Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN PERATURAN

PERTAMBANGAN LAMA DAN BARU


March 23, 2016
No UNDANG-UNDANG NO. 11 TH 1967 UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 2009
–    Kekayaan tambang disebut Mineral dan
Batubara- Dikuasai negara, diselenggarakan
oleh pemerintah dan /atau pemerintah daerah
(pasal 4)- Pemerintah dan DPR menetapkan
– Kekayaan Tambang disebut bahan
kebijakan pengutamaan mineral dan Batubara
1 galian- Penguasaan bahan galian
untuk kepentingan nasional
diselenggarakan pemerintah (pasal 1)
– Pemerintah berwenang menetapkan produksi
setiap pro-vinsi untuk mengendalikan produksi
dan ekspor (pasal 5)
Penggolongan Usaha Pertambangan:-
Pertambangan Mineral- Pertambangan Batubara

Penggolongan komoditas tambang terdiri dari


 Penggolongan Bahan Galian- Strategis
– Mineral radio aktif
(golongan A)- Vital (golongan B)
2
– Mineral logam
– Non Strategis dan Non Vital
(golongan C)
– Mineral bukan logam

–Batuan

– Batubara
Kewenangan Pengelolaan- Kebijakan dan
pengelolaan skup nasional oleh Pemerintah, ada
21 kewenangan (pasal 6)- Kebijakan dan
Kewenangan Pengelolaan- Bahan galian pengelolaan skup wilayah provinsi oleh
strategis dan vital oleh Menteri- Bahan Pemerintah Provinsi, ada 14 kewenangan (pasal
3
galian non strategis dan vital oleh 7)
Pemerintah Daerah Tingkat I
– Kebijakan dan pengelolaan skup
kabupaten/kota oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota, ada 12 kewenangan (pasal 8)
4 Wilayah Pertambangan :Tidak diatur Wilayah Pertambangan :- Wilayah
terperinci yang penting tidak meliputi Pertambangan (WP) adalah bagian dari tata
kuburan, tempat suci, kepentingan ruang nasional, ditetapkan Pemerintah setelah
umum, pertambangan lain, tempat berkoordinasi dengan pemda dan DPR
tinggal atau pabrik, RI    (pasal 10)- Wilayah Pertambangan terdiri
atas wilayah usaha pertambangan (WUP),
wilayah pertambangan rakyat (WPR), dan
wilayah pencadangan nasional (WPN), pasal 13.

– WUP, WPR dan WPN diatur terperinci (pasal


14-33)
Bentuk Izin Usaha Pertambangan- Bentuk Izin Usaha Pertambangan- Izin Usaha
Kontrak Karya (pasal 10)- Kuasa Pertambangan (IUP)- Izin Pertambangan Rakyat
Pertambangan (pasal 15) (IPR)
5
– Surat Izin Pertambangan Daerah – Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)

– Surat Izin Usaha Pertambangan


Rakyat
Tahapan Usaha Pertambangan1. Eksplorasi,
meliputi :- penyelidikan umum
Tahapan Usaha Pertambangan-
Penyelidikan umum- Eksplorasi – eksplorasi

– Eksploitasi – studi kelayakan (pasal 36)

– Pengolahan dan pemurnian 2. Operasi Produksi


6
– Pengangkutan – konstruksi

– Penjualan – penambangan

  – pengolahan dan pemurnian

– pengangkutan dan penjualan (pasal 36)


Pelaku Usaha:- IUP diberikan pada badan
usaha, koperasi dan perseorangan (pasal 38)-
Pelaku Usaha:- Investor domestik (KP, IPR diberikan pada penduduk setempatm baik
SIPD, PKP2B)- Investor asing (KK, perseorangan maupun kelompok masyarakat,
PKP2B) dan atau koperasi (pasal 67), dengan luas yang
7 terperinci (pasal 68)
– Luas usaha pertambangan tidak dirinci
– IUPK diberikan pada badan usaha berbadan
  hukum Indonesia, baik BUMN, BUMD,
maupun swasta. BUMN dan BUMD mendapat
prioritas (pasal 75)
8 Prosedur Pemberian Izin- Wilayah Prosedur Pemberian Izin- Wilayah Izin Usaha
KP/KK/PKP2B/SIPD/SIUPR diberikan Pertambangan (WIUP) mineral logam diberikan
kepada penusaha tambang dengan cara kepada pengusaha tambang dengan cara lelang
pengajuan permohonan kepada pemberi (pasal 51)- Wilayah Izin Usaha Pertambangan
izin (WIUP) batubara diberikan  kepada pengusaha
tambang dengan cara lelang (pasal 60)

– Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)


mineral non logam dan batuan diberikan kepada
pengusaha tambang dengan cara pengajuan
permohonan kepada pemberi izin (pasal 54 dan
57)
Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha- Keuangan :-
Membayar pendapatan negara dan daerah :
Pajak, PNBP, iuran (pasal 128 – 133).

– Lingkungan :

–   Good mining practices (pasal 95)


Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha-
Keuangan :- KP, sesuai peraturan
– Reklamasi, pasca tambang dan konservasi
perundang-undangan yang berlaku.
yang telah direncanakan, beserta dana yang
disediakan (pasal 96 – 100)
-KK/PKP2B, tetap pada saat kontrak
ditandatangani.
– Nilai tambah. Pemegang IUP Operasi
Produksi wajib melakukan pengolahan dan
– Lingkungan (sedikit diatur)
9 pemurnian hasil tambang di dalam negeri(pasal
103 – 104)
– Nilai tambah (hanya diatur kontrak)
– Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja
– Pemanfaatan tenaga kerja setempat
setempat (pasal 106)
(tidak diatur)
– Saat tahap operasi produksi, wajib
– Program pengembangan dan
mengikutsertakan pengusaha lokal (pasal 107)
pemberdayaan masyarakat (tidak diatur)
– Menyusun program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat (pasal 108)

– Wajib menggunakan perusahaan jasa


pertambangan lokal dan/atau nasional seperti
konsultasi dan perencanaan (pasal 124)
Divestasi :Setelah 5 tahun beroperasi, badan
usaha pemegang IUP dan IUPK yang sahamnya
10 Divestasi :Tidak diatur dimiliki asing, wajib melakukan divestasi pada
Pemerintah, pemda, BUMN, BUMD, atau
badan usaha swasta nasional (pasal 112)
Pembinaan dan Pengawasan- IUP (Menteri,
Pembinaan dan Pengawasan- Terpusat Bupati/Walikota – sesuai kewenangan) – pasal
11
(khususnya KP, KK dan PKP2B) 139-142. Bentuk pengawasan sangat terinci.-
IPR (Bupati/Walikota) – pasal 143
12 Perlindungan MasyarakatPemegang KP Perlindungan MasyarakatMasyarakat yang
wajib mengembalikan tanah sedemikian terkena dampak negatif langsung berhak
rupa. Sehingga tidak menimbulkan mendapat ganti rugi yang layak, atau
penyakit atau bahaya lain bagi mengajukan gugatan (pasal 145)
masyarakat(pasal 30)
Penyidikan (pasal 149)- Penyidik Polri-
13 PenyidikanTidak diatur
Penyidik PPNS
Ketentuan Pidana- Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota – sesuai kewenangannya
Ketentuan Pidana- Diatur, tetapi sudah
berhak memberi sanksi administratif pada
tidak sesuai lagi dengan situasi dan
pemegang IUP, IPR dan IUPK. Sanksi mulai
kondisi saat ini. Misalnya : penjara
dari peringatan hingga pencabutan ijin (pasal
selama-lamanya 6 tahun dan/atau denda
151).- Sanksi cukup keras. Misalnya, setiap
setinggi-tingginya Rp. 500.000,- bagi
orang yang melakukan usaha pertambangan
yang tidak mempunyai KP tetapi
tanpa IUP, IPR atau IUPK dihukum maksimal
melakukan usaha pertambangan (pasal
14 10 tahun dan denda maksimal Rp. 10 Miliar
31)- Tidak ada sangsi pidana terhadap
pemberi/penerbit izin
– Setiap orang yang mengeluarkan IUP, IPR,
atau IUPK yang bertentangan dengan Undang-
– Tidak ada sangsi pidana terhadap
Undang ini dan menyalahgunakan
pemberi/penerbit izin
kewenangannya diberi sanksi pidana paling
lama 2 (dua) tahun penjara dan denda paling
 
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah). (pasal 165)

Anda mungkin juga menyukai