Anda di halaman 1dari 6

RESUME KULIAH BIOLOGI FARMASI TANGGAL 17/09/2019

Fella Syifa
19/447943/PFA/01948
Aflatoxin
- Merupakan suatu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus.
Aflatoxin biasanya ditemukan pada kacang-kacangan yang tidak disimpan dengan baik.
Aflatoxin bersifat toxic apabila dikonsumsi.
- Jalur biosintesis jamur adalah asetat

Terdapat banyak gugus keton  disebut poliketida


Biosintesis berlangsung melalui reaksi enzimatik dan oksidasi

Apabila penyimpanan dalam waktu yang lebih lama lagi maka akan terjadi reaksi lanjutan
dari aflatoxin B1 menjadi aflatoxin G1. Adanya 2 panah menunjukkan terjadi reaksi lebih
dari 1 tahap.
Aflatoksin B1 memiliki struktur koumarin yang berfluoresensi dibawah UV 366. Deteksi
dapat menggunakan spray KOH etanolik untuk meningkatkan intensitas fluoresensi.
Adanya cincin 5 menunjukkan adanya proses pembentukan building block melalui reaksi
enzimatik dengan masuknya isoprene.
Reaksi enzimatik berlangsung pada saat penyimpanan di tempat yang tidak baik.
Banyaknya udara di tempat penyimpanan akan menyebabkan banyaknya air yang akan
terbentuk sehingga kelembabapan menjadi tinggi dan reaksi enzimatik akan berlangsung.
Simplisia kering yang disimpan dalam plastik akan berembun. Hal ini dikarenakan daun
masih bisa bernafas walaupun sudah dikeringkan. Pengeringan simpilisa tidak bisa absolut
kering 100% sehingga masih ada kandungan air walaupun sedikit (<10%). Apabila
simplisia disimpan dalam plastik maka saat terjadi penguapan air dari simplisia, uap akan
terperangkap pada plastic dan akan terbentuk embun. Adanya embun akan meningkatkan
kadar air.
Reaksi lengkap
Sistem dokumentasi berkaitan dengan kualitas

INPUT PROSES OUTPUT

1. INPUT
Harus ada jaminan kualitas (Quality assurance).
Bahan baku tanaman harus diperhatikan. Kualitas bahan baku dipengaruhi oleh:
a. Internal  genetic. Bisa digunakan untuk rekayasa genetic dengan barcoding.
b. Eksternal  tinggi tempat tumbuh, curah hujan, jenis tanah, hama, pestisida
(Alami/sintetis)
Proses dokumentasi:
a. Pemeliharaan tanaman
Pada saat tanaman tumbuh dilakukan pemeliharaan atau tidak. Seperti diberi
pupuk, disiram, dll
b. Panen
Dokumentasi kapan panen dilakukan. MIsalkan panen jahe paling baik di panen
tiap 8 bulan. Ciri-ciri hasil panen harus di dokumentasikan.
c. Pencucian
Pencucian dilakukan di air mengalir.
Pengotor ada 2 jenis yaitu organic dan anorganik. Pengotor organic contohnya
jamur, mikroba. Sedangkan pengotor anorganik adalah logam berat.
Parameter pencucian adalah bebas dari pengotor. Uji yang dapat dilakukan:
Kadar abu: untuk cemaran anorganik
Angka lempeng total: untuk cemaran organik
d. Pengeringan
Pengeringan simplisia dapat dilakukan dengan cara
- Dipanaskan  air akan menguap
- Dibekukan kemudian divakum  air akan membeku kemudian menyublim.
Misalnya dengan freeze dryer
- Didinginkan  dimasukan dalam refrigerator, simplisia akan kering
e. Pengemasan/packaging
- Sebelum dikemas dilakukan pengecekan kadar air  menggunakan metode
destilasi toluene. Jangan menggunakan moisture balance karena tidak
mencerminkan kadar air. Moisture balance akan mengukur semua zat yang
menguap termasuk senyawa organik.
- Penyimpanan harus ditempat kedap udara
2. PROSES
Dokumentasi cara panen, cara pencucian, cara pengeringan
3. OUTPUT
Dokumentasi ekstrak/fraksi yang diperoleh
- Ekstrak yang berwarna hitam menunjukkan telah terjadi polimerisasi senyawa fenolik.
Polimerisasi fenol terjadi karena adanya proses oksidasi oleh enzim oksidase, termasuk
enzim peroksidase dan lakase. Proses oksidasi membutuhkan NADPH dan oksigen sebagai
kofaktor.

Reaksi polimerisasi fenolik melalui oksidasi

- Bahan baku sebaiknya tidak ambil dari pengepul karena sumber bahan tidak bisa
dipertanggung jawabkan.
- Uji senyawa
 Keton: 8 DNPH
 Lakton:
 Karboksilat: bromkresol green. Muncul perubahan pada pH 5-6
 Ikatan rangkap: reaksi adisi menggunakan unsur halogen seperti Iodium dan Br. Akan
terbentuk uap berwarna coklat

Minyak atsiri
Minyak atsiri merupakan suatu cairan yang mudah menguap. Penyusun minyak atsiri terdiri dari
monoterpen dan sesquiterpen yang termasuk dalam golongan terpen.
Kualitas minyak atsiri dilihat dari:
1. Bobot jenis
Bobot jenis minyak dapat digunkan untuk melihat kemurnian dari minyak. Bobot jenis
minyak umumnya berkisar antara 0.696-1.119 dan kebanyakan bobot jenis minyak
tersebut tidak melebihi nilai 1.000. Penambahan dengan bahan pencampur lain dapat
menaikan bobot jenis minyak. Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan membandingkan
antara kerapatan minyak pada suhu 250C terhadap kerapatan jenis air pada suhu yang
sama.

2. Indeks refraksi/indeks bias


Indeks bias digunakan untuk menghitung kekentalan minyak. Besar kecilnya indeks
bias dan bobot jenis berhubungan dengan perbandingan komponen-komponen
senyawa yang terkandung di dalamnya. Indeks bias dipengaruhi oleh panjangnya
rantai karbon dan banyaknya ikatan rangkap. Semakin banyak minyak mengandung
senyawa dengan ikatan rangkap atau fraksi-fraksi berat, maka kerapatan minyak
akan bertambah besar. Jika kerapatan minyak semakin besar, maka akan sulit
membiaskan cahaya yang datang dan akan menyebabkan indeks bias bertambah besar.
Indeks bias yang baik berkisar 1-2.

3. Rotasi optic
Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidangpolarisasi
cahaya ke arah kanan (dextro rotary) dengan tanda (+) atau ke arah kiri (levo rotary)
dengan tanda (-). Besarnya perputaran bidang polarisasi iniditentukan oleh jenis
minyak, suhu, panjang kolom yang berisi minyak, dan panjang gelombang cahaya
yang dipakai. Atom C pada senyawa penyusun minyak atsiri mengikat empat gugus
berbeda yang disebut sebagai atomC asimetri atau atom C kiral. Penandaan D (dextro) dan
L (levo) menunjukkan konfigurasi gugus yang terikat pada atom C asimetri,sedangkan tand
(+) dan (-) menunjukkan arah rotasi cahay terpolarisasi

4. Spektra

Destilat minyak atsiri

Bobot IR Rotasi spektra


rendemen
jenis optik

Kromatografi kolom – KLT – Preparatif

Fraksi relative lebih polar Fraksi relative kurang polar

Asam-asam
Fenol
Aldehida dan keton
Ester
alkohol

Deteksi asam  kocok dengan H2O – NaHCO3


Deteksi fenol  kocok dengan larutan Na2CO3
Deteksi ester  penyabunan

Anda mungkin juga menyukai