PENDAHULUAN
disebabkan oleh virus dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot,
2004).
terkena infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis
pernah mengalami letusan demam berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap
Syok Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien
2.2.1 Pengertian
genus flavi virus merupakam virus dengan diameter 30nm. Terdapat 4 serotipe
virus yaitu den 1, den 2, den 3, den 4 yang semua dapat menyebabkan DHF. Ke-
(Sudoyo, 2006).
2.2.2. Etiologi
dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah Aedes aegypti, aedes
Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West Nile Fever dari genus Flavivirus,
yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip DB (Widagdo, 2011).
melena.
2.2.4. Klasifikasi
4 golongan, yaitu :
a. Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji
c. Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (> 120 x/mnt) tekanan nadi sempit (< 120 mmHg).
2.2.5. Patofisiologi
dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
d. Pemeriksaan hematokrit
A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : .SMA
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Jl. Imam bonjol. No. 14 Denpasar
Tanggal masuk : 28 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
Diagnosa masuk : .DHF
Penanggung
Nama : Ny. K
Hubungan dengan pasien : Istri
2. Riwayat keluarga
Genogram (kalau perlu) :-
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini): pasien mengeluh demam, nyeri
pada punggung dan tulang hilang timbul, kepala pusing.
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini: saat masuk
rumah sakit pasien mengeluh demam, nyeri pada punggung dan tulang
hilang timbul, kepala pusing. Saat ini pasien merasa lemas dan tidak
mampu melakukan aktifitas fisik
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Apakah sebelum masuk rumah sakit pasien minum obat penurun
panas/parasetamol?
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Apakah sebelumnya pasien sudah pernah menderita DHF?
Apakah sebelumnya pasien pernah dirawat karena penyakit tertentu?
Apakah sebelumnya pasien memiliki riwayat alergi obat atau makanan?
Apakah sebelumnya pasien pernsh memiliki riwayat tranfusi?
Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan pengguna
alkohol?
4. Riwayaan Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga pasien dalam satu rumah yang saat ini mengalami
DHF?
Apakah ada tetangga atau keluarga dalam jarak rumah yang berdekatan
saat ini mengalami DHF?
5. Diagnosa Medis dan therapy: DHF
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
Apakah saat sakit pasien akan minum obat dan pergi ke petugas
kesehatan terdekat?
Apakah menurut pasien kesehatan itu penting?
b. Nutrisi/ metabolic:
Setelah masuk rumah sakit pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
Menilai apakah pasien mengalami perubahan porsi dan nafsu makan
sebelum dan setelah sakit?
Menilai bagaimana konsumsi makanan dan cairan pasien setelah sakit?
c. Pola eliminasi
Berdasarkan pengkajian pasien mengalami BAB terakhir encer
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
- Menilai apakah pasien mampu melakukan aktivitas dan latihan seperti
perawatan diri, makan, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi, dan
berpindah secara mandiri atau dibantu
- Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
e. Pola tidur dan istirahat
Menilai frekuensi dan durasi periode istirahat dan tidur pasien sebelum
dan setelah sakit
Apakah ada masalah yang dirasakan saat tidur?
f. Pola kognitif-perseptual
Berdasarkan pada kasus Pasien merasa nyeri pada punggung dan tulang
yang hilang timbul
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Menanyakan pada pasien selama sakit apakah ada peruubahan peran, harga
diri, gambaran diri, ideal diri dan identitas diri
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah selama sakit pasien mengalami perubahan dalam pemenuhan
kebutuhan seksual
i. Pola peran-hubungan
Apakah terjadi perubahan peran hubungan dalam keluarga dan peran sosial
selama pasien sakit dan dirawat di rumah sakit?
j. Pola manajemen koping stress
Menilai apakah pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik pada
petugas kesehatan maupun keluarga
k. Pola keyakinan-nilai
Menilai apakah pasien mampu melakukan persembahyangan selama sakit
atau hanya berdoa di tempat tidur
7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik Sedang Lemah
Kesadaran: Composmentis
TTV TD: 110/70 Nadi : tidak dikaji
0
Suhu: 38,5 C RR: tidak dikaji
A. Kulit :
- Inspeksi : Menilai warna kulit, melihat ada tidaknya edema dan
lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya edema, menilai ada tidaknya nyeri
tekan, menilai akral pasien pana, hangat atau dingin
B. Kepala:
- Inspeksi : Melihat keadaan rambut dan kulit kepala, melihat ada
tidaknya lesi
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan dan edema
C. Mata
- Inspeksi : Menilai apakah pandangan kabur atau tidak, menilai
warna konjuctiva dan sklera
- Palpasi : - D.
Telinga
- Inspeksi : Melihat apakah telinga simetris, menilai ada tidaknya lesi
- Palpasi :-
E. Hidung
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya lesi, melihat apakah terdapat sekret,
saat anak bernafas terdapat cuping hidung
- Palpasi :-
F. Mulut
- Inspeksi : Melihat warna mukosa mulut dan serta apakah mukosa
mulut lembab atau kering
- Palpasi :-
G. Leher
- Inspeksi : Melihat ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid pada
leher
- Palpasi : Menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid atau
kelenjar limfe
H. Dada
Payudara
- Inspeksi :
Areola : Menilai warna areola
Puting : Menilai apakah puting susu menonjol atau tidak
- Palpasi :-
Paru-paru
- Inspeksi : Menilai apakah gerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : Menilai bagaimana retraksi dinding dada
- Auskultasi : Menilai suara nafas klien (suara nafas anak mengi)
Jantung
- Inspeksi : Menilai apakah iktus kordis terlihat atau tidak
- Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis
- Auskultasi : Menilai suara jantung dan menilai apakah ada suara
tambahan
I. Abdomen
- Inspeksi : Melihat keadaan perut dan tidaknya asites
- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan
- Perkusi : Apakah suara perkusi perut timfani atau tidak
- Auskultasi : Menilai bunyi bising usus
J. Sistem gastrointestinal
Pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
K. Sistem muskuloskeletal
Berdasarkan kasus pasien mengeluh nyeri otot dan punggung hilang timbul
L. Genetalia
- Inspeksi : Melihat kebersihan genitalia
M. Anus dan rektum
- Inspeksi : Melihat keadaan dan kebersihan anus dan rektum
N. Muskuloskeletal
- Mengkaji refleks kaki dengan tes pattela
O. Neurologi
- Menilai tingkat kesadaran pasien (Composmentis)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Hematokrit: 55,3% (normal: 35-45%)
HB: 20g/dl. (normal 13-16g/dl)
LED: 50 mm/jam
Leukosit : 5700/uL (normal: 5000-10.000/uL) Plt: 34.000/uL (normal: 150-400)
9. Analisa Data
No Tgl Data Etiologi Masalah
1. 30 Mei DS: Pasien Gigitan nyamuk aedes Kekurangan
2017 merasa lemas aegypti Volume Cairan
dan tidak
mampu Masuknya virus dengue
melakukan dalam tubuh
aktivitas fisik.
DO: Hasil Kontak dengan antibodi
pemeriksaan lab
yang Virus berekasi dengan
menunjukan: antibodi
- Ht: 55,3%
- Hb: 20 g/dl Terbentuknya kompleks
- LED : virus antibodi
5700/µL
- Plt: 34.000 Aktivasi C3 & C5
/µL Pelepasan C3a & C5a
Peningkatan permaibilitas
dinding pembuluh darah
Kekurangan volume
cairan
2. 30 Mei DS : Pasien Virus masuk sirkulasi Hipertemi
2017 mengeluh
demam
Menempel di sel fagosit
DO : mononuklear
- Suhu tubuh
o
38,5 C
(normal: 36,5 Masuk & menginfeksi sel
o
fagosit
– 37,5 C)
- Kulit pasien
terasa panas Virus bereplikasi di dalam
saat disentuh sel fagosit
Merangsang mikrofag
melepaskan IL-1, TNF-α
& IFN-γ (pirogen
endogen)
Aktivasi IL-1 di
hipotalamus
10
Endothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostaglandin &
neurotransmiter
Prostaglandin berikatan
dengan neuron prepiotik
di hipotalamus
Peningkatan thermostatic
set poin
Hipertemi
Carpenito, Lynda Jual-Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Grace, Pierce A, Borley, Neil R. 2006. Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. 2008. Vaksinasi Cacar Air.
http://www.immunize.org/vis/in_var.pdf
Djuanda, Adhi (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
Dumasari, Ramona.2008. Varicella Dan Herpes Zooster. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
Dan Kelamin. Universitas Sumatra Utara.
Finn, Adam 2005. Hot Topics In Infection And Immunity In Children II. New York: Spinger
Hadinegoro , dkk. 2010. Terapi Asiklovir Pada Anak Dengan Varisela Tanpa Penyulit .
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010
Kurniawan, dkk. 2009. Varicela Zoster Pada Anak. Medicinus · Vol. 3 No. 1 Februari 2009 –
Mei 2009
Prabhu, Smitha. 2009. Chilhood Herpes Zoster : A Clustering Of Ten Cases. Indian Journal
Of Dermatology.Vol : 54 Page 62-64
Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, Edisi 2, jakarta: EGC.