Hipertensi atau sering disebut tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia
(RS UNS, 2017).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hiduonya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Wartona, 2004).
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolisme karbohidrat akibat kurang insulin atau gangguan karbohidrat secara
berlebihan. (Hidayat, 2006)
Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering
muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi garam,
stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan merokok, minum-minuman
berakohol akan memicu timbulnya hipertensi. (Hidayat, 2006)
Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika, tekanan darah tinggi
ditemukan 1 dari setiap 3 orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap
prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya pertiganya yang mengetahui
keadaannya dan 61% medikasi. Dari pertiga yang mendapat medikasi hanya ⁄ mencapai
target darah yang optimal/normal. Di Indonesia belum ada data nasional hanya sebagian
kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan 4,2% (Wahdah dalam
Kurniawan, 2013).
Menurut dari data WHO di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau sekitar
26,4% penduduk bumi menderita hipertensi angka ini kemungkinan akan terus meningkat
pada setiap tahunnya menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta orang, 333 terjadi pada
negara dan sisanya 639 sisanya terjadi pada negara berkembang termasuk Indonesia
(Anggara & Pryitno, 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, mencapai
25,8%.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Raihan, L.N., Erwin, Dewi, A.P. (2014),
menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yaitu
keturunan (ρ=0,000); kebiasaan merokok (ρ=0,006); aktivitas/latihan (ρ=0,000); asupan
garam (ρ=0,001); dan stres (ρ=0,000). Konsumsi lemak dan natrium yang tinggi diduga
merupakan faktor resiko terhadap hipertensi, disamping faktor resiko terhadap hipertensi
lainnya yang tidak dapat dikontrol seperti faktor usia, jenis kelamin, dan genetik (Depkes,
2011). Aktivitas fisik sedang juga ada hubungannya dengan peningkatan tekanan darah
tinggi sesuai dengan hasil penelitian Olga Lieke Paruntu, Fred A. Rumagit, & Griche S.
Kures (2015) dengan nilai ρ adalah 0,026 (ρ<0,05).
Terapi medikamentosa untuk mengendalikan tekanan darah telah banyak
dilakukan, namun jika obat-obatan terus diberikan pada kelompok lansia yang telah
mengalami penurunan fungsi organ, salah satunya ginjal, maka akan memperberat fungsi
organ tersebut (Abdulrochim, 2010).
Penelitian di Indonesia membandingkan antara penerapan pola diet DASH
dikombinasikan diet rendah garam (DRG) dengan penerapan diet rendah garam saja.
Hasilnya adalah kombinasi penerapan pola diet DASH dan diet rendah garam (DRG)
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 5.33 mmHg dan
1.98 mmHg. Sedangkan diet rendah garam (DRG) saja dapat menurunkan rerata tekanan
darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 2.5 mmHg dan 1.75 mmHg
(Rahmayanti dan Sutjiati, 2009).
Penelitian menurut Norman (2012) membandingkan antara penerapan pola diet
DASH dikombinasikan diet rendah garam (DRG) dengan penerapan diet rendah garam
saja. Hasilnya adalah kombinasi penerapan pola diet DASH dan diet rendah garam
(DRG) menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar 5.33
mmHg dan 1.98 mmHg. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan kepatuhan diet dan
mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi, sehingga dengan memberikan
pendidikan kesehatan terkait diet hipertensi dapat menurunkan tekanan darah dan
mengontrol diet pasien. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dan
Wiwiek Widiatie (2016), yang menunjukkan hasil bahwa pemberian pendidikan
kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan diet pada penderita
hipertensi dengan hasil analisis Wilcoxon yaitu hasil ρ = 0,000 dari ρ ≤ 0,05.
Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg
atau bila pasien memakai obat hipertensi.
Etiologi
Crowin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung,
volume sekuncup dan Total Peripheal Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan kecepatan denyut
jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan
hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi (Astawan, 2002).
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat
peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air
oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosterone
maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolic akhir sehingga
terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan
dengan peningkatan tekanan sistolik (Amir, 2002).
Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat terjadi pada
peningkatan rangsangan saraf atau hormone pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari
arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Pada peningkatan Total Peripeal Resistence, jantung harus memompa secara
lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah
melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebutkan peningkatan dalam afterload
jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolic. Apabila peningkatan
afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrifi
(membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga
ventrikel harus mampu memompa ddarah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang normal nya
yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Hayens,
2003).
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi,
tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus).
Diagnosa
7. Merokok
Selain meningkatkannya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi
stress, keuntungan latihan aerobic yang teratur adalah meningkatkanya
kadar HDL-C, menurunnya kadar LDL-C, menurunnya tekanan darah,
berkurang nya obesitas, berkurang nya frekuensi denyut jantung saat
istirahat dan konsumsi oksigen miokardium (MVO2), dan menurunnya
resistensi insulin (Anggraini, 2009).
Penanganan hipertensi
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa menderita hipertensi. Diperlukan tindakan
yang mencakup seluruh populasi untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi dan
meminimalkan kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi. Pasien dianjurkan untuk merubah
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi dengan obat-obatan.
1. Perubahan gaya hidup
Hipertensi merupakan salah satu yang paling umum diseluruh dunia penyakit
yang mempengaruhi manusia. Karena terkait morbiditas dan mortalitas dan biaya untuk
hipertensi masyarakat merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang penting. Ini
merupakan yang paling penting dimodifikasi faktor risiko untuk penyakit jantung
koroner, stroke, gagal jantung kongestif, stadium akhir penyakit ginja dan penyakit
pembuluh darah perifer.
2. Pengobatan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fokus grup interview dan
juga kuesioner. 10 kuesioner pilihan ganda dikembangkan untuk mengevaluasi efek dari
intervensi modifikasi gaya hidup. Pertanyaan yang terkait dengan kebiasaan dan gaya
hidup (seberapa sering pasien mengukur tekanan darah mereka, seberapa penting mereka
diberikan modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat mengontrol tekanan darah mereka,
berapa banyak aktivitas fisik yang mereka lakukan setiap hari, konsumsi alkohol,
merokok, garam asupan, jenis makanan apa yang biasanya mereka makan, dan kuantitas
air alami biasanya mereka minum). Untuk setiap pertanyaan, seorang skor diberi mulai
dari minimal (0) ke maksimum (12) terkait dengan peran yang dimainkan oleh faktor
risiko diselidiki dalam pertanyaan. Menunjukkan kuesioner modifikasi gaya hidup
dengan:
a. Asupan garam.
b. Berapa banyak mereka diberikan kepada gaya hidup modifikasi dan
penggunaan narkoba.
c. Berapa banyak aktivitas fisik mereka melakukan setiap hari.
d. Seberapa sering mereka mengukur tekanan mereka.
e. Kebiasaan merokok.
f. Jumlah air alami mereka biasanya minum.
g. Kontrol BB.
h. Konsumsi alkohol.
i. Jenis makanan yang mereka biasanya makan.
Pengobatan harus ditunjukan untuk mengurangi tekanan darah mencapai kurang lebih
140 mmHg sistolik 90 mmHg sistolik 90 mmHg diastolic untuk mayoritas orang, dan lebih
rendah lagi untuk mereka yang memiliki penyakit diabetes atau penyakit ginjal.
Sejumlah prakitisi medis menyarankan agar kita terus menjaga tekanan darah tidak
melebihi pada level dibawah 120 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik. Bila tekanan darah
yang diharapkan tidak sesuai, maka diperlukan bantuan pengobatan lebih lanjut.
Penderita dengan faktor risiko 3 atau lebih atau dengan kerusakan organ target atau
diabetes atau peyakit penyerta tertentu disamping perubahan pola hidup perlu dilakukan
penanggulangan dengan obat.
Penatalaksanaan non farmakologis
Menurut Dalimartha, etal (2008), upaya pengobatan hipertensi dapat di lakukan dengan
pengobatan non farmakologis, termasuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat.
Penanggulangan hipertensi dengan obat dilakukan bila dengan perubahan pola hidup
tekanan darah belum mencapai target (>140/90 mmHg) atau >130/80 mmHg pada diabetes atau
penyakit ginjal kronik.
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, disini semua data dikumpulkan
secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini,
Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digubakan dalam aktivitas tubuh. (Hidayat, 2006).
Pengertian Diet DASH
Metode diet DASH, (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diciptakan oleh National Heart,
Lung, and Blood Institute.