PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis dalam istilah yang sangat luas. Bila suatu contoh yang sama sekali tak
diketahui diberikan kepada seorang analisis, persyaratan pertama biasanya adalah
memastikan zat-zat apa saja yang terdapat pada contoh tersebut. Soal mendasar ini kadang
dapat ditemui dalam bentuk yang diubah yakni ketakmurnian apa yang terdapat dalam contoh
itu, atau barang kali memastikan bahwa ketakmurnian tertentu yang khas tidaklah terdapat
disitu.(Basset, 1994)
Kimia kualitatif berkaitan dengan menngidentifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur
atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Umumnya dalam kuliah kimia analisis, para
mahasiswa pertamakali dihadapkan dengan analisis kalitatifketika sejumlah unsur dipisahkan
dan di identifikasi melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. (Day,Underwood, 2002)
Ada 2 hal mengapa kimia anlisis merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai penerapan yang begitu luas. Pertama, kimia analisis menawarkan berbagai
macam pengetahuan dalam disiplin ilmu kimia yang lain seperti kimia organik, kimia
anorganik, kimia fisika, dan bio kimia. Kedua, kimia analisis dipakai secara halus dalam
cabang ilmu-ilmu lain seperti ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu lingkungan
dan sebagainya.(Gandjar,Rohman.2012)
1. 2 TUJUAN
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak. (msds,2017)
c) Mg2+
- Nama Senyawa : Magnesium Sulfat
- Rumus Molekul : MgSO4
- Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Bau : Tak berbau
PH kira-kira : 7,9 pada 50 g/l 25 °C
Titik lebur : 1.124 °C (Lit.)
Titik didih : Tidak tersedia informasi
Flamabilitas (padatan, gas) : Tidak tersedia informasi.
- Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa
- Penanganan
Setelah menghirup : Hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran
air.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak
sehat. (msds, 2018)
d) K+
- Nama Senyawa : Kalium klorida
- Rumus Molekul : KCl
- Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Bau : Tak berbau
PH : 5,5 - 8,0
Titik lebur : 773 °C pada 50 g/l 25 °C
Titik didih/rentang didih : 1.413 °C pada 1.013 hPa
Densitas : 1,98 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : 347 g/l pada 20 °C
- Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa.
- Penanganan
Setelah menghirup : Hirup udara segar
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran
air
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak
sehat. (msds, 2017)
e) Na2+
- Nama Senyawa : Natrium klorida
- Rumus Molekul : NaCl
- Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Padat
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tak berbau
PH : 4,5 - 7,0 pada 100 g/l 20 °C
Titik lebur : 801 °C
Titik didih/rentang didih : 1.461 °C pada 1.013 hPa
Tekanan uap : 1,3 hPa pada 865 °C
Densitas : 2,17 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan dalam air : 358 g/l pada 20 °C
- Bahaya
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa.
- Penanganan
Setelah menghirup : Hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran
air.
Setelah kontak pada mata : Bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak
sehat. (msds, 2018)
f) NH4+
- Nama Senyawa : Amonium klorida
- Rumus Molekul : NH4Cl
- Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Bau : Seperti ammonia
pH : 10,5 pada 20 °C
Titik lebur : Tidak tersedia informasi
Titik didih : Tidak tersedia informasi
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator : Tidak ada
- Bahaya
Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
- Penanganan
Jika tertelan : Basuh mulut. jangan merangsang muntah.
Jika terkena mata : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya
dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.
Setelah terhirup : Hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran
air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan : Beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi). Segera
panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
(msds, 2018)
BAB III
METODEOLOGI
3.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah tabung reaksi, penjepit tabung, pipet
tetes, batang pengaduk, objek glass, cover glass, kawat OSE, serbet, tisu, rak tabung, korek
3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
3.3 SKEMA KERJA
A. Identifikasi kation Ba2+ (sampel BaCl2)
BaCl2
Reaksi Pendahuluan
1. Ditambah Na2S
Reaksi Spesifik
2. Ditambah K2CrO4
Reaksi Penegasan
3. Ditambah NH4OH
4. Ditambah (NH4)2C2O4
5. Ditambah H2SO4
6. Ditambah (NH4)2CO3
7. Ditambah kawat Ni-Chrom
HASIL
B. Identifikasi Kation Ca2+ (sampel CaCl3)
CaCl3
Reaksi Pendahuluan
1. Ditambah Na2S
Reaksi Spesifik
2. Ditambah kawat Ni-Chrom
Reaksi Penegasan
3. Ditambah H2SO4
4. Ditambah K2CrO4
5. Ditambah (NH4)2CO3
6. Ditambah NH4OH
HASIL
C. Identifikasi Kation Mg2+ (sampel MgSO4)
MgSO4
Reaksi Pendahuluan
1. Ditambah Na2S
Reaksi Spesifik
2. Ditambah NaOH
Ditambah Titan Yellow
Reaksi Penegasan
3. Ditambah NH4OH
4. Ditambah NaOH
5. Ditambah Na2CO3
Ditambah H2O
6. Ditambah Na2CO3
7. Ditambah dinatrium fosfat
Ditambah larutan buffer
HASIL
HASIL
E. Identifikasi Kation Na2+ (sampel NaCl)
NaCl
Reaksi Pendahuluan
1. Ditambah Na2S
Reaksi Spesifik
2. Ditambah kawat Ni-Chrom
Reaksi Penegasan
3. Ditambah Zn Uranil Asetat
4. Ditambah dihidropirostibiat
5. Ditambah Na3[Co(NO2)6]
HASIL
HASIL
DAFTAR PUSTAKA
Day, R A, dan Underwood, A L., 2002,Analsis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam,Erlangga,
Jakarta
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta:Buku kedokteran EGC.
Gandjar, I.G. & Rohman, A., 2012,Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Harjadi W.1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ibnu, M. Sodiq dkk. 2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN