BAB II Udah Semua
BAB II Udah Semua
TINJAUAN KONSEP
B. Definisi Pengungsian
Pengungsian adalah nama tempat untuk pengungsi tinggal sementara waktu.
Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalakan suatu wilayah
guna menghindari suatu bencana atau musibah. Pengungsian biasanya berada pada Zona
Aman Bencana. Tempat pengungsian biasanya menggunakan lapangan luas yang
dipasangi tenda-tenda, yaitu sekolah, aula, dan taman. Tempat pengungsian mempunyai
fungsi sebagai tempat terkumpulnya berita atau informasi dan sebagai tempat tinggal
sementara waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tabel. 3 Klasifikasi penyakit ISPA pada anak usia 2 bulan sampai <5 tahun.
langkah-langkah pemberian antibiotika, antara lain:
a) Tentukan dosis yang tepat sesuai dengan usia anak
Oleh karena itu pada saat bencana tindakan pencegahan terhadap penyakit
campak ini dilakukan dengan melaksanakan imunisasi, dengan kriteria:
Jika cakupan imunisasi campak didesa yang mengalami bencana
80%, tidak dilaksanakan imunisasi massal (sweeping).
Jika cakupan imunisasi campak di desa bencana meragukan maka
dilaksanakan imunisasi tambahan massal (crash program) pada setiap
anak usia kurang dari 5 tahun (6–59 bulan), tanpa memandang status
imunisasi sebelumnya dengan target cakupan 95%.
Tatalaksana Kasus
Batasan Kasus Campak:
Menderita sakit panas (diraba atau diukur dengan termometer 39C
Bercak kemerahan
Dengan salah satu gejala tambahan: batuk, pilek, mata merah, diare
Langkah-Langkah Tatalaksana
Penetapan diagnosa berdasarkan batasan diagnosa dan komplikasi. Panas
kurang dari 3 hari, atau panas tanpa bercak kemerahan dan tidak diketahui
adanya diagnosa lain, maka:
Berikan: obat penurun panas (parasetamol)
Anjuran: Makan dan minum yang banyak, Membersihkan badan, Jika
timbul bercak kemerahan atau sakitnya semakin memberat/belum
sembuh, berobat kembali ke pos kesehatan.
Panas dan bercak kemerahan dengan salah satu gejala tambahan (panas 3
– 7 hari).
Berikan: Penurun panas (parasetamol), Antibiotik (ampisilin,
kotrimoksa-sol), lihat tatalaksana ISPA,Vitamin A, Oralit.
Anjuran: Makan dan banyak minum, Membersihkan badan
Jika timbul komplikasi: diare hebat, sesak napas atau radang telinga
tengah (menangis, rewel), segera kembali ke pos kesehatan, Jika 3 hari
pengob.atan belum membaik, segera kembali ke pos kesehatan.
Kriteria KLB
Satu kasus di daerah bencana pada keadaan bencana adalah KLB
(masa darurat, masa rehabilitasi).
Langkah-Langkah Penyelidikan
Penetapan diagnosa.
Mencari kasus tambahan dengan pelacakan lapangan, informasi
semua kepala desa, ketua kelompok pengungsi dan keluarga di daerah
bencana.
Membuat grafik penderita berdasarkan waktu
kejadian kasus.
Membuat pemetaan kasus.
Menetapkan daerah dan kelompok yang banyak
penderita.
Menetapkan daerah atau kelompok yang terancam penularan,
karena alasan kemudahan hubungan dan alasan rendahnya cakupan
imunisasi.
Melaksanakan upaya pencegahan dan melak- sanakan sistem
tatalaksana penderita campak.
Catatan: Pada saat imunisasi massal, pisahkan antara yang sakit dan
yang sehat.
Cara Penggunaan:
Sediakan air baku yang akan dijernihkan dalam ember sebanyak 100 liter
Bila air baku tersebut pH nya rendah (asam), tuangkan kapur (kantung bubuk
putih) terlebih dahulu agar pH air tersebut menjadi netral (pH=7). Bila pH air
baku sudah netral tidak perlu digunakan lagi kapur
Tuangkan larutan PAC (kantung A) kedalam ember yang berisi air lalu aduk
perlahan lahan selama 5 menit sampai larutan tersebut merata
Setelah diaduk merata biarkan selama 5 – 10 menit sampai terbentuk
gumpalan/flok flok dari kotoran/lumpur dan mengendap. Pisahkan air yang
jernih dari endapan atau gunakan selang plastik untuk mendapatkan air bersih
yang siap digunakan.
Bila akan digunakan sebagai air minm agar terlebih dahulu direbus sampai
mendidih atau di desinfeksi dengan aquatabs.
b. Desinfeksi Air
Proses desinfeksi air dapat menggunakan
Kaporit (Ca(OCl)2)
1) Air yang telah dijernihkan dengan tawas atau PAC perlu dilakukan
desinfeksi agar tidak mengandung kuman patogen. Bahan desinfektan untuk
air yang umum digunakan adalah kaporit (70% klor aktif).
2) Kaporit adalah bahan kimia yang banyak digunakan untuk desinfeksi air
karena murah, mudah didapat dan mudah dalam penggunaanya.
3) Banyaknya kaporit yang dibutuhkan untuk desinfeksi 100 liter air untuk 1
KK (5 orang) dengan sisa klor 0,2 mg/liter adalah sebesar 71,43 mg/hari (72
mg/hari).
b. Pada hari hari berikutnya setelah masa emergency berakhir, pembangunan jamban
darurat harus segera dilakukan dan 1 (satu) jamban disarankan dipakai tidak lebih
dari 20 orang.
Lokasi maksimal 50 meter dari tenda pengungsi dan minimal 30 meter dari
sumber air.
Konstruksi jamban harus kuat dan dilengkapi dengan tutup pada lubang jamban
agar tidak menjadi tempat berkembang biak lalat.
Sanitasi Pengelolaan Sampah
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya sanitasi pengelolaan sampah, antara lain:
a. Pengumpulan Sampah
Sampah yang dihasilkan harus ditampung pada
tempat sampah keluarga atau sekelompok keluarga
Disarankan menggunakan tempat sampah yang dapat ditutup dan mudah
dipindahkan/diangkat untuk menghindari lalat serta bau, untuk itu dapat
digunakan potongan drum atau kantung plastik sampah ukuran 1 m x 0,6 m untuk
1 – 3 keluarga
Penempatan tempat sampah maksimum 15 meter
dari tempat hunian
Sampah ditempat sampah tersebut maksimum 3(tiga) hari harus sudah
diangkut ke tempat pembuangan akhir atau tempat pengumpulan sementara.
b. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan gerobak sampah atau dengan truk
pengangkut sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir.
c. Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan akhir sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
pembakaran, penimbunan dalam lubang galian atau parit dengan ukuran dalam 2
meter lebar 1,5 meter dan panjang 1 meter untuk keperluan 200 orang. Perlu
diperhatikan bahwa lokasi pembuangan akhir harus jauh dari tempat hunian dan
jarak minimal dari sumber air 10 meter.
2) Sumber data
Data dikumpulkan melalui laporan masyarakat, petugas pos kesehatan, petugas
Rumah Sakit, koordinator penanggulangan bencana setempat.
3) Jenis form
a) Form BA-3: Register Harian Penyakit pada Korban Bencana
b) Form BA-4: Rekapitulasi Harian Penyakit Korban Bencana
c) Form BA-5: Laporan Mingguan Penyakit Korban Bencana
d) Form BA-6: Register Harian Kematian Korban Bencana
e) Form BA-7: Laporan Mingguan Kematian Korban Bencana
d. Penyebarluasan informasi
Penyebaran informasi hasil analisis disampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Reaksi ini TIDAK PERLU diperhitungkan sebagai gangguan jiwa. Gejala ini dapat
diatasi oleh tokoh masyarakat yang telah dilatih agar mampu memberikan intervensi
psikologik dasar.
Respons dari orang-orang yang terkena bencana dibagi atas 3 kategori utama:
a. Respon psikologis normal, tidak membutuhkan intevensi khusus
b. Respon psikologis disebabkan distres atau disfungsi sesaat, membutuhkan bantuan
pertama psikososial (psychological first aid)
c. Distress atau disfungsi berat yang membutuhkan bantuan profesi kesehatan jiwa
Terapi farmakologi untuk psikotik akut: Berikan injeksi Haloperidol (5-10 mg) intramuscular