Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis pada scenario
Pada pertemuan pertama kemarin kita sepakat bahwa diagnosis untuk skenario 1 adalah angina ludwig, menurut buku Atlas Berwarna karangan Robert P. Langlais, penyakit ini diambil dari nama dokter yang menggambarkan gejala angina ludwig yaitu dokter Stuttgart Karl Friedrich Wilhelm von Ludwig, angina ludwig merupakan sebuah peradangan yang parah dan cepat, yang melibatkan ruang submandibula, submental, dan sub lingual secara bilateral. Ruang – ruang ini terletak diantara lidah, tulang hioid, dan pelat kortikal lingual mandibula, lesi umumnya berasal dari molar bawah yang terinfeksi atau mandibula yang fraktur (dan terinfeksi). Angina ludwig ini memiliki banyak nama lain yaitu cynanche, carbuculus gangraenosus, angina maligna, morbus strangularis, dan garotillo.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi dan gejala pada
scenario Etiologi: Penyebab utama dari angina lugwig ini adalah infeksi bakteri polymikrobial yaitu kelompok spesies A. streptococcus. Organisme lainnya adalah staphylococcus, fusobacterium, dan spesies bacteroides. Biasanya pada pasien munokompromise oganisme yang menyerang adalah pseudomonas, escherichia coli, candida, atau clostridium. (mahaputri, 2013)
Faktor predisposisinya adalah infeksi gigi seperti perluasan infeksi
periapikal, osteomielitis, dan perikoronitis yang berkaitan dengan erupsi gigi molar tiga rahang bawah, ektraksi gigi yang mengalami infesi periapikal, selain disebabkan karena gigi bisa juga akibat dari penyuntikan dengan jarum yang tidak steril, infeksi kelenjar ludah, fraktur rahang maksila/mandibula, laserasi dasar mulut, serta infeksi sekunder dari keganasan rongga mulut
Gejala: baik
Gejala klinis ekstra oral meliputi eritema, pembengkakan,
perabaan yang keras seperti papan (board-like) serta peninggian suhu pada leher dan jaringan ruang submandibula-sublingual yang terinfeksi; disfonia (suara parau) akibat edema pada organ vokal. Gejala klinis intra oral meliputi pembengkakkan, nyeri dan peninggian lidah; nyeri menelan (disfagia); hipersalivasi; kesulitan dalam artikulasi bicara. (Mahaputri, 2013) 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan subjektif dan objective pada skenario Pemeriksaan subjektif Pemeriksaan objective Pemeriksaan kepala dan leher akan menunjukkan pembengkakan submandibular ditandai sebagai kerasnya bagian tersebut pada saat di palpasi bagian leher dibawah dagu dan didaerah dasar mulut akan terlihat edematous dan eritematosa. Lidah akan membesar karena pembengkakan jaringan lunak tanda-tanda fisik berhubungan dengan keadaan yang lebih progresif dan terjadinya obstruksi jalan napas termasuk terjadinya stridor yang dapat didengar, disfonia, dehidrasi berat, dan pembesaran getah bening. (Nicholas, 2011)
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik radiografi pada
skenario
Ingin membahas sistemik prosedur interpretasi kedokteran gigi
1. Penilaian lokasi lesi
Adakah lesi tersebut terdapat pada maksila atau mandibula ataupada kesusas rahang? 2. Penilaian ukuran lesi Mengukur dimensi dalam mm/cm Menggambarkan batas-batasnya dalam 2 atau bbrp dimensi bagian, misal: lesi meluas dari.. sampai.. 3. Penilaian margin lesi Apakah lesi trsbt circumscribed (berbatas) atau poorly circumscribed (tidak berbatas) Apakah tepi lesi trsbt tampak corticated, sclerotic atau punched out Apakah tepi lesi trsbt berbentuk reguler, irreguler, scalloped 4. Penilaian bentuk lesi Apakah lesi tersebut berbentuk bulat, oval, atau irreguler Apakah lesi tersebut monolokuler atau multilokuler; adakah lesi tersebut menunjukan pola gambara honeycomb atau soap bubble? 5. Penilaian Komposisi Lesi (radiodensity) Apakah lesi tersebut radiolusen, radiopak, atau capuran radiolusen- radiopak? Jika lesi tersebut radiolusen, adakah unilokuler atau multilokuler?; adakah lesi tersebut menunjukkan pola gambaran honeycomb atau soap bubble ? Jika lesi tersebut radiopak, adakah lesi tersebut menunjukkan pola gambaran cotton wool, ground glass, atau orange peel ? 6. Penilaian Efek Lesi Terhadap Jaringan Sekitar Apakah lesi tersebut mendesak (expanding) ataukah mengerosi (eroding) tulang kortikal terdekat? Jika lesi mengiritasi kortek, adakah ditemukan fraktur yang patologik? Apakah lesi tersebut menginvasi (invading) kanalis mandibula ? Apakah lesi tersebut menginvasi (invading) sinus maksilaris ? Apakah lesi tersebut sampai menyebabkan gigi yang terdekat berpindah (displacing)? Apakah lesi tersebut mengerosi akar gigi ? jika mengerosi, apakah polanya reguler atau irreguler ?
7. Penilaian Potensi Biologik Lesii
Adakah lesi menunjukkan bukti radiografik adanya pertumbuhan yang terbatas (benigna neoplasms), ataukah pertumbuhan yang agresif (maligna neoplasms) ? 8. Penilaian Kapan Lesi Muncul (TimePresent) Penilaian mengenai kapan lesi tersebut muncul (JIKA MUNGKIN). Hal ini penting untuk mengenai sifat dari lesi tersebut. Lesi yang berkembang lambat cenderung benigna, tetapi jika pertumbuhan lesi cepat dan agresif biasanya maligna. Penilaian kapan lesi muncul dapat dalam hitungan hari, minggu atau tahun 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pathogenesis pada skenario 6. angina ludwig dapat diakibatkan dari infeksi gigi seperti infeksi periapikal, nah infeksi periapikal ini dapat berawal dari infeksi pulpa, jika infeksi pulpa ini tetap di biarkan dengan kata lain tidak di rawat maka bakteri akan masuk ke jaringan periapikal sehingga akan terjadi inflamasi pada jaringan tersebut dan menciptakan kondisi abses dan terjadi pembentukan pus dimana pus ini secara alamiah akan terus mencari jalan keluar sehingga terjadi lah pembengkakan tidak hanya pembengkakan tetapi juga menimbulkan rasa nyeri, dan panas pada regio terlibat. 7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan pada skenario Perawatan yang dilakukan berfokus pada Menjaga jalan nafas Terapi antibiotik yang progresif, untuk mengobati dan membatasi penyebaran infeksi Serta dekompresi ruang submandibular, sublingual, dan submental
Perawatan yang dilakukan pada skenario adalah
Pada skenario pasien mengeluhkan susah menelan dan bernafas
sehingga tindakan yg dapat dilakukan adalah pasien harus pasien dikonsul ke bagian THT untuk dilakukan trakeostomi dengan menggunakan anestesi umum Antibiotika dosis tinggi harus diberikan berdasarkan hasil biakan kultur dan tes sensitivitas antibiotik , tetapi biasanya hasil kultur ini membutuhkan waktu yang lama Dilakukan aspirasi abses untuk mengeluarkan pus dan pemasangan drain Jika kondisi pasein telah membaik, bukaan mulut membaik, dan pernafasan juga membaik dapat dilakukan pencabutan gigi penyebab.