Anda di halaman 1dari 116

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI


KELURAHAN GUNUNGPATI KECAMATAN
GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:
Tri Hartatik
NIM 6450402044

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu


Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pada Hari : Senin
Tanggal : 13 Juli 2009

Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Harry Pramono, M. Si Irwan Budiono, SKM, M.


Kes
NIP. 131 469 638 NIP. 132 308 392

Dewan Penguji

1. Eram Tunggul Pawenang, SKM, M.Kes


NIP. 132 303 558

2. Drs. Bambang Wahyono, M. Kes


NIP. 131 674 366

3. Widya Hary Cahyati, SKM, M. Kes


NIP. 132 308 386

ii
ABSTRAK

Tri Hartatik. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang tahun 2009. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:
I. Drs. Bambang Wahyono, II. Widya Hary Cahyati, SKM., M.Kes (Epid)

Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara


pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan
Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian
ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan)
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Gunungpati
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada bulan April tahun 2009 yang
berjumlah 62 orang. Sampel yang diambil berjumlah 38 orang yang diperoleh
dengan menggunakan sistem simple random sampling. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data primer diperoleh melalui
wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen di
Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji chi-square
dengan tingkat kemaknaan =0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,028),
ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif
(p= 0,004).
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dianjurkan adalah 1) Perlu
digalakkan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang, 2) Perlu dilakukan penyuluhan secara intensif guna
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu-ibu tentang ASI eksklusif.

iii
ABSTRACT

Tri Hartatik. 2009. The Relation of Knowledge and mother’s attitudes with
Giving of Exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati
Kota Semarang Year 2009. Finals Project. Public Hygiene Majors,
Sportmanship Science Faculty, Semarang State University. Counsellor: I.
Drs. Bambang Wahyono,M.Kes., II. Widya Hary Cahyati, SKM. M.Kes
(Epid)

Keyword: Giving Exclusive ASI, Knowledge, Attitude

The Problems which studied in this research is relation between


knowledge and mother’s attitude with giving of exclusive ASI in Sub-district
Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang. Purpose of this research is to
know relation between knowledge and mother attitude with giving of exclusive
ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang.
This research type is explanatory research by using approach of cross
sectional. Population in this research is all mothers having age baby 6-12 months
in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang in April 2009
which amounts to 62. Sample taken amounts to 38 mans who obtained by using
system simple random sampling. Research Instruman applied in this research is
questionaire. Primary data is obtained by interview, while secondary data is
obtained by documents in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota
Semarang. The data obtained in this research was proceed by using statistic test
chi-square with level of meaning = 0,05.
Based on research result it is obtained that there is the relation which
meaning between mother’s knowledges with giving of exclusive ASI ( p= 0,028),
the relation which meaning between mother’s attitudes with giving of exclusive
ASI ( p= 0,004).
Based on research results,suggestion that suggest is 1) Need to be
emboldened giving of exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District
Gunungpati Kota Semarang, 2) Need to be done counselling intensively to
increase knowledge and position of mothers about exclusive ASI.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Pergunakan lima kesempatan sebelum datang lima kesempitan, yaitu sehatmu


sebelum datang sakitmu, waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu, masa
mudamu sebelum datang hari tuamu, masa kayamu sebelum datang
kemiskinanmu, hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR. Baihaqi)

“Ketekunan bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin,


membuat kemungkinan menjadi kemungkinan besar, dan membuat kemugkinan
besar menjadi pasti”

PERSEMBAHAN :

1. Kedua orang tuaku yang memberikan


motivasi, menyayangiku, dan mengiringi
langkahku dengan doa.

2. Kakakku tersayang yang selalu


memberikan dorongan dan kasih sayang.

3. Teman-temanku IKM ’02.

4. Almamaterku Universitas Negeri


Semarang.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul ” HUBUNGAN ANTARA
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI KELURAHAN GUNUNGPATI KECAMATAN
GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 ” dapat diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Universitas Negeri Semarang. Dalam
penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat disampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs Harry Pramono, M. Si., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak dr. Mahalul Azam, M.Kes., Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Irwan Budiono, SKM, M.Kes., Sekretaris Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
4. Bapak Drs. Bambang Wahyono, M. Kes., pembimbing I yang telah
dengan sabar dan penuh tanggung jawab memberikan bimbingan dan
motivasi dalam penyusunan skripsi.
5. Ibu Widya Hary Cahyati, SKM, M.Kes (Epid), pembimbing II yang
telah dengan sabar dan penuh tanggung jawab memberikan bimbingan
dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., dosen wali yang telah banyak
memberikan nasehat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Sungatno, staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Negeri Semarang.
8. Teman-temanku tercinta atas dukungan motivasi.
9. Teman-teman IKM ’02.
vi
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat pahala dari Allah SWT.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan skripsi
ini. Akhir kata, penyusun berharap dengan tersusunnya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.

Semarang, Juni 2009

Penyusun

vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... .iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... .... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1.5 Keaslian Penelitian ........................................................................ 5
1.6 Matrik Penelitian ........................................................................... 6
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengetahuan .................................................................................. 8
2.2 Sikap .............................................................................................. 10
2.3 Air Susu Ibu (ASI) ........................................................................ 14
2.3.1 Pengertian ASI ..................................................................... 14
2.3.2 Volume ASI ......................................................................... 15
2.3.3 Komposisi ASI..................................................................... 16
2.3.4 Kebaikan ASI Sebagai Makanan Bayi ................................ 20
viii
2.3.5 Faktor Pelindung dalam ASI ............................................... 21
2.3.6 Pengertian ASI Eksklusif ..................................................... 21
2.3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI .......... 23
2.4 Kerangka Teori.............................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 28
3.2 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 29
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................. 29
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 30
3.5.1 Populasi................................................................................ 30
3.5.2 Sampel Penelitian ................................................................ 30
3.6 Instrumen Penelitian...................................................................... 31
3.7 Teknik Pengambilan Data ............................................................. 33
3.8 Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum .......................................................................... 36
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................ 36
4.1.2 Karakteristik Responden ...................................................... 36
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 38
4.2.1 Analisis Univariat ................................................................ 38
4.2.2 Analisis Bivariat .................................................................. 40
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan ................................................................................... 44
5.2 Kelemahan dan Hambatan ............................................................ 46
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ....................................................................................... 47
6.2 Saran .............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian .................................................................................... 5
1.2 Matrik Penelitian ....................................................................................... 6
2.1 Perbedaan Komposisi ASI dan Susu Sapi.................................................. 20
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............................... 29
4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu .................................................................. 37
4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu .......................................................... 37
4.3 Distribusi Frekuensi Umur Bayi ................................................................ 38
4.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi ................................................... . 38
4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ....................................................... 39
4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu ................................................................... 39
4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif ......................................... 40
4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif ................................................................................................... 41
4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ............. 42

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 27
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 28

xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif..................................................................................................... 42
4.2 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ............. 43

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SK Dosen Pembimbing .............................................................................. 50
2. SK Penguji Skripsi ..................................................................................... 51
3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan ......... 52
4. Surat Keterangan telah melakukan penelitian ............................................ 53
5. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 54
6. Skor Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ................................ 58
7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian..................... 59
8. Data Responden ......................................................................................... 60
9. Rekapitulasi Skor Hasil Penelitian ............................................................. 61
10. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ............................................................. 62
11. Tabel Frekuensi Hasil Penelitian ............................................................... 63
12. Analisis Data Hasil Penelitian .................................................................... 65
13. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 67

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia perlu ditingkatkan dan

dilestarikan. Dalam upaya pelestarian penggunaan ASI, yang perlu ditingkatkan

adalah pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI segera (kurang lebih satu

jam setelah setelah lahir) sampai bayi berumur enam bulan dan memberikan

kolostrum yang mengandung semua bahan gizi yang dibutuhkan oleh bayi baru

lahir dan melindungi bayi dari penyakit (A. August Burns, dkk, 2000: 157).

Air Susu Ibu (ASI) sangat ideal untuk bayi yang masih tergantung pada air

susu untuk mempertahankan kehidupannya. Pemberian ASI akan berjalan dengan

baik bila bayi diberikan ASI sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta

mempunyai kepercayaan diri bahwa ibu mampu melakukan hal tersebut (Depkes

RI, 2005:1).

Tahun pertama, khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang sangat

kritis dalam kehidupan bayi. ASI harus merupakan makanan utama pada masa ini

(Deddy Muchtadi, 1996:18). Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan

makanan tambahan selain ASI sampai usia enam bulan.

Air susu seorang ibu secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri.

Jumlah dan komposisi ASI berbeda dari hari ke hari sesuai dengan kebutuhannya

1
2

yaitu zat gizi yang masuk ke dalam tubuh anak sesuai dengan laju

pertumbuhannya (Utami Roesli, 2001: 25).

Kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu di daerah pedesaan

maupun perkotaan perlu dipertahankan, karena ASI merupakan makanan utama

dan terbaik bagi bayi. Selain mempunyai kandungan zat gizi sempurna, ASI juga

mengandung zat kekebalan yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari

berbagai penyakit terutama penyakit infeksi (Departemen Kesehatan RI, 2002:1).

Dalam masyarakat tradisional di negara-negara berkembang, khususnya di

daerah pedesaan, praktik menyusui tidak mengalami masalah bagi ibu-ibu muda.

Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui susu botol sebagai suatu alternatif,

dan mereka dapat menyusui bayinya, walaupun ada sebagian kecil yang tidak

dapat memberikannya selama beberapa waktu atau tidak sama sekali (Deddy

Muchtadi, 1996:27). Tetapi di daerah dimana susu botol telah menjadi kebiasaan,

sulit untuk memberi dorongan bagi ibu-ibu untuk menyusui bayinya.

Dewasa ini di Indonesia 80-90 % para ibu di daerah pedesaan masih

menyusui bayinya sampai umur lebih dari satu tahun, tetapi di kota-kota ASI

sudah banyak diganti dengan susu botol. Banyak faktor yang menyebabkan

penurunan penggunaan ASI (Soetjiningsih, 1997:29).

Pertumbuhan anak bersusu kaleng tak semutu anak ber-ASI. Anak tumbuh

kurang normal, dapat lebih kecil atau bahkan lebih besar. Jika pemakaian susu

kaleng tidak menurut aturan, anak menjadi kurus. Jika terlalu banyak susu kaleng,

anak menjadi gemuk ( Handrawan Nadesul, 1996: 9).


3

Susu kaleng tidak mengandung zat kekebalan seperti ASI. Anak yang diberi

susu kaleng mudah terserang diare dikarenakan pencampur dan botol susu yang

kurang bersih (Handrawan Nadesul, 1996:9).

Gencarnya promosi dan iklan susu botol memberi pengaruh pada ibu-ibu

untuk tertarik membelinya, terutama para ibu dengan tingkat pengetahuan dan

pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI

eksklusif bagi bayi sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemberian ASI

eksklusif (Depkes RI, 2002:4).

Penelitian awal yang dilakukan terhadap 30 responden di Kelurahan

Gunungpati didapatkan 20% ibu memberikan ASI eksklusif, sedangkan 80% tidak

memberikan ASI eksklusif. Kelurahan Gunungpati merupakan suatu desa yang

terdiri dari sebelas RW. Kegiatan yang menangani kesehatan ibu dan balita ada

pada posyandu yang terdiri dari sebelas kelompok posyandu. Ibu-ibu di Kelurahan

Gunungpati mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan yang berbeda. Guna

mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan pengetahuan dan

sikap ibu terhadap ASI, peneliti tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk

skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian

ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

Tahun 2009”.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini

adalah: “adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun

2009?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mendeskripsikan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

2) Mendeskripsikan sikap ibu tentang ASI eksklusif

3) Mendeskripsikan pemberian ASI eksklusif oleh ibu

4) Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif

5) Menganalisa hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Kader Kesehatan

Sebagai motivasi untuk lebih efektif dalam memberikan penyuluhan tentang

arti pentingnya pemberian ASI eksklusif.


5

1.4.2 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan

melaksanakan penelitian ilmiah dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut di masa yang akan

datang.
6

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Judul Penelitian Nama Tahun dan Rancangan Variabel Hasil Penelitian
Peneliti Tempat Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Hubungan Ikhwandi April 2005, Cross Variabel Ada hubungan
Pengetahuan, Desa sectional bebas: antara
Sikap dan Kalijambe pengetahuan, pengetahuan
Praktek Kecamatan sikap, praktek dan praktek
Menyusui dalam Sragi ibu menyusui ibu menyusui
Pemberian ASI Kabupaten Variabel Ada hubungan
Eksklusif di Pekalongan terikat: antara
Desa Kalijambe pemberian ASI pengetahuan
Kecamatan Sragi eksklusif dan sikap ibu
Kabupaten menyusui
Pekalongan Tidak ada
Tahun 2005 hubungan
antara sikap
dan praktek
ibu menyusui

2 Hubungan antara Tri 2005 Cross Variabel Ada hubungan


Tingkat Rahayunings Kelurahan sectional bebas: tingkat antara
Pengetahuan Ibu ih Purwoyoso pengetahuan pengetahuan
tentang ASI Kecamatan ibu tentang ibu tentang
dengan Ngaliyan ASI ASI dengan
Pemberian Variabel pemberian
Kolostrum dan terikat: kolostrum
ASI Eksklusif pemberian Ada hubungan
kolostrum, antara
pemberian ASI pengetahuan
eksklusif ibu tentang
ASI dengan
pemberian ASI
eksklusif
7

1.6 Matrik Penelitian

Tabel 1.2 Matrik Penelitian


No Ikhwandi Tri Rahayuningsih Tri Hartatik
1 Judul Hubungan Hubungan antara Hubungan
Penelitian Pengetahuan, Sikap Tingkat Pengetahuan Ibu Pengetahuan dan
dan Praktek Ibu tentang ASI dengan Sikap dengan
Menyusui dalam Pemberian Kolostrum Pemberian ASI
Pemberian ASI dan ASI Eksklusif di Eksklusif di
Eksklusif di Desa Kelurahan Purwoyoso Kelurahan
Kalijambe Kecamatan Kecamatan Ngaliyan Gunungpati
Sragi Kabupaten Kecamatan
Pekalongan Tahun 2005 Gunungpati Kota
Semarang Tahun
2009
2005
2 Tahun 2005 2009
Penelitian
Desa Kalijambe
3 Tempat Kecamatan Sragi Kelurahan Purwoyoso Kelurahan
Penelitian Kabupaten Pekalongan Kecamatan Ngaliyan Gunungpati
Kecamatan
Gunungpati Kota
Semarang
Cross Sectional
4 Rancangan Cross Sectional Cross Sectional
Penelitian
Pengetahun, sikap,
5 Variabel praktek ibu menyusui Tingkat pengetahuan ibu Pengetahuan ibu,
Bebas tentang ASI Sikap ibu
Pemberian ASI
6 Variabel eksklusif Pemberian ASI, Pemberian ASI
Terikat Pemberian kolostrum eksklusif
eksklusif

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang.

1.7.2 Ruang Lingkup Waktu


8

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009.

1.7.3 Ruang Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini meliputi gizi kesehatan masyarakat yang

berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, pengetahuan dan sikap ibu

mengenai ASI.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu

hal (Depdiknas, 2001). Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Soekidjo Notoatmodjo, 1997:127).

Pengetahuan seseorang dikumpulkan dan diterapkan secara bertahap mulai

dari tahap paling sederhana hingga tahap yang lebih lengkap, tahap tesebut

adalah:

1) Awareness (kesadaran)

Yaitu orang mengetahui pengetahuan yang baru

2) Interest

Yaitu orang mulai tertarik terhadap pengetahuan tersebut

3) Evaluation

Yaitu orang mulai menimbang-nimbang pengetahuan yang diperolehnya

4) Trial

Yaitu orang sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

pengetahuan yang diperolehnya.

5) Adoption

9
10

Yaitu orang sudah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus tersebut (Soekidjo Notoatmodjo, 1997).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,

yaitu:

1) Tahu (know)

Sebagai pengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap

suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, “tahu” adalah tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2) Memahami (comprehension)

Sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan kemampuan, yang

masuk dalam kategori ini seperti menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (application)

Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain untuk memecahkan suatu masalah.

4) Analisis (analysis)
11

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitan satu sama lain. Termasuk dalam

kemampuan ini adalah kemampuan membuat bagan (menggambar),

membedakan, mengelompokkan, memisahkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesist)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk dapat menyusun,

merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

ada (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:129-130).

2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek dan manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124).


12

Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo

(2003:125), menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek

3. Kecenderungan untuk bertindak

Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu

terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif, kecenderungan tindakan

adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam

sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci,

tidak menyukai objek tertentu (Sarlito Wirawan, 2002:94).

Menurut Atkinson yang dikutip oleh Sunaryo (2004:199-200), sikap

memiliki 5 fungsi, yaitu:

1) Fungsi Instrumental

Fungsi sikap ini dikaitkan dengan manfaat dan menggambarkan keinginan.

2) Fungsi Pertahanan Ego

Sikap diambil individu untuk melindungi diri dari kecemasan yang

mengancam harga dirinya.

3) Fungsi Nilai Ekspresi

Sikap diambil individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam diri.

4) Fungsi Pengetahuan

Sikap ini membantu individu untuk menerima informasi yang kemudian

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Fungsi Penyesuaian Sosial


13

Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1997) yang dikutip oleh Sunaryo (2004:

200-201), sikap memiliki 4 tingkat, yaitu:

1) Menerima (receiving)

Individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan.

2) Merespon (responding)

Individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mampu mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Menghargai (valuing)

Individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung risiko atas segala

hal yang telah dipilihnya.

Menurut Bimo Walgito (2004) ada 4 hal yang menjadi faktor penentu sikap

individu, yaitu:

1) Faktor Fisiologis

Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan.

2) Faktor Pengalaman Langsung terhadap Objek Sikap

Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap

berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.


14

3) Faktor Kerangka Acuan

Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan menimbulkan

sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

4) Faktor Komunikasi Sosial

Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan sikap

pada diri individu tersebut.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap:

1) Faktor intern: faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.

Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar

2) Faktor ekstern: faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok (Abu Ahmadi,

2000:171).

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000), yang dikutip oleh Sunaryo

(2004:204), ada beberapa cara untuk membentuk dan mengubah sikap individu,

yaitu:

1) Adopsi

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi

berulang dan terus menerus.

2) Diferensiasi
15

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya

pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan bertambahnya umur.

3) Integrasi

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara bertahap, diawali

dengan pengetahuan dan pengalaman sehingga akan terbentuk sikap

terhadap suatu objek.

4) Trauma

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara tiba-tiba dan

mengejutkan sehingga meninggalkan kesan mendalam pada diri individu.

5) Generalisasi

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman traumatik

pada individu terhadap hal tertentu sehingga menimbulkan sikap negatif.

Pengukuran tentang sikap dapat dilakukan secara langsung maupun dapat

ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek

secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan hipotesis yang

kemudian ditanyakan pada responden (bisa dengan pilihan jawaban setuju, ragu-

ragu, tidak setuju, benar salah, atau yang lain) (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:131-

132).

2.3 Air Susu Ibu (ASI)

2.3.1 Pengertian ASI


16

ASI menurut Departemen Kesehatan RI (2002:1), yang dimaksud dengan

ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI merupakan suatu proses

alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan

menyusui lebih dini dari yang semestinya. Banyak alasan yang dikemukakan oleh

ibu-ibu antara lain, ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup atau ASI tidak keluar

pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu tidak disebabkan

karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak

percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya. Di samping informasi tentang

cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar ibu-

ibu (Depkes RI, 2005:1).

2.3.2 Volume ASI

Dalam kondisi normal, kira-kira 100 ml ASI pada hari kedua setelah

melahirkan, dan jumlahnya akan meningkat sampai kira-kira 500 ml dalam

minggu kedua. Secara normal, produksi ASI yang efektif dan terus menerus akan

dicapai pada kira-kira 10-14 hari setelah melahirkan (Deddy Muchtadi, 1996:30).

Sedangkan menurut Sjahmien Moehji (2003: 35), apabila tidak ada kelainan,

pada hari pertama sejak bayi lahir akan terus bertambah mencapai 400-450 ml

pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Dalam masa usia satu sampai tiga

bulan, apabila ibu sehat maka produksi ASI mencapai 600 ml sehari.

Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang dapat

diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama

yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi

sejumlah kecil ASI. Emosi, seperti tekanan (stres) atau kegelisahan, merupakan
17

faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu-minggu

pertama menyusui (Deddy Muchtadi, 1996:31).

2.3.3 Komposisi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-

garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai

makanan utama bagi bayi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI, adalah:

1. Stadium laktasi

2. Ras

3. Keadaan nutrisi

4. Diit ibu

(Soetjiningsih, 1997:20).

Air Susu Ibu (ASI) menurut stadium laktasi dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kolostrum

Merupakan cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara, dan keluar

pada hari kesatu sampai hari keempat-tujuh berupa cairan kental berwarna

kekuning-kuningan. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan

mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan

datang.
18

Karakteristik kolostrum:

(1) Cairan ASI lebih kental dan berwarna kuning

(2) Lebih banyak mengandung protein

(3) Lebih banyak mengandung antibodi

(4) Kadar lemak dan karbohidrat lebih rendah

(5) Total energi hanya 58 kalori/100 ml kolostrum

(6) Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam

2. ASI Transisi/Peralihan

Merupakan ASI yang diproduksi pada hari ke-4 atau 7 sampai hari ke-10

atau 14. Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

meningkat.

Karakteristik ASI masa peralihan:

(1) Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin

tinggi dibandingkan kolostrum

(2) Volumenya semakin tinggi dibanding kolostrum

3. ASI Mature

Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi

relatif konstan.

Karakteristik ASI mature:

(1) Cairan berwarna putih kekuning-kuningan

(2) pH 6,6-6,9

(3) Terdapat anti mikrobial faktor


19

(4) Kadar air dalam ASI mature: 88 gram/100 ml

(5) Volume ASI antara 300-850 ml/24 jam (Utami Roesli, 2001:25).

Nutrisi ASI mengandung beberapa unsur, diantaranya:

1. Hidrat Arang (Laktosa)

Produksi dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosamin

merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan

kebutuhan nutrisi medulla spinalis yaitu untuk pembentukan myelin (selaput

pembungkus sel saraf) (Hubertin Sri Purwanti, 2004:7). Kadar laktosa yang tinggi

akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus sebagai penghuni usus

dan dapat mencegah terjadinya infeksi (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina,

2002:6).

Laktosa sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang merupakan sumber

kalori bagi serabut saraf otak. Laktosa juga meningkatkan penyerapan kalsium,

fosfor, dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa oleh

fermentasi diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini akan membuat suasana

usus menjadi asam, kondisi ini menguntungkan karena akan menghambat

pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadi tempat yang subur bagi bakteri

usus yang baik (Hubertin Sri Purwanti, 2004:7-8).

2. Protein

Susu sapi mengandung tiga kali lebih banyak protein daripada ASI.

Sebagian besar berbentuk kasein yaitu sekitar 80% dan sisanya berupa protein

“whey” yang larut. Kandungan kasein yang tinggi dan sifatnya yang mudah

menggumpal di dalam lambung yang relatif keras bila bayi diberi susu sapi,
20

sehingga sulit untuk dicerna oleh enzim proteinase. ASI walaupun mengandung

lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,

sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta

diserap oleh usus bayi (Hubertin Sri Purwanti, 2004:12-13).

3. Mineral

Kandungan mineral dalam susu sapi empat kali lebih banyak dibandingkan

kandungan mineral dalam ASI. Kandungan mineral yang tinggi pada susu sapi

akan menyebabkan terjadinya beban osmobar, yaitu tingginya kadar mineral

dalam tubuh. Akibatnya, bayi menjadi sering kencing (Diah Krisnatuti dan Rina

Yenrina, 2002:6).

4. Lemak

ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup tinggi, yaitu sekitar

3,5%, namun keduanya memiliki susunan asam lemak yang berbeda. ASI lebih

banyak mengandung asam lemak tek jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak

mengandung asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh (Diah Krisnatuti

dan Rina Yenrina, 2002:5).

5. Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi yang essensial. Kekurangan vitamin tertentu

dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan dan dapat menimbulkan penyakit

tertentu. Pemberian vitamin yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan

mengakibatkan keracunan dan gangguan kesehatan. Kadar vitamin dalam ASI

dan susu sapi agak berbeda. Kebutuhan vitamin untuk bayi dapat dipenuhi oleh
21

ASI selama 4-6 bulan pertama, jika asupan makanan ibu cukup seimbang (Diah

Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002:7).

Vitamin yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin, vitamin C

bervariasi menurut makanan yang dikonsumsi ibu. Hanya terdapat sedikit vitamin

D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang

diberi ASI, bila kulitnya sering kena sinar matahari (Deddy Muchtadi, 2002:34).

Usus bayi belum mampu membuat vitamin K, pada minggu pertama,

sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu

dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Pemberian

vitamin K dapat dilakukan pada hari ke-1. ke-3, ke-7. Golongan vitamin B kecuali

riboflavin dan patogenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan karena

kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan yang dikonsumsi ibu (Hubertin Sri

Purwanti, 2004:20-21).

Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Sapi

Komponen ASI Susu Sapi


22

Energi (Kkal) 70 67
Air (g) 89,7 90,2
Protein (g) 1,07 3,4
Rasio kasein:whey 1 : 1,5 1 : 0,2
Lemak (g) 4,2 3,9
Laktosa (g) 7,4 4,8
Vitamin A (Retinol) (μg) 60 31
Beta karoten (μg) 0 19
Vitamin D larut dalam lemak (μg) 0,01 0,03
Vitamin D larut dalam air (μg) 0,80 0,15
Vitamin C (mg) 3,8 1,5
Tiamin (Vitamin B1) (mg) 0,02 0,04
Riboflavin (Vitamin B2) (mg) 0,03 0,20
Niasin (mg) 0,62 0,89
Vitamin B12 (μg) 0,01 0,31
Asam folat 5,2 5,2
Kalsium (Ca) (mg) 35 124
Best (Fe) (mg) 0,08 0,05
Tembaga (Cu) (μg) 39 21
Seng (Zn) (μg) 295 361

Keterangan: Air susu sapi yang belum diolah, 100 ml = 13 g; 100g = 97 ml


(Deddy Muchtadi, 1996:33).

2.3.4 Kebaikan ASI sebagai Makanan Bayi

Menurut Sjahmien Moehji (2003:33), kebaikan dari air susu ibu sebagai

makanan bayi antara lain adalah:

1. ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan selama ASI

keluar secara normal.

2. Dalam ASI sudah terdapat bahan-bahan anti yang berasal dari ibu, sehingga

dapat mempertahankan bayi dari gangguan beberapa jenis penyakit.

3. Karena ASI sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, maka

kemungkinan masuknya bakteri sedikit sekali.

4. Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.


23

5. Karena bayi sendiri yang mengatur jumlah susu yang akan diminum, maka

bayi tidak mudah tersedak.

6. Dengan menyusu, maka rahang bayi akan terlatih menjadi kuat.

7. Menyusui bayi berarti mempererat rasa kasih antara ibu dan anak.

8. ASI tidak usah dimasak atau diolah lebih dulu, sehingga sangat

memudahkan bagi ibu.

2.3.5 Faktor Pelindung dalam ASI

Pada waktu bayi lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat

membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberi

perlindungan baik secara aktif maupun pasif, karena ASI tidak hanya

menyediakan perlindungan terhadap infeksi, tetapi juga merangsang

perkembangan sistem kekebalan bayi. Dengan zat anti infeksi dari ASI, maka bayi

yang diberi ASI eksklusif akan terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit (Utami Roesli, 2001:29).

2.3.6 Pengertian ASI Eksklusif

Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat (2002:5), ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa

makanan dan minuman lain.

Menurut Utami Roesli (2001:31), manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi

adalah:

1. Sebagai Nutrisi Terbaik


24

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa

pertumbuhannya.

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat daya tahan tubuh dari ibunya

melalui plasenta, tetapi zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran.

Dengan memberi ASI yang mengandung zat kekebalan tubuh dapat

melindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur.

3. Meningkatkan Kecerdasan

Terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor

lingkungan.

4. Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pada waktu menyusui akan

merasakan kasih sayang ibunya, serta merasakan rasa aman dan tenteram,

terutama karena mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak ia

dalam kandungan ibunya.

2.3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemberian ASI

1) Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif

Kolostrum terdapat pada ASI dengan jumlah yang tidak banyak tetapi

banyak mengandung zat-zat yang bergizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi.
25

Tetapi karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu

yang baru melahirkan tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Mereka

berpendapat dan percaya bahwa kolostrum akan berpengaruh buruk terhadap

kesehatan anak (FG Winarno, 1992:54).

Seorang ibu yang hanya tamat SD belum tentu tidak mampu menyusun

makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang lebih

tinggi pendidikannya. Sekalipun berpendidikan rendah kalau seorang ibu rajin

mendengarkan TV, radio serta dalam penyuluhan ikut serta tidak mustahil

pengetahuan gizinya akan lebih baik. Hanya saja perlu dipertimbangkan bahwa

faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan

memahami pengetahuan gizi yang ibu peroleh (Suharyono, Rulina Suradi,

1992:19).

Sebagian besar kejadian gizi buruk dapat dihindari apabila ibu cukup

mempunyai pengetahuan tentang cara memelihara gizi dan mengatur makanan

anak. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai

tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Keadaan ini akan membawa pengruh

buruk terhadap tingkat gizi bayi (Sjahmien Moehji, 1992:12).

2) Sikap Ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif

Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat atau pengalaman,

penyuluhan tentang ASI dan seluk beluknya dari orang lain, maupun dari buku-

buku bacaan dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut harus

menyusui. Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dipunyainya dan


26

ia akan memberikan sikap negatif terhadap ASI, jika pengetahuan tentang hal itu

kurang (Sri Haryati, 2006:19).

Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya dengan pengetahuan dan

pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan menunjang laktasi

berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui pada masa lalu akan mempengaruhi

sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan

motivasi dalam diri ibu dalam menyusui anaknya. Pengalaman masa kanak-kanak,

pengetahuan tentang ASI, nasehat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai-nilai

yang berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap

menyusui (Depkes RI, 1994:13).

3) Pendidikan Ibu

Secara umum mudah diduga bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi

keadaan gizi anak. Ibu dengan tingkat pendidikan lebih tinggi umumnya yang

mempunyai pengetahuan tentang gizi yang lebih baik dan mempunyai perhatian

lebih besar terhadap kebutuhan gizi anak. Demikian juga halnya dalam

pemahaman akan manfaat ASI untuk anak, secara umum dinyatakan bahwa ibu

yang mempunyai tingkat pendidikan lebih, mempunyai tingkat pemahaman yang

tinggi pula (Ratna Susanti, 2000:15). Amat sering keinginan dan kebutuhan ibu

tidak dikenali dan tidak didukung kesehatan fisik dan emosional ibu. Pendidikan

ibu mempengaruhi praktik-praktik menyusui mereka dan aspek-aspek lain dalam

merawat anak-anaknya (Depkes RI, 2002:4).


27

4) Sosial Budaya

Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Ada pandangan sebagian

masyarakat bahwa menyusui dapat merusak payudara seingga mengganggu

kecantikan ibu tersebut dan sebagian lain beranggapan bahwa menyusui

merupakan perilaku kuno. Bila ingin disebut modern, ibu menggunakan susu

formula (Ipuk Dwiana Murwanti, 2005:20-21).

Perubahan sosial budaya yang sering terjadi di masyarakat akan membawa

pengaruh terhadap perubahan tata nilai masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang

sudah ada di masyarakat dapat bergeser ke arah positif maupun negatif.

Kebiasaan-kebiasaan positif mungkin dapat memperbaiki tradisi dalam pemberian

ASI diantaranya:

1. Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat

2. Kepercayaan minum “wejah” sejenis minuman atau jamu dari daun-daunan

tertentu seperti di Jawa dari daun dadap, dengan keyakinan bahwa ASI akan

lebih banyak keluar

3. Kepercayaan bahwa ibu kembali dari bepergian harus segera mencuci

payudara dan ASI tidak boleh dibuang sembarangan karena dalam ASI

terkandung “unsur manusia”

4. Kebiasaan untuk memisahkan bayi dan ibunya, mendekatkan hubungan

batin antara ibu dan bayi ( Depkes RI, 2005:43-44).

5) Pekerjaan Ibu

Pekerjaan sehari-hari kadang-kadang sangat menyibukkan ibu dan anak

menjadi rewel (Depkes RI, 2005:44). Waktu kerja yang dimaksud adalah 7 jam
28

sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, 8 jam sehari atau

40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu (AM Sugeng Budiono,dkk,

2003:3). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara

eksklusif, ASI eksklusif harus dijalani selama enam bulan tanpa intervensi

makanan dan minuman lain meskipun cuti hamil hanya tiga bulan. Seorang ibu

bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif dengan pengetahuan yang

benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan

kerja (Utami Roesli, 2000:38). Ibu bekerja harus mendapat dukungan untuk

melakukan menyusui eksklusif dalam enam bulan pertama dan melanjutkan

menyusui setelah pemberian makanan pendamping ASI (Depkes RI, 2002:16).

Berbagai kendala yang dihadapi dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif

salah satunya adalah ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin yang menyebabkan

penggunaan susu botol atau susu formula secara dini sehingga menggeser atau

menggantikan ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan

meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun (Depkes RI, 2002:6).

6) Kemampuan Ibu untuk Menyusui

Kemampuan ibu untuk menyusui berbeda antara ibu yang satu dengan yang

lain, hal ini disebabkan (A. August Burns, 2000:167):

1. Produksi ASI

Ibu-ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk bayinya tetapi hal ini

tidak benar. Jumlah ASI dalam payudara tergantung pada berapa banyak bayi

menghisap payudara. Makin banyak bayi menghisap makin banyak pula produksi

ASI.
29

2. Masalah puting susu

Keadaan puting susu yang datar atau masuk ke dalam, tetapi tetap bisa

memberikan ASI tanpa masalah, hal ini dikarenakan bayi menghisap payudara

bukan hanya puting susu.

2.4

2.5 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Sosial Budaya

Faktor Pendukung Pemberian ASI Eksklusif


Kemampuan Ibu
untuk Menyusui

Faktor Pendorong
Sikap dan Perilaku
Petugas Kesehatan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


-Pengetahuan Ibu Pemberian ASI
-Sikap Ibu Eksklusif

Variabel Pengganggu
ƒ Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
ƒ Pekerjaan ibu
ƒ Pendidikan Ibu
ƒ Sosial budaya

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel pengganggu dikendalikan dengan:

1) Sikap dan perilaku petugas kesehatan dan sosial budaya diasumsikan sama

karena berada di satu wilayah yang sama

2) Responden yang diambil adalah ibu yang tidak bekerja dengan pendidikan

SMP atau SMA

3) Sosial budaya dianggap sama karena responden berada dalam satu wilayah.

30
31

3.2 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di

Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009.

2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan

Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran


Variabel
Variabel Definisi Operasional Kategori Skala
Pengetahuan Adalah kemampuan responden 1) Baik, jika total skor Ordinal
tentang ASI untuk menjawab pertanyaan yang ≥ 13
berhubungan dengan ASI 2) Kurang baik, jika total
eksklusif. skor <13

Sikap ibu Ungkapan perasaan responden 1) Baik, jika total skor Ordinal
terhadap terhadap pemberian ASI ≥ 12
pemberian ASI eksklusif 2) Kurang baik, jika total
skor <12
Praktek Pemberian ASI saja sampai usia 1) Eksklusif, jika total Nominal
pemberian ASI enam bulan oleh responden skor=3
eksklusif 2) Non eksklusif, jika
total skor <3

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik cross sectional yaitu

suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek, melalui observasi/pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yaitu

tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat penelitian tersebut (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael,

1995:57).
32

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

mempunyai bayi usia > 6-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kecamatan

Gunungpati sebanyak 62 responden.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti (Soekidjo

Notoatmodjo, 2002:79). Teknik pengambilan sampel secara simple random

sampling.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Ibu yang berpendidikan SMP atau SMA

2) Ibu yang tidak mempunyai pekerjaan selain sebagai ibu rumah tangga

3) Kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Ibu yang mempunyai bayi umur > 6-12 bulan tetapi tidak bersedia menjadi

responden

Cara perhitungan sampel:

z12−α 2 P(1 − P) N
n= (Lamesho, 1997:53)
d 2 ( N − 1) + Z 12−α 2 P(1 − P)
33

Keterangan:

n= perkiraan besar sampel

Z= tingkat kepercayaan

α = tingkat signifikansi

N= jumlah populasi

d= tingkat presisi = 5%

P= proporsi populasi = 0,5

Dari perhitungan dengan rumus di atas didapatkan sampel sebanyak 38

responden.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data

(Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah

tersusun dengan baik, sudah matang, dimana interviewer tinggal memberikan

jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Soekidjo Notoatmodjo,

2002:116).

Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu

dalam pemberian ASI eksklusif.

3.6.1 Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun oleh

peneliti mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji

korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
34

tersebut. Teknik yang dipakai adalah teknik korelasi ”Product moment” dengan

menggunakan bantuan program komputer. Uji validitas dilakukan pada 20 orang

ibu di luar sampel penelitian yang mempunyai karakteristik sama. Uji validitas

dinyatakan valid apabila ada dari hasil pengukuran tiap item soal lebih besar dari r

tabel yaitu 0,444 yang didapatkan dari r product moment dengan α = 5%.

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas

dengan teknik Alfa Cronbach dengan menggunakan bantuan komputer yang

dilakukan pada 20 ibu di luar sampel penelitian yang mempunyai karakteristik

yang sama.

3.7 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data yang

hendak diteliti dengan metode yang ditentukan oleh peneliti. Metode yang

digunakan dalam mengambil data oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Teknik Pengambilan Data Primer

Data primer dalam penelitian ini meliputi pengetahuan dan sikap ibu tentang

ASI, serta pemberian ASI eksklusif. Data primer dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara.
35

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran

penelitian (responden) dengan menggunakan panduan kuesioner.

Wawancara dalam ini dilakukan secara langsung dengan ibu-ibu yang

mempunyai bayi umur >6-12 bulan yang sudah memenuhi kriteria sampel dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI

eksklusif.

2) Teknik Pengambilan Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum Kelurahan

Gunungpati Kecamatan Gunungpati dan data jumlah bayi umur >6-12 bulan.

3.8 Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis

data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian.

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Editing

Editing dilakukan guna mengoreksi data hasil penelitian yang meliputi

kelengkapan pengisian data identitas responden.

2) Koding

Koding dilakukan dengan cara memberikan kode pada jawaban hasil

penelitian guna mempermudah dalam proses pengelompokan dan

pengolahannya.
36

3) Tabulasi

Tabulasi dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban hasil penelitian

yang serupa dan menjumlahkannya dengan cara teliti dan teratur ke dalam

tabel yang telah disediakan.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara,

yaitu:

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu

pengetahuan ibu, sikap ibu dan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada, yang disajikan dalam bentuk tabel

dan grafik.

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel pengetahuan ibu dan sikap ibu

dengan pemberian ASI eksklusif. Karena skala data pada penelitian ini berbentuk

ordinal dan nominal maka menggunakan uji Chi square dengan syarat tidak ada

sel yang nilai observed-nya bernilai 0, dan sel yang mempunyai expected kurang

dari 5 maksimal 20%, namun jika tidak memenuhi syarat maka menggunakan

alternatif uji Fisher atau Kolmogorof-smirnov (M. Sopiyudin Dahlan, 2005:18).


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum


4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Kelurahan Gunungpati merupakan satu kelurahan yang berada di

wilayah Kecamatan Gunungpati. Kelurahan ini memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Cepoko

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

Sebelah Timur : Kelurahan Plalangan

Jumlah penduduk Kelurahan Gunungpati sebanyak 5973 jiwa dengan

jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2911 jiwa (48,71%) dan jumlah penduduk

perempuan sebanyak 3062 jiwa (51,29%).

Dalam bidang pelayanan kesehatan, Kelurahan Gunungpati termasuk

dalam wilayah kerja Puskesmas Gunungpati dan memiliki jumlah posyandu

sebanyak 11 buah sebagai wadah pelayanan kesehatan masyarakat.

4.1.2 Karakteristik Responden

4.1.2.1 Umur Ibu


9
10

Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok umur ibu dapat dilihat pada

tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu

Kelompok Umur (tahun) Frekuensi Prosentase (%)


24 – 31 25 65,79
32 – 39 13 34,21
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur responden antara 24

sampai 31 tahun sebanyak 25 orang (65,79%), sedangkan umur responden antara

32 sampai 39 tahun sebanyak 13 orang (34,21%).

4.1.2.2 Pendidikan Ibu

Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu

Pendidikan Ibu Frekuensi Prosentase (%)


SMP 3 7,89
SMA 35 92,11
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMA dengan prosentase sebesar 92,1% (sebanyak 35 responden).

4.1.2.3 Umur Bayi

Distribusi frekuensi berdasarkan umuir bayi dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:
11

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Bayi

Umur Bayi Frekuensi Prosentase (%)


7 11 28,95
8 9 23,68
9 7 18,42
10 4 10,53
11 5 13,16
12 2 5,26
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa bayi yang paling banyak

berumur 7 dan 8 bulan dengan prosentase masing-masing 28,95% dan 23,68%.

4.1.2.4 Jenis Kelamin Bayi

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin bayi dapat dilihat pada

tabel.di bawah ini:

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Bayi

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)


Laki-laki 18 47,37
Perempuan 20 52,63
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jenis kelamin bayi adalah

laki-laki sebanyak 18 bayi (47,37%) dan perempuan 20 bayi (52,63%).

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian yang

dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan pemberian ASI eksklusif.
12

4.2.1.1 Pengetahuan Responden

Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan responden dapat dilihat

pada tabeldi bawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu

Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 21 55,3
Kurang Baik 17 44,7
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat responden dengan pengetahuan baik

berjumlah 21 orang (55,3%), pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang

(44,7%).

4.2.1.2 Sikap Responden

Distribusi frekuensi berdasarkan sikap responden dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu

Sikap Ibu Frekuensi Prosentase (%)


Baik 15 39,47
Kurang Baik 23 60,53
Total 38 100,00

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat responden dengan sikap baik

sebanyak 15 orang (39,47%), sikap kurang baik sebanyak 23 orang (60,53%).

4.2.1.3 Pemberian ASI Eksklusif


13

Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Jumlah Prosentase (%)


Eksklusif 23 60,5
Noneksklusif 15 39,5
Total 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat responden yang memberi ASI

eksklusif sebanyak 23 orang (60,5%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif

sebanyak 15 orang (39,5%).

4.2.2 Analisis Bivariat

Uji bivariat pada penelitian “hubungan pengetahuan dan sikap ibu

dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang tahun 2009“ menggunakan rumus chi square, dimana

uji tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap

ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan

Gunungpati yang meliputi:

4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil pengujian untuk pengetahuan ibu dengan pemberian ASI


14

eksklusif menyatakan hasil seperti di bawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif

Variabel Bebas Variabel Terikat


Pemberian ASI Total P value
Pengetahuan Ibu Eksklusif Non Eksklusif
∑ % ∑ % ∑ %
Baik 16 42,1 5 13,2 21 55,3
Kurang Baik 7 18,4 10 26,3 17 44,7 0,028
Total 23 60,5 15 39,5 38 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai pengetahuan baik dan memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak

16 orang (42,1%) dan responden dengan pengetahuan baik tetapi tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 5 orang (8,3%). Sedangkan

responden dengan pengetahuan kurang baik dan memberi ASI eksklusif pada bayi

sebanyak 7 orang (18,4%), dan responden dengan pengetahuan kurang baik tapi

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10 orang (26,3%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi square antara variabel

pengetahuan ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI eksklusif diperoleh

nilai p value 0,028 (<0,05) yang artinya ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan

Gunungpati Kecamatan Gunungpati.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:


15

Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan


Pemberian ASI Eksklusif

50 42.1
Frekuensi (%)

40
26.3
30 Eksklusif
18.4
20 13.2 Noneksklusif
10
0
Baik Kurang Baik
Pengetahuan Ibu

Grafik 4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif

4.2.2.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil pengujian untuk sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif

menyatakan hasil seperti di bawah ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Variabel Variabel Terikat


Bebas
Pemberian ASI Total P value
Sikap Ibu Eksklusif Non Eksklusif
∑ % ∑ % ∑ %
Baik 10 26,3 5 13,2 21 55,3
Kurang Baik 13 34,2 10 26,3 17 44,7 0,523
Total 23 60,5 15 39,5 38 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai sikap baik dan memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10

orang (26,3%) dan responden dengan pengetahuan baik tetapi tidak memberikan
16

ASI eksklusif pada bayi sebanyak 13 orang (34,2%). Responden dengan

pengetahuan kurang baik dan memberi ASI eksklusif sebanyak 5 orang (13,2%),

sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik tapi tidak memberikan

ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10 orang (26,3%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square antara variabel sikap

ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p value

0,532 (>0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu

tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati

Kecamatan Gununugpati.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI


eksklusif

40 34.2
Frekuensi (%)

26.3 26.3
30
Eksklusif
20 13.2
Noneksklusif
10
0
Baik Kurang Baik
Sikap Ibu

Grafik 4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kota

Semarang dengan nilai p value sebesar 0,028. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden (55,3%) dengan pengetahuan baik

dan 44,7% (17 responden) mempunyai pengetahuan kurang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).

Hal ini sejalan pula dengan teori Green bahwa perilaku dipengaruhi

oleh 3 faktor utama dimana salah satu faktor predisposisi yang ada di dalamnya

terdapat pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:13).

penelitian terdahulu (Tri Rahayuningsih, 2005), yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif

tetapi dengan tingkat keeratan yang berbeda.

9
10

5.1.2 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan

antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati

Kecamatan Gunungpati dengan nilai p value sebesar 0,532. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik sebanyak

39,5 % (15 responden) dan 60,5% (23 responden) mempunyai sikap kurang baik.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya.

Sikap terbentuk dalam hubungan suatu obyek, orang, kelompok, lembaga, nilai

melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat

kabar, buku, poster, radio, televisi, dan sebagainya (Abu Ahmadi, 1999:172).

Sikap dapat bersifat positif dapat pula bersifat negatif.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu (Sofiyatun,

2007), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian

ASI eksklusif, tetapi dengan tingkat keeratan yang berbeda.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terdapat banyak hambatan dan kelemahan, antara lain:

1) Penelitian menggunakan desain cross sectional, dimana data yang diperoleh

hanya dengan satu kali pengukuran sehingga belum bisa menggambarkan

faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif


11

secara menyeluruh.

2) Hasil penelitian tergantung pada kejujuran responden, karena dalm penelitian

ini menggunakan instrumen kuesioner.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

6.1.1 Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang tahun 2009

6.1.2 Ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang tahun 2009

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain:

1) Bagi ibu, perlu peningkatan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI

eksklusif bagi bayi untuk menunjang pertumbuhan.

2) Bagi ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, dianjurkan untuk

memberikan ASI eksklusif pada anak berikutnya.

3) Bagi petugas kesehatan, hendaknya aktif dalam sosialisasi tentang

pentingnya pemberian ASI eksklusif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Ilmu

A. August Burns, dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan.


Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Bimo Walgito. 2004. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset

Deddy Muchtadi. 1996. Gizi Untuk Bayi: ASI, Susu Formula dan Makanan
Tambahan. Jakarta: Sinar Harapan

Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat Gizi


Masyarakat

______________________. 2002. Pedoman Pengembangan Teknologi Tepat


Guna Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat

______________________. 2002. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat bagi Ibu


Hamil dan Menyusui. Jakarta: Depkes RI

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka

Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Puspa Swara

Handrawan Nadesul. 1996. Cara Sehat Mengasuh Anak. Jakarta: Puspa Swara

Hubertin Sri Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC

Ipuk Dwiana Murwanti. 2005. (Skripsi) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi


Praktek Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-4 Bulan di Desa
Paremono Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Semarang: FKM
Undip

M. Sopiyudin Dahlan. 2004. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Bina Mitra Press

9
10

Ratna Susanti. 2002. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan


tentang ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif (Studi di
Desa Tidu Kecamatan Bikareja). Semarang: FKM Undip

Sarlito Wirawan. 2002. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Sjahmien Moehji. 1992. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bhatara
Karya Aksara

________________. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

Soekidjo Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

__________________. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

__________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

Sri Haryati. 2006. (Skripsi) Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan


Pemberian ASI Eksklusif sampai 4 Bulan di Desa Kandangmas
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Semarang: FKM Undip

Stanley Lameshow. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Suharyono, Rulina Suradi, dkk. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Tri Rahayuningsih. 2005. (Skripsi) Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang


ASI dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan
Ngaliyan. Semarang: FIK UNNES

Utami Roesli. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
FORMULIR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI

KELURAHAN GUNUNGPATI

KECAMATAN GUNUNGPATI TAHUN 2009

Petunjuk :
1. Semua pertanyaan mohon dijawab sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
2. Berilah nomor pada kolom yang tersedia sesuai dengan
jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan diri
anda.
I.Karakteristik Responden
a. Identitas Ibu
1. No responden :
2. Tanggal pengisian :
3. Nama responden:
4. Umur :
5. Pendidikan :
6. Alamat :
b. Identitas Bayi
1. Nama :
2. Tempat tanggal lahir :
3. Umur :
4. Anak ke- :
5. Jenis kelamin :

II.Pengetahuan Ibu Tentang ASI

Pernyataan

o a idak

ASI diberikan segera setelah bayi

lahir.

ASI pertama kali keluar,

berwarna kekuning-kuningan dan


kental harus diberikan pada bayi.

Kolostrum berwarna

kekuning-kuningan dan kental harus

dibuang.

Memberikan ASI saja pada

bayi minimal sampai usia enam bulan.

Makanan pendamping

diberikan pada bayi usia 6 bulan ke

atas.

ASI eksklusif adalah

memberikan ASI saja tanpa makanan

tambahan lain sampai bayi berusia 6

bulan.

ASI diberikan pada bayi di

manapun dan kapanpun saat bayi


membutuhkan.

Semakin banyak bayi

menghisap ASI, maka semakin banyak

pula produksi ASI

ASI harus tetap diberikan

ketika ibu bekerja.

Bayi dapat mengalami diare

0 ketika diberi makanan tambahan

sebelum usia 6 bulan.

Ibu tidak boleh mengkonsumsi

1 ikan selama menyusui

Menyusui harus dilakukan

2 dengan perasaan senang.

Ketika bayi sakit, ASI harus

3 tetap diberikan
Ibu harus mengkonsumsi

4 makanan yang bergizi seimbang

selama menyusui.

Menyusui secara eksklusif

5 dapat meningkatkan jalinan kasih

sayang antara ibu dan anak

Dalam menyusui, dukungan

6 suami dan orang terdekat tidak

diperlukan.

Menyusui menyebabkan

7 penampilan ibu tidak menarik lagi

Kolostrum mengandung zat

8 antibodi yang mampu melindungi

tubuh bayi dari berbagai penyakit

infeksi.
Kolostrum yang berwarna

9 kuning dan kental lebih banyak

mengandung protein dan antibodi.

Memberi ASI eksklusif saja

0 menyebabkan bayi kekurangan gizi

ASI merupakan nutrisi yang

1 paling tepat untuk bayi karena sesuai

dengan kebutuhan bayi pada masa

pertumbuhannya.

Memberikan ASI dapat

2 meningkatkan kecerdasan bayi.

Menyusui secara ekslusif

3 dapat menunda kehamilan.

Memberi ASI sangat

4 merepotkan
III. Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI

Pernyataan

o etuju idajk

Setuju

ASI sebaiknya diberikan pada

bayi sampai usia 2 tahun

Bayi diberi ASI saja tanpa

makanan tambahan lain sampai usia 6

bulan.

Ibu yang berhasil menyusui

anak sebelumnya akan menunjang

pemberian ASI pada anak berikutnya

Bayi yang sakit tetap diberikan

ASI
Pertumbuhan bayi akan

terganggu apabila hanya diberi ASI saja

sampai berumur 6 bulan

ASI dapat meningkatkan

kecerdasan anak

Menyusui secara eksklusif

sangat merepotkan ibu.

Menyusui secara eksklusif dapat

meningkatkan jalinan kasih sayang

antara ibu dan bayi

Menyusui secara eksklusif dapat

meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Menyusui secara eksklusif dapat

0 memberikan nutrisi yang cukup bagi

bayi
Kolostrum harus diberikan pada

1 bayi

Menyusui secara eksklusif dapat

2 mengurangi risiko kanker indung telur

Menyusui lebih praktis dan tidak

3 merepotkan

Makanan pendamping sebaiknya

4 diberikan ketika bayi berusia lebih dari

6 bulan.

Menyusui dapat mengurangi

5 rasa percaya diri ibu.

Menyusui secara eksklusif dapat

6 mengembalikan bentuk badan ibu

Susu yang pertama kali keluar

7 dan berwarna kuning tidak diberikan


pada bayi

Susu formula lebih praktis dari

8 ASI

IV.Praktek Pemberian ASI Ekslusif

Apakah ibu memberikan susu yang pertama kali

keluar setelah melahirkan (kolostrum) dan hanya

memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan?

1. Ya 2. Tidak

SKOR VALIDITAS DAN REABILITAS KUESIONER

PENELITIAN
Kode Peng S Pem

o Responden etahuan Ibu ikap Ibu berian ASI

2 3 4 5

UC-01 1 1 1

UC-02 1 1 1

UC-03 1 1 1

UC-04 1 1 1

UC-05 2 1 1

UC-06 2 2 2

6
UC-07 1 1 1

UC-08 1 1 1

UC-09 2 2 2

UC-10 2 2 2

UC-11 1 2 2

UC-12 2 2 2

UC-13 1 1 1

UC-14 2 2 2

UC-15 1 1 1
5

UC-16 1 1 1

UC-17 2 2 2

UC-18 2 1 2

UC-19 1 1 1

UC-20 1 1 1

0
PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

KUESIONER PENELITIAN

Item-Total Statistics
Sc C Sq Cr
Sc ale orrected uared onbach's
ale Mean Variance Item-Total Multiple Alpha if
if Item if Item Correlatio Correlatio Item
Deleted Deleted n n Deleted
Pe 2. .9 .7 .6 .8
ngetahuan 80 05 26 32 84
Sik 2. .9 .7 .6 .8
ap 80 05 26 32 84
Pra
2. .8 .8 .7 .7
k Pemb
80 00 90 92 37
ASI
DATA RESPONDEN

enis

Nama Nama mur Kelamin A

o Ibu Bayi (bln) Bayi lamat

Siti Zahra M

Masruroh Fatima P agersari

Ani M. L M
Fatika Ardian agersari

Arman M

Dina Pramudya L agersari

Ririn M

Nana Maulida 2 P agersari

Umi Paramit M

Arini ha 0 P agersari

Atika Fardan Ja

Putri Eka P 1 L galan

Siti Aliya Ja

Zaenab Wardani P galan

Arti Rina Ja

Ariyani Fernanda P galan

Ja

Fitria Resti P galan


Mocca N

0 Nunik Prastyo 0 L gabean

1 Asih M. Aziz L gabean

2 Nurul M. Faiz L gabean

Sri Melisa N

3 Rejeki Anjani P gabean

Kusw Hardian N

4 ati Saputra L gabean

Wahy K

5 u Anna Natania P liwonan

Siti Firalia K

6 Maesaroh Asmara 0 P liwonan

Aprili Andhika L K
7 a Pratama liwonan

Nur Moza K

8 Wati Paramitha P liwonan

Marti Najwa N

9 ni Azahra P grembel

Kartik Bayu N

0 a Nugroho 0 P grembel

Eviya Tristani N

1 ni a P grembel

Siti Desi N

2 Maemunah Novitasari P grembel

Inayat Anike P

3 i Putri 0 P erbalan

Fitri Noval P

4 Handayani Pradita L erbalan


Ardi P

5 Reni Setiawan 2 L erbalan

Cician Fani P

6 i Rahmawati 1 P erbalan

Salsabil N

7 Santi a 0 P glarang

Desi Erika N

8 Fitriana Putri P glarang

Wiwi Sabrina N

9 k Widayati Fahrani P glarang

Hartin Anjas N

0 i Pangestu L glarang

Inaya Raditya Si

1 h Pratama 0 L roto

Yanti Ayu P Si
2 Anjani roto

Ayu Eza Si

3 Kusuma Saputra L roto

Rini Estika Si

4 Sulastri Aliya P roto

Yayu Aditya M

5 k Kurniawan L alon

Wula Indra M

6 ndari Subakthi L alon

Ridho M

7 Weni Faturahman L alon

Kartin M

8 i Nabila P alon
TABEL SKOR PENGETAHUAN IBU

Pernyataan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
0

3
4

1
2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2

7
8

5
6

8
TABEL SKOR SIKAP IBU

N Pernyataan

Respon 0 1 2 3 4 5 6 7 8

den

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1
2

0
1

1
8

5
1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3
2

8
REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN

Na Peng Sikap Pembe

o ma etahuan Ibu Ibu rian ASI

2 3 4 5

Siti Eksklus

Masruroh Baik Baik if

Ani Kura Kuran Non

Fatika ng Baik g Baik Eksklusif

Din Eksklus

a Baik Baik if

Nan Kura Kuran Non

a ng Baik g Baik Eksklusif

9
Umi Kura Kuran Non

Arini ng Baik g Baik Eksklusif

Atik Eksklus

a Putri Baik Baik if

Siti Kura Kuran Eksklus

Zaenab ng Baik g Baik if

Arti Non

Ariyani Baik Baik Eksklusif

Fitri Eksklus

a Baik Baik if

Nun Kuran Non

0 ik Baik g Baik Eksklusif

Asi Kura Non

1 h ng Baik Baik Eksklusif

Nur Kura Kuran Eksklus


2 ul ng Baik g Baik if

Sri Kuran Eksklus

3 Rejeki Baik g Baik if

Kus Kuran Eksklus

4 wati Baik g Baik if

Wa Kura Non

5 hyu Anna ng Baik Baik Eksklusif

Siti Eksklus

6 Maesaroh Baik Baik if

Apr Kura Kuran Non

7 ilia ng Baik g Baik Eksklusif

Nur Kura Kuran Eksklus

8 Wati ng Baik g Baik if

Mar Kuran Eksklus

9 tini Baik g Baik if


Kart Kuran Non

0 ika Baik g Baik Eksklusif

Evi Kura Kuran Eksklus

1 yani ng Baik g Baik if

Siti Kuran Eksklus

2 Maemunah Baik g Baik if

Inay Kura Non

3 ati ng Baik Baik Eksklusif

Fitri Eksklus

4 Handayani Baik Baik if

Ren Eksklus

5 i Baik Baik if

Cici Kuran Non

6 ani Baik g Baik Eksklusif

Sant Kura Kuran Eksklus


7 i ng Baik g Baik if

Des Eksklus

8 i Fitriana Baik Baik if

Wi

wik Kura Kuran Eksklus

9 Widayati ng Baik g Baik if

Hart Kura Kuran Eksklus

0 ini ng Baik g Baik if

Inay Kura Kuran Non

1 ah ng Baik g Baik Eksklusif

Yan Kuran Eksklus

2 ti Baik g Baik if

Ayu Kura Non

3 Kusuma ng Baik Baik Eksklusif

Rini Baik Baik Eksklus


4 Sulastri if

Yay Kuran Non

5 uk Baik g Baik Eksklusif

Wul Eksklus

6 andari Baik Baik if

We Kura Kuran Non

7 ni ng Baik g Baik Eksklusif

Kart Kuran Eksklus

8 ini Baik g Baik if

TABEL FREKUENSI HASIL PENELITIAN

1. Frekuensi Umur Ibu


F P Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
2
2 6 65.
alid 4 - 31 65.8
5 5.8 8
tahun
3
1 3 34.
2 - 39 100.0
3 4.2 2
tahun
T 3 100
otal 8 00.0 .0

2. Frekuensi Pendidikan Ibu

F P Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
S 7
3 7.9 7.9
alid MP .9
S 3 9 92.
100.0
MA 5 2.1 1
T 3 100
otal 8 00.0 .0

3. Frekuensi Umur Bayi


F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
7 1 26.
26.3
alid bulan 0 6.3 3
8 1 26.
52.6
bulan 0 6.3 3
9 18.
7 71.1
bulan 8.4 4
1 18.
7 89.5
0 bulan 8.4 4
1
2 5.3 94.7
1 bulan .3
1
2 5.3 100.0
2 bulan .3
T 3 100
otal 8 00.0 .0
4. Frekuensi Jenis Kelamin Bayi

F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
l 1 42.
42.1
alid aki-laki 6 2.1 1
p
2 57.
erempua 100.0
2 7.9 9
n
T 3 100
otal 8 00.0 .0

5. Frekuensi Pengetahuan Ibu

F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
b 2 55.
55.3
alid aik 1 5.3 3
k
1 44.
urang 100.0
7 4.7 7
baik
F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
b 2 55.
55.3
alid aik 1 5.3 3
k
1 44.
urang 100.0
7 4.7 7
baik
T 3 100
otal 8 00.0 .0

6. Frekuensi Sikap Ibu

F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
b 1 39.
39.5
alid aik 5 9.5 5
k
2 60.
urang 100.0
3 0.5 5
baik
T 3 100
otal 8 00.0 .0

7. Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif


F Val Cumula
requency ercent id Percent tive Percent
e 2 60.
60.5
alid ksklusif 3 0.5 5
n
on 1 39.
100.0
ekskluisi 5 9.5 5
f
T 3 100
otal 8 00.0 .0

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

1. Pengetahuan Ibu

Crosstabs
Pengetahuan * Prak Pem ASI Crosstabulation
Prak Pem ASI

No

ksklusif n Eksklusif otal

Pe B Count
5
ngetahuan aik 6 1

Expected
8.3
Count 2.7 1.0

% within 23.

Pengetahuan 6.2% 8% 00.0%

% of Total 13.

2.1% 2% 5.3%

K Count
10
urang Baik 7

Expected
6.7
Count 0.3 7.0

% within 58.

Pengetahuan 1.2% 8% 00.0%

% of Total 26.

8.4% 3% 4.7%
Total Count
15
3 8

Expected 15.

Count 3.0 0 8.0

% within 39.

Pengetahuan 0.5% 5% 00.0%

% of Total 39.

0.5% 5% 00.0%

Chi-Square Tests
Asy Exa Exa

mp. Sig. (2- ct Sig. (2- ct Sig. (1-

alue f sided) sided) sided)

Pearson Chi- .02

Square .821a 8

Continuity .06

Correctionb .467 3

Likelihood .02

Ratio .895 7

Fisher's Exact .04 .03

Test 6 1
Linear-by- .03

Linear Association .694 0

N of Valid

Casesb 8

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

6.71.

b. Computed only for a

2x2 table

2. Sikap Ibu

Crosstabs
Sikap * Prak Pem ASI Crosstabulation

Prak Pem ASI

No

ksklusif n Eksklusif otal

B Coun
5
ikap aik t 0 5

Expe
5.9
cted Count .1 5.0

% 33.

within Sikap 6.7% 3% 00.0%

% of 13.

Total 6.3% 2% 9.5%

K Coun
10
urang Baik t 3 3

Expe
9.1
cted Count 3.9 3.0

% 43.

within Sikap 6.5% 5% 00.0%

% of 26.

Total 4.2% 3% 0.5%


Total Coun
15
t 3 8

Expe 15.

cted Count 3.0 0 8.0

% 39.

within Sikap 0.5% 5% 00.0%

% of 39.

Total 0.5% 5% 00.0%

Chi-Square Tests

Asy Exa Exa


mp. Sig. (2- ct Sig. (2- ct Sig. (1-
alue f sided) sided) sided)

Pearson Chi- .53


a
Square 391 2
Continuity .77
b
Correction 082 5
Likelihood .53
Ratio 395 0
Fisher's Exact .73 .39
Test 6 0
Linear-by- .53
Linear Association 381 7
N of Valid
b
Cases 8
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.92.
b. Computed only for a
2x2 table
i

Anda mungkin juga menyukai