Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi

Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam materi


evidence based dalam asuhan neonatus, bayi dan balita meliputi :

a. Baby Friendly
b. Pemberian ASI sejak dini dan eksklusif
c. Regulasi suhu bayi baru lahir
d. Pemotongan tali pusat
e. Perawatan tali pusat
f. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

B. Deskripsi Singkat

Modul ini akan menjelaskan atau menggambarkan tentang :


1. Baby Friendly
2. Pemberian ASI sejak dini dan eksklusif
3. Regulasi suhu bayi baru lahir
4. Pemotongan tali pusat
5. Perawatan tali pusat
6. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
C. Petunjuk Belajar

1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara


detail. Tujuan untuk mengetahui pokok-pokok pikiran yang
diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran
dalam materi uraian ini,baca sekali lagi secara lebih cermat.
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting
seperti prinsip dan konsep essensial, beri tanda pada konsep
dan prinsip penting.
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada
kegiatan belajar ini,ulangi lagi membaca materi kegiatan
belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal
yang diberikan pada kegiatan belajar ini,caranya adlah
sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan dan analisis materi dalam soal
ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui dalam
soal ini dan cari permasalahan atau pertanyaan dari soal
tersebut.
b. Buat kerangka rencan penyelesaian soal tersebut dengan
menuliskan konsep yang diperlukan dan cari hubungan
antarkonsep tersebut dan tuliskan hasil jawaban anda pada
akhir penyelesaian soal
6. Setelah anda membaca , mempelajari dan berlatih materi
uraian pada kegiatan belajar pada modul ini, coba selesaikan
soal-soal pada tes formatif yang tertulis pada bagian akhir
modul ini tanpa melihat kunci jawaban.

2
D. Tujuan Pembelajaran

Untuk mampu menjelaskan dan menguasai materi evidence based


dalam asuhan neonatus, bayi dan balita dalam mata kuliah Evidence Based
And Critical Thinking.

3
II . PEMBELAJARAN

A. PETA KONSEP

PEMOTONGA
N TALI
BABY
PUSAT
FRIENDLY

PEMBERIAN
ASI SEJAK
PERAWATAN EVIDENCE
DINI DAN
TALI PUSAT BASED
EKSKLUSIF
DALAM
ASUHAN
NEONATU,B
AYI DAN
BALITA
REGULASI
STIMULASI SUHU BAYI
PERTUMBUHAN BARU LAHIR
DAN
PERKEMBANGAN
BAYI DAN
BALITA

4
B. URAIAN MATERI

A. Evidence Based dalam Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita

1. Pengertian Evidence Based


Pengertian evidence Base jika ditinjau dari pemenggalan kata (Inggris) maka evidence
Base dapat diartikan sebagai berikut Evidence  adalah Bukti atau fakta dan Based  adalah
Dasar.  Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan bukti.
Evidence Based Midwifery (Practice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh
bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri
untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun
2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong maju
yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu
dan bayi '(Silverton, 2003). EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus
berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta
sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur,
tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat
menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang
sistematis.

B. Contoh Evidance Based Practice Dalam Asuhan Neonatal, Bayi dan Balita

1. Baby Friendly
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi)
adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991
untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
Program ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat
optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/ Maternity

5
berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka awal
kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan
membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan menerima
penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari 18.000
rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-negara
industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia,
Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapka sebagai rumah
sakit sayang bayi

Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider


rumah sakit dan fasilitas bersalin akan:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan
kepada semua staf tenaga kesehatan.
b. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
c. Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui
d. Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
e. Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan
menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
f. Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
g. Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama
h. Mendorong menyusui on demand
i. Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu
menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

2. Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif


Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam
satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi
menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu
bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl
atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008).
Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009) Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku
pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Pemberian ASI dimulai segera

6
setelah bayi lahir, maksimal setengah jam pertamasetelah persalinan. Hal ini merupakan titk
awal yang peting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini didasari oleh
peran hormon pembuat ASI, antara lain hormonprolaktin, hormone prolaktin dalam peredaran
darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Setengah jam pertama setelah persalinan,segera posisikan bayi untuk menghisap
puting susu ibu secara benar.Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk
mengeluarkan hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras asi yang ada
pada alveoli,lobus,serta duktus yang berisi asi yang di keluarkan melalui putting
susu,keadaan ini akan memaksa hormone prolaktin untuk terus memproduksi ASI.

Manfaat inisiasi menyusu dini:


1. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama
bayi merangkak mencari payudara.
2. Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak jantung
lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.
3. Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai
mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang
ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya.
4. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena 1 – 2
jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam
waktu yang lama.
5. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan
akan lebih lama disusui.
6. Sentuhan tangan bayi diputing susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada
puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
7. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan
kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum ASI istimewa yang
kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting
untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi,. Kolostrum akan
membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang
sekaligus mematangkan dinding usus ini.
8. Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali
dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan

7
anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
(Roesli Utami, 2008).
9. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
10. Menunjang perkembangan koknitif
11. Mencegah perdarahan pada ibu
12. Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium. (Dewi Cendika &
Indarwati, 2010)

Setelah pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), selanjutnya bayi diberikan ASI secara
eksklusif. Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif di sini adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 - 6
bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, baru ia mulai diperkenalkan dengan makanan padat,
sedangkan ASI dapat terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI eksklusif
sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutama dari segi
kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena ASI merupakan nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan
dengan kebutuhan bayi. 

3. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir Dengan Kontak Kulit Ke Kulit


Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan. Pada saat bayi baru lahir dan masuk kedalam
suhu ruangan menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari
tubuhnya.Luas tubuh bayi berbanding lurusdengan lingkungan yang dingin pembentukan
suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya (Rochmah, dkk, 2012).
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
yang terdapatt di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh hingga 100%.
Lemak coklat ini tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi dan cadangan lemak coklat ini akan
habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin (Asrinah, dkk . 2010).
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada
lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha

8
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi dengan
ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan mencegah bayi
kedinginan/ hipotermi. Keuntungan cara perawatan bayi dengan metode ini selain bisa
memberikan kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan
kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih dekat dengan bayi, bahkan
ibu bisa tetap beraktivitas sambil menggendong bayinya.

Cara melakukannya:
1) Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir adalah
melalui kepala.
2) Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki
seperti kodok serta kepala menoleh ke satu sisi.
3) Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
4) Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa
lainnya.
Kontak kulit ke kulit sangat berguna untuk memberi bayi kesempatan dalam
menemukan puting ibunya, sebelum memulai proses menyusui untuk pertama kalinya. Inilah
kunci dari inisiasi menyusui dini yang akan sangat berpengaruh dalam proses ASI Eksklusif
selama 6 bulan setelahnya.

4. Pemotongan Tali Pusat


Berdasarkan evidence based, pemotongan tali pusat lebih baik ditunda karena sangat
tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Mengingat fenomena yang terjadi
di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas ataupun mortalitas pada bayi salah
satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ icterik neonatorum, selain itu
juga meningkatnya dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun
tanpa tahu pemicu penyebabnya. Ternyata salah satu asumsi sementara atas kasus fenomena
di atas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di langkah APN yaitu
pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya asumsi tersebut,
beberapa hasil penelitian dari jurnal-jurnal internasional di bawah ini mungkin bisa
menjawab pertanyaan di atas.

9
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993)
menunjukkan bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling
sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan:
1. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
2. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
3. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
4. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan
bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir
5. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
6. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.
Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan oleh George Marcom Morley (2007) dikatakan
bahwa seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran, dan pada saat
bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah muda, menandakan prosesnya sudah
komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat proses sedang berlangsung, dari
sirkulasi oksigen janin menjadi sistem sirkulasi bayi sangat menggangu sistem pendukung
kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa
saat talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan cardiac out put berkurang 50% karena
50% dari vena yang kembali ke jantung telah dimatikan (clamped off). Banyak sekali akibat
yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan dalam
penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain injury, cerebral palsy, asfiksia, autis,
kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eillen K. Hutton (2007) bahwa


dengan penundaan pemotongan tali pusat dapat:
1. Peningkatan kadar hematokrit dalam darah
2. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
3. Penurunan angka Anemia pada bayi
4. Penurunan resiko jaudice/ bayi kuning
Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemotongan
tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi
ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan segera
setelah bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun
kematian yang dapat terjadi.

10
5. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali pusat yang
sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang terpenting adalah tali pusat dan daerah
sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat. Pada bayi normal dipotong sampai denyut
nadi tak teraba pada tali pusat, sedangkan pada bayi resiko tinggi dipotong secepat mungkin,
agar dapat dilakukan resusitasi.Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang
menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali pusar
yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti. Sisanya ini akan dibiarkan hingga
pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. Agar tidak
menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar. (Sodikin, 2009)
1. Cara Perawatan Tali Pusat
Pengenalan dan pengobatan secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk
mencegah sipsis oleh karena itu ada beberapa cara mengenai perawatan tali
pusat yaitu:
a. Membiarkan tali pusat kering sendiri
Membiarkan tali pusat mengering dengan sendirinya dan hanya
membersihkan setiap hari tidak menyebabkan infeksi, hal yang penting
adalah tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat karena
dapat mengakibatkan infeksi (Sodikin, 2009).
b. Metode kasa kering
Salah satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat adalah
dengan menggunakan pembalut kassa bersih yang sering diganti
(Sodikin, 2009).
c. Metode kasa alkohol 70%
Tali pusat dirawat dan dijaga kebersihanya dengan menggenakan alkohol
70% , paling sedikit dua kali sehari setiap empat jam dan lebih sering lagi
jika tampak basah atau lengket (Sodikin, 2009)
d. Metode antiseptik dan kasa kering
Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon
iodine 10% serta dibalut kasa steril,pembalut tersebut diganti setiap hari dan
setiap tali basah atau kotor (Saifuddin, 2009)
2. Prinsip Perawatan Tali Pusat

11
a. Jangan membungkus atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke
puntung tali pusat.
b. Mengusapkan alkohol ataupun betadin masih diperkenankan sepanjang
tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

6. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita


Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita adalah rangsangan yang
dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem
indera (pendengaran, penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus
pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi
serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan
yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan suasana bermain dan kasih
sayang akan memicu kecerdasan anak. Waktu yang ideal untuk stimulasi adalah saat bayi
bangun tidur/ tidak mengantuk, tenang, siap bermain dan sehat.
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada bayi dan balita adalah untuk membantu
anak mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan optimal atau sesuai yang diharapkan.
Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan
ungkapan rasa kasih dan sayang, bermain dengan anak, berbahagia bersama. Stimulasi
dilakukan bertahap dan berkelanjutan dan mencakup empat bidang kemampuan berkembang.
Stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak, stimulasi dilakukan dengan wajar,
tanpa paksaan atau hukuman atau arah bila anak tidak dapat melakukannya dan member
pujian bila anak berhasil (Suherman.2010).

12
B. RANGKUMAN

 Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan


menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga
bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah
lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast
Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008).
 Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Pada saat
bayi baru lahir dan masuk kedalam suhu ruangan menyebabkan tubuh
bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari
tubuhnya.Luas tubuh bayi berbanding lurusdengan lingkungan yang
dingin pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya (Rochmah, dkk, 2012).
 Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi tali
pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang
terpenting adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih
dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat. Pada bayi normal
dipotong sampai denyut nadi tak teraba pada tali pusat, sedangkan 13

pada bayi resiko tinggi dipotong secepat mungkin, agar dapat


dilakukan resusitasi
I. EVALUASI

A. TES KOGNITIF

1. evidence Base dapat diartikan sebagai berikut Evidence ?....


a. Bukti atau fakta dan Based  adalah Dasar
b. Opini atau fakta dan Based  adalah Dasar
c. Kesalahan dan Based  adalah opini
d. Kesengajaan dan Based  adalah penelitian
2. Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit
dan fasilitas bersalin akan ?........
a. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama
bayi merangkak mencari payudara.
b. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan
kepada semua staf tenaga kesehatan.
c. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan
akan lebih lama disusui.
d. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
3. Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit
dan fasilitas bersalin akan ?........(kecuali)
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan
kepada semua staf tenaga kesehatan.
b. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
c. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
d. Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui

14
4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993) menunjukkan
bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30
menit atau lebih, maka bayi akan?....
a. Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa
lainnya
b. Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
c. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama
bayi merangkak mencari payudara
d. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
5. Bagaimana perawatan tali pusat evidance based ?.......
a. Memakai kasa saja
b. Memakai betadin
c. Memakai alkohol
d. Memakai betadin dan alkohol

15
B. KUNCI JAWABAN

1. A
2. B
3. C
4. D
5. A

16
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Cendika dkk. 2010. Panduan Pintar Hamil & Melahirkan, Jakarta : Wahyu Media

Kemenkes RI, 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta.
EGC.

Medika. Roesli Utami.2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda.
Jakarta

Nanny Lia Dewi, Vivian,DKK. 2010. Asuhan Bayi dan Balita. Jakarta; Salemba

Prawirohardjo Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: Bina Pustaka

Sodikin.2009.Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta:EGC

17

Anda mungkin juga menyukai