Anda di halaman 1dari 6

Prosedur Pengembangan Program Pembelajaran :

 Program pengajaran di sekolah dilaksanakan dalam jangka waktu belajar tertentu.


Program pengajaran yang menjadi tugas guru yaitu menyusun program pengajaran
tahunan, program pengajaran semester dan program mingguan atau harian, yang
disebut program persiapan mengajar.
 Program pengajaran di sekolah harus dilakukan secara beruntut, sehingga harus dibuat
pembagian jam mata pelajaran dalam artian setiap tatap muka pertama dan
selanjutnya harus ada kesinambungan yang terkait.

A) PROGRAM PEMBELAJARAN

1) PROGRAM TAHUNAN

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai
tujuan(SK dan KD)yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar
seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh
siswa.

Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini telah
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran sebelum tahun ajaran
karena merupakan pedomkan bagi pengembangan program-program berikutnya.

2) PROGRAM SEMESTER

Program semester adalah program pengajaran yang harus dicapai selama satu
semester, selama periode ini diharapkan para siswa menguasai pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai satu kesatuan utuh. Program semester dijabarkan dari Garis –
Garis Besar Program Pengajaran pada masing-masing bidang studi / mata pelajaran,
di dalamnya terdiri atas: pokok bahasan / sub-pokok bahasan, alokasi waktu, dan
alokasi pertemuan kapan pokok bahasan / sub-pokok bahasan tersebut disajikan.

3) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah perkiraan atau proyeksi mengenai


tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembvelajaran.
RPP disusun untuk satu kompetensi dasar.
B) PEMBAGIAN JAM MATA PELAJARAN

Menyusun jadual pelajaran adalah salah satu kegiatan dalam manajemen kurikulum
di sekolah pada proses pengorganisasian (organizing). Pekerjaan tersebut umumnya
dilakukan oleh petugas khusus penyusun jadual (di Sekolah Dasar), Seksi Kurikulum
(di SMP), atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum (di SMA/SMK/MA). Jadual
pelajaran berfungsi sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi
siswa.

Di dalam jadual pelajaran menjabarkan seluruh program pengajaran di sekolah,


karena dengan melihat jadual pelajaran akan diketahui:

1) mata pelajaran apa yang akan diajarkan,

2) kapan pelajaran itu diajarkan,

3) di mana (ruang) pelajaran diajarkan, dan

4) siapa (guru) yang mengajar pada suatu kelas tertentu selama satu minggu.

Jadual pelajaran dibedakan menjadi dua macam yaitu jadual pelajaran umum dan
jadual pelajaran khusus. Jadual pelajaran umum memuat pengaturan pemberian mata
pelajaran pada seluruh kelas dan menunjukkan pembagian waktu mengajar bagi
seluruh guru di sekolah itu.

Sedangkan jadual pelajaran khusus adalah kegiatan pemberian mata pelajaran yang
hanya berlaku bagi suatu kelas tertentu/sekelompok siswa tertentu pada hari-hari
tertentu. Mengingat menyusun jadual pelajaran harus dibutuhkan
ketelitian,ketelatenan, serta dihasilkan jadual yang memperlancar proses pembelajaran
untuk mempercepat ketercapaian tujuan pembelajaran, maka harus diperlukan
beberapa tips and trick tertentu.

Tips and trick penyusunan jadual pelajaran adalah penyusun jadual pelajaran harus:

 memperhatikan persyaratan tertentu dalam penyusunan jadual pelajaran


 memahami langkah-langkah penyusunan jadual, serta
 memilih alat bantu atau perangkat lunak/software yang tepat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadual pelajaran:

Tips and trick pertama dalam penyusunan jadual pelajaran adalah memperhatikan persyaratan
tertentu dalam penyusunan jadual pelajaran. Menurut Ahmadi (1978:73-74) penyusunan
jadual pelajaran harus memperhatikan enam hal, yaitu:

 adanya selingan antara mata pelajaran satu dengan lainnya agar tidak menjemukan
(untuk memenuhi persyaratan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemberian jeda
waktu tiap ganti pelajaran atau pindah ruang setiap ganti pelajaran (moving class).
 pelajaran jangan terlalu lama (kelas I dan II SD 30 menit/jam pelajaran, kelas III-IV
SD 40 menit/jam pelajaran, dan sekolah lanjutan 45 menit/jam pelajaran)
 masing-masing pelajaran dicarikan waktu yang tepat (mata pelajaran yang
membutuhkan daya pikir dan tenaga seperti MIPA dan penjasorkes dijadualkan pada
jam permulaan)
 harus disediakan waktu istirahat agar siswa tidak telalu lelah,
 jangan sampai kegiatan di suatu kelas mengganggu kegiatan kelas sebelahnya, dan
 untuk kelas-kelas yang siswanya sedikit dapat digabung untuk melakukan kegiatan
yang sama.

Langkah-Langkah Penyusunan Jadual Pelajaran:

Tips and trick kedua dalam penyusunan jadual pelajaran adalah memahami langkah-langkah
penyusunan jadual pelajaran. Kegiatan penyusunan jadual pelajaran akan terasa mudah dan
cepat apabila mengikuti langkah-langkah sistematik penyusunan jadual pelajaran. Langkah-
langkah penyusunan jadual pelajaran dalam manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:

 penyusunan struktur program kurikulum masing-masing mata pelajaran ( jenis mata


pelajaran yang diajarkan dan jumlah jam perminggu masing-masing mapel tiap
jenjang kelas),
 penyusunan pembagian tugas jam mengajar guru (berisi nama guru, jenis mata
pelajaran yang diajarkan, jumlah jam masing-masing mapel, dan kelas yang diajar)
 penentuan hari-hari atau jam-jam kosong masing-masing mata pelajaran dan guru
(misalnya; pelajaran Penjasorkes hanya jam ke 1 s.d 4, hari untuk kegiatan MGMP,
pembinaan, dan kegiatan sekolah lainnya),
 penentuan jumlah jam pelajaran sekolah tiap hari atau tiap minggu (misalnya senin s.d
kamis: 8 jam pelajaran, jumat dan sabtu: 6 jam pelajaran; jadi jumlah jam pelajaran
sekolah perminggu adalah 44 jam pelajaran),
 penentuan jumlah ruang mapel (khusus sekolah yang menyelenggarakan moving
class), jumlah ruang mapel adalah pembulatan ke atas (harus!) dari rasio jumlah jam
pelajaran tiap mapel total dengan jumlah jam pelajaran sekolah perminggu.
 penentuan jumlah jam pelajaran tiap ruang mapel perminggu. Untuk menentukan
jumlah jam pelajaran dalam ruang tertentu harus merata, yaitu tidak boleh melebihi
jumlah jam mapel total perminggu dibagi jumlah ruang mapel,
 mendistribusikan jam-jam guru mata pelajaran pada kelas, jam, dan hari-hari yang
telah direncanakan,
 mempublikasikan jadual pelajaran kepada guru, siswa, dan komponen lain yang
memerlukannya.
Pemilihan alat Bantu/software dalam penyusunan jadual pelajaran :

Tips and trick ketiga dalam penyusunan jadual pelajaran adalah memilih alat Bantu/software
yang tepat. Banyak cara yang digunakan untuk mempermudah penyusunan jadual yaitu
dengan mengunakan cara manual dengan sistem kartu, menggunakan format condition pada
program aplikasi Microsoft excel, atau yang terbaru dengan software ASc Timetables. Cara
manual dengan system kartu dilakukan dengan membuat kartu yang berwarna-warni yang
masing-masing diisi nama guru dan mapel yang diajarkan. Satu kartu menyatakan satu kali
tatap muka/pertemuan (2 jp atau 1 jp), tiap warna kartu menyatakan pengajar/guru tertentu,
dengan cara ini dimungkinkan akan mempermudah menempatkan jam-jam tatap muka guru
mapel tertentu sehingga tidak terjadi tumbukan jadual atau ketidaksesuaian jumlah jam
mengajar tiap guru. Cara system kartu ini memiliki banyak kelemahan, di antaranya tidak
praktis (karena harus membuat kartu yang bermacam-macam), memerlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi (karena disusun secara manual), memerlukan waktu yang lama, dan
untuk mencetak harus dilakukan pengetikan ulang lebih dahulu. Cara menyusun jadual
pelajaran kedua adalah cara format condition pada program aplikasi Microsoft excel. Cara
tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama dengan cara yang pertama, di mana
apabila terdapat data yang sama dalam satu baris (row) atau kolom (column) akan
mengakibatkan timbulnya warna tertentu atau bunyi tertentu (sesuai setting format condition-
nya) sehingga tumbukan jam mengajar guru yang sama dapat diketahui dan dihindari. Cara
format condition masih banyak memiliki kelemahan di antaranya memerlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi (karena distribusi jam masih disusun secara manual), memerlukan
waktu yang lama, akan tetapi kelebihan dari cara ini adalah bisa langsung dicetak tanpa
pengetikan ulang. Cara yang ketiga adalah dengan menggunakan ASc Timetables 2008.

Cara ini mempunyai konsep dasar yang sama dengan cara yang pertama (system kartu) yaitu
dilakukan dengan 3 tahap:

 tahap inventarisasi, yaitu menginventarisasi jumlah jam masing-masing mapel tiap


kelas perminggu (diketahui dari struktur program kurikulum), jumlah jam dan mapel
yang diajarkan tiap guru pada suatu kelas (dapat dilihat dari pembagian tugas
mengajar), jumlah jam pelajaran maksimum tiap ruang mapel.
 tahap entry data, yaitu tahap memasukan data guru (nama, kode, warna, mengajar
jenis mapel dan kelas serta jumlah tatap muka, hari/jam kosong), data mapel (nama
mapel, kode, jam-jam kosong), data kelas (nama kelas, kode, kelompok siswa), dan
data ruang (nama ruang, kode, hari/jam kosong). Pada tahap ini sebenarnya sama
dengan pembuatan kartu pada cara pertama, tetapi semua dilakukan secara
computerized.
 Distribusi jam, yaitu mendistribusikan kartu-kartu tatap muka perguru permapel yang
mempunyai kondisi persyaratan tertentu. Pendistribusian kartu dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu otomatis (generate) dan manual. Pada cara otomatis, setelah data
sudah ter-entry semua (semua kartu sudah dibuat) dapat diditribusaikan secara
otomatis sehingga penyusun jadual tidak perlu berfikir untuk mendistribusikan kartu-
kartu yang tersedia. Pada umumya apabila tingkat kesulitan tinggi (misalnya jadual
pada moving class) generate berlangsung lama bahkan lebih dari 24 jam. Sedangkan
cara manual, pendistribusian kartu dilakukan secara manual, dengan cara ini penyusun
jadual harus berfikir keras untuk mendistribusikannya. Untuk mempercepat waktu
pendistribusian kartu, sebaiknya dilakukan dengan cara kombinasi yaitu otomatis dulu
sampai 60-70% kemudian sisa kartu yang belum terdistribusi diatur secara manual.
Berdasarkan uraian tiga cara pemilihan alat Bantu/software penyusunan jadual
pelajaran di atas, maka cara yang paling paling praktis adalah cara ketiga yaitu dengan
menggunakan alat Bantu/software ASc Timetables 2008. Berikut ini diuraikan
langkah-langkah bagaimana menyusun jadual pelajaran dengan ASc Timetables 2008
mulai dari instalasi, entry-data, pendistribusian kartu, ekspor data, dan penyajian
jadual pelajaran yang sudah jadi.

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata rencana yang
artinya konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan berarti proses, pembuatan,
cara merencanakan. Sedangkan pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah proses
atau cara menjadikan seorang belajar.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu
proses belajar mengajar yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara
menyampaikan kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya
menjadi jelas dan sistemetis, sehingga nantinya proses belajar mengajar menjadi
efektif dan efisien.

B. Bentuk-Bentuk Perencanaan Pembelajaran

Guru yang berperan sebagai perencana, harus dapat nemutuskan bentuk perencanaan
yang sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan yang dibebankan kepada guru. Makean
(Omar Hamalik: 1980) membagi bentuk-bentuk perencanaan kedalam tiga bagian,
yaitu : perencanaan jangka panjang (long range planning), perencanaan jangka pendek
(short range planning), dan unit pembelajaran (unit lesson). Untuk lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)
Maksud dari perencanaan ini adalah mengembangkan dan memelihara perspektif
yang berkenaan dengan konsepsi secara menyeluruh tentang pembelajaran yang akan
diberikan. Karena itu guru perlu memiliki keterampilan dalam membangun unit
sumber (resource sumber) dan unit pembelajaran (teaching unit) yang memuat
organisasi pembelajaran.
2. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Harus fleksibel dan adaftif dan harus terarah pada kegiatan pembelajaran harian
dalam kelas.
3. Unit pembelajaran
Yang dikenal dengan satuan pembelajaran. Dalam perencanaan ini hendaknya siswa
diberikan kesempatan memberikan kontribusinya terhadap perencanaan. Kesempatan
ini akan turut memperkaya kemungkinan untuk mencapai tujuan intruksional.
Pendapat lain tentang perencanaan dikemukakkan oleh Syaodih (1988) yang
mengemukakan bahwa :
“ guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun
atau satu semester, beberapa jam saja. Untuk stu tahun dan semester disebut sebagai
program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan
pelajaran yang masing-masing memiliki komponen yang sama yaitu : tujuan, bahan,
metoda, danevoluasi. Perbedaan hanya terletak pada keleluasaan dan kedalaman
masing-masing level”.
Andreson (Mulyasa: 2004) membedakan perencanaan dalam dua kategori yaitu
perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka
panjang yang disebut dengan “unit plans”, merupakan perencanaan yang bersifat
komperhensif dimana dapat dilihat aktivitas yang direncanakan guru selama satu
semester. Perencanaan umum ini memerlukan uraian yang lebih rinci dalam
perencanaan jangka pendek yang disebut dengan perencanaan jangka pendek yang
disebut perencanaan pembelajaran , guru dapat memodifikasi perencanaan umum
yang telah dibuatnya disesuaikan dengan kondisi kelas dan karakteristik siswa.
Perencanaan unit dimulai dengan pertimbangan isi (content) yang telah ditetapkan
dalam kurikulum nasional yang berlaku. Selanjutnya prioritas utama yang harus
dipertimbangkan dalam tahap ini adalah informasi yang telah diidentifikasi seperti
jumlah siswa, materi yang akan disampaikan, pendekatan pembelajaran , dan
kemungkinan sumber belajar.
Bentuk-bentuk perencanaan lain dikemukakan oleh lorin dari Savage dan Amstrong
(1996:124) menurut mereka.
“guru-guru akan menggunakan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
Perencanaan jangka panjang disebut “ unit plane “ yang berisi garis besar (out lines)
mengenai apa-apa yang dikerjakanselama satu tahun pembelajaran. Perencanaan unit
ini selanjutnya dijabarkan menjadi bagian-bagian rencana yang lebih kecil yaitu
antara 2-4 minggu pembelajaran”.
Dengan demikian out lines berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan
siswa selama proses belajar, bagi guru yang kurang pengalaman pada umumnya
memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah
berpengalaman.
Berdasarkan seluruh uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan itu
terbagi dalam dua bentuk, yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai