Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dimulai pada
masa Nabi Muhammad SAW dimana beliau sebagai manusia teladan yang
memiliki kepribadian luhur dan pantang mundur dalam perjuangan
menegakkan syariat Islam meskipun banyak mendapat cobaan dan rintangan.
Dalam sejarah Peradaban Islam, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW
biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad menjalani
hidup di Makkah dan di Madinah.
Dewasa ini pengetahuan tentang perkembangan Islam, utamanya pada masa
Nabi Muhammad SAW, sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat
muslim sendiri, khususnya kaula muda. Padahal umat Islam sudah sepatutnya
mengetahui tentang sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan
generasi mendatang. Sebab Islam adalah ajaran Allah SWT terstruktur sebagai
agama terakhir yang substansi ajarannya mencakup segala aktifitas manusia di
atas permukaan bumi. Dan karenanya manusia diserukan untuk beramal
menurut ketentuan ridha Allah SWT.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka dapat diasumsikan
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana perkembangan dakwah Nabi Muhammad pada Periode Mekah
dan Periode Madinah ?
2. Peperangan apa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad ?
3. Apa isi surat-surat dakwah Nabi Muhammad ?
4. Bagaimana masa terakhir Nabi Muhammad ?
5. Apa komentar para orientalis tentang Nabi Muhammad ?
2

C. Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan dakwah Nabi Muhammad pada Periode
Mekah dan Periode Madinah
2. Untuk mengetahui Peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad
3. Untuk mengetahui surat-surat dakwah Nabi Muhammad
4. Untuk mengetahui masa terakhir Nabi Muhammad
5. Untuk mengetahui komentar para orientalis tentang Nabi Muhammad
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad pada Periode Mekah dan


Periode Madinah
Fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika beliau bertahannus atau
menyepi di Gua Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan
bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau menerima
wahyu yang pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq 1-5. Dengan wahyu yang
pertama ini, maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat
itu, Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya,
namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi
Muhammad saw diangkat menjadi Rasul yang harus berdakwah. Dalam hal
ini dakwah Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode, yaitu Periode
Mekah dan Periode Madinah.
I. Periode Mekah
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di
lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang
menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat
beliau, lalu Zaid bekas budak beliau. Di samping itu, juga banyak orang yang
masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan
Assabiqunal Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam), mereka
adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur
Rahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidah bin Jarhah, dan Al-
Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah
(rumah Arqam).
Dalam menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad melakukannya dengan
tiga cara, yaitu:
4

1. Rahasia. Pada tahapan ini Nabi menyampaikannya hanya pada kalangan


keluarganya sendiri dan teman dekatnya.
2. Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ruang lingkup
yang lebih luas, termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
3. Terang-Terangan(Demonstratif). Nabi dalam berdakwah secara terang-
terangan ke segenap lapisan masyarakat, baik kaum bangsawan maupun
hamba sahaya.
Nabi Muhammad SAW memulai dakwah secara terang-terangan setelah
turun wahyu kepadanya berupa turunnya ayat 94 Surah Al-Hijr.
Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena
mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1) Bidang Politik Kekuasaan. Mereka tidak dapat membedakan antara
kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan
Nabi Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul
Muthalib.
2) Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi muhammad menyerukan
persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
3) Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya
ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan
kembali dan pembalasan di akhirat.
4) Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar
pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk
meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama Islam.
5) Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai
penghalang rezeki.
Dalam periode ini Nabi Muhammad belum berpikir untuk menyusun suatu
masyrakat Islam yang teratur, karena perhatian beliau lebih fokus pada
penenaman teologi atau keimanan masyarakat. Karena di Mekah dakwah
5

Nabi Muhammad mendapat tantangan dan rintangan, beliau memutusakn


untuk berdakwah di luar Mekah. Namun di Thaif beliau dicaci dan dilempari
batu hingga beilau terluka, sehingga untuk menyenangkan hati beiau, Allah
SWT mengutus dan mengisra’ dan memi’rajkan beliau padatahun kesepuluh
kenabiannya. Setelah peristiwa Isra’Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah Islam terjadi, yaitu dengan datangnya penduduk Yatsrib
(Madinah)untuk berhaji ke Mekah.
II. Periode Madinah
Sebab utama Rasulullah besama para sahabat melakukan hijrah ke Madinah,
yaitu :
1. Perbedaan iklim di kedua kota mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim
Madinah lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong
penyebaran dan pengembangan agama Islam. Sedangkan kota Mekah
sebaliknya.
2. Nabi-Nabi umumnya tidak dihormati di negara-negaranya sehingga Nabi
Muhammadpun tidak diterima oleh kaumnya sendiri
3. Tantangan yang Nabi hadapi tidak sekeras di Mekkah
Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar
pendidikan masyarakat Islam dan sosial kemasyarakatan. Adapun dasar-
dasar masyarakat Islam yang diterapkan di Madinah diantaranya ialah:
1) Mendirikan Masjiduntuk mempersatukan umat Islam dalam satu
majelis, sehingga di majelis ini umat Islam bisa bersama-sama
melaksanakan shalat berjamaah secara teratur, mengadili perkara-
perkara dan musyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah
Islamiyah.
2) Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin
3) Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan
muslimin untuk menciptakan toleransi antargolongan.
4) Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat
yang baru terbentuk.
6

B. Peperangan dalam Islam


Perang dalam Islam berasal dari bahasa Arab,Qital (membunuh),
Gozhwah (peperangan yang dipimpin oleh panglima perang secara langsung),
Harb. (perlawanan secara fisik). Sedangkan secara Istilah, menurut
Clauzzewits, perang adalah politik yang dilanjutkan dengan cara lain. Perang
dalam Islam diartikan sebagaiQitalu al-Kuffari fi Sabilillahi li I’lai
Kalimatillah, yaitu ”memerangi orang-orang kafir dijalan Allah dalam rangka
meninggikan kalimat Allah”. Berdasarkan istilah syar’i itulah, perang dalam
Islam memiliki makna yang spesifik yang berbeda dengan makna bahasanya.
Jadi perang adalah mengangkat senjata untuk melawan atau memerangi
orang-orang kafir dalam rangka membela kehormatan Islam dan kaum
Muslimin. Dengan kalimat lain, perang haruslah dilakukan semata-mata
dengan niat untuk menegakkan kedaulatan Islam, bukan untuk hal yang lain,
seperti berniat menguasai negara lain, kemudian merampas semua yang
bukan menjadi haknya, atau untuk mendapatkan kedudukan, pujian dan lain
sebagainya.
Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad
1) Perang Badar
Perang antara kaum muslimin dengan musyrik Quraisy yang terjadi pada 17
Ramadan tahu ke-2 Hijriyah. Perang ini terjadi di lembah Badar,125 km
selatan Madinah.peperangan ini disebabkan oleh tindakan tindakan
pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh kaum
Quraisy.
Kaum muslimin memiliki jumlah tentara yang jauh lebih sedikit kira-kira 313
sedang kaum kafir berjumlah 1000 yang dipimpin oleh Abu Jahal dan
tokoh-tokoh kafir yang lainnya.Setiba kaum kafir Quraisy di medan perang
dan dua pasukan saling berhadapan, Rosulullah SAW berdoa, "Ya
Alloh,orang-orang Quraisy datang dengan congkak dan sombong untuk
7

memerangi-Mu dan mendustakan Rosul-Mu". Perang berakhir dengan


kemenangan di pihak kaum muslimin.

2) Perang Uhud (Sya’ban 3 H)


Peperangan ini terjadi pada tahun ke-3 hijriyah di bukit Uhud. Perang uhud
dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy pada perang badar sehingga
timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslimin.
Rasulullah SAW memerintahkan 50 regu pemanah supaya tetap pada
posisi mereka di atas bukit di bawah pimpinan Abdullah bin Jubair.
Kepada mereka, beliau berpesan,"Janganlah kalian meninggalkan posisi
kalian".Perang uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan
tentara Islam, tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta,
yakni prajurit Islam sibuk memungut harta rampasan. Melihat keadaan
tersebut, kaum kafir kembali menyerang sehingga mereka berhasil
menerobos tempat pertahanan Rasulullah Saw yang akhirnya beliau pun
terluka. Dalam perang uhud ini 70 orang kaum muslimin gugur sebagai
Mujahid, mati syahid, termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib, pamannya
Rasulullah SAW.
3) Perang Khandaq
Perang Khandaq terkenal dengan "Perang Ahzab" atau "Perang Parit".
Perang ini terjadi pada tahun ke-5 Hijriyah di sekitar kota Madinah bagian
utara. Yang menjadi pemicu perang ini adalah ketika Rasulullah Saw
mengusir kaum Yahudi Bani Nadzir dari Madinah. Mereka bersekongkol
dengan kaum kafir Quraisy untuk memerangi Rasulullah. Dalam persiapan
menghadapi peperangan melawan mereka, seorang sahabat bernama
Salman Al-Farisy mengusulkan penggalian parit-parit pertahanan.
Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin, yang kemudian disusul
Allah mendatangkan angin ribut disertai angin yang sangat dingin
sehingga pasukan Ahzab (pasukan kafir) kalang kabut.
4) Perang Mu’tah
8

Perang ini dinamakan perang Mu’tah karena terjadi di desa Mu’tah, bagian
utara semenanjung Arabia, dimana perang ini terjadi pada tahun ke-8
Hijriyah. Perang Mu’tah terjadi karena Haris Al-Ghassani , raja Hirah,
menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan
Nabi Muhammad SAW. Beberapa sahabat gugur dalam peperangan
tersebut termasuk Zaid Bin Harisah.
5) Penaklukan kota Mekah/Fathu mekah pada tahun 8 Hijriyah
Fathu Mekah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini
adalah adanya anggapan aum Quraisybahwa kekuatan kaum muslimin
telah hancur akibat kalah perang di Mut’ah. Mereka menganggap
perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi hingga diingkrinya dan
diseranglah Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan kaum
muslimin.Nabi Muhammad SAW segeramemerintahkan pasukan muslimin
untuk menghukum kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan.
Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy
masuk Islam.
6) Perang Hunain (8 Safar 8 H)
Perang ini terjadi di lembah Hunain, sekitar 70 km dari kota Mekah.
Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa
Fathu Mekah. Pada awalnya, kaum musuh berhasil mengacaubalaukan
pasukan Islam sehingga banyak yang gugur. Nabi SAW kemudian
menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan, hingga
akhirnya dapat memenangkan pertempuran
7) Perang Tha’if (8 H)
Pasukan muslimin mengejar pasukan Quraisy yang melarikan diri dari
Hunain, sampai ke kota Tha’if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam
benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat
menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah taktik perangnya
dengan memblokade seluruh wilayah Thaif. Pasukan muslimin kemudian
membakar ladang anggus yang merupakan sumber daya alam utama
9

penduduk Thaif, dan pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung


dengan pasukan isalm.
8) Perang Tabuk
Perang ini terjadi pada tahun 8 Hijriyah di kota Tabuk, perbatasan antara
semenanjung Arabia dan Syam. Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah
membuat seluruh semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan
Nabi SAW. Penguasa romawi, Heraclius, yang tadinya menyusun pasukan
besar untuk menyerang kaum muslimin, akhirnya mundur setlah melihat
besarnya jumlah pasukan Islam.
9) Perang Widan
Perang ini terjadi di Wedan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah pada
12 rabiul Awwal tahun 2 Hijriyah. Rasulullah SAW memimpin pasukan
muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi
karena kafilah Quraisy melalui daerah tersebut. Rasulullah selanjuntnya
mengadakan perjanjian kerjasama dengan perdaganan Bani Damrah yang
berisi kesanggupan Bani Damrah membantu kaum muslimin apabila
dibutuhkan.
Selain beberapa perang tersebut, ahli sejarah pun telah menyebutkan
beberapa sariyah (perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan
Nabi Muhammad SAW) dalam sejarah isalm, yakni diantaranya Sariyah
hamzah Bin Abdul Muthalib, sariyah Ubaidah bi haris yang terjadi pada
tahun pertama Hijriyah. Kemudian pada tahun ke-2 Hijriyah terjadi sariyah
Abdullah bin Jahsy dan pada tahun ke-3 Sariyah Qirdah. Sedangkan pada
tahun ke 4 Hijriyah, terjadi sariyah Bani asad, Sariyah raji’ dan Sariyah
Bi’ru Mau’nah. Disebutkan pula dalam sejarah Sariyah Ijla’ Bani Nadir,
Sariyah Zi Al-Qissah dan Sariyah Ka’b Bin Umair al-Gifari pada tahun ke
8 Hijriyah.

C. Surat-surat Dakwah Nabi Muhammad


Salah satu media yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam
penyebaran pesan-pesan agama adalah surat. Dengan surat itulah kemudian
10

beliau mengajak raja-raja dan para pembesar di sekitar tanah Arab untuk
masuk agama Islam. Sebelum beliau berkirim surat kepada para raja dan
pembesar tersebut, beliau membuat cincin dari perak yang bertuliskan
(berukir) “Muhammad Rasulullah”. Kata “Allah” ditulis paling atas, kata
“Rasul” ditulis di tengah, dan kata “Muhammad” di tulis paling bawah.
Beliau membuat cincin berukir “Muhammad Rasulullah” tersebut guna
membubuhi cap pada surat-surat yang akan beliau kirim.
Menurut sejarawan Islam, muhammad bin Sa’as (w. 230 H) dalam kitabnya
Ath-Thabaqat Al-Kubra bahwa surat-surat Nabi keseluruhannya berjumlah
tidak kurang dari 105 buah. Surat-surat tersebut jika dilihart dari segi isinya,
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni :
1. Surat-surat yang berisi seruan untuk masuk Islam, ditujukan kepada
orang-orang nonmuslim baik Yahudi, Nasrani, maupun majusi serta
orang-orang musyrik, baik raja, kepala daerah maupun perorangan.
2. Surat-surat yang berisi aturan-aturan dalam Islam, misalnya tentang
zakat,sedekah dan sebagainya. Surat-surat seperti ini ditujukan kepada
musli yang masih memerlukan penjelasan dari Nabi SAW.
3. Surat-surat yang berisi beberapa hal yang wajib dikerajkan oleh orang-
orang nonmuslim terhadap pemerintah Islam, seperti masalah jizyah
(iuran keamanan).
Adapun beberapa surat yang dikirimNabi SAW kepada para raja dan para
pembesar tersebut diantaranya sebagai berikut :
· Surat Dakwah kepada Muqauqis, gubernur Mesir
Surat yang dikirim kepada Muqauqis, gubernur Mesir, dibawa oleh shahabat
Hathib bin Abu Balta’ah, bunyinya demikian :
ِ ْ‫هللا الرَّ ح‬
‫من الرَّ ِحي ِْم‬ ِ ‫بسْ ِم‬.ِ
ِ‫ِس َعظِ ي ِْم ْالقِبْط‬
ِ ‫هللا ِالَى ْال ُم َق ْوق‬
ِ ‫مِنْ م َُح َّم ٍد َرس ُْو ِل‬.
ِ ‫ك مَرَّ َتي‬
.‫ْن‬ َ ‫ِك هللاُ اَجْ َر‬ َ ‫ ي ُْؤت‬،‫ اَسْ لِ ْم َتسْ لَ ْم‬.‫السْ الَ ِم‬ ِ ‫ك ِب ِد َعا َي ِة ْا‬
َ ‫ َف ِا ّنى اَ ْدع ُْو‬:‫ اَمَّا َبعْ ُد‬.‫َسالَ ٌم َعلَى َم ِن ا َّت َب َع ْال ُه َدى‬
َ‫د ِاالَّ هللا‬1َ ‫ َت َعالَ ْوا اِلى َكلِ َم ٍة َس َوآ ٍء َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ْم اَنْ الَّ َنعْ ُب‬،ِ‫ َو ياَهْ َل ْالكِتب‬. ِ‫ْك ا ِْث ُم ْالقِبْط‬ َ ‫َفاِنْ َت َولَّي‬
َ ‫ْت َف ِا َّن َما َعلَي‬
.‫ َفاِنْ َت َولَّ ْوا َفقُ ْولُوا ا ْش َه ُد ْوا ِبا َ َّنا مُسْ لِم ُْو َن‬،‫هللا‬
ِ ‫ضا اَرْ َبابًا مّنْ ُد ْو ِن‬ ُ ْ‫ك ِبه َش ْي ًئا وَّ الَ َي َّت ِخ َذ َبع‬
ً ْ‫ض َنا َبع‬ َ ‫َو الَ ُن ْش ِر‬
179 :‫نور اليقين‬
11

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Dari Muhammad utusan Allah kepada Muqauqis, pembesar Qibthi
(Mesir)Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk yang
benar.Adapun sesudah itu, sesungguhnya aku menyeru kepadamu dengan
seruan Islam, masuk Islam lah, niscaya engkau selamat. Allah akanmemberi
pahala kepadamu dua kali. Jika engkau berpaling, maka sesungguhnya
bagimu dosa segenap rakyat Qibthi. Dan wahai ahli kitab, marilah kepada
suatu kalimat yang sama antara kami dan kalian, yaitu kita tidak menyembah
kecuali kepada Allah, dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu
pun, dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah, “Saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
[Nuurul Yaqiin : 179]
· Surat Dakwah kepada Mundzir bin Sawa, raja Bahrain
Surat yang dikirim kepada Al-Mundzir bin Sawa, raja Bahrain wakil raja
Kisra, dibawa oleh Ibnul-Hadlramiy, bunyinya ialah :
ِ ْ‫هللا الرَّ ح‬
‫من الرَّ ِحي ِْم‬ ِ ‫بسْ ِم‬.ِ
ِ ‫هللا ِالَى ْال ُم ْنذ ِِر ب‬
(‫ْن َس َاوى‬ ِ ‫)مِنْ م َُح َّم ٍد َرس ُْو ِل‬.
َ ‫صلَّى‬
‫صالَ َت َنا َو اسْ َت ْق َب َل قِ ْبلَ َت َنا َو اَ َك َل‬ َ ْ‫ َفاِنَّ َمن‬1:‫ اَمَّا َبعْ ُد‬.‫ك هللاَ الَّذِى الَ اِل َه ِاالَّ ه َُو‬ َ ‫اَسْ لِ ْم اَ ْن‬
َ ‫ت َف ِا ّنى اَحْ َم ُد ِالَ ْي‬
َّ‫ َو َمنْ اَ َبى َفاِن‬.‫س َف ِا َّن ُه اَم َِن‬ ِ ‫ك م َِن ْال َمج ُْو‬
َ ِ‫ َف َمنْ اَ َحبَّ ذل‬.‫الرس ُْو ِل‬ َ ‫هللا َو ِذم َُّة‬
ِ ‫ لَ ُه ِذم َُّة‬.‫ك ْالمُسْ لِ ُم‬ َ ِ‫َذ ِبي َْح َت َنا َفذل‬
181:‫ نور اليقين‬.‫َعلَ ْي ِه ْال ِج ْز َي َة‬
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Dari Muhammad Utusan Allah kepada Al-Mundzir bin Sawa).Masuk Islam
lah engkau, sesungguhnya saya memuji kepada Allah di hadapanmu, yang
tidak ada Tuhan selain Dia.Adapun sesudah itu, sesungguhnya barangsiapa
yang mengerjakan shalat sebagaimana shalat kami, dan berqiblat pada qiblat
kami serta memakan sembelihan kami, maka itulah orang Islam, baginya
mendapat jaminan Allah dan jaminan Rasul-Nya, maka barangsiapa diantara
orang Majusi menyukai yang demikian, sesungguhnya ia aman, dan
12

barangsiapa yang menolak, maka wajib baginya membayar jizyah. [Nuurul


Yaqiin hal. 181]
· Surat Dakwah kepada Haudzah bin ‘Ali, raja Yamamah
Surat yang dikirim kepada Haudzah bin ‘Ali, raja negeri Yamamah dibawa
oleh Salith bin ‘Amr Al-’Amiriy, bunyinya demikian :

ِ ْ‫هللا الرَّ ح‬
‫من الرَّ ِحي ِْم‬ ِ ‫بسْ ِم‬.ِ
ِ ‫هللا ِالَى َه ْو َذ َة ب‬
ّ‫ْن َعلِي‬ ِ ‫مِنْ م َُح َّم ٍد َرس ُْو ِل‬.
َ ‫ َو اعْ لَ ْم اَنَّ ِد ْينِى َس َي ْظ َه ُر ِالَى ُم ْن َت َهى ْا‬.‫َسالَ ٌم َعلَى َم ِن ا َّت َب َع ْال ُه َدى‬
َ ‫لخفّ َو ْا‬
‫ َفاَسْ لِ ْم َتسْ لَ ْم َو اَجْ َع ْل‬،‫لحاف ِِر‬
182 :‫ نور اليقين‬.‫ْك‬
َ ‫ت َي َدي‬ َ َ‫ل‬
َ ْ‫ك َما َتح‬
Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad Utusan Allah kepada Haudzah bin ‘Ali.
Semoga keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk yang benar.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya agama saya ini akan tampak sampai ke
ujung sepatu dan kuku (mendapat kemenangn sepenuhnya), maka dari itu
masuk Islamlah engkau, niscaya engkau selamat. Dan saya menjadikan untuk
engkau apa yang ada di bawah kekuasaanmu. [Nuurul Yaqiin hal. 182]
D. Masa Terakhir Nabi Muhammad
Pada tahun 10 H (631 M) Nabi Muhammad SAW beserta rombongan
yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang terkahir bagi beliau yang
merupakan haji perpisahahn atau haji wada’. Dalam kesempatan inilah turun
ayat terakhir dari Al-Qur’an di Padang Arafah pada hari jumat sesudah Ashar,
yakni di saat Nabi berkendaraan di atas untanya.Unta pun berhenti terhenyak
dan Malaikat Jibril pun datanglah sambil berkata kepada Nabi, “Ya
Muhammad! Hari ini telah sempurna urusan agamamu, telah selesai apa yang
diperintahkan Tuhanmu dan juga segala apa yang dilarangNya. Dari itu,
kumpulkanlah semua sahabatmu, dan beritahukan kepada mereka, bahwa aku
tidak akan turun- turun lagi membawa wahyu kepadamu sesudah hari ini!”
Ayat yang terkahir turun itu adalah ayat ketiga dari surah Al-Maidah :
13

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,


(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada
hari iniorang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,
sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barang siapa terpaksakarena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Pada kesempatan itu Nabi Muhammad menyampaikan khutbahnya yang
sangat bersejarah, yang isinya merupakan prinsip-prinsip yang mendasari
gerakan isalm, dan yang terpenting adalah bahwa umat Islam harus selalu
berpegang pada dua sumber, Al-Qur’an dan hadis.
Rasulullah mulai sakit panas. Istri-istri beliau meminta izin untuk
merawatnya di rumah Aisyah dan Rasulullah mengizinkannya. Untuk
terakhir kalinya Rasulullah naik mimbar. Diantara pesan yang Rasulullah
katakan saat itu adalah “Aku berwasiat kepada kalian utnk berbuat baik
kepada orang-orang anshar. Sesungguhnya orang-orang anshar adalah orang-
orang dekatku dimana aku berlindung kepada mereka. Karena mereka telah
melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang akan
menjadi hak mereka. Oleh karena itu berbuat baiklah kepada siapa saja
diantara mereka yang melakukan kesalahan.
Tatkala sakitnya semakin keras, beliau bersabda, “ Suruhllah Abu Bakar
untuk memimpin manusai melakukan shalat”. Rasulullah meninggal dunia
pada saat dhuha pada hari senin tanggal 12 rabiul Awal tahun 11 H (8 juni H
(8 juni 632 M).usianya saat itu berkisar 63 tahun.
14

E. Komentar Para Orientalis tentang Nabi Muhammad


Berikut ini merupakan beberapa orientalis menuturkan komentar mereka
mengenai keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membentuk peradaban
dunia Islam.
1. R.C.V. Bodley
Ia menuturkan bahwa “ Kedudukan Muhammad yang unik di dalam
sejarah keagamaan disebabkan kenyataan bahwa ia telah mengilhami
segala apa yang dilakukannya tanpa mengaku sebagai orang suci atau
malaikat, dengan tiada memiliki suatu sifat pun selain sifat insani semata-
mata. Kecuali pribadinya yang cemerlang, tidak ada suatu daripadanya
yang membedakannya dari kaum muslimin yang lain.
2. Michael H. Hart
Ia mengungkapkan bahwa “Sebuah contoh yang mencolok mata tentang
hal ini adalah tata urutan (rangking) yang saya susun yang menempatkan
Muhammad lebih tinggi daripada Yesus (Isa), terutama disebabkan karena
keyakinan saya bahwa Muhammad secara pribadi jauh lebih berpengaruh
pada perumusan agama yang dianut oleh orang Islam, daripada Yesus pada
perumusan kristen. Jatuhnya pilihan saya kepada muhammad untuk
memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling
berpengaruh di dunia ini, mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan
mungkin juga dipertanyakan oleh yang lainnya, naumun ia memang satu-
satunya orang dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung,
baik dalam bdang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan”.
3. Mhatma K. Ghandi
Komentarnya berbunyi “ Saya ingintahu sebaik-baiknya tentang
prikehidupa seorang yang hingga kini memegang hati jutaan manusia.
Saya lebih yakin dari sebelumnya, bahwa bukanlah pedang yang
membawa Islam kepada kejyaan pada masa-masa itu dalam skema
kehidupan. Kesederhanaan agam Islam sungguh yang tegas, penguasaan
diri yang paling kuat dari Nabi itu, keteguhan memenuhi janji,
pelayannnya yang sungguh-sungguh kepada sahabat dan pengikut-
15

pengikutnya, keperwiraannya yang tidak mengenal takut, keyakinannya


yang mutlak kepada Tuhan dan kepada risalahnya sendiri. Hal inilah,
bukannya pedang yang menaklukkan segala-galanya di hadapan kaum
muslimin dan mengatasi segala rintangan. Ketika saya menutup jilid ke-2
buku biografi Nabi ini, saya betul-betul merasa menyesal karena tidak ada
lagi bagi saya yang dapat dibaca mengenai prikehidupan yang agung itu.
4. Thomas Carlyle memberikan pernyataan secara terbuka tentang Nabi
Muhammad Saw.
Dia menyatakan bahwa “adalah aib yang besar bagi budayawan
manapun, jika ia condong kepada anggapan bahwa agama Islam dituduh
sebagai suatu kebohongan, dan Muhammad sebagai penipu dan pendusta.
Sudah tiba waktunya kita memerangi perkataan palsu yang memalukan
yang sudah disebar-luaskan orang, karena risalah yang disampaikan rasul
merupakan pelita bagi umat manusia”. Carlyle menyesalkan kebohongan
yang mungkar terhadap Islam dan rasulnya, dan menganggap penuduhnya
sebagai orang yang lemah dan kurang akal. Dia merasa heran terhadap
kemungkaran semacam itu, dan dibuatnya perumpamaan dan tidak masuk
akal.
Keyakinan Carlyle akan kebenaran Nabi Muhammad Saw. ini
didasarkan atas pandangannya bahwa sebagai seorang yang besar mustahil
untuk jadi pendusta. Kejujuran merupakan asas keutamaan dan keterpujian
di sisinya. Ia memperkuat keyakinan akan kebenaran rasul dengan
pengetahuannya tentang sejarah Rasulullah Saw. yang sejak masa kecil
diberi gelar Al-Amien (orang yang terpercaya). Perkataan, perbuatan dan
pemikirannya selalu tepat.
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Muhammad dalam melakukan dakwahnya dibagi menjadi dua
periode, yaitu Periode Mekah dan Periode Madinah. Ciri pokok dari Periode
Mekah adalah pembinaan dan pendidikan tauhid (dalam arti luas), sedangkan
Periode Madinah, ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan sosial dan
politik (dalam arti luas).
Perang dalam Islam diartikan sebagaiQitalu al-Kuffari fi Sabilillahi li
I’lai Kalimatillah, yaitu ”memerangi orang-orang kafir dijalan Allah dalam
rangka meninggikan kalimat Allah”. Ada beberapa peperangan yang terjadi
pada masa Nabi Muhammad SAW, diantaranya ada yang dipimpin langsung
oleh Nabi dan adapula perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan
Nabi Muhammad SAW.
Dalam mengemban misi dakwahnya, salah satu media yang digunakan
Nabi Muhammad SAW dalam penyebaran pesan-pesan agama adalah surat.
Dengan surat itulah kemudian beliau mengajak raja-raja dan para pembesar di
sekitar tanah Arab untuk masuk agama Islam.
Pada tahun 10 H, Nabi Muhammad SAW beserta rombongan yang besar
melaksanakan haji, dan inilah haji yang terkahir bagi beliau yang merupakan
haji perpisahahn atau haji wada’. Dalam kesempatan inilah turun ayat terakhir
dari Al-Qur’an di Padang Arafah pada hari jumat sesudah Ashar.
B. Saran
Demikianlah hasil makalah dari kelompok kami, tentu makalah ini masih
banyak kekurangan, baik itu dalam hal pembahasan yang belum lengkap
maupun dalam hal penulisan yang terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat membantu kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga dengan makalah ini diharapkan masyarakat Islam khususnya kita
sebagai generasi muda penerus bangsa agar dapat mengetahui tentang seluk
17

beluk perkembangan Islam serta lebih meningkatkan kadar keimanan kita


kepada Allah SWT.
18

DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Jakarta, 2013
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT Grafindo Persada, Jakarta, 2014
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos, Jakarta, 1997

Anda mungkin juga menyukai