Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional V 2019

Peran Pendidikan dalam Konservasi dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan


ISBN 978-602-5699-83-2; PUBLIKASI ONLINE 5 MARET 2020

Efektifitas brain gym bagi siswa SMA


Negeri 7 Kupang: Suatu tinjauan pada
hasil belajar kognitif
Yunawati Sele 1), Mega Selviana Sir 2)
1. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor
2. Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Kristen Artha Wacana

ABSTRAK
Brain gym atau senam otak merupakan kegiatan sederhana
yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan kerja otak dan
Penulis koresponden
kerja tubuh sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran
Yunawati Sele dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Program Studi Pendidikan efektifitas brain gym dalam pemberdayaan hasil belajar
Biologi, FIP, Universitas Timor kognitif siswa SMA Negeri 7 Kupang. Penelitian ini merupakan
Email: penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-postest
yunawatisele@gmail.com nonequivalent control group design. Penelitian dilaksanakan
sejak bulan Oktober hingga November 2018. Populasi dalam
Kata kunci:
penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 7 Kupang.
Brain gym,
Hasil Belajar Kognitif Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 yang
mengikuti pembelajaran berbasis brain gym serta siswa kelas
XI MIA 2 yang mengikuti pembelajaran tanpa brain gym.
Instrumen yang digunakan adalah soal tes hasil belajar kognitif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa brain gym efektif
digunakan dalam pemberdayaan hasil belajar kognitif siswa.
Siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis brain gym
mengalami peningkatan hasil belajar kognitif yang lebih tinggi
40,61% dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kognitif
siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa brain gym.
Copyright © 2020 Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN movitasi diri (Shilvock, 2018). Dalam


Pendidikan adalah suatu proses yang pelaksanaannya, berbagai upaya dapat
bertujuan untuk menciptakan situasi dilakukan oleh pendidik untuk
belajar yang mendorong anak untuk meningkatkan kualitas pendidikan
menyadari dan mengembangkan seluruh khususnya di dalam proses pembelajaran.
potensi diri yang dimiliki. Pengembangan Pada akhirnya diharapkan pola
potensi diri dapat membuat anak memiliki pembelajaran yang baik akan
pengetuan, keterampilan dan sikap yang memaksimalkan pencapaian tujuan
berguna sebagai modal dalam membangun pembelajaran
hubungan yang baik dengan Tuhan Yang Salah satu indikator pencapaian tujuan
Maha Esa serta membangun hubungan pembelajaran adalah pencapaian hasil
yang baik dengan sesama anggota belajar kognitif siswa. Mahajan & Singh
masyarakat yang lain (UU. RI Nomor 20, (2017) menjelaskan bahwa hasil belajar
Tahun 2003). Melalui peningkatan penting untuk diperhatikan sebab hasil
kualitas pendidikan diharapkan siswa belajar dapat menjadi petunjuk bagaimana
dapat dipersiapkan menjadi anggota suatu pembelajaran harus dilakukan dan
masyarakat yang dapar menghadapi petunjuk keberhasilan pembelajaran yang
berbagai tantangan yang ditemui sebab telah dirancang dan dilaksanakan. Secara
siswa telah dibekali dengan berbagai khusus hasil belajar kognitif merupakan
keterampilan seperti keterampilan keterampilan intelektual yang meliputi
komunikasi, pemecahan masalah dan penguasaan pengetahuan dan penggunaan

17
Sele dan Sir / Seminar Nasional V 2019 Hal. 17-22

pengetahuan tersebut dalam tindakan meringankan atau merelaksasi siswa yang


pemecahan masalah. Sejalan dengan itu, terlibat dalam situasi belajar tertentu.
Hoque (2017) dan Lim et al (2007) Brain gym yang dilakukan selama
menjelaskan bahwa hasil belajar kognitif pembelajaran dapat memaksimalkan
dapat dimaknai sebagai proses mental keterlibatan siswa sebab brain gym
yang dilakukan untuk berpikir sehingga membantu pelajar untuk lebih siap
siswa mampu memproses informasi, menerima pelajaran, memperbaiki dan
mengkonstruksi pemahaman dan meningkatkan konsentrasi belajar,
pengetahuan dan mampu menerapkan meningkatkan fokus siswa dalam
pengetahuan tersebut untuk memecahkan mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran,
masalah. Dalam pembelajaran upaya meningkatkan daya ingat siswa,,
pemberdayaan dan penilaian hasil belajar memperbaiki kemampuan berkomunikasi
kognitif diupayakan mulai dari jenjang serta mengendalikan emosi siswa
terendah sampai tertinggi yaitu mengingat (Dennison, 2002; Priambodo, 2016;
(remember), memahami/mengerti Purwanto et al, 2009).
(understand), menerapkan (apply), Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis (analyze), mengevaluasi mengungkap fakta mengenai bagaimana
(evaluate), dan menciptakan (create) efektifitas brain gym dalam
(Krathwohl, 2002; Mahajan & Singh, 2017; memberdayakan hasil belajar kognitif
Darmawan& Sujoko, 2017). siswa SMA Negeri 7 kupang. Diharapkan
Sebagai suatu indikator keberhasilan hasil penelitian dapat memberikan
pembelajaran, hasil belajar kognitif siswa informasi mengenai efektif tidaknya
harus terus diberdayakan dalam pembelajaran berbasis brain gym dalam
pembelajaran sehingga dalam pemberdayaan hasil belajar kognitif siswa
pembelajaran, siswa memiliki nilai yang SMA Negeri 7 Kupang.
baik. Namun pada kenyataannya, Sir
(2019) menjelaskan bahwa berdasarkan METODE PENELITIAN
hasil observasi yang dilakukan di SMA Penelitian ini dilakukan dengan
Negeri 7 Kupang dapat diketahi bahwa membandingkan hasil belajar kognitif
kemampuan kognitif siswa masih rendah. siswa yang mengikuti pembelajaran
Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya berbasis brain gym dan siswa yang
pemahaman siswa terhadap materi yang mengikuti pembelajaran tanpa brain gym.
disampaikan guru dalam proses Jenis penelitian ini adalah quasi
pembelajaran. Kondisi tersebut experiment dengan pretest-postest
disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa Nonequivalent Control Group Design.
dalam mengikuti seluruh proses belajar di Adapun gambaran desain penelitian dapat
kelas. Siswa juga sering merasa jenuh dan dilihat pada Tabel 1.
bosan dalam kegiatan pembelajaran, Tabel 1. Desain pretestt-postest nonequivalent
kurangnya hasrat dan keinginan untuk group
berhasil, kurangnya dorongan dan Pre Post
Kelompok Perlakuan
test test
kebutuhan dalam belajar, harapan Pembelajaran
terhadap cita-cita masa depan sangat tanpa brain O1 X1 O2
minim, dan kurangnya kegiatan gym
pembelajaran yang menarik perhatian Pembelajaran
berbasis O3 X2 O4
siswa.
brain gym
Guna mengatasi rendahnya hasil
belajar kognitif siswa SMA Negeri 7 Penelitian ini merupakan penelitian
Kupang maka salah satu solusi yang dapat yang dilaksanakan pada semester ganjil
dilakukan adalah dengan menerapkan
teknik brain gym. Brain gym dapat 2018/2019 yaitu sejak bulan Oktober
dimaknai sebagai gerakan-gerakan sampai November 2018. Yang menjadi
sederhana yang dapat menciptakan situasi populasi dalam penelitian ini adalah siswa
belajar yang menyenangkan sebab gerakan kelas XI MIA SMA Negeri 7 Kupang Tahun
yang dibuat dapat menstimulasi, Ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 5 kelas.

18
Sele dan Sir / Seminar Nasional V 2019 Hal. 17-22

Selanjutnya dengan menggunakan teknik Berdasarkan hasil analisis terhadap


purposive sampling, dipilih 2 kelas yang data hasil belajar kognitif siswa dapat
dijadikan sebagai kelas eksperimen dan diketahui bahwa nilai rata-rata pretes kelas
kontrol adalah 36,13 dan nilai rata-rata
kelas kontrol. 2 kelas yang dimaksud yaitu
pretes kelas eksperimen adaah 45.2.
kelas XI MIA1 dengan jumlah siswa Selanjutnya nilai rata-rata postes kelas
sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol adalah 56,8 dan nilai rata-rata
eksperimen dan kelas XI MIA2 dengan kelas eksperimen adaah 76,7. Pada kelas
jumlah siswa sebanyak 31 orang sebagai kontrol, terjadi peningkatan hasil belajar
kelas kontrol. Instrumen yang digunakan kognitif siswa sebesar 20,67 sedangkan
untuk mengumpulkan data hasil belajar pada kelas ekperimen terjadi peningkatan
sebesar 31,5. Hal tersebut menunjukkan
kognitif siswa sebelum dan sesudah
bahwa peningkatan hasil belajar kognitif
perlakuan adalah instrumen soal tes hasil siswa yang mengikuti pembelajaran
belajar kognitif. Setelah data hasil belajar berbasis brain gym lebih tinggi 40,61%
kognitif dikumpulkan maka dilakukan uji dibandingkan peningkatan hasil belajar
prasyarat berupa uji normalitas dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa
homogenitas data. Setelah data memenuhi brain gym. Deskripsi hasil belajar kognitif
asumsi normal dan homogen maka siswa yang mengikuti pembelajaran
berbasis brain gym dan pembelajaran
dilakukan pengujian hipotesis
tanpa brain gym dapat dilihat pada
menggunakan Anakova. Gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN


90
80 76.7

70
60 56.8

50 45.2
40 36.13

30
20
10
0
Pretes Postes
Pembelajaran tanpa brain gym Pembelajaran berbasis brain gym
Gambar 1. Deskripsi hasil belajar kognitif siswa
Sebelum dilakukan pengujian dengan Error Variances. Hasil uji prasyarat yang
anakova dilakukan uji prasyarat berupa uji dilakukan menunjukkan bahwa data rata-
normalitas dan homogenitas data. Uji rata nilai pretes dan postes hasil belajar
normalitas data dilakukan menggunakan kognitif memenuhi asumsi normal dan
menggunakan One-Sample Kolmogorov- homogen. Secara lengkap, hasil uji
Smirnov Test dan uji homogenitasnya prasyarat disajikan pada Tabel 2.
menggunakan Levene's Test of Equality of

19
Sele dan Sir / Seminar Nasional V 2019 Hal. 17-22

Karena data penelitian memenuhi Tabel 2. Ringkasan Hasil uji Anakova Data Hasil
asumsi normal dan homogen maka Belajar kognitif Siswa
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis Mean
Source df Square F Sig.
dengan Anakova. Ringkasan hasil uji
Corrected Model 2 3167.814 14.035 .000
anakova data penelitian ini disajikan pada
Intercept 1 26701.508 118.298 .000
Tabel 3. Selanjutnya data hasil uji anakova
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai F Pretes 1 302.664 1.341 .252
hitung dari pembelajaran adalah sebesar Pembelajaran 1 4803.637 21.282 .000
21.282 dengan nilai signifikansi 0.000. Error 58 225.714
Nilai signifikansi tersebut kurang dari nilai Total 61
alfa 5% atau 0.05 sehingga dapat dikatakan Corrected Total 60
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
kognitif antara siswa yang mengikuti Pada dasarnya, setiap gerakan-gerakan
pembelajaran berbasis brain gym dan brain gym yang dilakukan oleh siswa SMA
pembelajaran tanpa brain gym. Fakta Negeri 7 kupang yang mengikuti
mengenai terdapatnya perbedaan tersebut pembelajaran berbasis brain gym
dapat menjelaskan bahwa brain gym membuat siswa menjadi lebih siap belajar.
efektif digunakan dalam pemberdayaan Kesiapan belajar membuat siswa lebih aktif
hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
mengikuti pembelajaran berbasis brain Hal ini sejalan dengan laporan Winarso
gym mengalami peningkatan hasil belajar (2016) yang menjelaskan bahwa kesiapan
kognitif yang lebih tinggi 40,61% belajar siswa menjadi salah satu syarat
dibandingkan dengan peningkatan hasil harus dipenuhi agar proses pembelajaran
belajar kognitif siswa yang mengikuti yang diikuti dapat memberikan dampak
pembelajaran tanpa brain gym. yang baik. Kesiapan belajar akan
Tabel 1. Hasil uji normalitas dan homogenitas data mendorong siswa untuk memberikan
hasil belajar kognitif siswa
Data Analisis Sig Keterangan
respon yang positif terhadap pembelajaran
statistik yang diikuti. Siswa akan lebih mudah
Pretes One-Sample 0.176 Data normal menerima dan memahami materi
Hasil Kolmogorov- pembelajaran. Siswa yang siap belajar juga
belajar Smirnov Test akan menyadari bahwa proses
kognitif Levene's Test 0.570 Data
homogen
pembelajaran merupakan proses penting
Postes One-Sample 0.053 Data normal dalam pengembangan potensi diri dan
Hasil Kolmogorov- keberhasilan pembelajaran sangat
belajar Smirnov Test ditentukan dari keterlibatan setiap siswa
kognitif Levene's Test 0.75 Data dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
homogen
Efektifnya brain gym dalam
meningkatkan kesiapan belajar siswa juga
Fakta mengenai efektifnya brain gym
telah dilaporkan oleh beberapa penelitian
dalam pemberdayaan hasil belajar kognitif
sebelumnya. Purwanto et al (2009)
siswa SMA Negeri 7 kupang tentu saja
menjelaskan bahwa penerapan brain gym
disebabkan oleh karakteristik brain gym.
dapat membantu meningkatkan kesiapan
Dalam pelaksanaanya, brain gym dapat
belajar siswa sebab gerakan-gerakan brain
dilakukan pada setiap kegiatan
gym dapat menstimulasi, meringankan
pembelajaran baik pada kegiatan awal,
dan merelaksasi siswa sehingga kecemasan
kegiatan inti maupun kegiatan penutup
dan stres belajar siswa dapat diatasi. Siswa
sebab brain gym yang dilakukan meliputi
yang rileks dalam pembelajaran akan
gerakan-gerakan yang sangat sederhana
dapat mengelola emosinya dalam
dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
mengikuti pembelajaran sehingga
Pelaksanaan tersebut dilaksanakan secara
pembelajaran tidak dianggap sebagai suatu
fleksibel artinya tidak ada ketentuan
beban melainkan sebagai suatu tanggung
khusus tentang frekuensi brain gym.
jawab yang menyenangkan untuk
Pelaksanaan brain gym disesuaikan
dilaksanakan. Sejalan dengan itu,
dengan kondisi siswa serta ketersediaan
Dennison, 2002; Demuth, 2008; Cahyanto
waktu pembelajaran.

20
Sele dan Sir / Seminar Nasional V 2019 Hal. 17-22

et al (2016) melaporkan bahwa brain gym KESIMPULAN


dapat meningkatan kemampuan Berdasarkan hasil dan pembahasan
mengontrol emosi sebab brain gym dapat dapat disimpulkan bahwa brain gym
merangsang sistem yang berperan efektif untuk memberdayakan hasil belajar
mengatur emosi yaitu merangsang kerja kognitif siswa SMA Negeri 7 Kupang. Siswa
otak tengah dan otak besar. yang mengikuti pembelajaran berbasis
Dennison (2002) dan Purwanto et al brain gym memiliki nilai rata-rata hasil
(2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan belajar kognitif yang lebih tinggi
brain gym dapat meningkatkan dibandingkan siswa yang mengikuti
keseimbangan antara kerja otak dan kerja pembelajaran tanpa brain gym. Hal
fisiologis tubuh. Kondisi tersebut tersebut menunjukkan bahwa penerapan
selanjutnya memungkinkan terjadinya brain gym pada kegiatan awal, kegiatan
peningkatan konsentrasi belajar dan inti dan kegiatan penutup pembelajaran
peningkatan keterampilan berkomunikasi. dapat meningkatkan keterlibatan siswa
Aviana & Hidayah (2015) menjelaskan dalam pembelajaran.
bahwa terdapat hubungan antara
konsentrasi belajar dan hasil belajar siswa DAFTAR PUSTAKA
sebab konsentrasi menjadi modal bagi Aviana, R., & Hidayah, F.F. (2015).
siswa untuk memahami materi pelajaran. Pengaruh Tingkat Konsentrasi
Selanjutnya Silya (2012) dan Zubaidah belajar siswa terhadap daya
(2016) menjelaskan bahwa keterampilan pemahaman materi pada
komunikasi sangat diperlukan untuk pembelajaran kimia di SMA Negeri 2
mencapai keberhasilan dalam belajar Batang. Jurnal Pendidikan Sains
sebab keterampilan komunikasi Universitas Muhammadiyah
memungkinkan terjadinya pertukaran Semarang. 3(1)
informasi secara efektif dalam kegiatan Cahyanto, E.B.,Nugraheni, A. &
pembelajaran. Musdalifah, C. 2016. Pengaruh
Fakta mengenai efektifnya senam otak terhadap hasil belajar
pembelajaran berbasis brain gym dalam kognitif mahasiswa pada pokok
memberdayakan hasil belajar siswa juga bahasan konsep gender Mata Kuliah
sejalan dengan laporan sebelumnya. Kesehatan Reproduksi Dan KB .
Macias et al (2009) menjelaskan bahwa Retrieved from
pelaksanaan gerakan-gerakan brain gym http://jurnalplacentum.fk.uns.ac.id/
dapat memberikan stimulasi dalam index.php/placentum/article/viewFi
perkembangan aspek kognitif siswa. Hal le/57/21
tersebut menjadi penting untuk Darmawan, A.P.A., & Sujoko, E. (2017).
diperhatikan sebab peningkatan Revisi taksonomi pembelajaran
kemampuan kognitif siswa sangat Benyamin S. Bloom Retrieved from
ditentukan oleh pemberian stimulus https://www.researchgate.net/publi
(Sujiono, 2008). Lebih lanjut Macias et al cation/315348938
(2009) menjelaskan bahwa bahwa kerja Demuth, E (2008). Pedoman senam otak
otak dipengaruhi oleh adanya stimulasi bagi guru. Jakarta: Yayasan
dari lingkungan sehingga kuatnya jaringan Kinesiology Indonesia, pp: 107-120
antar sel yang ada di otak sangat Dennison, P. 2002. Buku panduan lengkap
ditentukan oleh semakin banyaknya brain gym. Jakarta : Gramedia
stimulasi yang diberikan. Karena itu, Hoque, M.E. (2017). Three domains of
pemberian stimulasi dari gerakan brain learning: cognitive, affective and
gym membuat penerapan brain gym psychomotor. The Journal of EFL
efektif untuk menjadi salah satu alternatif Education and Research (JEFLER).
pilihan dalam menentukan pola 2(2) Vol. 2. No. 2. September 2016:
pembelajaran yang membantu siswa untuk ISSN-2520-5897
belajar lebih baik. Krathwohl, D. (2002). A revision of
Bloom’s Taxonomy : An Overview.
Theory into Practice, vol. 41, No. 4,

21
Sele dan Sir / Seminar Nasional V 2019 Hal. 17-22

Revising Blooms’ Taxonomy, pp 212 Shilvock, K. (2018). The purpose of


218 education: what should an american
Lim, D.H., Yoon, S.W., Son, S.J. & Park, S. 21st century education value?,"
(2007). Typology of learning Empowering Research for Educators.
outcomes in cognitive domain: what 2(1). 8-14
is said vs. what is measured. Silya, M. 2012. Hubungan antara
Retrievedfromhttps://files.eric.ed.g keterampilan komunikasi dengan
ov/fulltext/ED504736.pdf aktivitas belajar siswa. Jurnal
Macias, M., Nowicka, D., Czupryn, A., Pendidikan.
Sulejczak, D., Skup, M., et al. (2009). Sir, M.S. 2019. Pengaruh model
Exercise-induced motor pembelajaran Children Learning In
improvement after complete spinal Science (CLIS) dipadukan brain gym
cordtransection and its relation to terhadap motivasi belajar siswa di
expression of brain derived SMAN 7 Kupang Tahun Ajaran
neurotrophicfactor and presynaptic 2018/2019. Skripsi. Kupang:
Markers. BMC Neuroscience Universitas Artha Wacana
Mahajan, M. Singh, M. K, S. (2017). Sujiono, Y. N. (2008). Metode
Importance and benefits of learning pengembangan kognitif. Jakarta:
outcomes. IOSR Journal Of Universitas Terbuka.
Humanities And Social Science Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
(IOSR-JHSS). 22(3). 65-67. doi: tentang Sistem Pendidikan Nasional.
10.9790/0837-2203056567 Retreived from:
Priambodo, M.G. (2016). Efektivitas http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU2
senam otak (brain gym) dalam 0-2003Sisdiknas.pdf
menurunkan tingkat kejenuhan Winarso, W. (2016). Assessing the
(burnout) belajar pada siswa kelas XI readiness of student learning activity
SMA Negeri 11 Yogyakarta. Skripsi. and learning outcome. Jurnal
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pencerahan. 10(2). 81-94
Pendidikan Universitas Negeri Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad Ke-
Yogyakarta 21: keterampilan yang diajarkan
Purwanto, S., Widyaswati, R., & Nuryati. melalui pembelajaran. Retreived
(2009). Manfaat senam otak(brain from
gym) dalam mengatasi kecemasan https://www.researchgate.net/publi
dan stres pada anak sekolah. Jurnal cation/318013627
Kesehatan. 2(1), 81-90

22

Anda mungkin juga menyukai