Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan kemudahan yang kami
terima, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan dari-Nya,
kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, baik atas waktu, serta akal dan pikiran juga semangat yang tiada henti
kami terima, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir mata kuliah
Akuntansi Entitas Mikro, Kecil dan Menengah pada semester satu jurusan S1 Transfer
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan masih banyak kekurangan yang menjadi
keterbatasan kami dalam makalah ini. Kami juga memohon kritik, saran dan masukan
dari pembaca agar kedepan kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh teman-teman kelas A yang dengan
semangat kebersamaan dan saran serta masukan dari kelompok lain yang membantu
kelompok kami dalam penyusunan makalah ini sesuai dengan ketentuan yang
diharapkan. Terlebih kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Isna Putri Rahmawati,
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi EMKM kami, yang dengan ilmu dan kesabaran
yang tulus diberikan kepada kami, sehingga kami mampu memperbaiki banyak
kekurangan yang ada pada makalah ini.
Dukungan dan doa dari teman-teman dan keluarga, khususnnya kedua orang tua
kami yang menjadi landasan bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
semangat dan pantang menyerah turut kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya bagi mereka, dimanapun berada.
Kepada seluruh bapak dan ibu karyawan pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
terutama Ibu Rus dan Pak Nur yang telah memberikan kami data dan kebutuhan lainya
untuk menunjang terselesaikannya makalah ini dengan baik. Keramahan dan keseriusan
pemilik dan pengrajin selama proses penulisan makalah ini juga menjadi motivasi
tersendiri bagi kami. Waktu dan ilmu yang kami terima dari seluruh pengurus dan
pengajin usaha blangkon ini sangat tak ternilai harganya bagi kami, dan hanya
terimakasih yang dapat kami ucapkan.
1
Harapan kami, tulisan yang tertuang dalam makalah ini, yang telah kami
kerjakan dengan berbagai pengorbanan, baik fisik maupun materi, waktu dan tenaga
serta niat dan keikhlasan, sehingga jadilah makalah ini agar dapat berguna bagi seluruh
pembaca, terutama kaitanya dengan perkembangan usaha EMKM di Indonesia pada
khususnya terkait kebijakan Akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang diterbitkan oleh
pendahulu kami di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kami haturkan terimakasih.
Demikianlah yang dapat kami haturkan kepada para pembaca, semoga dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Kami yang terdiri dari Dewi
Saraswati Adya Pramudita, Hafidha Novarian Primadani, M. Alvin Febrian Ogawa,
Patar Andreas, Rachma Rahayuniar Mayangsari, dan Stevanus Aditya Prima Ardani
yang tergabung dalam kelopmpok I Kelas A mata kuliah Akuntansi EMKM,
mengucapkan banyak terimakasih bagi siapapun pihak lain yang terlibat yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 6
BAB 2 PROFILE EMKM
2.1 Identitas EMKM................................................................................. 8
2.2 Proses Bisnis EMKM.......................................................................... 8
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Chart of Account dan Kode Rekening................................................ 11
3.2 Kebijakan Akuntansi........................................................................... 15
3.3 Sistem Akuntansi : jurnal dan dokumen pendukung........................... 25
3.4 Bagan Alur (Flowchart)...................................................................... 32
3.4.1 Flowchart Blangkon “Pak Kaswanto”........................................... 32
3.4.2 Siklus Gaji..................................................................................... 33
3.5 Dokumen Transaksi............................................................................ 34
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 38
4.2 Saran.................................................................................................... 39
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
3
Kuitansi.................................................................................................
Gambar 3.5.3 Rekening 36
Koran....................................................................................
Gambar 3.5.4 Bukti Kas 36
Keluar..................................................................................
Gambar 3.5.5 Nota 37
Kredit...........................................................................................
Gambar 3.5.6 Faktu 37
Penjualan....................................................................................
Gambar 3.5.7 Bukti 38
Memorial.....................................................................................
Gambar 3.5.8 Faktur 38
Pembelian..................................................................................
Gambar 3.5.9 Formulir Memo 39
Penyesuaian................................................................
Gambar 3.5.10 Nota 39
Pembelian...................................................................................
Gambar 3.5.11 Kartu 40
Persediaan.................................................................................
Gambar 3.5.12 Tabel 40
Penjualan..................................................................................
Gambar 3.5.13 Surat Order 41
Pembelian........................................................................
Gambar 3.5.14 Nota 42
Penjualan....................................................................................
Gambar 3.5.15 Daftar Persediaan Bahan 43
Baku...........................................................
Gambar 3.5.16 Daftar Penggunaan Bahan 44
Baku.........................................................
Gambar 3.5.17 Surat Permintaan Barang 45
Jadi.............................................................
Gambar 3.5.18 Daftar Pesanan 46
Pelanggan..................................................................
Gambar 3.5.19 Slip 47
Gaji..............................................................................................
Gambar 3.5.20 Rincian 48
Gaji........................................................................................
Gambar 3.5.21 Bukti Penyerahan Bahan 49
Baku...........................................................
Gambar 3.5.22 Bukti Barang Jadi Hasil 50
4
Produksi.......................................................
Gambar 3.5.23 Bukti Pengeluaran Barang 51
Jadi...........................................................
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan berbentuk kepulauan, maka
dari itu Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam. Bentuk budaya
tersebut meliputi tari, pakaian adat, bahasa, alat musik, lagu daerah, rumah adat,
upacara adat dan lain-lain. Dalam budaya Jawa khususnya pakaian adat, ada
salah satu atribut pelengkap, yaitu blangkon. Blangkon adalah tutup kepala yang
dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian
tradisional Jawa.
Blangkon pada dasarnya terbuat kain yang digunakan berbentuk persegi
empat bujur sangkar yaitu kain iket atau udeng. Standar ukuran dari blangkon
diukur dari jarak antara garis melintang dari telinga kanan ke telinga kiri yang
melalui ubun-ubun kepala dan melalui dahi. Dahulu blangkon juga tidak bisa
dibuat oleh sembarang orang, hal ini dikarenakan terdapat pakem (aturan) yang
ditetapkan dalam pembuatannya. Dan hanya seniman yang memiliki keahlian
mengenai pakem yang dapat membuat blangkon. Pemenuhan pakem dalam
pembuatan blangkon sangatlah berpengaruh terhadap nilai dari blangkon
tersebut. Semakin memenuhi pakem, maka akan semakin tinggi nilai dari
blangkon tersebut. Pakem blangkon juga berlaku bagi para penggunanya. Tidak
hanya pakem, namun nilai keindahan dan estetika juga mempengaruhi nilai
blangkon. Nilai-nilai tersebut didasarkan pada cita rasa serta ketentuan-
ketentuan yang sudah menjadi standar sosial. Blangkon juga dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu Blangkon Sunda, Blangkon Surakarta, Blangkon Jogja,
Blangkon Banyumasan, Blangkon Kedu, dan Blangkon Madura.
Saat ini, pengrajin blangkon sudah mulai langka ditemui. Pada
umumnya, industri blangkon merupakan usaha turun-temurun yang berbentuk
home industry khas Kota Surakarta. Objek yang kami teliti adalah Blangkon
“Pak Kaswanto” yang merupakan pengrajin blangkon pertama di Kota
Surakarta. Usaha blangkon ini sudah cukup dikenal oleh masyarakat disekitar
dan sudah berlangsung cukup lama, namun selama ini pula usaha tersebut belum
memiliki laporan keuangan yang baik.
8
Pencatatan keuangan yang dimiliki usaha sangatlah sederhana, untuk
setiap transaksi pengeluaran kas hanya dibuktikan dengan mencatat pada buku
pengeluaran kas dan nota yang didapat dari toko saat membeli bahan baku, serta
transaksi pemasukan kas dicatat pada buku pengeluarkan persediaan dan bukti
nota yang diberikan kepada pelanggan. Sistem dalam usaha blangkon ini tidak
memiliki susunan dengan jelas, dikarenakan semua yang terlibat dalam usaha ini
merupakan anggota keluarga. Dalam usaha ini tidak ada pemisahan tugas yang
pasti, dan setiap orang dapat menerima pesanan dan penentuan harga blangkon.
Pemilik usaha pernah melakukan peminjaman kepada bank atas nama usaha,
namun pinjaman tersebut digunakan untuk kebutuhan pribadi pemilik. Omset
yang dimiliki usaha ini kurang lebih sebesar Rp 21.000.000 dalam sebulan dan
Rp 252.000.000 dalam setahun penjualan blangkon.
Tujuan kami memilih usaha pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
dikarenakan industri ini merupakan industri rumahan khas solo dan belum
memiliki pencatatan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. Selain itu
usaha Blangkon “Pak Kaswanto” merupakan usaha yang termasuk kedalam
kriteria usaha mikro dari UMKM yang ditetapkan pada Pasal 1 UU No 20 Tahun
2008, karena usaha pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto” memiliki kekayaan
bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling banyak Rp 50.000.000 atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000. Maka dari itu,
kami ingin memberikan edukasi mengenai pentingnya penyusunan laporan
keuangan pada EMKM dan hal-hal lainnya berupa kebijakan akuntansi yang
meliputi struktur organisasi dan pemisahan tugas pada usaha blangkon tersebut
berdasarkan apa yang telah kami pelajari pada mata kuliah Akuntansi EMKM
sehingga dapat diimplementasikan pada usaha Blangkon “Pak Kaswanto”.
9
BAB II
2.1 Identitas EMKM
Nama Usaha : Pengrajin Blangkon “Pak Kaswanto”
Alamat : Jalan Arjuna 1 No. 6, RT 01 RW 05, Serengan, Kota Surakarta
Waktu Produksi : Senin s.d Sabtu, pukul 09.00 – 15.00
Pengelola : Ibu Rusmiati dan Bapak Nur
Jumlah Pekerja : 3 orang
Jenis Usaha : Home Industry
Omset / bulan : ± Rp 21.000.000
Omset / tahun : ± Rp 252.000.000
Sejarah Singkat : Usaha Blangkon “Pak Kaswanto” dimulai pada tahun 1970, usaha
ini merupakan usaha turun termurun dari Bapak Alm. Kaswanto
yaitu Bapak Joyo Martono. Sebelum tahun 1970-an blangkon
hanya diproduksi untuk kalangan Keraton Kasunanan Solo, namun
setelah tahun 70-an blangkon sudah diproduksi untuk kebutuhan
masyarakat umum sebagai oleh-oleh atau pelengkap pakaian.
Blangkon “Pak Kaswanto” merupakan pengrajin blangkon
pertama di Kota Surakarta sebelum daerah Serengan menjadi
sentra pengrajin blangkon.
10
(cetakan dari kayu jati) saat keadaan telah mengering. Proses pengeringan kain dapat
menghabiskan waktu yang tidak menentu, dikarenakan pada usaha Blangkon “Pak
Kaswanto” masih mengandalkan bantuan sinar matahari pada proses pengeringannya.
Pengerjaan wiru pada saat kain telah mengering dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut capi dan solet, setelah kain terbentuk pada cetakan kemudian dijahit.
Dalam usaha blangkon ini dikerjakan oleh tiga orang pekerja, yang dalam sehari dapat
mengerjakan dua hingga tiga meter kain.
Proses selanjutnya adalah merapikan bentuk dari blangkon dengan menjahit
bagian-bagian ujung dari kain, besar diameter dari blangkon berkisar antara 48 hingga
56 sentimeter. Tahap terakhir dalam proses ini yaitu membersihkan blangkon dengan
cara memukul-mukul bagian yang belum menempel dengan sempurna, menggunting
benang-benang sisa dan membersihkan dari sisa lem atau kotoran lainnya. Kemudian
blangkon disikat dan ditaruh pada klebet khusus yang terbuat dari kertas karton tebal
agar menjaga bentuk blangkon tetap kaku. Untuk setiap dua meter kain kurang lebih
dapat menghasilkan 10 buah blangkon, tergantung dari seberapa besar diameter
blangkon pesanan. Dalam usaha Blangkon “Pak Kaswanto” memproduksi semua jenis
blangkon yang ada di Indonesia seperti blangkon solo, blangkon jogja, dan blangkon
sunda. Dan juga berbagai jenis ukuran dari ukuran kecil untuk anak-anak hingga ukuran
besar untuk dewasa.
Untuk pemasaran blangkon, selama ini hanya mengandalkan pelanggan dari para
pedagang yang setiap minggu mengambil blangkon dalam jumlah besar untuk kemudian
dipasarkan kembali di beberapa daerah, seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan
Semarang. Selain itu produk Blangkon “Pak Kaswanto” juga pernah mengekspor
blangkon ke luar negeri, yaitu Belanda dan Amerika Serikat. Harga yang diberikan pada
setiap blangkon bergantung dari seberapa besar ukuran, kerumitan dari pembuatan
blangkon itu sendiri, dan berapa banyak blangkon yang diambil. Kurang lebih harga
yang diberikan Rp 65.000,- untuk setiap ukuran standar blangkon. Omset yang didapat
oleh usaha Blangkon “Pak Kaswanto” kurang lebih Rp 21.000.000 dalam sebulan.
Sistem penggajian dilihat dari seberapa banyak blangkon yang dihasilkan oleh para
pekerja pada sekali produksi .
11
Gambar 2.1 Proses bisnis usaha blangkon “Pak Kaswanto”
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Chart of Account (CoA) dan Kode Rekening
CHART OF ACCOUNTS
NO
NAMA REKENING
REKENING
1-000 ASET
1-100 ASET LANCAR
1-110 Kas
1-120 Piutang Usaha
1-130 Persediaan
1-131 Persediaan Bahan Baku
1-132 Persediaan Bahan Penolong
1-133 Persediaan Barang Jadi
1-200 ASET TETAP
1-210 Tanah
1-221 Bangunan
1-222 Akumulasi Depresiasi Bangunan
1-231 Peralatan Produksi
1-232 Akumulasi Depresiasi Peralatan
1-240 Perlengkapan
2-000 LIABILITAS
2-100 LIABILITAS LANCAR
2-110 Utang Usaha
2-200 LIABILITAS TIDAK LANCAR
2-210 Utang Bank BRI
3-000 EKUITAS
3-110 Modal Pemilik
3-120 Ikhtisar Laba/Rugi
3-130 Prive
4-000 PENJUALAN
4-100 Penjualan Produk
4-110 Penjualan Produk - Blangkon Solo
13
4-120 Penjualan Produk - Blangkon Yogyakarta
4-130 Penjualan Produk - Blangkon Sunda
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
4-210 Retur Penjualan
4-220 Potongan Penjualan
5-000 HARGA POKOK PENJUALAN
5-110 Biaya Bahan Baku
5-120 Biaya Overhead Produksi
6-000 BEBAN-BEBAN
6-110 Beban Gaji
6-120 Beban Listrik
6-130 Beban Air
6-140 Beban Perlengkapan
6-150 Beban Pemeliharaan Peralatan
6-160 Beban Depresiasi Gedung
6-170 Beban Depresiasi Peralatan
6-180 Beban Bunga
NO
NAMA REKENING
REKENING
1-000 ASET
1-100 ASET LANCAR
1-110 Kas
Kas di tangan
Kas di bank BRI
1-120 Piutang Usaha
1-130 Persediaan
1-131 Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku - Kain batik
Persediaan Bahan Baku - Kain hitam
Persediaan Bahan Baku - Karton
1-132 Persediaan Bahan Penolong
Persediaan Bahan Penolong - Lem
14
1-133 Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Jadi - Blangkon Solo
Persediaan Barang Jadi - Blangkon Yogyakarta
Persediaan Barang Jadi - Blangkon Sunda
1-200 ASET TETAP
1-210 Tanah
1-221 Bangunan
1-222 Akumulasi Depresiasi Bangunan
1-231 Peralatan Produksi
Congkeng
Kuas
Panci
Tang
Lemari penyimpanan
Paku
Gunting
Sikat
1-232 Akumulasi Depresiasi Peralatan
Akumulasi depresiasi congkeng
Akumulasi depresiasi kuas
Akumulasi depresiasi panci
Akumulasi depresiasi tang
Akumulasi depresiasi lemari penyimpanan
Akumulasi depresiasi paku
Akumulasi depresiasi gunting
Akumulasi depresiasi sikat
1-240 Perlengkapan
2-000 LIABILITAS
2-100 LIABILITAS LANCAR
2-110 Utang Usaha
2-200 LIABILITAS TIDAK LANCAR
2-210 Utang Bank BRI
3-000 EKUITAS
3-110 Modal Pemilik
3-120 Ikhtisar Laba/Rugi
3-130 Prive
4-000 PENJUALAN
4-100 Penjualan Produk
4-110 Penjualan Produk - Blangkon Solo
4-120 Penjualan Produk - Blangkon Yogyakarta
4-130 Penjualan Produk - Blangkon Sunda
15
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
4-210 Retur Penjualan
4-220 Potongan Penjualan
4-200 Retur dan Potongan Penjualan
5-000 HARGA POKOK PENJUALAN
5-110 Biaya Bahan Baku
Pemakaian kain batik
Pemakaian kain hitam
Pemakaian karton
5-120 Biaya Overhead Produksi
Pemakaian lem
6-000 BEBAN-BEBAN
6-110 Beban Gaji
6-120 Beban Listrik
6-130 Beban Air
6-140 Beban Perlengkapan
6-150 Beban Pemeliharaan Peralatan
6-160 Beban Depresiasi Gedung
6-170 Beban Depresiasi Peralatan
6-180 Beban Bunga
16
Pengakuan : kas diakui secara akrual, yaitu mengakui kas masuk
sebesar jumlah yang diterima dan keluar ketika transaksi telah terjadi
serta dihentikan setelah kepemilikannya sudah berpindah tangan atau
sudah bukan milik entitas lagi.
Pengukuran : kas diukur dan dicatat sebesar nilai transaksi saat
terjadinya yang menggunakan kas.
Penyajian : disajikan pada kelompok aset lancar di laporan posisi
keuangan.
Pengungkapan : dalam catatan atas laporan keuangan mengungkapkan
metode, pengakuan dan pengukuran kas.
b. Piutang
Definisi : adalah aset lancar perusahaan yang timbul akibat
transaksi jual beli barang pada aktivitas operasional perusahaan.
Pengukuran : Piutang diukur sebesar nilai transaksi.
Pengakuan : Piutang diakui saat cicilan dari pembeli diterima dan
barang belum diserahkan. Entitas tidak mengakui penurunan nilai aset
keuangan (cadangan kerugian piutang).
Penyajian : Piutang disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan
Pengungkapan : piutang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai kebijakan akuntansi, rincian jenis-jenis ,
penjelasann penyelesaian piutang dan jaminan.
c. Perlengkapan
Definisi : adalah barang yang dimiliki perusahaan yang bersifat
habis pakai atau dapat dipakai secara berulang-ulang yang bentuknya
relatif kecil dan pada umumnya bertujuan untuk melengkapi
kebutuhan bisnis perusahaan.
Pengakuan : Entitas mengakui biaya perolehan aset tetap jika manfaat
ekonomi dapat dipastikan mengalir ke dalam atau dari entitas dan
biaya dapat diukur secara andal.
Pengukuran : Perlengkapan diukur sebesar biaya perolehan.
Perlengkapan tidak disusutkan, nilai perlengkapan yang ada
17
dihapuskan senilai perlengkapan itu sendiri di akhir periode
menggunakan jurnal pembalik.
Penyajian : Perlengkapan disajikan dalam kelompok aset pada
laporan posisi keuangan.
Pengungkapan : Perlengkapan tidak diungkapakan dalam catatan atas
laporan keuangan karena telah dihapuskan dengan jurnal pembalik.
d. Persediaan
Definisi : Persediaan adalah aset lancar untuk dijual dalam
kegiatan normal; Dalam proses produksi untuk selanjutnya dijual; atau
dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Pengakuan : entitas mengakui persediaan saat diperoleh sebesar biaya
perolehannya.
Pengukuran : Biaya perolehan dalam persediaan menggunakan metode
average (rata-rata tertimbang) dimana barang yang keluar merupakan
keseluruhan barang yang tersedia, baik barang yang lebih dulu jadi
maupun yang baru saja jadi.
Penyajian : persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat
diakui sebagai beban periode dimana pendapatan terkait diakui.
Persediaan dicatat dengan metode rata-rata tertimbang. Persediaan
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Barang mentah (bahan baku) diakui sebesar biaya perolehannya,
yaitu seluruh biaya yang dibebankan untuk membawa persediaan
lokasi asal hingga ke lokasi produksi hingga siap digunakan.
Barang mentah meliputi kertas karton, benang, dan kain batik dan
kain polos.
2) Barang setengah jadi diakui saat blangkon yang sudah dibentuk
dengan kertas karton dan dibungkus meggunakan kain batik dan
kain hitam polos.
3) Barang jadi siap jual diakui ketika blangkon yang sudah jadi
100% setelah melalui proses penjemuran dan finishing.
18
Pengungkapan : persediaan dengan kondisi rusak tidak dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan.
3.2.1.2 Aset Tetap
Aset tetap diakui ketika manfaat ekonomisnya di masa depan dapat
dipastikan akan mengalir ke dalam Entitas dan memiliki biaya yang dapat diukur
secara andal, sehingga entitas mengakui suatu pengeluaran sebagai biaya
perolehan aset tetap jika manfaat ekonomik dapat dipastikan mengalir ke dalam
atau dari Entitas dan biaya dapat diukur dengan andal.
Aset tetap diakui jika dimiliki entitas secara sah dan diakui oleh hukum.
Aset tetap tersebut diakui sebesar biaya perolehannya yang meliputi biaya beli
dan biaya lain-lain yang dibebankan langsung untuk membawa aset tetap dari
lokasi awal hingga ke tempat produksi sampai aset tersebut dapat digunakan.
Tanah dan bangunan merupakan aset yang pencatatannya dipisah.
Seluruh aset tetap diukur entitas kecuali tanah setelah pengakuan awal pada
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya pemeliharaan termasuk
perbaikan aset tetap dicatat pada kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Penyusutan aset mulai disusutkan saat aset tersebut siap digunakan sesuai
penggunaan dan dihitung menggunakan metode garis lurus tanpa
memperhitungkan nilai residu yang didasarkan atas estimasi umur manfaat
ekonomis.
Tabel 3.1
Daftar Aset Tetap Entitas
ASET UMUR
TARIF METODE
TETAP EKONOMIS
Gedung 20 tahun 5% Garis Lurus
Peralatan 5 tahun 20% Garis Lurus
19
3.2.2 Liabilitas
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa kewajiban
kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain.
Entitas mengakui liabilitas hanya ketika Entitas menjadi salah satu pihak dalam
ketentuan kontraktual liabilitas keuangan tersebut. Liabilitas keuangan diukur
sebesar biaya perolehannya.
Liabilitas harga transaksinya adalah sebesar jumlah tagihan. Liabilitas
dalam entitas ini dipisahkan dalam 2 pos, yaitu:
a. Utang usaha yang dibayarkan dalam tempo yang cepat (utang jangka pendek)
yakni dalam jangka waktu 1 minggu – 1 bulan.
b. Utang jangka panjang diperoleh sebagai pinjaman modal dari bank untuk
membeli bahan baku, karena kebutuhan pembelian bahan baku lebih banyak
daripada piutang yang telah dilunasi.
3.2.1.1 Hutang Jangka Pendek
a. Hutang dagang
Definisi : merupakan kewajiban membayar barang atau jasa yang
telah diterima dalam kegiatan usaha normal dari pemasok.
Pengakuan : diakui sebesar nilai wajar hutang dagang yang terjadi
Pengukuran : diukur pada biaya perolehan.
Penyajian : disajikan dalam kelompok hutang jangka pendek dalam
laporan posisi keuangan.
Pengungkapan: diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai definisi klasifikasi pengakuan dan pengukurannya.
3.2.1.2 Hutang Jangka Panjang
a. Hutang bank
Definisi : merupakan pinjaman moneter yang memerlukan agunan
berupa benda tak berwujud yang bernilai tinggi (tanah atau bangunan)
sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.
Pengakuan : diakui sebesar nilai wajar atau jumlah pinjaman bank
yang dilakuka
Pengukuran : diukur sebesar nilai perolehan dan dikurangi dengan
metode suku bunga efektif sepanjang jangka waktu peminjaman
20
Penyajian : disajikan dalam kelompok hutang jangka panjang dalam
laporan posisi keuangan
Pengungkapan: hutang bank diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai pengakuan awal, pengukuran dan klasifikasi.
Entitas mengukur liabilitas keuangannya pada harga transaksinya,
dikurangkan dengan seluruh pembayaran pokok, dan pembayaran bagi hasil
sampai dengan tanggal tersebut.
Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangan hanya ketika liabilitas
tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau jatuh tempo. Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas
peghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan dalam laporan laba rugi ketika
pos tersebut dihentikan pengakuannya. Entitas menyajikan liabilitas dalam
kelompok liabilitas pada laporan posisi keuangan.
3.2.3 Ekuitas
Ekuitas merupakan hak pemilik Entitas atas kekayaan Entitas. Besarnya hak
pemilik sama dengan aset bersih perusahaan, yaitu selisih antara aset dan
liabilitas. Entitas menyajikan ekuitas setelah liabilitas pada laporan posisi
keuangan. Ekuitas pada Entitas terdiri dari modal Keluarga, yaitu modal awal
yang dimiliki turun temurun oleh keluarga.
a. Modal Pribadi
Definisi : ekuitas yang disetor yang dapat berupa kas atau setara kas atau
aset non kas.
Pengakuan : diakui sebesar nilai nominal ekuitas yang disetorkan pada
perusahaan saat penyetoran modal awal atau penambahan modal.
Pengukuran : diukur sebesar nilai buku ekuitas yang disetorkan kepada
perusahaan saat penyetoran modal awal atau saat penambahan modal.
Penyajian : disajikan dalam kelompok ekuitas pada laporan posisi
keuangan.
Pengungkapan : diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
melingkupi pengakuan dan pengukuran penambahan modal disetor.
3.2.4 Pendapatan
Pendapatan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang diterima atau
yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan. Entitas
21
dapat mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang ketika barang tersebut
telah dijual kepada pelanggan. Jika pembeli belum membayar ketika barang atau
jasa tersebut telah diberikan, maka Entitas mengakui adanya aset, yaitu piutang
usaha. Pendapatan disajikan dalam kelompok pendapatan dalam laporan laba rugi.
a. Penjualan
Definisi : pendapatan perusahaan yang berupa jumlah bruto yang
dibebankan kepada pelanggan atas penyerahan barang dagang
Pengakuan : pendapatan dari penjualan diakui saat barang dagang.
Pengukuran : diukur sebesar nilai bruto harga jual.
Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi kelompok pendapatan.
Pengungkapan : pengungkapan atas penjualan meliputi kebijakan akuntansi,
jumlah setiap kategori signifikan dari seluruh penjualan yang diakui selama
periode tersebut, serta penjualan yang ditundqa pengakuannya.
b. Retur penjualan
Definisi : pengembalian barang yang dilakukan oleh konsukmen atau
pelanggan dikarenakan barang rusak atau cacat dan/atau tidak sesuai dengan
pesanan.
Pengakuan : diakui sebagai retur penjualan ketika barang dagang telah
kembali ke persediaan entitas.
Pengukuran : diukur sebesar nilai barang yang dikembalikan.
Penyajian : disajikan dalam kelompok pendapatan di laporan laba rugi
sebagai akun pengurang penjualan.
Pengungkapan : retur penjualan diungkapkan meliputi kebijakan akuntansi
dan jumlah setiap kategori.
c. Diskon penjualan
Definisi : potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli karena
pelunasan utang dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat
pembayaran (biasanya berupa penjualan kredit).
Pengakuan : dikaui ketika pelanggan membayar dalam kurun waktu jatuh
tempo yang disyaratkan .
Pengukuran : diukur sebesar termin atau persayaratan yang berlaku dari
nilai transaksi.
22
Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi dalam kelompok pendapatan
(sebagai pengurang penjualan).
Pengungkapan : diskon penjualan diungkapkan meliputi kebijakan akuntansi
dan jumlah diskon penjualan yang diakui selama periode tersebut.
3.2.5 Beban
Beban diakui ketika terdapat kewajiban atas pembayaran yang diterima atau
yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau masa depan. Beban
disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi. Beban operasional pada
Entitas yaitu beban depresiasi bangunan
a. HPP
Definisi : biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan
dijual dalam kegiatan operasional entitas.
Pengakuan : diakui saat barang telah terjual.
Pengukuran : diukur sebesar nilai barang yang telah terjual.
Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas jumlah yang diakui sebagai HPP
selama periode berjalan yang ada pada neraca dan laporan laba rugi.
b. Beban gaji
Definisi : yaitu pembayaran atas jasa dari karyawan selama proses bisnis
berjalan.
Pengakuan : diakui saat terjadinya pengeluaran untuk membayar gaji
karyawan.
Pengukuran : diukur sebesar jumlah kas keluar yang dibayarkan.
Penyajian : disajikan pada kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan : pengungkapan terdiri atas atas jumlah yang diakui
sebagai beban gaji selama periode berjalan yang ada pada neraca dan
laporan laba rugi
c. Beban listrik
Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar untuk pembayaran kewajiban listrik.
Pengakuan : diakui saat beban listrik telah terjadi.
23
Pengukuran : diukur sebesar arus kas yang dikeluarkan.
Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan : diungkapkan dalam laporan laba rugi.
d. Beban bunga
Definisi : beban yang timbul atas peminjaman utang
Pengakuan : diakui atas dasar hubungan antara biaya yang timbul dari pos
penghasilan yang diperoleh.
Pencatatan : dicatat saat pembayaran atau bunga telah jatuh tempo dan
terjadi pengeluaran kas.
Penyajian : disajikan dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan : pengungkapan terdiri dari jumlah yang diakui sebagai
beban bunga selama periode yang bersangkutan, didalam neraca dan dalam
laporan laba rugi.
e. Beban perlengkapan
Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar yang dikorbankan untuk pembayaran
perlengkapan.
Pengakuan : diakui saat beban telah terjadi.
Pengukuran : diukur sebesar kas yang dikeluarkan.
Penyajian : disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.
Pengungkapan : diungkapkan dalam laporan laba rugi.
f. Beban air
Definisi : penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar untuk pembayaran kewajiban air yang telah
digunakan.
Pengakuan : diakui saat beban air telah terjadi.
Pengukuran : diukur sebesar arus kas yang dikeluarkan.
25
a. Kas
i. Jurnal Penerimaan Kas
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
Piutang Usaha / Persediaan / Utang
x-xxx Usaha / Utang Bank / Modal XXX
Pemilik / Penjualan Produk
Dokumen Pendukung :
Bukti Kas Masuk ( BKM )
Kuitansi
ii. Jurnal Pengeluaran Kas
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
Persediaan / Peralatan / Perlengkapan /
x-xxx Utang Usaha / Utang Bank / Piutang / XXX
Prive / Retur Penjualan Produk / Beban
1-110 Kas XXX
Dokumen Pendukung :
Bukti Kas Keluar ( BKK )
Rekening Koran
Nota Kredit
b. Piutang Usaha
i. Pengakuan Timbulnya Piutang
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-120 Piutang Usaha XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
1-130 Persediaan XXX
(piutang timbul saat penjualan)
Dokumen Pendukung :
Faktur Penjualan
Kartu Persediaan
ii. Pelunasan Piutang
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
4-220 Potongan Penjualan XXX
26
1-120 Piutang Usaha XXX
(piutang dilunasi dalam termin 2/10,
n/30)
Dokumen Pendukung :
Bukti Kas Masuk ( BKM )
Faktur Penjualan
c. Perlengkapan
i. Penambahan ( pembelian )
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-240 Perlengkapan XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
Dokumen Pendukung :
Bukti Kas Keluar
Faktur Pembelian
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Terdiri dari dokumen bukti transaksi aset tetap, pelaporan serta langkah atau
metode pencatatan untuk aset tetap
Jurnal :
a. Aset Tetap
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-200 Aset Tetap XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
(pembelian aset tetap)
Dokumen Pendukung :
Bukti Kas Keluar
b. Peralatan
Penambahan ( Pembelian )
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-231 Peralatan XXX
x-xxx Kas / Utang Usaha XXX
Dokumen Pendukung :
Faktur Pembelian
Nota Pembelian
Bukti Kas Keluar
27
3. Sistem Akuntansi Utang
Langkah pencatatannya ketika suatu perusahaan melakukan pembelian barang atau
jasa secara kredit sehingga menimbulkan utang/kewajiban bagi perusahaan.
Jurnal :
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-130 Persediaan XXX
2-110 Utang Usaha XXX
(pembelian secara kredit)
28
1-110 Kas XXX
(pengambilan pribadi)
Dokumen Pendukung:
Bukti Kas Masuk
Bukti Kas Keluar
5. Sistem Akuntansi Penjualan
Langkah pencatatannya ketika timbulnya penjualan blangkon hingga pencatatannya
pada rekening penjualan dan dapat dilakukan dengan metode tunai maupun piutang.
Jurnal :
a. Tunai
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-110 Kas XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
1-130 Persediaan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
(penjualan tunai)
Dokumen pendukug:
Bukti Kas Masuk
Bukti Kas Keluar
b. Kredit
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
1-120 Piutang usaha XXX
5-000 Harga Pokok Penjualan XXX
1-130 Persediaan XXX
4-100 Penjualan Produk XXX
(penjualan kredit)
29
(pelunasan penjualan kredit dengan
diskon)
30
3.4 Bagan Alur (Flowchart)
3.4.1 Flowchart Usaha Blangkon “Pak Kaswanto”
31
3.4.2 Siklus Penggajian
32
3.5 Dokumen Transaksi
Gambar 3.5.1
Bukti Kas Masuk
Blangkon Pak Kaswanto Nomor :
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Surakarta , ... .... 2018
Surakarta
Diterima dari :
Jumlah :
Keterangan :
33
.......
Gambar 3.5.2
Kuitansi
KUITANSI
No _____
Telah terima dari _______________________________
Uang Sejumlah _______________________________
Untuk Pembayaran _______________________________
.. .... 2018
Gambar 3.5.3
Rekening Koran
REKENING KORAN
...-...- 2018 00:00:00
Yth Bpk./Ibu :X
No.Rekening : XXXX
Mata Uang : IDR
Periode : ... 2018 0
Tanggal Cetak : XX/XX/2018
Gambar 3.5.4
34
Bukti Kas Keluar
Blangkon Pak Kaswanto Nomor :
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Surakarta , ... .... 2018
Surakarta
Dibayar
kepada :
Jumlah :
Keterangan :
Surakarta, .. .... 2018
Yang Menerima
.......
Gambar 3.5.5
Nota Kredit
Blangkon Pak Kaswanto Surakarta, ... ..... 2018
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan Kepada
Surakarta Yth : XXX
Jln : XXX
NOTA KREDIT
Jumla
Tanggal Keterangan Harga Per Unit Kuantitas h
Total
Surakarta, ... .... 2018
35
(XXX)
Gambar 3.5.6
Faktur Penjualan
FAKTUR PENJUALAN
No.Faktur :
Tanggal :
Nama :
No.Telp :
No Keterangan Harga Per Unit Kuantitas Jumlah
Total
Surakarta, ... .... 2018
(XXX)
Blangkon Pak Kaswanto
Jl. Arjuna 1 No. 6, Serengan
Surakarta
Gambar 3.5.7
Bukti Memorial
BUKTI MEMORIAL
Dari :
Untuk :
Keteranga
n :
Isi Memo :
Disetujui Oleh Dibayarkan Oleh
(XXX) (XXX)
Gambar 3.5.8
Faktur Pembelian
36
FAKTUR PEMBELIAN
TOKO:
Alamat Toko:
Kode
Supplier : Tanggal :
Nama
Supplier : No :
Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah
Total Faktur
Gambar 3.5.9
ormulir Memo Penyesuaian
37
FORMULIR MEMO PENYESUAIAN
Kementerian Negara/Lembaga :
Eselon I :
Wilayah :
Satuan Kerja :
No. Dokumen :
Tanggal/ Periode :
Tahun Anggaran :
Keterangan :
Kategori Penyesuaian
1 Pendapatan diterima dimuka 11 Koreksi antar beban
2 Pendapatan yang masih harus diterima 12 Pendapatan selisih kurs yang belum terealisasi
3 Beban dibayar dimuka 13 Beban selisih kurs yang belum terealisasi
4 Beban yang masih harus dibayar 14 Pembentukan piutang jangka panjang
5 Penyisihan Piutang 15 Pelepasan aset tetap
6 Penghapusan Piutang 16 Pembentukan piutang jangka pendek
7 Penyusutan 17 Transfer masuk
8 Kas di Bendahara Pengeluaran 18 Transfer keluar
9 Kas lainnya di Bendahara Pengeluaran Reklasifikasi Neraca
10 Persediaan Koreksi antar beban
No. Kode Akun Uraian Nama Akun Rupiah Debet Rupiah Kredit
Uraian
Gambar 3. 5.10
Nota Pembelian
NOTA PEMBELIAN
Tanggal : dd/mm/yyyy
Customer : XXX
Jl. XXX
Total Pembelian Rp
Terbilang :
..., dd/mm/yyyy
XXX
Gambar 3.5.11
Kartu Persediaan
38
BLANGKON PAK
KAWANTO Metode :
Nama
Barang : Nomor Kartu :
Satuan : Nomor Barang :
KARTU
PERSEDIAAN
Perse
No. Persediaan diaan
Tanggal Bukti Masuk Keluar Saldo
Junlah Harga Jumlah Harga Jumlah
Unit Harga (Rp) (Rp) Unit (Rp) (Rp) Unit (Rp) (Rp)
Bagian Gudang
...
Gambar 3.5.12
Tabel Penjualan
TABEL PENJUALAN
BLANGKON PAK KASWANTO
Bulan:
Kode Nama Harg Total Potongan
No Tanggal Barang Barang Ukuran Jumlah Terjual a Jual Penjualan Harga HPP Keuntungan
Surakarta,
dd/mm/yyyy
XXX
Gambar 3.5.13
Surat Order Pembelian
39
Jl. Arjuna 1, No. 6, Serengan No. XXX
Surakarta
40
Gambar 3.5.14
Nota Penjualan
NOTA PENJUALAN
No.
Faktur :
Tanggal :
Order
Via : Telp/Whatsapp
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta
Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Jumlah Satuan
(Rp.) (Rp.)
1
2
3
4
5
6
7
8
CATATAN :
TOTAL
Pemilik
(Rusmiati)
Gambar 3.5.15
41
Daftar Persediaan Bahan Baku
Gambar 3.5.16
Daftar Penggunaan Bahan Baku
42
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan,
Surakarta
DAFTAR PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Tangga
l:
Gambar 3.5.17
Surat Permintaan Barang Jadi
43
SURAT PERMINTAAN BARANG JADI
Kepada :
No.
Faktur :
Tanggal :
Order
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Via : Telp/Whatsapp
Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Ukuran Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1
2
3
4
5
6
7
8
CATATAN :
TOTAL
Pemilik
(Rusmiati
)
Gambar 3.5.18
Daftar Pesanan Pelanggan
44
DAFTAR PESANAN
Kepada :
No.
Faktur :
Tanggal :
Order
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Via : Telp/Whatsapp
Harga/Unit TOTAL
No. Uraian Barang Ukuran Jumlah
(Rp.) (Rp.)
1
2
3
4
5
6
7
8
Tempo Pembayaran :
TOTAL
Pemilik
(Rusmiati)
Gambar 3.5.19
Slip Gaji
45
SLIP GAJI
Kepada :
Bulan :
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta
Peroleha
Gaji Minggu n Jumlah (Rp) Keterangan
1
2
3
4
TOTAL
Karyawan Bagian Penggajian Pemilik
(.............) (.................) (Rusmiati)
Gambar 3.5.20
Rincian Gaji
46
RINCIAN GAJI
Bulan :
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta
Jumlah (Rp)
Nama Minggu
No Karyawan I Minggu II Minggu III Minggu III TOTAL (Rp)
1
2
3
4
5
6
Bagian Penggajian Pemilik
(................) (Rusmiati)
Gambar 3.5.21
Bukti Penyerahan Bahan Baku
47
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan,
Surakarta
Kepada : Bagian Produksi
Tangga
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta l : .........
No : .........
BUKTI TANDA TERIMA
No. Nama Barang Satuan Jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah Item Barang:
Bagian
Gudang
(..................
)
Gambar 3.5.22
Bukti Barang Jadi Hasil Produksi
48
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan, Surakarta
Kepada : Pemilik
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta Tanggal : .........
No. : .........
BUKTI BARANG JADI HASIL PRODUKSI
No. Nama Barang Satuan Ukuran Jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah Item Barang:
Bagian Produksi
(................)
Gambar 3.5.23
Bukti Pengeluaran Barang Jadi
49
BLANGKON PAK KASWANTO
Jalan Arjuna 1, No.6, Serengan, Surakarta
Kepada : .............
Tanggal : ............
Jalan Arjuna 1, No. 6, Serengan Kota Surakarta No. : ............
BUKTI PENGELUARAN BARANG JADI
No. Nama Barang Satuan Ukuran Jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah Item Barang:
Bagian Gudang Pemilik
(................. (Rusmiati
) )
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
50
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis atas tinjauan kami terhadap proses bisnis pengrajin
blangkon “Pak Kaswanto” dapat disimpulkan bahwa entitas ini pada awalnya
belum mengerti tentang SAK EMKM, baik dari segi kriteria, maupun perlakuan
akuntansinya.
Setelah data-data dan wawancara yang lebih mendalam kepada pemilik
dan pengrajin, kelompok kami mendapati bahwa entitas ini telah menerapkan
alur proses bisnis yang jika diolah sebagaimana mungkin, dapat menyesuaikan
dengan akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM.
Namun, dikarenakan entitas ini merupakan usaha turun temurun yang
cukup sederhana, maka kelompok kami sedikit banyak memberikan masukan
kepada entitas pengrajin blangkon “Pak Kaswanto” agar alur proses bisnisnya
semakin sesuai dengan yang diatur dalam acuan teori yaitu SAK EMKM,
tentunya sesuai arahan dari dosen pengajar.
Harapan kami, agar saran dan masukan kami yang diperoleh dari
implikasi teori Akuntansi yang sesuai dengan SAK EMKM yang kami dapat
pada saat perkuliahan, dapat diaplikasikan pada kegiatan entitas kedepannya,
agar pencatatan sederhana yang dilakukan selama ini, dengan bantuan saran dari
kami yang mengacu pada SAK EMKM serta cara pengaplikasian aplikasi
“LAMIKRO” yang telah kami kenalkan kepada entitas, dapat menghasilkan
output berupa Laporan Keuangan yang sesuai dengan ketentuan SAK EMKM
yang nantinya akan berguna dan melancarkan tujuan perusahaan terhadap
kepentinganya kepada para stakeholder, baik vendor, customer, maupun
pemerintah.
4.2 Saran
51
Saran dari kelompok kami kepada entitas pengrajin blangkon
“Kaswanto” agar entitas dapat melanjutkan pencatatan transaksi entitas dengan
bantuan Aplikasi Akuntansi “Lamikro” yang telah kami tunjukan cara
pengoprasianya agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik dan
mudah sesuai SAK EMKM yang berlaku.
Selain itu, kebijakan-kebijakan yang selama ini diambil kurang konsisten
dapat diperhatikan lebih lanjut oleh entitas agar tetap konsisten dalam
mengambil keputusan, agar entitas dapat bertumbuh menjadi usaha yang
berkembang dan taat aturan.
52
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
53
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI USAHA
54
55
Lampiran 3
LAMIKRO – BLANGKON “PAK KASWANTO”
Apabila telah
memiliki akun
Apabila belum pada LAMIKRO
mendaftar
akun
Setelah itu akan muncul pilihan masuk dan daftar. “Klik” masuk bila sudah memiliki
akun dengan meng-input nama usaha dan password atau “klik” daftar bila belum
mendaftarkan akun usaha.
56
Masukkan data-data yang diminta (email, password, nomer telepon, dan lain-lain) untuk
melengkapi proses pendaftaran akun baru.
57
Tampilan akan kembali pada tahap awal, lalu masukkan email dan password untuk
masuk kedalam akun yang telah dibuat sebelumnya. Jika sudah pernah mengakses,
maka pengisian alamat email serta password untuk kembali masuk ke akun usaha dilain
waktu dapat dilakukan secara otomatis.
Bila sudah berhasil masuk dalam akun aplikasi, silahkan pilih menu yang akan di input.
58
Daftar akun dalam menu neraca akun. Pilih akun yang sesuai dengan usaha
#Daftar akun tidak dapat ditambah, dikurangi, maupun di edit
Entri jurnal dengan memasukkan tanggal, jenis, nominal, dan lain-lain, setelah itu “klik”
simpan.
59
Setelah di “klik” simpan, akan muncul pemberitahuan berhasil input jurnal dan akan
kembali ke menu entri jurnal untuk kembali input jurnal lainnya.
Penjualan secara kredit, dicatat dalam jenis transaksi piutang, didapatkan melalui
penjualan produk, dan disimpan ke piutang usaha, sebesar nilai nominalnya pada
tanggal transaksinya.
60
Sedangkan untuk penjualan tunai, di entry pada jenis transaksi pemasukan, didapatkan
melalui penjualan produk dan disimpan pada kas, sesuai jumlah nominal yang
didapatkan pada tanggal transaksi.
UNTUK PEMASUKAN DARI PEMBAYARAN PIUTANG
Dicatat pada jenis transaksi “dibayar piutang” yang di terima dari piutang usaha dan
disimpan ke kas, sebesar nilai piutang yang dibayar pada saat pembayaran piutang.
#Untuk pengrajin blangkon “Pak Kaswanto” sekarang, pemasukan hanya dari penjualan
produk blangkon, karena sudah tidak menjalankan usaha sewa pakaian adat dan rias
pengantin.
TRANSAKSI PENGELUARAN
61
Transaksi pegeluaran dicatat di jenis transaksi yang sama, yang diambil dari kas,
untuk pembelian bahan baku yang disimpan ke Persediaan Bahan Baku.
Hutang Pinjaman Modal kepada Bank BRI dicatat pada jenis transaksi Hutang,
dari Hutang Bank BRI dan disimpan ke Bank BRI sebesar nilai pinjaman modal
pada saat tanggal transaksi.
62
Untuk pembayaran cicilan, dicatat pada jenis transaksi “Bayar Hutang” yang
diambil dari “Kas” dan dilakukan untuk “Hutang Bank BRI”
TAMPILAN DAFTAR JURNAL-JURNAL YANG SUDAH BERHASIL DIBUAT
63
Untuk menghapus akun yang telah dibuat sebelumnya, tekan kotak di sebelah kiri nama
akun untuk memilih akun yang akan dihapus yang ditandai dengan adanya tanda
“checklist” pada kotak tersebut.
Akan muncul peringatan penghapusan akun, lalu tekan ”OK” untuk menghapus akun,
dan tekan “cancel” untuk membatalkan penghapusan akun.
64
Berikut hasil laporan posisi keuangan yang berhasil dibuat berdasarkan data-data (akun)
yang telah di input pada proses sebelumnya.
65
Berikut hasil laporan laba rugi yang berhasil dibuat berdasarkan data-data (akun) yang
telah di input pada proses sebelumnya.
66
DAFTAR PUSTAKA
SAK EMKM
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Blangkon diakses pada 15 November 2018 pukul
21.28 wib
http://www.informazone.com/sejarah-blangkon diakses pada 21 November 2018 pukul
19.01 wib
http://www.sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-utang.html
diakses pada
67