Anda di halaman 1dari 67

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan kemudahan yang kami
terima, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan dari-Nya,
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, baik atas waktu, serta akal dan pikiran juga semangat yang tiada henti
kami terima, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir mata kuliah
Akuntansi Entitas Mikro, Kecil dan Menengah pada semester satu jurusan S1 Transfer
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan masih banyak kekurangan yang menjadi
keterbatasan kami dalam makalah ini. Kami juga memohon kritik, saran dan masukan
dari pembaca agar kedepan kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh teman-teman kelas A yang dengan
semangat kebersamaan dan saran serta masukan dari kelompok lain yang membantu
kelompok kami dalam penyusunan makalah ini sesuai dengan ketentuan yang
diharapkan. Terlebih kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Isna Putri Rahmawati,
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi EMKM kami, yang dengan ilmu dan kesabaran
yang tulus diberikan kepada kami, sehingga kami mampu memperbaiki banyak
kekurangan yang ada pada makalah ini.
Dukungan dan doa dari teman-teman dan keluarga, khususnnya kedua orang tua
kami yang menjadi landasan bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
semangat dan pantang menyerah turut kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya bagi mereka, dimanapun berada.
Kepada seluruh bapak dan ibu karyawan pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
terutama Ibu Rus dan Pak Nur yang telah memberikan kami data dan kebutuhan lainya
untuk menunjang terselesaikannya makalah ini dengan baik. Keramahan dan keseriusan
pemilik dan pengrajin selama proses penulisan makalah ini juga menjadi motivasi
tersendiri bagi kami. Waktu dan ilmu yang kami terima dari seluruh pengurus dan
pengajin usaha blangkon ini sangat tak ternilai harganya bagi kami, dan hanya
terimakasih yang dapat kami ucapkan.

1
Harapan kami, tulisan yang tertuang dalam makalah ini, yang telah kami
kerjakan dengan berbagai pengorbanan, baik fisik maupun materi, waktu dan tenaga
serta niat dan keikhlasan, sehingga jadilah makalah ini agar dapat berguna bagi seluruh
pembaca, terutama kaitanya dengan perkembangan usaha EMKM di Indonesia pada
khususnya terkait kebijakan Akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang diterbitkan oleh
pendahulu kami di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kami haturkan terimakasih.
Demikianlah yang dapat kami haturkan kepada para pembaca, semoga dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Kami yang terdiri dari Dewi
Saraswati Adya Pramudita, Hafidha Novarian Primadani, M. Alvin Febrian Ogawa,
Patar Andreas, Rachma Rahayuniar Mayangsari, dan Stevanus Aditya Prima Ardani
yang tergabung dalam kelopmpok I Kelas A mata kuliah Akuntansi EMKM,
mengucapkan banyak terimakasih bagi siapapun pihak lain yang terlibat yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.

Surakarta, 18 Desember 2018


Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 6
BAB 2 PROFILE EMKM
2.1 Identitas EMKM................................................................................. 8
2.2 Proses Bisnis EMKM.......................................................................... 8
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Chart of Account dan Kode Rekening................................................ 11
3.2 Kebijakan Akuntansi........................................................................... 15
3.3 Sistem Akuntansi : jurnal dan dokumen pendukung........................... 25
3.4 Bagan Alur (Flowchart)...................................................................... 32
3.4.1 Flowchart Blangkon “Pak Kaswanto”........................................... 32
3.4.2 Siklus Gaji..................................................................................... 33
3.5 Dokumen Transaksi............................................................................ 34
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 38
4.2 Saran.................................................................................................... 39
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses bisnis usaha blangkon “Pak


Kaswanto”...................................... 9
Gambar 3.5.1 Bukti Kas 35
Masuk..................................................................................
Gambar 3.5.2 35

3
Kuitansi.................................................................................................
Gambar 3.5.3 Rekening 36
Koran....................................................................................
Gambar 3.5.4 Bukti Kas 36
Keluar..................................................................................
Gambar 3.5.5 Nota 37
Kredit...........................................................................................
Gambar 3.5.6 Faktu 37
Penjualan....................................................................................
Gambar 3.5.7 Bukti 38
Memorial.....................................................................................
Gambar 3.5.8 Faktur 38
Pembelian..................................................................................
Gambar 3.5.9 Formulir Memo 39
Penyesuaian................................................................
Gambar 3.5.10 Nota 39
Pembelian...................................................................................
Gambar 3.5.11 Kartu 40
Persediaan.................................................................................
Gambar 3.5.12 Tabel 40
Penjualan..................................................................................
Gambar 3.5.13 Surat Order 41
Pembelian........................................................................
Gambar 3.5.14 Nota 42
Penjualan....................................................................................
Gambar 3.5.15 Daftar Persediaan Bahan 43
Baku...........................................................
Gambar 3.5.16 Daftar Penggunaan Bahan 44
Baku.........................................................
Gambar 3.5.17 Surat Permintaan Barang 45
Jadi.............................................................
Gambar 3.5.18 Daftar Pesanan 46
Pelanggan..................................................................
Gambar 3.5.19 Slip 47
Gaji..............................................................................................
Gambar 3.5.20 Rincian 48
Gaji........................................................................................
Gambar 3.5.21 Bukti Penyerahan Bahan 49
Baku...........................................................
Gambar 3.5.22 Bukti Barang Jadi Hasil 50

4
Produksi.......................................................
Gambar 3.5.23 Bukti Pengeluaran Barang 51
Jadi...........................................................

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Aset Tetap


Entitas............................................................................ 19

6
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian


LAMPIRAN 2 Dokumentasi Usaha
LAMPIRAN 3 LAMIKRO

7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan berbentuk kepulauan, maka
dari itu Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam. Bentuk budaya
tersebut meliputi tari, pakaian adat, bahasa, alat musik, lagu daerah, rumah adat,
upacara adat dan lain-lain. Dalam budaya Jawa khususnya pakaian adat, ada
salah satu atribut pelengkap, yaitu blangkon. Blangkon adalah tutup kepala yang
dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian
tradisional Jawa.
Blangkon pada dasarnya terbuat kain yang digunakan berbentuk persegi
empat bujur sangkar yaitu kain iket atau udeng. Standar ukuran dari blangkon
diukur dari jarak antara garis melintang dari telinga kanan ke telinga kiri yang
melalui ubun-ubun kepala dan melalui dahi. Dahulu blangkon juga tidak bisa
dibuat oleh sembarang orang, hal ini dikarenakan terdapat pakem (aturan) yang
ditetapkan dalam pembuatannya. Dan hanya seniman yang memiliki keahlian
mengenai pakem yang dapat membuat blangkon. Pemenuhan pakem dalam
pembuatan blangkon sangatlah berpengaruh terhadap nilai dari blangkon
tersebut. Semakin memenuhi pakem, maka akan semakin tinggi nilai dari
blangkon tersebut. Pakem blangkon juga berlaku bagi para penggunanya. Tidak
hanya pakem, namun nilai keindahan dan estetika juga mempengaruhi nilai
blangkon. Nilai-nilai tersebut didasarkan pada cita rasa serta ketentuan-
ketentuan yang sudah menjadi standar sosial. Blangkon juga dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu Blangkon Sunda, Blangkon Surakarta, Blangkon Jogja,
Blangkon Banyumasan, Blangkon Kedu, dan Blangkon Madura.
Saat ini, pengrajin blangkon sudah mulai langka ditemui. Pada
umumnya, industri blangkon merupakan usaha turun-temurun yang berbentuk
home industry khas Kota Surakarta. Objek yang kami teliti adalah Blangkon
“Pak Kaswanto” yang merupakan pengrajin blangkon pertama di Kota
Surakarta. Usaha blangkon ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat disekitar
dan sudah berlangsung cukup lama, namun selama ini pula usaha tersebut belum
memiliki laporan keuangan yang baik.

8
Pencatatan keuangan yang dimiliki usaha sangatlah sederhana, untuk
setiap transaksi pengeluaran kas hanya dibuktikan dengan mencatat pada buku
pengeluaran kas dan nota yang didapat dari toko saat membeli bahan baku, serta
transaksi pemasukan kas dicatat pada buku pengeluarkan persediaan dan bukti
nota yang diberikan kepada pelanggan. Sistem dalam usaha blangkon ini tidak
memiliki susunan dengan jelas, dikarenakan semua yang terlibat dalam usaha ini
merupakan anggota keluarga. Dalam usaha ini tidak ada pemisahan tugas yang
pasti, dan setiap orang dapat menerima pesanan dan penentuan harga blangkon.
Pemilik usaha pernah melakukan peminjaman kepada bank atas nama usaha,
namun pinjaman tersebut digunakan untuk kebutuhan pribadi pemilik. Omset
yang dimiliki usaha ini kurang lebih sebesar Rp 21.000.000 dalam sebulan dan
Rp 252.000.000 dalam setahun penjualan blangkon.
Tujuan kami memilih usaha pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
dikarenakan industri ini merupakan industri rumahan khas solo dan belum
memiliki pencatatan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. Selain itu
usaha Blangkon “Pak Kaswanto” merupakan usaha yang termasuk kedalam
kriteria usaha mikro dari UMKM yang ditetapkan pada Pasal 1 UU No 20 Tahun
2008, karena usaha pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto” memiliki kekayaan
bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling banyak Rp 50.000.000 atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000. Maka dari itu,
kami ingin memberikan edukasi mengenai pentingnya penyusunan laporan
keuangan pada EMKM dan hal-hal lainnya berupa kebijakan akuntansi yang
meliputi struktur organisasi dan pemisahan tugas pada usaha blangkon tersebut
berdasarkan apa yang telah kami pelajari pada mata kuliah Akuntansi EMKM
sehingga dapat diimplementasikan pada usaha Blangkon “Pak Kaswanto”.

9
BAB II
2.1 Identitas EMKM
Nama Usaha : Pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
Alamat : Jalan Arjuna 1 No. 6, RT 01 RW 05, Serengan, Kota Surakarta
Waktu Produksi : Senin s.d Sabtu, pukul 09.00 – 15.00
Pengelola : Ibu Rusmiati dan Bapak Nur
Jumlah Pekerja : 3 orang
Jenis Usaha : Home Industry
Omset / bulan : ± Rp 21.000.000
Omset / tahun : ± Rp 252.000.000
Sejarah Singkat : Usaha Blangkon “Pak Kaswanto” dimulai pada tahun 1970, usaha
ini merupakan usaha turun termurun dari Bapak Alm. Kaswanto
yaitu Bapak Joyo Martono. Sebelum tahun 1970-an blangkon
hanya diproduksi untuk kalangan Keraton Kasunanan Solo, namun
setelah tahun 70-an blangkon sudah diproduksi untuk kebutuhan
masyarakat umum sebagai oleh-oleh atau pelengkap pakaian.
Blangkon “Pak Kaswanto” merupakan pengrajin blangkon
pertama di Kota Surakarta sebelum daerah Serengan menjadi
sentra pengrajin blangkon.

2.2 Proses Bisnis EMKM


Proses awal dari pembuatan blangkon yaitu pembelian bahan baku yang
dilakukan oleh pemilik, bahan baku yang dibeli berupa karton dan kain motif atau kain
polos, jenis kain yang digunakan yaitu Kain Mori. Dahulu kain yang digunakan sebagai
bahan baku dasar merupakan kain yang dibuat sendiri oleh pengrajin, namun saat ini
untuk menghemat waktu pembuatan blangkon maka kain sebagai bahan baku langsung
dibeli pada Pasar Klewer. Setiap harinya usaha Blangkon “Pak Kaswanto”
membutuhkan bahan baku kain sebanyak enam hingga sembilan meter. Disini pemilik
usaha langsung melakukan kegiatan membeli, membayar, dan mengambil bahan baku
pada vendor.

Tahap pertama, sebelum kain dibentuk menjadi blangkon dilakukan kegiatan


mewiru, yaitu memotong, membasahi, membalik-balik dan melipat kain dengan ukuran
sisi yang sama (presisi). Proses ini dilakukan sebanyak dua kali, pertama saat keadaan
kain yang telah diberi lem basah dan kedua setelah kain diletakkan di congkeng

10
(cetakan dari kayu jati) saat keadaan telah mengering. Proses pengeringan kain dapat
menghabiskan waktu yang tidak menentu, dikarenakan pada usaha Blangkon “Pak
Kaswanto” masih mengandalkan bantuan sinar matahari pada proses pengeringannya.
Pengerjaan wiru pada saat kain telah mengering dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut capi dan solet, setelah kain terbentuk pada cetakan kemudian dijahit.
Dalam usaha blangkon ini dikerjakan oleh tiga orang pekerja, yang dalam sehari dapat
mengerjakan dua hingga tiga meter kain.
Proses selanjutnya adalah merapikan bentuk dari blangkon dengan menjahit
bagian-bagian ujung dari kain, besar diameter dari blangkon berkisar antara 48 hingga
56 sentimeter. Tahap terakhir dalam proses ini yaitu membersihkan blangkon dengan
cara memukul-mukul bagian yang belum menempel dengan sempurna, menggunting
benang-benang sisa dan membersihkan dari sisa lem atau kotoran lainnya. Kemudian
blangkon disikat dan ditaruh pada klebet khusus yang terbuat dari kertas karton tebal
agar menjaga bentuk blangkon tetap kaku. Untuk setiap dua meter kain kurang lebih
dapat menghasilkan 10 buah blangkon, tergantung dari seberapa besar diameter
blangkon pesanan. Dalam usaha Blangkon “Pak Kaswanto” memproduksi semua jenis
blangkon yang ada di Indonesia seperti blangkon solo, blangkon jogja, dan blangkon
sunda. Dan juga berbagai jenis ukuran dari ukuran kecil untuk anak-anak hingga ukuran
besar untuk dewasa.
Untuk pemasaran blangkon, selama ini hanya mengandalkan pelanggan dari para
pedagang yang setiap minggu mengambil blangkon dalam jumlah besar untuk kemudian
dipasarkan kembali di beberapa daerah, seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan
Semarang. Selain itu produk Blangkon “Pak Kaswanto” juga pernah mengekspor
blangkon ke luar negeri, yaitu Belanda dan Amerika Serikat. Harga yang diberikan pada
setiap blangkon bergantung dari seberapa besar ukuran, kerumitan dari pembuatan
blangkon itu sendiri, dan berapa banyak blangkon yang diambil. Kurang lebih harga
yang diberikan Rp 65.000,- untuk setiap ukuran standar blangkon. Omset yang didapat
oleh usaha Blangkon “Pak Kaswanto” kurang lebih Rp 21.000.000 dalam sebulan.
Sistem penggajian dilihat dari seberapa banyak blangkon yang dihasilkan oleh para
pekerja pada sekali produksi .

11
Gambar 2.1 Proses bisnis usaha blangkon “Pak Kaswanto”

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Chart of Account (CoA) dan Kode Rekening

CHART OF ACCOUNTS

NO
NAMA REKENING
REKENING
1-000 ASET
1-100 ASET LANCAR
1-110 Kas
1-120 Piutang Usaha
1-130 Persediaan
1-131 Persediaan Bahan Baku
1-132 Persediaan Bahan Penolong
1-133 Persediaan Barang Jadi
1-200 ASET TETAP
1-210 Tanah
1-221 Bangunan
1-222 Akumulasi Depresiasi Bangunan
1-231 Peralatan Produksi
1-232 Akumulasi Depresiasi Peralatan
1-240 Perlengkapan
   
2-000 LIABILITAS
2-100 LIABILITAS LANCAR
2-110 Utang Usaha
2-200 LIABILITAS TIDAK LANCAR
2-210 Utang Bank BRI
   

3-000 EKUITAS
3-110 Modal Pemilik
3-120 Ikhtisar Laba/Rugi
3-130 Prive
   
4-000 PENJUALAN
4-100 Penjualan Produk
4-110 Penjualan Produk - Blangkon Solo

13
4-120 Penjualan Produk - Blangkon Yogyakarta
4-130 Penjualan Produk - Blangkon Sunda
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
4-210 Retur Penjualan
4-220 Potongan Penjualan
   
5-000 HARGA POKOK PENJUALAN
5-110 Biaya Bahan Baku
5-120 Biaya Overhead Produksi
   
6-000 BEBAN-BEBAN
6-110 Beban Gaji
6-120 Beban Listrik
6-130 Beban Air
6-140 Beban Perlengkapan
6-150 Beban Pemeliharaan Peralatan
6-160 Beban Depresiasi Gedung
6-170 Beban Depresiasi Peralatan
6-180 Beban Bunga

DETAIL OF CHART OF ACCOUNTS

NO
NAMA REKENING
REKENING
1-000 ASET
1-100 ASET LANCAR
1-110 Kas
  Kas di tangan
  Kas di bank BRI
1-120 Piutang Usaha
1-130 Persediaan
1-131 Persediaan Bahan Baku
  Persediaan Bahan Baku - Kain batik
  Persediaan Bahan Baku - Kain hitam
  Persediaan Bahan Baku - Karton
1-132 Persediaan Bahan Penolong
  Persediaan Bahan Penolong - Lem

14
1-133 Persediaan Barang Jadi
  Persediaan Barang Jadi - Blangkon Solo
  Persediaan Barang Jadi - Blangkon Yogyakarta
  Persediaan Barang Jadi - Blangkon Sunda
1-200 ASET TETAP
1-210 Tanah
1-221 Bangunan
1-222 Akumulasi Depresiasi Bangunan
1-231 Peralatan Produksi
  Congkeng
  Kuas
  Panci
  Tang
  Lemari penyimpanan
  Paku
  Gunting
  Sikat
1-232 Akumulasi Depresiasi Peralatan
  Akumulasi depresiasi congkeng
  Akumulasi depresiasi kuas
  Akumulasi depresiasi panci
  Akumulasi depresiasi tang
  Akumulasi depresiasi lemari penyimpanan
  Akumulasi depresiasi paku
  Akumulasi depresiasi gunting
  Akumulasi depresiasi sikat
1-240 Perlengkapan
   
2-000 LIABILITAS
2-100 LIABILITAS LANCAR
2-110 Utang Usaha
2-200 LIABILITAS TIDAK LANCAR
2-210 Utang Bank BRI
   
3-000 EKUITAS
3-110 Modal Pemilik
3-120 Ikhtisar Laba/Rugi
3-130 Prive
   
4-000 PENJUALAN
4-100 Penjualan Produk
4-110 Penjualan Produk - Blangkon Solo
4-120 Penjualan Produk - Blangkon Yogyakarta
4-130 Penjualan Produk - Blangkon Sunda

15
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
4-210 Retur Penjualan
4-220 Potongan Penjualan
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
5-000 HARGA POKOK PENJUALAN
5-110 Biaya Bahan Baku
  Pemakaian kain batik
  Pemakaian kain hitam
  Pemakaian karton
5-120 Biaya Overhead Produksi
  Pemakaian lem
   
6-000 BEBAN-BEBAN
6-110 Beban Gaji
6-120 Beban Listrik
6-130 Beban Air
6-140 Beban Perlengkapan
6-150 Beban Pemeliharaan Peralatan
6-160 Beban Depresiasi Gedung
6-170 Beban Depresiasi Peralatan
6-180 Beban Bunga

3.2 Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi Craftsmen Blangkon “Kaswanto” berdasarkan SAK
EMKM adalah sebagai berikut :
3.2.1 Aset
Aset adalah daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan yang darimana manfaat ekonomik dimasa depan diharapkan akan diperoleh
oleh entitas.

3.2.1.1 Aset Lancar


a. Kas
 Definisi : kas yag terdiri dari saldo kas dan rekening giro.

16
 Pengakuan : kas diakui secara akrual, yaitu mengakui kas masuk
sebesar jumlah yang diterima dan keluar ketika transaksi telah terjadi
serta dihentikan setelah kepemilikannya sudah berpindah tangan atau
sudah bukan milik entitas lagi.
 Pengukuran : kas diukur dan dicatat sebesar nilai transaksi saat
terjadinya yang menggunakan kas.
 Penyajian : disajikan pada kelompok aset lancar di laporan posisi
keuangan.
 Pengungkapan : dalam catatan atas laporan keuangan mengungkapkan
metode, pengakuan dan pengukuran kas.
b. Piutang
 Definisi : adalah aset lancar perusahaan yang timbul akibat
transaksi jual beli barang pada aktivitas operasional perusahaan.
 Pengukuran : Piutang diukur sebesar nilai transaksi.
 Pengakuan : Piutang diakui saat cicilan dari pembeli diterima dan
barang belum diserahkan. Entitas tidak mengakui penurunan nilai aset
keuangan (cadangan kerugian piutang).
 Penyajian : Piutang disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan
 Pengungkapan : piutang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai kebijakan akuntansi, rincian jenis-jenis ,
penjelasann penyelesaian piutang dan jaminan.
c. Perlengkapan
 Definisi : adalah barang yang dimiliki perusahaan yang bersifat
habis pakai atau dapat dipakai secara berulang-ulang yang bentuknya
relatif kecil dan pada umumnya bertujuan untuk melengkapi
kebutuhan bisnis perusahaan.
 Pengakuan : Entitas mengakui biaya perolehan aset tetap jika manfaat
ekonomi dapat dipastikan mengalir ke dalam atau dari entitas dan
biaya dapat diukur secara andal.
 Pengukuran : Perlengkapan diukur sebesar biaya perolehan.
Perlengkapan tidak disusutkan, nilai perlengkapan yang ada

17
dihapuskan senilai perlengkapan itu sendiri di akhir periode
menggunakan jurnal pembalik.
 Penyajian : Perlengkapan disajikan dalam kelompok aset pada
laporan posisi keuangan.
 Pengungkapan : Perlengkapan tidak diungkapakan dalam catatan atas
laporan keuangan karena telah dihapuskan dengan jurnal pembalik.
d. Persediaan
 Definisi : Persediaan adalah aset lancar untuk dijual dalam
kegiatan normal; Dalam proses produksi untuk selanjutnya dijual; atau
dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
 Pengakuan : entitas mengakui persediaan saat diperoleh sebesar biaya
perolehannya.
 Pengukuran : Biaya perolehan dalam persediaan menggunakan metode
average (rata-rata tertimbang) dimana barang yang keluar merupakan
keseluruhan barang yang tersedia, baik barang yang lebih dulu jadi
maupun yang baru saja jadi.
 Penyajian : persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat
diakui sebagai beban periode dimana pendapatan terkait diakui.
Persediaan dicatat dengan metode rata-rata tertimbang. Persediaan
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Barang mentah (bahan baku) diakui sebesar biaya perolehannya,
yaitu seluruh biaya yang dibebankan untuk membawa persediaan
lokasi asal hingga ke lokasi produksi hingga siap digunakan.
Barang mentah meliputi kertas karton, benang, dan kain batik dan
kain polos.
2) Barang setengah jadi diakui saat blangkon yang sudah dibentuk
dengan kertas karton dan dibungkus meggunakan kain batik dan
kain hitam polos.
3) Barang jadi siap jual diakui ketika blangkon yang sudah jadi
100% setelah melalui proses penjemuran dan finishing.

18
 Pengungkapan : persediaan dengan kondisi rusak tidak dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan.
3.2.1.2 Aset Tetap
Aset tetap diakui ketika manfaat ekonomisnya di masa depan dapat
dipastikan akan mengalir ke dalam Entitas dan memiliki biaya yang dapat diukur
secara andal, sehingga entitas mengakui suatu pengeluaran sebagai biaya
perolehan aset tetap jika manfaat ekonomik dapat dipastikan mengalir ke dalam
atau dari Entitas dan biaya dapat diukur dengan andal.
Aset tetap diakui jika dimiliki entitas secara sah dan diakui oleh hukum.
Aset tetap tersebut diakui sebesar biaya perolehannya yang meliputi biaya beli
dan biaya lain-lain yang dibebankan langsung untuk membawa aset tetap dari
lokasi awal hingga ke tempat produksi sampai aset tersebut dapat digunakan.
Tanah dan bangunan merupakan aset yang pencatatannya dipisah.
Seluruh aset tetap diukur entitas kecuali tanah setelah pengakuan awal pada
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya pemeliharaan termasuk
perbaikan aset tetap dicatat pada kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Penyusutan aset mulai disusutkan saat aset tersebut siap digunakan sesuai
penggunaan dan dihitung menggunakan metode garis lurus tanpa
memperhitungkan nilai residu yang didasarkan atas estimasi umur manfaat
ekonomis.
Tabel 3.1
Daftar Aset Tetap Entitas
ASET UMUR
TARIF METODE
TETAP EKONOMIS
Gedung 20 tahun 5% Garis Lurus
Peralatan 5 tahun 20% Garis Lurus

Saat penyusutan dihentikan pengakuannya maka penyusutan tersebut


juga dihentikan. Penyusutan tidak dihentikan pengakuannya saat aset tidak lagi
digunakan atau saat aset telah dihentikan penggunaan aktifnya, kecuali jika aset
tersebut telah disusutkan penuh.
Pengakuan aset tetap dihentikan pengakuannya oleh entitas saat aset tetap
dilepaskan atau saat tidak memiliki manfaat ekonomis yang dapat diharapkan di
masa depannya lagi dari penggunaan atau pelepasan aset tetap tersebut. Aset
tetap disajikan dalam kelompok aset dalam laporan posisi keuangan.

19
3.2.2 Liabilitas
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa kewajiban
kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain.
Entitas mengakui liabilitas hanya ketika Entitas menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan kontraktual liabilitas keuangan tersebut. Liabilitas keuangan diukur
sebesar biaya perolehannya.
Liabilitas harga transaksinya adalah sebesar jumlah tagihan. Liabilitas
dalam entitas ini dipisahkan dalam 2 pos, yaitu:
a. Utang usaha yang dibayarkan dalam tempo yang cepat (utang jangka pendek)
yakni dalam jangka waktu 1 minggu – 1 bulan.
b. Utang jangka panjang diperoleh sebagai pinjaman modal dari bank untuk
membeli bahan baku, karena kebutuhan pembelian bahan baku lebih banyak
daripada piutang yang telah dilunasi.
3.2.1.1 Hutang Jangka Pendek
a. Hutang dagang
 Definisi : merupakan kewajiban membayar barang atau jasa yang
telah diterima dalam kegiatan usaha normal dari pemasok.
 Pengakuan : diakui sebesar nilai wajar hutang dagang yang terjadi
 Pengukuran : diukur pada biaya perolehan.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok hutang jangka pendek dalam
laporan posisi keuangan.
 Pengungkapan: diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai definisi klasifikasi pengakuan dan pengukurannya.
3.2.1.2 Hutang Jangka Panjang
a. Hutang bank
 Definisi : merupakan pinjaman moneter yang memerlukan agunan
berupa benda tak berwujud yang bernilai tinggi (tanah atau bangunan)
sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.
 Pengakuan : diakui sebesar nilai wajar atau jumlah pinjaman bank
yang dilakuka
 Pengukuran : diukur sebesar nilai perolehan dan dikurangi dengan
metode suku bunga efektif sepanjang jangka waktu peminjaman

20
 Penyajian : disajikan dalam kelompok hutang jangka panjang dalam
laporan posisi keuangan
 Pengungkapan: hutang bank diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai pengakuan awal, pengukuran dan klasifikasi.
Entitas mengukur liabilitas keuangannya pada harga transaksinya,
dikurangkan dengan seluruh pembayaran pokok, dan pembayaran bagi hasil
sampai dengan tanggal tersebut.
Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangan hanya ketika liabilitas
tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau jatuh tempo. Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas
peghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan dalam laporan laba rugi ketika
pos tersebut dihentikan pengakuannya. Entitas menyajikan liabilitas dalam
kelompok liabilitas pada laporan posisi keuangan.
3.2.3 Ekuitas
Ekuitas merupakan hak pemilik Entitas atas kekayaan Entitas. Besarnya hak
pemilik sama dengan aset bersih perusahaan, yaitu selisih antara aset dan
liabilitas. Entitas menyajikan ekuitas setelah liabilitas pada laporan posisi
keuangan. Ekuitas pada Entitas terdiri dari modal Keluarga, yaitu modal awal
yang dimiliki turun temurun oleh keluarga.
a. Modal Pribadi
 Definisi : ekuitas yang disetor yang dapat berupa kas atau setara kas atau
aset non kas.
 Pengakuan : diakui sebesar nilai nominal ekuitas yang disetorkan pada
perusahaan saat penyetoran modal awal atau penambahan modal.
 Pengukuran : diukur sebesar nilai buku ekuitas yang disetorkan kepada
perusahaan saat penyetoran modal awal atau saat penambahan modal.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok ekuitas pada laporan posisi
keuangan.
 Pengungkapan : diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
melingkupi pengakuan dan pengukuran penambahan modal disetor.
3.2.4 Pendapatan
Pendapatan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang diterima atau
yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan. Entitas

21
dapat mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang ketika barang tersebut
telah dijual kepada pelanggan. Jika pembeli belum membayar ketika barang atau
jasa tersebut telah diberikan, maka Entitas mengakui adanya aset, yaitu piutang
usaha. Pendapatan disajikan dalam kelompok pendapatan dalam laporan laba rugi.
a. Penjualan
 Definisi : pendapatan perusahaan yang berupa jumlah bruto yang
dibebankan kepada pelanggan atas penyerahan barang dagang
 Pengakuan : pendapatan dari penjualan diakui saat barang dagang.
 Pengukuran : diukur sebesar nilai bruto harga jual.
 Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi kelompok pendapatan.
 Pengungkapan : pengungkapan atas penjualan meliputi kebijakan akuntansi,
jumlah setiap kategori signifikan dari seluruh penjualan yang diakui selama
periode tersebut, serta penjualan yang ditundqa pengakuannya.
b. Retur penjualan
 Definisi : pengembalian barang yang dilakukan oleh konsukmen atau
pelanggan dikarenakan barang rusak atau cacat dan/atau tidak sesuai dengan
pesanan.
 Pengakuan : diakui sebagai retur penjualan ketika barang dagang telah
kembali ke persediaan entitas.
 Pengukuran : diukur sebesar nilai barang yang dikembalikan.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok pendapatan di laporan laba rugi
sebagai akun pengurang penjualan.
 Pengungkapan : retur penjualan diungkapkan meliputi kebijakan akuntansi
dan jumlah setiap kategori.
c. Diskon penjualan
 Definisi : potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli karena
pelunasan utang dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat
pembayaran (biasanya berupa penjualan kredit).
 Pengakuan : dikaui ketika pelanggan membayar dalam kurun waktu jatuh
tempo yang disyaratkan .
 Pengukuran : diukur sebesar termin atau persayaratan yang berlaku dari
nilai transaksi.

22
 Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi dalam kelompok pendapatan
(sebagai pengurang penjualan).
 Pengungkapan : diskon penjualan diungkapkan meliputi kebijakan akuntansi
dan jumlah diskon penjualan yang diakui selama periode tersebut.
3.2.5 Beban
Beban diakui ketika terdapat kewajiban atas pembayaran yang diterima atau
yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan. Beban
disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi. Beban operasional pada
Entitas yaitu beban depresiasi bangunan
a. HPP
 Definisi : biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan
dijual dalam kegiatan operasional entitas.
 Pengakuan : diakui saat barang telah terjual.
 Pengukuran : diukur sebesar nilai barang yang telah terjual.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
 Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas jumlah yang diakui sebagai HPP
selama periode berjalan yang ada pada neraca dan laporan laba rugi.
b. Beban gaji
 Definisi : yaitu pembayaran atas jasa dari karyawan selama proses bisnis
berjalan.
 Pengakuan : diakui saat terjadinya pengeluaran untuk membayar gaji
karyawan.
 Pengukuran : diukur sebesar jumlah kas keluar yang dibayarkan.
 Penyajian : disajikan pada kelompok beban dalam laporan laba rugi.
 Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas atas jumlah yang diakui
sebagai beban gaji selama periode berjalan yang ada pada neraca dan
laporan laba rugi

c. Beban listrik
 Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar untuk pembayaran kewajiban listrik.
 Pengakuan : diakui saat beban listrik telah terjadi.

23
 Pengukuran : diukur sebesar arus kas yang dikeluarkan.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
 Pengungkapan : diungkapkan dalam laporan laba rugi.
d. Beban bunga
 Definisi : beban yang timbul atas peminjaman utang
 Pengakuan : diakui atas dasar hubungan antara biaya yang timbul dari pos
penghasilan yang diperoleh.
 Pencatatan : dicatat saat pembayaran atau bunga telah jatuh tempo dan
terjadi pengeluaran kas.
 Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi.
 Pengungkapan : pengungkapan terdiri dari jumlah yang diakui sebagai
beban bunga selama periode yang bersangkutan, didalam neraca dan dalam
laporan laba rugi.
e. Beban perlengkapan
 Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar yang dikorbankan untuk pembayaran
perlengkapan.
 Pengakuan : diakui saat beban telah terjadi.
 Pengukuran : diukur sebesar kas yang dikeluarkan.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
 Pengungkapan : diungkapkan dalam laporan laba rugi.
f. Beban air
 Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar untuk pembayaran kewajiban air yang telah
digunakan.
 Pengakuan : diakui saat beban air telah terjadi.
 Pengukuran : diukur sebesar arus kas yang dikeluarkan.

 Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.


 Pengungkapan : diungkapkan dalam laporan laba rugi.
g. Beban pemeliharaan peralatan
 Definisi : merupakan biaya yang dilakukan untuk pemeliharaan p.eralatan.
24
 Pengakuan : diakui jika manfaatnya telah dinikmati
 Penilaian : beban pemeliharaan gedung tidak menambah nilai peralatan itu
sendiri tetapi hanya sebagai pengeluaran pemeliharaan peralatan.
 Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi sebagain pengurang
pendapatan.
 Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas jumlah yang diakui sebagai
beban pemeliharaan peralatan selama periode berjalan, dalam neraca dan
laporan laba rugi.
h. Beban depresiasi gedung
 Definisi : merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari
gedung. Beban depresiasi gedung tidak memerlukan pengeluaran kas
karena telah dialokasikan sendiri jumlah yang dapat disusutkan dari
gedung selama umur manfaatnya, dalam hal ini yaitu selama 20 tahun.
 Pengakuan : diakui saat menfaat ekonominya telah dirasakan dan
penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran.
 Pengukuran : diukur dengan metode garis lurus, dimana besarnya
penyusutan selalu sama dan setiap periode akuntansi selama umur
ekonomis dari asset tetap yang bersangkutan.
 Penyajian : disajikan dalam kelompok beban pada laporan laba rugi
 Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas atas jumlah yang diakui
sebagai beban depresiasi gedung selama periode berjalan, dalam neraca
dalam laporan laba rugi.

3.2 Sistem Akuntansi : jurnal dan dokumen pendukung


Sistem akuntansi merupakan langkah-langkah pencatatan serta pelaporan informasi
keuangan yang dimiliki UMKM tersebut yang terdiri dari dokumen bukti transaksi dan
langkah yang digunakan untuk mencatat kegiatan bisnisnya.

1. Sistem Akuntansi Aset Lancar


Terdiri dari dokumen bukti transaksi aset lancar, pelaporan serta langkah atau
metode pencatatan untuk aset lancar.
Jurnal :

25
a. Kas
i. Jurnal Penerimaan Kas
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
Piutang Usaha / Persediaan / Utang
x-xxx Usaha / Utang Bank / Modal XXX
Pemilik / Penjualan Produk
Dokumen Pendukung :
 Bukti Kas Masuk ( BKM )
 Kuitansi
ii. Jurnal Pengeluaran Kas
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
Persediaan / Peralatan / Perlengkapan /
x-xxx Utang Usaha / Utang Bank / Piutang / XXX
Prive / Retur Penjualan Produk / Beban
1-110 Kas XXX
Dokumen Pendukung :
 Bukti Kas Keluar ( BKK )
 Rekening Koran
 Nota Kredit
b. Piutang Usaha
i. Pengakuan Timbulnya Piutang
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-120 Piutang Usaha XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
1-130 Persediaan XXX
(piutang timbul saat penjualan)
Dokumen Pendukung :
 Faktur Penjualan
 Kartu Persediaan
ii. Pelunasan Piutang
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
4-220 Potongan Penjualan XXX

26
1-120 Piutang Usaha XXX
(piutang dilunasi dalam termin 2/10,
n/30)
Dokumen Pendukung :
 Bukti Kas Masuk ( BKM )
 Faktur Penjualan
c. Perlengkapan
i. Penambahan ( pembelian )
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-240 Perlengkapan XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
Dokumen Pendukung :
 Bukti Kas Keluar
 Faktur Pembelian
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Terdiri dari dokumen bukti transaksi aset tetap, pelaporan serta langkah atau
metode pencatatan untuk aset tetap
Jurnal :
a. Aset Tetap
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-200 Aset Tetap XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
(pembelian aset tetap)
Dokumen Pendukung :
 Bukti Kas Keluar
b. Peralatan
Penambahan ( Pembelian )
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-231 Peralatan XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
Dokumen Pendukung :
 Faktur Pembelian
 Nota Pembelian
 Bukti Kas Keluar

27
3. Sistem Akuntansi Utang
Langkah pencatatannya ketika suatu perusahaan melakukan pembelian barang atau
jasa secara kredit sehingga menimbulkan utang/kewajiban bagi perusahaan.
Jurnal :
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-130 Persediaan XXX
2-110 Utang Usaha XXX
(pembelian secara kredit)

1-110 Kas XXX


2-210 Utang Bank XXX
(pengakuan peminjaman)

2-210 Utang Bank XXX


6-180 Beban Bunga XXX
1-110 Kas XXX
(pembayaran bunga bank)

2-110 Utang Usaha XXX


1-110 Kas XXX
(pembayaran untuk utang)
Dokumen Pendukung:
 Daftar Nama Kreditur
 Bukti Kas Keluar
 Bukti Kas Masuk
4. Sistem Akuntansi Ekuitas
Langkah pencatatannya ketika ekuitas/modal timbul pada suatu perusahaan dalam
rekening modal atas setoran/penarikan oleh pemilik maupun laba/rugi perusahaan
dalam melaksanakan proses bisnisnya.
Jurnal :
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
3-110 Modal Pemilik XXX
(penambahan modal)

3-140 Prive XXX

28
1-110 Kas XXX
(pengambilan pribadi)

Dokumen Pendukung:
 Bukti Kas Masuk
 Bukti Kas Keluar
5. Sistem Akuntansi Penjualan
Langkah pencatatannya ketika timbulnya penjualan blangkon hingga pencatatannya
pada rekening penjualan dan dapat dilakukan dengan metode tunai maupun piutang.

Jurnal :
a. Tunai
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
1-130 Persediaan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
(penjualan tunai)
Dokumen pendukug:
 Bukti Kas Masuk
 Bukti Kas Keluar
b. Kredit
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-120 Piutang usaha XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
1-130 Persediaan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
(penjualan kredit)

1-110 Kas XXX


4-220 Potongan Penjualan XXX
1-120 Piutang Usaha XXX

29
(pelunasan penjualan kredit dengan
diskon)

4-210 Retur Penjualan XXX


1-130 Persediaan XXX
1-110 Kas XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
(pengembalian barang saat penjualan
tunai)

4-210 Retur Penjualan XXX


1-130 Persediaan XXX
1-120 Piutang Usaha XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
(pengembalian barang saat penjualan
kredit)
Dokumen pendukug:
 Bukti Kas Masuk
 Bukti Kas Keluar
6. Sistem Akuntansi Beban
Sistem akuntansi beban mengakui beban yang dikeluarkan selama menjalankan
kegiatan bisnis pada tahun berjalan dalam periode akuntansi suatu perusahaan.
Jurnal :
a. Tunai
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
x-xxx Beban ..... XXX
1-110 Kas XXX
(pembayaran beban secara tunai)

x-xxx Beban Depresiasi .... XXX


x-xxx Akumulasi Depresiasi .... XXX
(pembebanan beban depresiasi)
Dokumen pendukung:
 Bukti Kas Keluar

30
3.4 Bagan Alur (Flowchart)
3.4.1 Flowchart Usaha Blangkon “Pak Kaswanto”

31
3.4.2 Siklus Penggajian

32
3.5 Dokumen Transaksi
Gambar 3.5.1
Bukti Kas Masuk
Blangkon Pak Kaswanto Nomor :
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Surakarta , ... .... 2018
Surakarta

BUKTI KAS MASUK

Diterima dari :
Jumlah :
Keterangan :

Surakarta, .. .... 2018


Yang Menerima

33

.......
Gambar 3.5.2
Kuitansi
KUITANSI
No _____
Telah terima dari _______________________________
Uang Sejumlah _______________________________
Untuk Pembayaran _______________________________

.. .... 2018

Rp. XXX Atas Nama ,

Gambar 3.5.3
Rekening Koran

REKENING KORAN
...-...- 2018 00:00:00

Yth Bpk./Ibu :X
No.Rekening : XXXX
Mata Uang : IDR
Periode : ... 2018 0
Tanggal Cetak : XX/XX/2018

Tanggal Transaksi Debet Kredit Saldo

Gambar 3.5.4

34
Bukti Kas Keluar
Blangkon Pak Kaswanto       Nomor :    
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Surakarta , ... .... 2018  
Surakarta  
   

  BUKTI KAS KELUAR  

   
Dibayar
  kepada :  
  Jumlah :  
  Keterangan :  
   
  Surakarta, .. .... 2018  
  Yang Menerima  
   
   
   
          .......    

Gambar 3.5.5
Nota Kredit
Blangkon Pak Kaswanto       Surakarta, ... ..... 2018  
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Kepada  
Surakarta Yth : XXX  
  Jln : XXX  
   

  NOTA KREDIT  
   
Jumla
Tanggal Keterangan Harga Per Unit Kuantitas h  
           
           
  Total        
   
   
  Surakarta, ... .... 2018  
   
   

35
   
          (XXX)    
Gambar 3.5.6
Faktur Penjualan
    FAKTUR PENJUALAN      
   
No.Faktur :  
Tanggal :  
Nama :  
No.Telp :  
   
No Keterangan Harga Per Unit Kuantitas Jumlah  
           
           
           
           
  Total        
   
  Surakarta, ... .... 2018  
   
   
   
  (XXX)  
   
Blangkon Pak Kaswanto  
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan  
Surakarta            

Gambar 3.5.7
Bukti Memorial
    BUKTI MEMORIAL    
   
Dari :  
Untuk :  
Keteranga
n :  
Isi Memo :  
   
  Disetujui Oleh Dibayarkan Oleh
   
   
   
    (XXX)   (XXX)  

Gambar 3.5.8
Faktur Pembelian
36
    FAKTUR PEMBELIAN    
   
TOKO:  
Alamat Toko:  
   
Kode
Supplier : Tanggal :  
Nama
Supplier : No :  
   
Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah  
           
           
           
           
  Total Faktur        

Jatuh Tempo Faktur : dd/mm/yyyy      

Gambar 3.5.9
ormulir Memo Penyesuaian

37
FORMULIR MEMO PENYESUAIAN
Kementerian Negara/Lembaga :
Eselon I :
Wilayah :
Satuan Kerja :
No. Dokumen :
Tanggal/ Periode :
Tahun Anggaran :
Keterangan :

Kategori Penyesuaian
1 Pendapatan diterima dimuka 11 Koreksi antar beban
2 Pendapatan yang masih harus diterima 12 Pendapatan selisih kurs yang belum terealisasi
3 Beban dibayar dimuka 13 Beban selisih kurs yang belum terealisasi
4 Beban yang masih harus dibayar 14 Pembentukan piutang jangka panjang
5 Penyisihan Piutang 15 Pelepasan aset tetap
6 Penghapusan Piutang 16 Pembentukan piutang jangka pendek
7 Penyusutan 17 Transfer masuk
8 Kas di Bendahara Pengeluaran 18 Transfer keluar
9 Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran Reklasifikasi Neraca
10 Persediaan Koreksi antar beban

No. Kode Akun Uraian Nama Akun Rupiah Debet Rupiah Kredit

Uraian

Dibuat Oleh: Disetujui Oleh : Direkam Oleh :


tanggal : dd/mm/yyyy Tanggal : dd/mm/yyyy Tanggal : dd/mm/yyyy

Gambar 3. 5.10
Nota Pembelian
NOTA PEMBELIAN
Tanggal : dd/mm/yyyy
Customer : XXX
Jl. XXX

No. Nama Barang Qty Harga Jumlah

Total Pembelian Rp

Terbilang :
..., dd/mm/yyyy

XXX

Gambar 3.5.11
Kartu Persediaan

38
BLANGKON PAK
KAWANTO   Metode :              
Nama
Barang : Nomor Kartu :  
Satuan : Nomor Barang :  
   
KARTU
  PERSEDIAAN  
   
Perse
No. Persediaan diaan
Tanggal Bukti   Masuk     Keluar     Saldo    
Junlah Harga Jumlah Harga Jumlah
    Unit Harga (Rp) (Rp) Unit (Rp) (Rp) Unit (Rp) (Rp)  
                       
                       
                       
                       
                       
   
  Bagian Gudang  
   
   
                  ...  
Gambar 3.5.12
Tabel Penjualan
TABEL PENJUALAN
  BLANGKON PAK KASWANTO

  Bulan:
 
Kode Nama Harg Total Potongan
No Tanggal Barang Barang Ukuran Jumlah Terjual a Jual Penjualan Harga HPP Keuntungan
                     
                     
                     
                     
 
Surakarta,
  dd/mm/yyyy
 
 
                XXX    

Gambar 3.5.13
Surat Order Pembelian

BLANGKON PAK KASWANTO          

39
Jl. Arjuna 1, No. 6, Serengan No. XXX  
Surakarta  

  SURAT ORDER PEMBELIAN  


   
Kepada
Yth. : Tanggal :  
Kirim ke : Syarat Penyerahan :  
  Syarat Pembayaran :  
  Tanggal Diperlukan :  
  Rute Pengiriman :  
   
   
Nama Spesifikasi
No. Urut Barang Barang Satuan Qty Harga Jumlah  
1              
2              
3              
4              
          Jumlah    
   
Penting: Penerimaan barang ditutup jam 16.00, Kepala Bagian Pembelian
  kecuali dengan janji khusus  
       
               

40
Gambar 3.5.14
Nota Penjualan

             
   
   
NOTA PENJUALAN
             
No.
    Faktur :  
      Tanggal :  
Order
      Via : Telp/Whatsapp
  Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta          
               
  Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Jumlah Satuan
  (Rp.) (Rp.)
  1          
  2          
  3          
  4          
  5          
  6          
  7          
  8          
  CATATAN :      
TOTAL  
           
               
             
            Pemilik  
             
               
               
            (Rusmiati)  
               

Gambar 3.5.15
41
Daftar Persediaan Bahan Baku
 
 

BLANGKON PAK KASWANTO


Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan, Surakarta
 
 
           
DAFTAR PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Tangga
l:  
 

No. Nama Barang   Satuan Stok (Tersedia)


1        
2        
3        
4        
5        
6        
7        
8        
Jumlah Item Barang:      
 
 
Pemilik
 
 
 
(Rusmiati)
           

Gambar 3.5.16
Daftar Penggunaan Bahan Baku
 

42
 
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan,
Surakarta  
 
           
 
DAFTAR PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Tangga
l:  
 
 

No. Nama Barang   Satuan Jumlah Keterangan


1          
2          
3          
4          
5          
6          
7          
8          
Jumlah Item Barang:        
 
 
Pemilik
 
 
 
(Rusmiati)
             

Gambar 3.5.17
Surat Permintaan Barang Jadi

         

43
 
SURAT PERMINTAAN BARANG JADI
 
         
  Kepada :  
No.
    Faktur :    
    Tanggal :  
Order
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Via : Telp/Whatsapp
           
Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Ukuran Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1          
2          
3          
4          
5          
6          
7          
8          
CATATAN :    
TOTAL  
       
           
         
        Pemilik  
         
           
           
(Rusmiati
        )  
           

Gambar 3.5.18
Daftar Pesanan Pelanggan
           

44
  DAFTAR PESANAN
 
           
  Kepada :  
No.
    Faktur :  
    Tanggal :      
Order
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Via : Telp/Whatsapp
             
             
Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Ukuran Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1          
2          
3          
4          
5          
6          
7          
8          
Tempo Pembayaran :      
TOTAL  
         
             
           
          Pemilik  
           
             
             
          (Rusmiati)  
             

Gambar 3.5.19
Slip Gaji
     

45
SLIP GAJI

     
Kepada :  
    Bulan :  
         
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta    
   
     
Peroleha
Gaji Minggu n Jumlah (Rp)   Keterangan
1        
2        
3        
4        
TOTAL        
 
 
Karyawan Bagian Penggajian Pemilik
 
 
 
(.............) (.................) (Rusmiati)
           

Gambar 3.5.20
Rincian Gaji
   

46
RINCIAN GAJI  
 
       
Bulan :    
             
             
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta        
             
Jumlah (Rp)
Nama Minggu
No Karyawan I Minggu II Minggu III Minggu III TOTAL (Rp)
1            
2            
3            
4            
5            
  6            
 
Bagian Penggajian Pemilik  
 
 
 
(................) (Rusmiati)  
               

Gambar 3.5.21
Bukti Penyerahan Bahan Baku
 

47
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan,
Surakarta  
 
Kepada : Bagian Produksi
Tangga
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta l : .........  
      No : .........  
             
 
BUKTI TANDA TERIMA
 
No. Nama Barang Satuan Jumlah Keterangan
1            
2            
3            
4            
5            
6            
7            
8            
Jumlah Item Barang:          
 
 
Bagian
Gudang  
 
 
 
(..................
  )  
             

Gambar 3.5.22
Bukti Barang Jadi Hasil Produksi

48
 
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan, Surakarta
 
Kepada : Pemilik  
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Tanggal : .........  
      No. : .........  
               
 
BUKTI BARANG JADI HASIL PRODUKSI
 
No. Nama Barang Satuan Ukuran Jumlah Keterangan
1              
2              
3              
4              
5              
6              
7              
8              
Jumlah Item Barang:            
 
 
Bagian Produksi  
 
 
 
  (................)  
               

Gambar 3.5.23
Bukti Pengeluaran Barang Jadi
 

49
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan, Surakarta
 
Kepada : .............  
Tanggal : ............  
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta No. : ............  
               
 
BUKTI PENGELUARAN BARANG JADI
 
No. Nama Barang     Satuan Ukuran Jumlah Keterangan
1              
2              
3              
4              
5              
6              
7              
8              
Jumlah Item Barang:            
 
 
Bagian Gudang Pemilik  
 
 
 
(................. (Rusmiati
  ) )  
               

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

50
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis atas tinjauan kami terhadap proses bisnis pengrajin
blangkon “Pak Kaswanto” dapat disimpulkan bahwa entitas ini pada awalnya
belum mengerti tentang SAK EMKM, baik dari segi kriteria, maupun perlakuan
akuntansinya.
Setelah data-data dan wawancara yang lebih mendalam kepada pemilik
dan pengrajin, kelompok kami mendapati bahwa entitas ini telah menerapkan
alur proses bisnis yang jika diolah sebagaimana mungkin, dapat menyesuaikan
dengan akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM.
Namun, dikarenakan entitas ini merupakan usaha turun temurun yang
cukup sederhana, maka kelompok kami sedikit banyak memberikan masukan
kepada entitas pengrajin blangkon “Pak Kaswanto” agar alur proses bisnisnya
semakin sesuai dengan yang diatur dalam acuan teori yaitu SAK EMKM,
tentunya sesuai arahan dari dosen pengajar.
Harapan kami, agar saran dan masukan kami yang diperoleh dari
implikasi teori Akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM yang kami dapat
pada saat perkuliahan, dapat diaplikasikan pada kegiatan entitas kedepannya,
agar pencatatan sederhana yang dilakukan selama ini, dengan bantuan saran dari
kami yang mengacu pada SAK EMKM serta cara pengaplikasian aplikasi
“LAMIKRO” yang telah kami kenalkan kepada entitas, dapat menghasilkan
output berupa Laporan Keuangan yang sesuai dengan ketentuan SAK EMKM
yang nantinya akan berguna dan melancarkan tujuan perusahaan terhadap
kepentinganya kepada para stakeholder, baik vendor, customer, maupun
pemerintah.

4.2 Saran

51
Saran dari kelompok kami kepada entitas pengrajin blangkon
“Kaswanto” agar entitas dapat melanjutkan pencatatan transaksi entitas dengan
bantuan Aplikasi Akuntansi “Lamikro” yang telah kami tunjukan cara
pengoprasianya agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik dan
mudah sesuai SAK EMKM yang berlaku.
Selain itu, kebijakan-kebijakan yang selama ini diambil kurang konsisten
dapat diperhatikan lebih lanjut oleh entitas agar tetap konsisten dalam
mengambil keputusan, agar entitas dapat bertumbuh menjadi usaha yang
berkembang dan taat aturan.

52
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN

53
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI USAHA

54
55
Lampiran 3
LAMIKRO – BLANGKON “PAK KASWANTO”

Buka aplikasi http://www.lamikro.com pada browser.

Apabila telah
memiliki akun
Apabila belum pada LAMIKRO
mendaftar
akun

Setelah itu akan muncul pilihan masuk dan daftar. “Klik” masuk bila sudah memiliki
akun dengan meng-input nama usaha dan password atau “klik” daftar bila belum
mendaftarkan akun usaha.

56
Masukkan data-data yang diminta (email, password, nomer telepon, dan lain-lain) untuk
melengkapi proses pendaftaran akun baru.

Pendaftaran akun baru berhasil dibuat.

57
Tampilan akan kembali pada tahap awal, lalu masukkan email dan password untuk
masuk kedalam akun yang telah dibuat sebelumnya. Jika sudah pernah mengakses,
maka pengisian alamat email serta password untuk kembali masuk ke akun usaha dilain
waktu dapat dilakukan secara otomatis.

Bila sudah berhasil masuk dalam akun aplikasi, silahkan pilih menu yang akan di input.

58
Daftar akun dalam menu neraca akun. Pilih akun yang sesuai dengan usaha
#Daftar akun tidak dapat ditambah, dikurangi, maupun di edit

Entri jurnal dengan memasukkan tanggal, jenis, nominal, dan lain-lain, setelah itu “klik”
simpan.

59
Setelah di “klik” simpan, akan muncul pemberitahuan berhasil input jurnal dan akan
kembali ke menu entri jurnal untuk kembali input jurnal lainnya.

Penjualan secara kredit, dicatat dalam jenis transaksi piutang, didapatkan melalui
penjualan produk, dan disimpan ke piutang usaha, sebesar nilai nominalnya pada
tanggal transaksinya.

60
Sedangkan untuk penjualan tunai, di entry pada jenis transaksi pemasukan, didapatkan
melalui penjualan produk dan disimpan pada kas, sesuai jumlah nominal yang
didapatkan pada tanggal transaksi.
UNTUK PEMASUKAN DARI PEMBAYARAN PIUTANG

Dicatat pada jenis transaksi “dibayar piutang” yang di terima dari piutang usaha dan
disimpan ke kas, sebesar nilai piutang yang dibayar pada saat pembayaran piutang.
#Untuk pengrajin blangkon “Pak Kaswanto” sekarang, pemasukan hanya dari penjualan
produk blangkon, karena sudah tidak menjalankan usaha sewa pakaian adat dan rias
pengantin.

TRANSAKSI PENGELUARAN

61
 Transaksi pegeluaran dicatat di jenis transaksi yang sama, yang diambil dari kas,
untuk pembelian bahan baku yang disimpan ke Persediaan Bahan Baku.

 Hutang Pinjaman Modal kepada Bank BRI dicatat pada jenis transaksi Hutang,
dari Hutang Bank BRI dan disimpan ke Bank BRI sebesar nilai pinjaman modal
pada saat tanggal transaksi.

62
 Untuk pembayaran cicilan, dicatat pada jenis transaksi “Bayar Hutang” yang
diambil dari “Kas” dan dilakukan untuk “Hutang Bank BRI”
TAMPILAN DAFTAR JURNAL-JURNAL YANG SUDAH BERHASIL DIBUAT

63
Untuk menghapus akun yang telah dibuat sebelumnya, tekan kotak di sebelah kiri nama
akun untuk memilih akun yang akan dihapus yang ditandai dengan adanya tanda
“checklist” pada kotak tersebut.

Akan muncul peringatan penghapusan akun, lalu tekan ”OK” untuk menghapus akun,
dan tekan “cancel” untuk membatalkan penghapusan akun.

64
Berikut hasil laporan posisi keuangan yang berhasil dibuat berdasarkan data-data (akun)
yang telah di input pada proses sebelumnya.

65
Berikut hasil laporan laba rugi yang berhasil dibuat berdasarkan data-data (akun) yang
telah di input pada proses sebelumnya.

66
DAFTAR PUSTAKA

SAK EMKM
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Blangkon diakses pada 15 November 2018 pukul
21.28 wib
http://www.informazone.com/sejarah-blangkon diakses pada 21 November 2018 pukul
19.01 wib
http://www.sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-utang.html
diakses pada

67

Anda mungkin juga menyukai