Dosen Pengampu :
Drs. Priyono, M.Si
Disusun oleh :
Khairunissa Ari Nureni
E100170166
Kelas D
Dosen Pengampu :
Drs. Priyono, M.Si
Disusun oleh :
Khairunissa Ari Nureni
E100170166
Kelas D
III. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam ukuran dasar kependudukan.
2. Perhitungan dan melakukan analisis hasil dari ukuran dasar
kependudukan.
IV. KEGUNAAN
1. Untuk mengetahui macam-macam ukuran kependudukan.
2. Untuk mengetahui hasil ukuran dan penganalisisan hasil ukuran
dasar kependudukan dan nantinya dapat dijadikan pertimbangan
untuk melakukan keputusan kedepannya.
V. SUMBER DATA
Data Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010.
VI. KASUS
Penduduk Indonesia tahun 2010 menurut sensus penduduk.
VII. METODE
1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di
suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu.
Pl
SR= X 100
Pp
Keterangan:
SR = Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Pl = Jumlah Penduduk Laki-laki
Pp = Jumlah Penduduk Perempuan
Jika diperoleh rasio jenis kelamin sama dengan 102, maka bisa dikatakan
bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
2. Proporsi
Menyatakan perbandingan suatu peristiwa demografis terhadap
penduduk yang menannggung risiko, secara umum merupakan suatu
perbandingan antar dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian
dari penyebutnya.
a
a+b
Apabila proporsi dinyatakan dalam per seratus, dikenal dengan
nama persen dan jika dalam perseribu dinamakan persil.
Misalnya proporsi penduduk tahun 2000 :
85.380 .627
=0,4243
85.380.627 +115.861 .327
atau 42,43 persen dari penduduk total Indonesia.
3. Presentase penduduk adalah jumlah penduduk laki-laki dan wanita
dibagi dengan penduduk total dikalikan dengan 100%.
Prosentase =
∑ laki−laki+ prmp x 100%
∑ Ptotal
4. Jumlah Kumulatif
40 – 44 Tahun
60 - 64 Tahun
80 -84 Tahun
∑ pendudukumur 0−4
Persentase penduduk umur 0-4 = x 100%
∑ pendudukkeseluruhan
22.678.702
= x 100%
237.641.326
= 9,5%
Perhitungan persentase penduduk kelompok umur 5-9 dst dengan
langkah yang sama.
c. Data hasil perhitungan
95+
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
Kelompok Umur
55-59 Laki-laki
50-54 Perempuan
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
15000000 10000000 5000000 5000000 10000000 15000000
Jumlah Penduduk
e. Sex Ratio
Sex Ratio
120
100
80
60 Sex Ratio
40
20
0
) 4) 4) 4) 4) 4) 4) 4) 4) 4)
-4 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
(0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(1 (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9
f. Distribusi Frekuensi
IX. ARTI HASIL
1. Jumlah Kumulatif
Berdasarkan urutan kelompok umur dalam tabel, semakin ke
bawah maka semakin besar jumlah penduduknya.
2. Proporsi
Proporsi penduduk umur 0-4 sebesar 0,095; maka jumlah
penduduk pada umur tersebut hanyalah 0,095 dari 1. Dalam hal ini nilai 1
adalah jumlah penduduk keseluruhan.
3. Persentase
Persentase penduduk umur 0-4 sebesar 9,5%; maka jumlah
penduduk pada umur tersebut hanyalah 9,5% dari 100% untuk
keseluruhan.
4. Sex Ratio
Sex ratio penduduk umur 0-4 sebesar 105,86 artinya penduduk
laki-laki sebanyak 106 dalam 100 penduduk perempuan.
5. Diagram Sex Ratio
Berdasarkan diagram, pada kelompok umur 55-59 nilai sex ratio
tampak paling besar diantara kelompok-kelompok umur lainnya. Hal ini
berarti pada kelompok umur tersebut adalah puncak dari jumlah laki-laki
lebih besar daripada perempuan. Sedangkan pada kelompok umur 95+,
nilai sex ratio tampak paling kecil. Hal ini berarti pada kelompok umur
tersebut adalah puncak dari jumlah perempuan lebih besar daripada laki-
laki.
6. Piramida Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan piramida penduduk, pada kelompok umur 0-4 jumlah
penduduk Indonesia tergolong cukup besar. Kemudian semakin tua umur
kecenderungannya mengalami penurunan jumlah penduduk. Kecuali pada
kelompok umur 25-29 jumlah penduduk Indonesia tergolong besar
dibanding dengan kelompok umur sebelum dan sesudahnya.
7. Distribusi Frekuensi
Dalam kelompok umur 0-4, jumlah penduduk di perkotaan sebesar
11.025.060. Dari jumlah tersebut distribusi frekuensi untuk kelompok
umur 0-4 di perkotaan, laki-laki sejumlah 5.679.790 jiwa sedangkan
perempuan 5.345.270 jiwa.
X. ANALISIS
Perhitungan ukuran dasar kependudukan
1menggambarkan perubahan struktur penduduk yang
terjadi pada tahun 2010. Gambar piramida menunjukkan
gambaran mengenai penduduk pada negara berkembang
pada umumnya, dimana pembengkakan terjadi pada usia
bayi dan usia sekolah, dibawah umur 15 tahun. Hal ini
menunjukkan, masih banyaknya beban ketergantungan
yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif dalam
hal pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Kemudian usia
produktif mulai menyeimbangi angka non produktif dengan
gambaran pembengkakan pada rata-rata 15-64 tahun.
Sedangkan pada usia lanjut, beban ketergantungan mulai
berkurang. Indonesia masih tergolong dalam masa transisi
demografi karena angka kelahiran masih lebih tinggi bila
dibandingkan angka kematian, walaupun demikian, bonus
demografi telah terjadi. Berdasarkan sex ratio, angka
penduduk laki-laki pada usia bayi dan anak-anak masih
tergolong banyak dan tinggi, hingga pada usia produktif. Ini
menunjukkan adanya keseimbangan dalam hal
kelangsungan kehidupan. Karena rata-rata kepala keluarga
yang menjadi tulang punggung lebih banyak dibandingkan
perempuan. Sedangkan pada usia lanjut, justru lebih banyak
perempuan dibandingkan laki-laki. Ini menunjukkan rata-
rata usia panjang dimiliki oleh perempuan, karena beban
ketergantungan yang mereka emban telah terbantu oleh
banyaknya laki-laki. Indonesia pada tahun 2010 masih
menempati urutan keempat dunia dengan jumlah penduduk
237.641.362 dan diprediksikan akan mengalami penurunan
saat mendekati masa pasca transisi demografi pada kisaran
tahun 2020.
XII.KESIMPULAN
1. Pola sex ratio Indonesia mengikuti pola sex ratio dunia.
2. Jumlah penduduk Indonesia tergolong besar, dan struktur piramidnya
tergolong muda menuju tua.
3. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk
terbanyak keempat di dunia setelah China, India dan
Amerika.
4. Pada tahun 2010, Indonesia masih mengalami masa
transisi demografi sesuai dengan gambaran piramida
penduduk yang ada.
5. Jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan pada usia non
produktif dibawah 15 tahun dan 15-64, sedangkan pada
usia lanjut banyak perempuan daripada laki-laki.
6. Distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi
penduduk dalam kelompok umur tertentu atau frekuensi penduduk
berdasar jenis kelamin dalam kelompok umur tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Pengampu :
Drs. Priyono, M.Si
Disusun oleh :
Khairunissa Ari Nureni
E100170166
Kelas D
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS GEOGRAFI
TAHUN 2020
I. JUDUL
Kependudukan Dasar II
III. TUJUAN
1. Sebagai salah satu prasyarat tugas mata kuliah Pengukuran
Parameter Sosial Ekonomi
2. Untuk mengetahui ukuran dasar kependudukan di
Indonesia pada tahun 2010
3. Menganalisis hasil pengukuran dasar kependudukan di
Indonesia tahun 2010
IV. KEGUNAAN
1. Bagi penulis, tugas ini dapat digunakan sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Pengukuran Parameter Sosial
Ekonomi
2. Bagi akademisi, tugas ini dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk menyusun sebuah penelitian
mengenai kependudukan khususnya ukuran dasar
kependudukan
V. SUMBER DATA
Sumber data berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik)
dengan judul Tabel Penduduk Menurut Kelompok Umur,
Daerah Perkotaan/ Perdesaan dan Jenis Kelamin.
VI. KASUS
VII. METODE
a. Rasio anak wanita
Rasio Anak Wanita adalah perbandingan jumlah anak laki-laki
dan perempuan berumur 0-4 tahun dengan jumlah wanita usia
reproduksi (15-49 tahun).
b. Rasio ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah perbandingan
antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan
kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun
(angkatan kerja).
c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per
satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah
rata-rata penduduk pada setiap km2.
e. Elderly Ratio
P65+¿
¿
Penduduk Total
∑ FiXi
x́= i=1k
∑ Fi
i=1
h. Angka Prevalensi
Akseptor IUD
x 100 %
Akseptor Aktif
22678702
= x 100
65208804
= 34,7786
Penduduk Usia>65 th
e. ER = x 100
Jumlah Penduduk Keseluruhan
11984951
= x 100
237641326
= 5,0433
Me−Fi n
f. Umur Median = Tb + Me =
Fx 2
(118820663−21310443) 237641326
= 24,5 + =
130686073 2
97510220
= 24,5 + = 118820663
130686073
= 24,5 + 0,7461
= 25,2461
= 25 th
fi . xi
g. Angka Rata-rata =
n
6843157019
=
237641326
= 28,79
h. Angka Prevalansi
IX. HASIL
a. Rasio Anak Wanita = 34,7786
f. Umur Median = 25 th
Dosen Pengampu :
Drs. Priyono, M.Si
Disusun oleh :
Khairunissa Ari Nureni
E100170166
Kelas D
I. LATAR BELAKANG
Pada awalnya, data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau
jumlah absolut. Dari bilangan absolut ini kemudian dikembangkan
menjadi bilangan relatif dengan maksud agar lebih mudah untuk
mengadakan analisis, selain itu supaya ukuran satu dengan yang lain dapat
diperbandingkan. Beberapa pengukuran dengan bilangan relatif yaitu
proporsi, persentase, perbandingan, dan rasio. Rasio (ratio) adalah jumlah
dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya; dinyatakan dalam persen
atau perseribu. Ukuran demografi yang lain adalah konstanta, angka (rate),
prevalensi, dan insiden. Angka (rate) adalah banyaknya peristiwa
demografi dari suatu penduduk dalam jangka waktu tertentu. Terdapat dua
jenis angka, yaitu angka kasar dan angka spesifik. Angka kasar (crude
rate) adalah angka yang pembaginya penduduk lengkap, sedangkan angka
spesifik (specific rate) adalah angka yang pembaginya merupakan
golongan penduduk tertentu. Prevalensi (prevalence) adalah jumlah
kejadian/kasus baru selama satu periode tertentu.
II. TUJUAN
1. Mencari nilai r (laju pertumbuhan penduduk) pada kependudukan
indonesia dengan metode eksponensial.
2. Mengatahui jumlah penduduk pada tahun t dengan metode
eksponensial.
3. Mengatahui jangka waktu kependudukan dengan metode eksponensial.
V. HASIL
PO : 2000
Pt : 2015
T : berlipat 2
log pt / po
r=
t loge
log 1,181
=
10 log 2,71828
0,0722
=
10. 0,4343
0,0722
=
4,343
= 0,0166
Pt : 2015
T : 2015 – 2000
Pt = Po e rt
= 201241999 x 1,2827
log 2
t=
r log e
log 2
=
r log e
log 2
=
0,0166 log 2,71828
0,3
=
0,0166 log 2,71828
0,3
=
0,0166 x 0,4343❑
0,3
=
0,007209
= 41,6 kali
VII. ANALISIS
IX. KONKLUSI
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa
yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran ,
kematian,dan migrasi. Di Indonesia data penduduk yang di pakai
dan di percaya untuk keperluan proyeksi berasal dari sensus
penduduk yang di selengarkan pada tahun yang berakhir 0 dan
survai atar kampus yang berakhir 5.
Perhitungan proyeksi penduduk ini di gunakan untuk
pembangunan seperti perencanaan jangka pendk , menegah, dan
panjang.