Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah


hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang di terima pada waktu
di rumah sakit dengen keperawatan yang di berikan setelah pasien pulang.
Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika di lanjutkan dengan perawatan di
rumah. Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi pasien yang di
rawat di rumah sakit belum optimal di laksanakan, dimana peran keperawatan
terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang.
Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan di rumah, konseling kesehatan
atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak di bantu dalam upaya
memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, sering kali di terima kembali dalam waku 24
jam sampai 48 jam, dan kemudian pulang kembali.(Nursalam.2002)

discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan


rentang keperawatan. Sering pula di sebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang di butuhkan oleh pasien dimanapun pasien
berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan
pulang akan beresiko terhadap berat nya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi
fisik. Dalam perencanaan pulang di perlukan komunikasi yang baik terarah,
sehingga apa yang di sampaikan dapat di mengerti dan berguna untuk
keperawatan di rumah. (Nursalam 2015)
2.1.       Tujuan

2.1.1. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa dan


perawat di ruang Nusa indah Rumah sakit tingkat III Kodam Brawijaya
Surabaya mampu menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.

2.1.2. Tujuan Khusus

a      Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning.

b      Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning

c      Memprioritaskan masalah untuk discharge planning

d     Membuat jadwal pelaksanaan untuk pasien discharge planning.

e      Melaksanakan discharge planning

f       Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning

g      Pendokumentasian discharge planning


3.1.       Manfaat

3.1.1. Bagi Pasien

a      Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di


rumah.

b      Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan


perawatan di rumah.

c      Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki


dan mempertahankan status kesehatan klien.

3.1.2. Bagi Perawat

a      Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat


dengan pasien sebagai penerima pelayanan.

b      Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan


pasien.

c      Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di


rumah.

d     Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien saat


di rumah.
BAB II

MATERI DISCHARGE PLANNING

PASIEN PULANG

2.1.       Pengertian

Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari


fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 2000).Discharnge planning (perencanaan
pasien pulang) merupakan komponen sistem perawatan yang berkelanjutan,
pelayanan yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan lanjut pada pasien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat yang tepat dan sumber yang tepat
dalam dengan harga yang terjangkau.

2.2.       Tujuan

Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk :

a      Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.

b      Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.

c      Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.

d     Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan yang lain.

e      Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan


keterampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien.
f. Membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Discharnge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang
berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stres.

2.3.       Jenis pemulangan pasien

a      Conditional discharge (pemulangan sementara)

Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang
untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.

b      Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)

Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya.
Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan
kembali.

c      Judocal discharge (pulang paksa)

Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk
pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan tim
home care RS atau puskesmas terdekat.

2.4.       Komponen perencanaan pulang

a      Perawatan di rumah

b      Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, waktu


kontrol, tempat kontrol.
c      Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian,
dan waktu yang tepat untuk minum obat.

d     Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak


diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan
menyimpan obat tersebut.

e      Hasil pemeriksaan

f       Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.

g      Surat-surat seperti surat keterangan sakit.

2.5.       Prosedur tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang


Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya
jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diberikan dalam
perencanaan pulang, meliputi:

1. Komponen perencanaan pulang


a.  Perawatan di rumah
b. Pemberian pendidikan kesehatan mengenai :
Diet, waktu kontrol, tempat kontrol
c. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian,
dan waktu yang tepat untuk minum obat.
d. Obat-obatan yang dihentikan
Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh
klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
e. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.
f. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.

2. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang


a.  Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat
mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien serta keluarga.
b      Program pulang bertahap.

c      Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang


dilakukan pasien di rumah sakit, dan tugas keluarga.

d     Rujukan.

e      Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara


perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien di rumah.

3. Persiapan pemulangan pasien yang di singkat dengan


METOD, yaitu:
a. Medication(obat)
b. Environment(Lingkungan)
c. Treatment (Pengobatan)
d. Health Teaching(Pengajaran kesehatan)
e. Out patien referal
f. Diet

4. Sedangkan untuk pasien pulang kritis(ketergantungan) petugas rumah sakit


bekerja sam dengan PUSKESMAS setempat untuk perawatan di rumah atau home
care.

2.6.       Alur discharge Planning

Peran perawat dalam discharge planning

Kepala ruangan

a.    Membuka acara discharge planning kepada pasien


b.    Menyetujui dan menandatangani format discharge planning

Perawat primier

a.    Membuat rencana discharge planning

b.    Memberikan konseling

c.   Memberikan pendidikan kesehatan

d.    Menyediakan format discharge planning

e.     Mendokumentasikan discharge planning

f.    Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir


perawatan)

Perawat Asosiat

Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah


direncanakan oleh Kepala ruangan.
2.7.  Pengorganisasian
Kepala Ruangan    : Maria okladina, S.Kep
PP : Samsul arifin, S.Kep
PA               : Rosalia momo, S.Kep

2.8.  Instrumen
a      Status klien
c      Leaflet (terlampir)
d     Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.

2.9.  Mekanisme kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Karu mengucapkan 10 Nurse Karu
salam kemudian menit Station PP
menanyakan bagaimana PA
persiapan Tim untuk
pelaksanaan discharge
planning
2PP sudah siap dengan
status klien

3. Menyebutkan masalah-
masalah klien.
4. Menyebutkan hal-hal
yang perlu diajarkan
pada klien dan keluarga.
5. Karu memeriksa
kelengkapan discharge
planning.
Pelaksanaandischarge1.    Karu membuka acara 30 Nurse Karu
planning discharge planning. menit station PP
2.    PP dibantu PA PA
menyampaikan Nurse
pendidikan kesehatan, station
dan menjelaskan
tentang :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan dan PP
penatalaksanaan Bed
3.    Menjelaskan aturan pasien
pengobatan, dan rencana
kontrol setelah pulang
dari Rumah Sakit saat PP, PA
ada keluhan atau sesuai
jadwal kontrol. Bed PA
4.    Cara minum obat, pasien
perawatan di rumah
Bed PA
5 PP menanyakan kembali pasien
kepada klien dan PP,PA
keluarga tentang materi
yang telah disampaikan. Bed
6.    PP mengucapkan terima pasien Karu,PP,PA
kasih. Bed
7.    Pendokumentasian. pasien
8.    Timbal balik antara
Karu, PP, PA dengan Nurse
keluarga klien. station
ALUR DISCHARGE PLANNING
Pasien masuk RS. 1. Menyambut kedatangan pasien

2. Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan


dan denah ruangan.
1. Perawat
3. Memperkenalkan pasien pada teman
sekamar, perawat, dokter. 2. Dokter

4. Melakukan pengkajian keperawatan 3. Team


kesehatan
lain
1. Penentuan keadaan pasien klinis
dan pemeriksaan penunjang lain

2. Tingkat ketergantungan pasien

3. Melakukan asuhan keperawatan


Pasien KRS.
Perencanaan pulang

Program HE

-Kontrol dan obat/ perawatan

-Nutrisi
Lain lain
Peyelesaian
administrasi -Aktivitas dan istirahat
1. Surat kontrol
- Prawatan diri dirumah
2. Resep
Kasir
3. Sisa obat

4. Foto
Monitoring oleh petugas
kesehatan dan keluarga

Kontrol RS Home care


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta

Brunner and Suddart 2003). Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC.


Jakarta.

Raden dan Tafft, 2000).Pengatar kepemimpinan da manjemen keperawatan


untuk keperawatan klinis.Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai