan hydrogen peroksida
adalah ENZIM PEROKSISOM.
Enzim ini berperan menghancurkan hydrogen peroksida yang
dihasilkan dari aktivitas enzim oksidase. Reaksinya sebagai
berikut :

Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi


berikut:
Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi
berikut:
4. ENZIM OKSIGENASE

Enzim ini berperan dalam sintesis atau penguraian berbagai


senyawaan Enzim ini banyak ditemukan dalam hati.
Ada dua macam enzim Oksigenase yaitu : DIOKSIGENASE dan
MONOOKSIGENASE.
Dioksigenase berfungsi mengkatalisis penyatuan oksigen ke dalam
molekul substrat. Reaksi dasarnya sebagai berikut :
DIOKSIGENASE
A + O2 AO2

Enzim Monooksigenase banyak ditemukan dalam sel-sel hati yang


bekerja bersama enzim SITOKROM P-450 untuk HIDROKSILASI
OBAT. Reaksi dasar hidrosilasi obat oleh monoksigenase :
OBAT - + O2 + 2 Fe2+ + 2H+ OBAT-
(P-450)
RANTAI RESPIRASI & SENYAWA FOSFAT ENERGI TINGGI

Rantai respirasi yang dimaksud disini adalah rangkaian proses


transfer electron Hidrogen yang terjadi pada bagian membrane
dalam mitokodria dengan melibatkan sejumlah enzim. Hasil akhir
dari rangkaian proses transfer electron ialah sejumlah energi
berbentuk ATP.
Rangkaian proses transfer electron dalam rantai respirasi yang
menghasilkan ATP tersebut dikenal sebagai FOSFORILASI
OKSIDATIF.
Pemahaman rangkaian proses respirasi ini memungkinkan kita
dapat melakukan tindakan preventif dan kuratif terhadap kasus
keracunan karena obat (misal : AMOBARBITOL) dan racun
(misal: SIANIDA dan KARBONMONOKSIDA), maupun kasus
kematian karena kelainan DISFUNGSI RENAL dan MIOPATI
MITOKONDRIA INFANTILIS.
Urutan proses produksi energi dimulai dari pencernaan makanan
sampai dengan rantai respirasi berupa transfer electron pada
bagian membrane dalam mitokondria.

RANGKAIAN RANTAI RESPIRASI :

Mekanisme FOSFORILASI OKSIDATIF dijelaskan oleh 3 teori,


yaitu :
1.    TEORI KOPLING KONFORMASIONAL
2.    TEORI KOPLING PERTENGAHAN BERENERGI TINGGI
3.    TEORI KOPLING KEMIOSMOTIK
Teori yang diakui saat ini adalah teori yang ke tiga
KEMIOSMOTIK.

Pengertian Enzim Dan Koenzim.


       Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator yang mengatur kecepatan berlangsungnya semua proses fisiologi.
(reaksi kimia dalam tubuh). Enzim (Enzym) banyak sekali jenisnya yang mana masing-masing
enzim hanya dapat mengkatalis satu jenis reaksi saja, sehingga seringkali enzim tersebut diberi
nama sesuai dengan reaksi yang dikatalisnya dan biasanya diakhiri dengan kata -ase. Seperti
amilase (enzim yang merombak pati menjadi glukosa), Laktase ( enzim yang menguraikan
laktosa dalam susu), dll. Ada juga enzim yang mempunyai nama biasa seperti, pepsin, erepsin,
dll.
Jenis Jenis enzim :
NAMA ENZIM
1.      Oksidoreduktase Untuk Reaksi Reaksi Oksidas
2.      Tranferase Untuk Gugus Fungsional : Tra
3.      Hidrolase Untuk Reaksi Hidrolisis :
Esterase , Peptidase , Fostafas
4.      Liase Untuk Penambahan ikatan ra
5.      Isomerase Untuk Reaksi Isomerasi ( pem
6.      Ligase Untuk Penempelan ikatan / se

      Sifat Kinetik Enzim :

1.    Enzim Berfungsi Sebagai Katalisator


2.    Enzim itu suatu protein
3.    Enzim itu spesifik(khusus)
4.    Enzim itu suatu koloid
5.    Enzim dapat bekerja bolak balik
6.    Enzim jumlahnya tidak terlalu banyak (cukup)
7.    Enzim tidak tahan panas
8.    Enzim bekerja baik pada pH tertentu

      Faktor yang mempengaruhi Enzim :

1.    Temperatur ; makin tinggi makin cepat , sampai suhu optimum,di atas suhu optimum
menurunkan kecepatan
2.    pH, optimum pada pH 5 – 9
3.    Konnsentrasi enzim ; penambahan konsentrasi Tidak menambah kecepatan
4.    Konsentrasi substrat ; makin tinggi makin cepat
5.    Inhibitor ; menghambat reaksi

       Pengertian Koenzim


Koenzim adalah suatu kofaktor organik yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim
dengan cara mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya . Contoh
koenzim mencakup NADH, NADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa
mencakup ion hidrida (H–) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh
koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil
yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim seperti riboflavin, tiamina, asam
folat, vitamin B adalah jenis koenzim yang berupa vitamin. Koenzim Identik Dengan Vitamin.
Sebagai ko – faktor ada unsur yang dapat di peroleh / disusun dari dalam tubuh , tetapi tidak
sedikit yang tidak dapat disusun tubuh hewan / manusia sehingga perlu memasukkan dari luar
berupa vitamin.
       Jenis Jenis Koenzim
Ko – Enzim Vitamin
1.    Nikotinamida adenin Dinukleotida asam (NAD) NIASIN

2.    Nikotinamida adenin Dinukleotida asam phospat (NADP) NIASIN

3.    Flavin adenin Dinukleotida asam Ribofalvin

4.    Flavin Mononukleotida (FMN) Riboflavin


5.    Tiamin Pirofosfat (TPP) Tiamin
6.    Piridoksal Fosfat Pirodoksin (vit. B6)

7.    Koenzim A Asam Pantotenat


8.    Biotin Biotin
9.    Koenzim B12 Kobalamin (vit B12)
Secara diagramatik urutan selengkapnya mengenai
produksi energi digambarkan sebagai berikut :
MITOKONDRIA
(dengan membran luar & membran dalam)

Anda mungkin juga menyukai