Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS JURNAL

Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)


RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalinggga
Ruang Edelweis

“Anti-Infective Effects Of Sugar-Vaseline Mixture On Leg Ulcer”

KELOMPOK 1 :

ADINDA HANDAYANI TRENGGONO I4B018052


PIPIT PUSPITASARI P. I1B015009
NIKO SUTRISNO I1B015010
SITI WAKHIDATUN MUNIROH I1B015021
UMAR SUMARDI I1B015028
AYU DIAH LESTARI I1B015030
MIFTAKHUL HUDA I1B015045

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus adalah sekumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan


adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau biasa disebut dengan hiperglikemia
yang diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Lebih dari 90 persen dari seluruh populasi diabetes adah diabetes tipe 2 yang ditandai
dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara
prgesif yang disebabkan oleh resistensi insulin (American Diabetes Association, 2012).

Menurut WHO (2012) bahwa jumlah pasien dengan diabetes melitus di dunia
mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat diabetes melitus terjadi pada
negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2020 nanti diperkirakan akan ada sejumlah
178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi diabetes
sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien yang menderita dibetes melitus.

Meningkatnya jumlah diabetes mellites menyebabkan peningkatan pula kejadian


komplikasi diabetes, salah satunya yaitu luka pada kaki diabetes (diabetic foot ulcer).
Setidaknya ada tiga faktor yang menunjang timbulnya kaki diabetik yaitu gangguan
persarafan (neuropati), infeksi, dan gangguan aliran darah. Gangguan saraf dapat berupa
mati rasa, akibatnya kaki tidak dapat merasakan nyeri. Karena tak ada nyeri, penderita tak
akan menyadari gesekan atau tumbukan kaki dengan benda-benda yang dapat
menimbulkan luka. Selain itu, gangguan saraf otonom menyebabkan tidak adanya
produksi keringat, sehingga kulit menjadi kering dan pecah-pecah, keadaan ini juga dapat
memicu timbulnya luka. Rusaknya kulit akibat perlukaan menyebabkan hilangnya
pelindung fisik jaringan terhadap invasi kuman, sehingga kaki rentan infeksi. Pada
penderita diabetes, infeksi pada kaki diabetik relatif sulit diatasi karena rusaknya
pembuluh darah menuju lokasi luka. Akibatnya antibiotik, oksigen, zat makanan,
perangkat kekebalan tubuh (sel darah putih, dll) sulit mencapai lokasi tersebut. Keadaan
ini akan menghambat proses penyembuhan, jika luka sudah kronis dan sulit disembuhkan
atau membahayakan jiwa penderitanya, amputasi menjadi salah satu alternatif jalan
keluar (Smeltzer, 2002).

Pada akhirnya, hampir seperlima pasien dengan ulkus diabetes ekstremitas bawah
akan harus menjalani amputasi, mengakibatkan beban biaya yang tinggi baik untuk
pasien maupun sistem pelayanan kesehatan. Sehingga perawatan luka dapat dijadikan
pilihan paling efektif untuk pencegahan amputasi (Biswas et al 2010) . Berdasarkan
kemajuan inovasi perawatan luka yang kemudian disebutkan dalam beberapa literature
ilmiah bahwa gula dan vaselin dapat menyembuhkan luka dengan mekanisme antibakteri.
Oleh karena itu dalam analisis jurnal ini akan dibahas mengenai efektivitas campuran
vaselin dan gula untuk luka kaki (foot ulcer) pada penderita diabetes mellitus.

B. Tujuan
Untuk mengetahui terapi perawatan luka menggunakan campuran vaselin dan gula dalam
meningkatkan kesembuhan luka kaki diabetes mellitus berdasarkan evidance base riset.
BAB II REVIEW JURNAL

A. Identitas Jurnal
Judul Artikel :“Anti-infective effects of sugar-vaseline mixture on leg ulcers”.
Nama Jurnal : Veins and Lymphatics Journals
Penulis jurnal : Claude Franceschi, Massimo Iricchi, dan Roberto Delfrate.
Tahun : 2017
DOI : 10.4081/vl.2017.6652
Vol. Hal : 6. 6652
1. Metodologi
a. Desain penelitian
Quasi eksperimental
b. Sampel
Responden sejumlah 50 orang terdiri dari perempuan 32 orang dan laki-laki 18 orang.
Rerata usia 65 tahun. Kriteria inklusi: pasien yang terdiagnosa memiliki luka diabetes
di kaki dengan etiologi gangguan vaskuler.
c. Intervensi yang dilakukan
Pertama dengan membersihkan luka dengan lembut dan membersihkan jaringan
nekrotik dengan menggunakan air netral yang diirigasikan pada daerah luka. Balutan
diaplikasikan pada semua daerah ulkus dengan kombinasi glukosa 60% dan vaseline
40% dan didukung oleh bantalan. Kemudian terakhir dengan menutup daerah luka
dengan menggunakan elastik verban agak kencang saat mengikatnya sesuai dengan
etiologi. Balutan ini diganti setiap 6-7 hari.
Gambar Ilustrasi perlakuan
d. Analisis Data
Data didapatkan dengan teknik pengamatan bakteri pada usapan luka (kultur bakteri).
Penilaian bakteriologis hari pertama digunakan sebagai data pre, kemudian yang
kedua dalam 30 hingga 60 hari (rata-rata = 40 hari) setelah diberikan perlakuan
campuran vaselin dan gula digunakan sebagai data post.
e. Hasil
Hasil dari kultur bakteri pertama (Pre-treatment) ditunjukan oleh tabel berikut:

Kemudian sebagai hasil dari perlakuan dengan campuran vaselin dan gula
didapatkan luka bebas bakteri 100%. Tidak ada rasa sakit, tidak ada efek samping
atau komplikasi yang terlihat kecuali beberapa iritasi pada kulit di sekitarnya.
Anehnya, tidak ada lagi bau busuk yang terlihat saat melepas pembalut. Tingkat total
ulkus sembuh adalah n = 46 (92%). Rata-rata waktu penyembuhan adalah 109 hari
(kisaran: 36-182 hari). Luka yang tidak sembuh tetapi terdapat peningkatan kondisi
ulkus sebanyak 4 pasien (8%). Rincian peningkatan kondisi ulkus yang tidak sembuh
dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
BAB III PEMBAHASAN
Perawatan luka adalah suatu metode efektif dan efisien yang digunakan untuk
merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktunya, meminimalkan terjadinya risiko
infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi (Brunner & Sudarth, 2002). Tindakan
perawatan luka akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada
protap yang telah ditetapkan seperti mencuci tangan terlebih dahulu, dan persipan alat-
alat yang disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan pada klien. Perawatan luka yang
biasa dilakukan pada rumah sakit, biasanya berupa ganti balut biasa dengan
menggunakan kassa.. Perawatan luka dengan ganti balut tersebut bertujuan untuk
membersihkan atau menghindari luka dari kotoran, mencegah terjadinya infeksi pada
luka, membantu mempercepat timbulnya sel-sel epitel, mencegah atau mengurangi
kemungkinan cacat atau jaringan parut.
Berdasarkan perkembangan zaman, terdapat beberapa inovasi yang digunakan
untuk mempercepat penyembuhan luka seperti penggunaan madu, gel, salep dan lain
sebagainya. Adapun inovasi terbaru sediaan salep dari perawatan luka adalah dengan
menggunakan vaselin yang dikombinasikan dengan gula pasiralam mempercepat proses
peyembuhan luka . Menurut penelitian yang dilakukan Izzati, Fahrurroji dan Andrie
(2015), hasil uji daya lekat salep yang dibuat dari basis vaselin kuning dan lanolin dapat
bertahan lama di kulit. Semakin lama salep melekat pada kulit, maka efek yang
ditimbulkan akan semakin besar.
Bentuk sediaan salep juga memiliki beberapa kelebihan seperti sebagai pelindung
untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit, stabil dalam penggunaan
dan penyimpanan, mudah dipakai, mudah terdistribusi merata, sebagai efek antiinflamasi
dalam inflamasi akut yang dapat menyejukkan dan sebgai vasokonstriksi serta sebagai
efek proteksi terhadap iritasi mekanik, panas, dan kimia. Vaselin sendiri merupakan salep
yang memiliki dasar salep berminyak yang terdiri dari minyak hidrofob. Sifat dasar salep
ini antara lain tidak mengandung air, tidak larut air, dan tidak tercuci oleh air. Vaselin
bekerja dengan cara menciptakan pembatas antarsel pada kulit yang kering atau rusak
sehingga mengunci kelembaban dan mempercepat proses perbaikan alami kulit dari
dalam. Fungsi zat occlusive-nya memungkinkan untuk melindungi kulit kering, pecah-
pecah, luka gores kecil, kulit mengelupas dan luka bakar (Isrofah, Sagiran & Afandi,
2015).
Perawatan luka menggunakan gula pasir merupakan metode kuno yang sudah
dilakukan sejak 3500 tahun yang lalu oleh bangsa Mesir, Mesopotamia dan banyak
negara lain di Afrika dan Asia. Seiring dengan inovasi tentang perawatan luka yang
semakin berkembang, gula pasir kini terbukti secara ilmiah dapat mendukung
penyembuhan luka dengan mekanisme memberikan efek osmotik lokal yang menunjang
pembentukan jaringan granulasi, mengurangi edema pada luka, menurunkan pH luka
sehingga meningkatkan efek bakteriostatik, meningkatkan pelebaran pembuluh darah
kecil, meningkatkan lisis bakteri, dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan
menurunkan aktivitas air yang tersedia yang diperlukan untuk pertumbuhan sebagian
besar organisme bakteri (Biswass et al 2010).

Secara fisiologis campuran vaselin dan gula akan menghasilkan reaksi berikut:

Berdasarkan reaksi yang dihasilkan dari campuran vaselin dan gula tersebut
menyebabkan kelembaban luka yang seimbang, sehingga makrofag dapat menjalankan
fungsinya dengan baik yang kemudian akan memodulasi pertumbuhan sel dan jaringan
(Biswass et al 2010; Isrofah et al 2015).
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada jurnal yang dianalisis menunjukkan bahwa kombinasi vaseline dan glukosa
dapat meningkatkan kesembuhan dan mampu menghilangkan bakteri, membersihkan
ulkus, efisien, tidak menimbulkan nyeri, dan biaya yang rendah. Perawatan luka dengan
metode ini sangat disarankan dengan catatan tetap mengontrol penyebab atau etiologi
dari luka tersebut.
Dapus menyusul :)

Anda mungkin juga menyukai