Anda di halaman 1dari 13

ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No.

1, April 2014

MANAJEMEN GIZI ATLET CABANG OLAHRAGA UNGGULAN DI


KABUPATEN BULELENG

Ni Luh Kadek Alit Arsani1, Ni Nyoman Mestri Agustini2, I Nyoman Sudarmada3


1,3
Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan
2
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: alit_arsani@yahoo.com, mes3agustini@yahoo.com

Abstrak
Pembinaan prestasi olahraga merupakan salah satu agenda tahunan yang
menggunakan dana pemerintah cukup besar baik di tingkat nasional maupun di
daerah. Salah satu aspek penting yang sering terlupakan dalam pembinaan atlet
adalah faktor gizi atlet. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui keberadaan
cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng; 2) mengetahui manajemen gizi
atlet cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng; 3) mengetahui kesesuaian
manajemen gizi atlet cabang olahraga unggulan di Kabupaten Buleleng. Metode
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive
sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Interaktive model dari
Miles. Hasil penelitian diperoleh bahwa 1) Cabang olahraga yang menjadi
unggulan Kabupaten Buleleng adalah tenis lapangan, tenis meja, bulutangkis,
atletik, kempo, dan cabang olahraga woodball; 2) Manajemen gizi atlet di
Kabupaten Buleleng selama ini dilakukan oleh atlet sendiri dan orang tua atlet; 3)
Kesesuaian manajemen gizi atlet di Kabupaten Buleleng tidak dilakukan
perhitungan kebutuhan kalori terhadap atlet. Dapat disimpulkan bahwa pola
asupan gizi sebagai salah satu prioritas dalam pembinaan atlet dalam
pelaksanaannya belum sepenuhnya tertangani dengan baik dan manajemen gizi di
Kabupaten Buleleng belum sesuai dengan perhitungan kebutuhan energi atlet
bersangkutan. Dapat disarankan untuk meningkatkan prestasi olahraga di
Kabupaten Buleleng sebaiknya mengaplikasikan IPTEKS Keolahragaan dan
menerapkan manajemen gizi atlet yang baik.

Kata kunci : manajemen, gizi atlet, olahraga unggulan

Abstract
Sport coaching, both national and regional levels is one of annual event which is
using government funds large enough. One important aspect that is often
overlooked in coaching athletes are athletes nutritional factors. This study was
aimed at 1) determining the existence of main sports in Buleleng regency, 2)
determining the nutritional management of sports athletes featured in Buleleng

Jurnal Sains dan Teknologi |275


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

regency, 3) determining the suitability of the nutritional management of sports


athletes featured in Buleleng regency. This research method was descriptive
qualitative, data collected through observation, interviews and documentation.
Informants were selected by purposive sampling. Data were analyzed by
Interaktive Miles analysis models. The results showed that 1) Main sports in
Buleleng regency are tennis, table tennis, badminton, athletics, kempo and
woodball; 2) Nutritional management of athletes in Buleleng regency has been
done by the athletes themselves and their parents; 3) Athlete’s nutrition
management in Buleleng were not based on caloric needs of the athletes. It can be
concluded that the pattern of nutrient intake as a priority in coaching athletes in
practice has not been fully handled properly and nutrient management in Buleleng
is not in accordance with the calculation of the energy needs of the athlete
concerned. It is suggested that sport science and technology and nutrition
management should applied to improve athlete’s performance.

Key words: management, athletes nutritional, main sports

PENDAHULUAN terdapat perbedaan yang sangat


Pembinaan prestasi olahraga mencolok antara pusat dan daerah baik
merupakan salah satu agenda tahunan dalam hal kemampuan teknis tenaga
yang menggunakan dana pemerintah keolahragaan maupun sarana dan
cukup besar baik di tingkat nasional fasilitas yang tersedia.
maupun di daerah. Keberanian Dalam lingkup pembinaan olahraga,
pemerintah mengeluarkan dana besar berbagai ilmu mendukung tercapainya
untuk olahraga prestasi tidak terlepas prestasi, seperti psikologi, anatomi,
dari kebanggaan dan prestise yang bisa fisiologi, pendidikan, kesehatan
diperoleh dari prestasi olahraga olahraga, ilmu gizi dan lainnya. Secara
tersebut. Besarnya dana yang spesifik mengenai gizi, pemberian
dikeluarkan oleh pemerintah dalam asupan makanan yang tepat baik
upaya peningkatan prestasi olahraga kualitas dan kuantitas dapat
menunjukan betapa besarnya menghasilkan kondisi fisik yang optimal
kebutuhan masyarakat terhadap serta memberikan energi yang cukup
prestasi olahraga itu sendiri. bagi atlet selama menjalankan
Prestasi olahraga nasional tampak kegiatannya (Rusli L, dkk, 2000).
stagnan bahkan cenderung menurun Meskipun demikian, masih sering terjadi
dalam beberapa tahun terakhir. Prestasi kesalahan dalam manajemen gizi atlet
olahraga nasional merupakan puncak yang menjadi salah satu kelemahan
dari pembinaan prestasi olahraga di pembinaan olahraga di daerah. Sangat
daerah. Oleh karena itu, keberhasilan sedikit daerah yang memiliki ahli gizi
pembinaan olahraga daerah merupakan yang bisa memberikan pedoman pola
kunci dari kesuksesan olahraga makan untuk menunjang performa atlet
nasional. Salah satu kelemahan dari baik sebelum pertandingan, saat
program pembinaan olahraga nasional pertandingan maupun setelah
saat ini adalah kurang meratanya pertandingan. Berdasarkan penelitian
pembangunan olahraga di daerah, yang dilakukan oleh Elizabeth, et. al.

Jurnal Sains dan Teknologi |276


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

(2011,) ditemukan bahwa sering kali atlet-atlet handal nasional.


atlet tidak memperhatikan tingkat Pengembangan olahraga daerah harus
kebutuhan nutrisi yang disarankan didasarkan pada karakteristik daerah
sehingga performanya menjadi tidak tersebut, dengan kata lain
optimal. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan olahraga di daerah
adanya pengaturan gizi bagi atlet dan harus disesuaikan dengan potensi yang
adanya pendidikan mengenai gizi bagi ada di daerah. Pembinaan olahraga di
atlet. daerah harus diawali dengan pemetaan
Pembinaan olahraga nasional tidak cabang olahraga unggulan dan
bisa berdiri sendiri dan terpusat hanya di pengembangannya sesuai dengan
tingkat nasional. Pembinaan harus cabang olahraga unggulan daerah
melibatkan pemerintah daerah sebagai masing–masing. Penentuan olahraga
ujung tombak pembinaan olahraga unggulan daerah dapat didasarkan pada
nasional. Peraturan Pemerintah RI No. beberapa hal diantaranya : 1) perolehan
16 tahun 2007 tentang penyelenggaraan medali pada kejuaraan multi event
keolahragaan pasal 34 menyebutkan seperti PON, Sea Games, Asian
pembinaan dan pengembangan Games, dan Olimpiade, 2) minat
olahraga prestasi menjadi tanggung masyarakat terhadap cabang olahraga
jawab induk organisasi cabang tertentu, 3) keadaan geografis, 4)
olahraga, organisasi cabang olahraga ketersediaan sarana dan prasarana, 5)
tingkat provinsi, dan organisasi cabang kualitas kondisi fisik olahragawan, dan
olahraga tingkat kabupaten/kota. Dalam 6) kualitas SDM bidang olahraga
melaksanakan tanggung jawabnya (Supriadi, 2008).
tersebut, organisasi olahraga baik pusat Kabupaten Buleleng merupakan
maupun daerah melaksanakan kabupaten dengan wilayah terluas di
pemasalan, pembibitan, pembinaan dan Bali yaitu 1.365,88 Km2 sekitar 24,5 %
pengembangan prestasi olahragawan, dari total luas wilayah Provinsi Bali.
pemberdayaan perkumpulan olahraga, Bentang wilayah yang luas dengan
pengembangan sentra pembinaan tekstur dataran yang bervariasi
olahraga, dan penyelenggaraan merupakan salah satu potensi
kompetisi secara berjenjang dan penunjang pengembangan olahraga di
berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan Kabupaten Buleleng. Menilik hasil
Undang-Undang Sistem Keolahragaan Porprov Bali tahun 2011, cabang
Nasional (UUSKN) yang telah memberi olahraga kempo, atletik, bulutangkis dan
pembagian tugas dan tanggung jawab tenis lapangan merupakan cabang yang
yang jelas antara pemerintah pusat dan menyumbang medali paling banyak bagi
pemerintah daerah dalam pembinaan kontingen Buleleng. Pada even Porprov
olahraga di Indonesia. terakhir tersebut, cabang kempo
Peran daerah telah diakui secara menyumbang 6 medali emas, atletik
nasional sebagai kunci pengembangan menjadi runner up di bawah Denpasar
prestasi olahraga nasional. dengan sumbangan 5 emas. Cabang
Pengembangan cabang olahraga di tenis lapangan menjadi juara umum
daerah merupakan target dan aset dengan 4 medali emas, selain itu
terpenting untuk bisa menghasilkan kontingen tenis Buleleng selalu

Jurnal Sains dan Teknologi |277


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

menyertakan atletnya sebagai anggota Pengetahuan akan gizi tidak hanya


kontingen Bali di ajang PON. Cabang penting bagi seorang ahli gizi namun
butangkis merupakan cabang olahraga juga bagi masyarakat luas, termasuk
yang memiliki tradisi emas di even atlet. Oleh karena dengan memahami
Porprov Bali. Pada porprov 2011 hubungan nutrisi, gaya hidup, self image
cabang bulutangkis memperoleh 3 dan kinerja fisik, maka akan dapat
medali emas. Prestasi yang cukup membantu proses pertumbuhan anak-
bagus pada beberapa even yang diikuti anak, pembina, pelatih olahraga
menjadikan cabang-cabang olahraga masyarakat untuk dapat membantu
tersebut sebagai cabang olahraga masyarakat mencapai derajat sehat dan
unggulan Kabupaten Buleleng. bugar serta pelatih olahraga prestasi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab agar mampu mengoptimalkan
“giza” yang berarti zat makanan, dan pengembangan prestasi atletnya.
dalam bahasa Inggris dikenal istilah Setiap orang memerlukan jumlah
nutrition yang berarti bahan makanan makanan yang berbeda-beda,
atau zat gizi. Lebih luas, gizi diartikan tergantung pada usia, berat badan, jenis
sebagai suatu proses organisme kelamin, aktivitas fisik, kondisi
menggunakan makanan yang lingkungan dan keadaan tertentu.
dikonsumsi secara normal melalui Proporsi makanan sehat berimbang
proses pencernaan, penyerapan, terdiri dari 60-65% karbohidrat, 20%
transportasi, penyimpanan, lemak dan 15-20% protein dari total
metabolismee dan pengeluaran zat gizi kebutuhan atau keluaran energi per hari.
untuk mempertahankan kehidupan, Namun, pembagian persentase zat gizi
pertumbuhan dan fungsi normal organ ini terkadang sedikit berbeda, ada pula
tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. yang menyebutkan 70% karbohidrat,
Dalam lingkup pembinaan olahraga, 15% lemak dan 15% protein.
gizi bersama-sama dengan aspek a. Kebutuhan karbohidrat
lainnya mendukung tercapainya prestasi Orang dewasa dengan aktivitas
sebab prestasi atlet ditentukan oleh sedang memerlukan karbohidrat
kualitas latihan, sedangkan latihan yang rata-rata 8-12 gram/kg BB/hari,
berkualitas dapat diperoleh apabila sedangkan kebutuhan minimal
didukung berbagai penunjang seperti setiap orang adalah 50-100
status psikologi, anatomi tubuh atlet, gram/hari.
fisiologi organ tubuh atlet, biomekanika b. Kebutuhan Lemak
yang terjadi dalam tubuh atlet, Untuk memelihara keseimbangan
pendidikan dan latihan atlet, lingkungan fungsinya, tubuh memerlukan
social, status kesehatan dan status gizi lemak 0,5 hingga 1 gram/kg
atlet. Dengan adanya gizi yang baik, BB/hari. Latihan otot meningkatkan
maka akan tersedia kecukupan energi kapasitas otot dalam menggunakan
untuk kinerja fisik yang bermanfaat lemak sebagai sumber energi.
untuk kesehatan, kebugaran, Secara umum, konsumsi lemak
pertumbuhan anak serta pembinaan dianjurkan tidak lebih dari 30% dari
prestasi olahraga. total energi per hari.
c. Kebutuhan Protein

Jurnal Sains dan Teknologi |278


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

Kebutuhan protein dapat ditentukan harus dijalani oleh seorang


dengan cara menghitung jumlah olahragawan, yaitu latihan untuk
nitrogen yang dikeluarkan melalui pembinaan kondisi fisik dasar dan
urine. Secara umum, kebutuhan latihan untuk pembinaan keterampilan
protein adalah 0,8 sampai 1 teknis khusus olahraga itu sendiri. Oleh
gram/kg BB/hari, tetapi bagi mereka sebab itu, kebutuhan akan energi
yang bekerja berat, kebutuhan (kalori) harus memperhitungkan kedua
protein dapat bertambah. macam faktor tersebut, serta jumlah
d. Kebutuhan Vitamin dan Mineral waktu (durasi) dari masing-masing
Kebutuhan vitamin dan mineral latihan tersebut.
akan meningkat sejalan dengan Untuk memudahkan perhitungan
tingkat aktivitas. Atlet yang dalam menentukan kebutuhan energi
melakukan olahraga berat akan seorang olahragawan, maka diusahakan
memerlukan vitamin dan mineral menggolongkan macam-macam
yang lebih banyak. Kebutuhan olahraga menjadi 4 kelompok,
vitamin beraneka ragam tergantung berdasarkan berat ringannya olahraga
pada fungsinya. Kecukupan vitamin tersebut, dengan memperhitungkan
dan mineral dari bahan alami sering kedua macam bentuk latihan (latihan
sulit dipenuhi pada anak-anak dan kondisi fisik dan latihan keterampilan
atlet karena pada umumnya tidak teknik) juga jumlah waktu dari masing-
mudah mengkonsumsi sayuran dan masing latihan yang dijalankannya.
buah dalam jumlah besar, sehingga Adapun pengelompokan cabang
diperlukan suplemen vitamin dan olahraga tersebut adalah sebagai
mineral. berikut:
1. Olahraga ringan: menembak, golf,
e. Kebutuhan Air bowling, panahan.
Untuk mempertahankan status 2. Olahraga sedang: atletik,
hidrasi, stiap orang dalam sehari- bulutangkis, bola basket, hockey,
hari rata-rata memerlukan 2500 ml softball, tenis, tenis meja, senam,
air. Jumlah tersebut setara dengan sepak bola.
cairan yang dikeluarkan tubuh baik 3. Olahraga berat: renang, balap
berupa keringat, uap air maupun sepeda, tinju, gulat, kempo, judo.
yang keluar bersama tinja. 4. Olahraga berat sekali: balap sepeda
Upaya untuk memberikan makanan jarak jauh (>130 km), angkat besi,
yang sesuai dengan kebutuhan gizi marathon, rowing
terutama olahragawan perlu
Namun, pembagian berat
diperhatikan besar aktivitas dan waktu
ringannya olahraga secara resmi hingga
untuk masing-masing cabang olahraga.
saat ini belum ada. Apabila terdapat
Oleh sebab itu, untuk menentukan
cabang olahraga yang belum tercantum
kebutuhan kalori olahragawan, perlu
pada daftar ini, penggolongannya
dilakukan pengelompokkan cabang-
supaya disesuaikan dengan cabang
cabang olahraga.
yang kira-kira memiliki aktivitas yang
Tiap-tiap cabang olahraga memiliki
sama dengan yang ada di daftar.
dua macam latihan yang masing-masing

Jurnal Sains dan Teknologi |279


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

Untuk perhitungan praktis dalam macam cabang olahraga dapat dipakai


menilai kebutuhan energi untuk macam- tabel di bawah ini.

Tabel 1 Kebutuhan Energi untuk Berbagai Cabang Olahraga (dalam kkal/kg. BB/24
jam)
Olah Olah Olah Olah
raga ringan raga sedang raga berat raga berat
sekali
Laki-laki 42 46 54 62
Perempuan 36 40 47 55

Dalam ajang Pekan Olahraga wawancara yang dilakukan dengan


Provinsi (PORPROV) Bali tahun 2011 beberapa atlet di Kabupaten
yang baru berakhir, berdasarkan
Buleleng, banyak atlet yang Kondisi yang terlihat pada atlet di
mengeluhkan menu makan yang Kabupaten Buleleng, tentunya menjadi
disediakan oleh kontingen. Bebagai salah satu permasalahan yang
keluhan ini terkait dengan jenis menu berdampak terhadap performa atlet.
yang diberikan yang monoton, jumlah Oleh karena itu penyusunan tata
secara kuantitas serta tidak sesuai laksana gizi bagi atlet yang didasarkan
dengan selera atlet. pada kebutuhan terhadap
Pemberian makanan yang tepat keseimbangan energi menjadi sangat
dilihat dari segi kuantitas dan kualitas penting.
dapat menghasilkan kondisi fisik yang Berdasarkan latar belakang tersebut
optimal, serta memberikan energi yang di atas, maka permasalahan dalam
cukup bagi atlet selama menjalankan penelitian ini dirumuskan sebagai
kegiatannya. Pada umumnya, atlet berikut: 1) Bagaimanakah keberadaan
memerlukan makanan lebih banyak cabang olahraga unggulan di Kabupaten
daripada yang bukan atlet, karena atlet Buleleng? 2) Bagaimanakah
melakukan kegiatan fisik yang jauh lebih manajemen gizi atlet cabang olahraga
besar. Sehingga kebutuhan energinya unggulan di Kabupaten Buleleng? 3)
juga bertambah. Seorang atlet Bagaimanakah kesesuaian manajemen
sebaiknya mengetahui berapa gizi atlet cabang olahraga unggulan di
kebutuhan zat-zat gizi dalam sehari Kabupaten Buleleng? Tujuan penelitian
untuk dapat menjamin konsumsi yang ini adalah: 1) Mengetahui keberadaan
mencukupi (adekuat). Selain itu, cabang olahraga unggulan di Kabupaten
kebutuhan gizi para atlet dengan Buleleng 2) Mengetahui manajemen gizi
cabang olahraga yang berbeda juga atlet cabang olahraga unggulan di
harus diperhatikan mengingat tiap Kabupaten Buleleng 3) Mengetahui
cabang olahraga memiliki tuntutan kesesuaian manajemen gizi atlet
aktivitas fisik yang berbeda-beda. cabang olahraga unggulan di Kabupaten
Buleleng. Manfaat penelitian ini adalah:

Jurnal Sains dan Teknologi |280


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

1) Manfaat Praktis: hasil penelitian ini adalah observasi, wawancara


dapat menjadi acuan bagi pemerintah mendalam dan dokumentasi.
daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan 1. Observasi dilakukan untuk
Pemuda dan Olahraga serta instansi melakukan pengamatan langsung
olahraga terkait dalam memberikan terhadap kondisi mnajemen gizi
pembinaan atlet di Kabupaten Buleleng; atlet.
2) Manfaat teoritis: hasil penelitian ini 2. Wawancara mendalam mencakup
dapat menjadi referensi dalam asupan makan selama 24 jam,
perkuliahan Ilmu Gizi Olahraga di dilihat dari segi kuantitas dan
Fakultas Olahraga dan Kesehatan kualitas.
Undiksha. Selain itu, juga dapat menjadi 3. Dokumentasi diperlukan sebagai
referensi dalam pembinaan atlet di Bali pedoman/panduan dalam penelitian
pada khususnya dan memberikan ini. Dokumentasi juga dilakukan
sumbangan pemikiran terhadap dengan penghitungan tingkat
khasanah ilmu tentang manajemen gizi kebutuhan gizi masing-masing
atlet secara umum. cabang olahraga sesuai dengan
perhitungan kebutuhan gizi olahraga
METODE yang didasarkan pada kelompok
cabang olahraga, jenis kelamin dan
Rancangan penelitian ini adalah berat badan atlet.
menggunakan metode penelitian Teknik analisis data menggunakan
deskriptif kualitatif. Penelitian ini Analisis Interaktive model dari Miles dan
dilaksanakan di Kabupaten Buleleng Huberman terdiri dari empat tahap yaitu
Provinsi Bali dengan mengambil pengumpulan data, reduksi data,
populasi atlet cabang olahraga unggulan penyajian data dan penarikan
Kabupaten Buleleng. Subjek penelitian simpulan/verifikasi.
ini adalah seluruh atlet cabang olahraga
unggulan Kabupaten Buleleng. adapun HASIL
penentuan atlet tersebut didasarkan
pada cabang olahraga yang menajdi 1. Keberadaan cabang olahraga
unggulan pada tahun 2013. unggulan di Kabupaten Buleleng
Berpedoman dari Neuman dalam Berbagai cabang olahraga
Jenning (2001) yang menyatakan untuk berkembang dengan cukup pesat dan
jumlah populasi di bawah 1000 digemari oleh masyarakat di Kabupaten
besarnya sampel yang diperlukan Buleleng, antara lain cabang olahraga
adalah 30% dari total jumlah populasi sepakbola, tenis lapangan, bulutangkis,
yang ada. Pengambilan sampel tenis meja, sepak takraw dan berbagai
penelitian dilakukan dengan teknik cabang olahraga lainnya. Berdasarkan
purposif sampling. Objek penelitian ini data yang terdapat di KONI Buleleng,
adalah jenis cabang olahraga unggulan hasil PORPROV tahun 2013 prestasi
Kabupaten Buleleng dan tingkat kabupaten Buleleng berada diposisi ke 4
kebutuhan kalori masing-masing cabang klasemen akhir di bawah kontingen
olahraga, Teknik pengumpulan data Kabupaten Badung, kontingen Kodya
yang digunakan dalam penelitian ini Denpasar, dan Kontingen Kabupaten

Jurnal Sains dan Teknologi |281


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

Gianyar dengan rincian perolehan adanya pengaturan gizi bagi atlet dan
medali: 30 medali emas, 64 medali adanya pendidikan mengenai gizi bagi
perak, dan 79 medali perunggu. atlet. Manajemen gizi bagi atlet
Berdasarkan hasil PORPROV tahun merupakan hal yang penting.
2011 perolehan medali kontingen Berdasarkan wawancara mendalam
Kabupaten Buleleng adalah sebagai kepada pelatih cabang olahraga
berikut : medali emas 34 buah, medali unggulan Buleleng yaitu kempo,
perak 47 buah dan medali perunggu 65 bulutangkis, tenis lapangan dan atletik,
buah. Dari berbagai cabang olahraga didapatkan bahwa pengaturan gizi atlet
tersebut, terdapat beberapa cabang merupakan salah satu prioritas dalam
yang menjadi olahraga unggulan di proses pelatihan. “Pengaturan makan
Kabupaten Buleleng. Berdasarkan atlet bersama dengan latihan
wawancara kepada Ketua KONI dan merupakan prioritas dalam pembinaan.”
pengumpulan data dokumentasi, Selain itu, semua pelatih mengatakan
cabang olahraga yang menjadi bahwa manajemen gizi merupakan
unggulan Kabupaten Buleleng adalah penentu performa atlet. “Perhatian
cabang tenis lapangan, tenis meja, terhadap asupan makanan atlet
bulutangkis, atletik, kempo, dan cabang mendapatkan prioritas pertama, karena
olahraga woodball. makanan sangat besar pengaruhnya
Di lain pihak, di Buleleng terhadap kesehatan dan kebugaran atlet
terdapat Universitas Pendidikan untuk meningkatkan prestasi.” Asupan
Ganesha yang memiliki Fakultas makanan yang memadai bagi seorang
Olahraga dan Kesehatan. Kelebihan atlet akan memberikan dampak baik
tersebut merupakan potensi yang bagi latihan yang dapat dilakukannya.
sangat baik untuk mengembangkan dan Hal tersebut akan semakin menunjang
memajukan prestasi olahraga di pencapaian prestasi.
Kabupaten Buleleng. Karena kolaborasi Penyedia makanan merupakan
yang baik antara IPTEK bidang aspek penting dalam pengaturan gizi
Keolahragaan yang dimiliki oleh FOK seorang atlet. Berdasarkan wawancara
Undiksha akan sangat membantu kepada pelatih dan atlet, sebagian besar
pembinaan atlet Kabupaten Buleleng. Di mengatakan bahwa penyediaan
seluruh dunia saat ini penelitian- makanan selama ini dilakukan oleh atlet
penelitian di bidang keolahragaan telah sendiri (orang tua atlet). “Selama ini
diakui sangat membantu dalam makanan saya disediakan oleh orang
pencapaian prestasi yang optimal bagi tua di rumah.” “Makanan disediakan
atlet. oleh atlet masing-masing, yaitu orang
tua.” “Orang tua yang menyediakan
2. Manajemen gizi atlet cabang makanan saya sehari-hari.” Bahkan
olahraga unggulan di Kabupaten beberapa atlet menyebutkan bahwa
Buleleng dirinya sendiri yang mengatur pola
Perhatian terhadap tingkat makannya karena selama ini tinggal
kebutuhan nutrisi atlet merupakan salah terpisah dengan orang tua
satu faktor agar performa menjadi (kost/mengontrak). Beberapa pelatih
optimal. Oleh sebab itu diperlukan menyebutkan bahwa masing-masing

Jurnal Sains dan Teknologi |282


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

cabang olahraga memiliki pengaturan mencukupi kesehatan bagi tubuh


tersendiri dalam hal asupan makanan. meskipun tanpa asupan 4 sehat 5
Disebutkan bahwa pada beberapa sempurna.” Adapun beberapa pendapat
cabang olahraga terdapat bantuan yang atlet yang menyebutkan asupan
diberikan bagi atlet,yaitu dalam bentuk makanan belum mencukupi antara lain
suplemen vitamin. “Untuk makanan atlet “Makanan yang saya konsumsi selama
sehari-hari diatur oleh atlet sendiri, kami ini saya rasa belum mencukupi
dari pelatih hanya menambah kebutuhan, karena menunya tidak
suplemen/multivitamin.” Pada saat atlet pernah lengkap.” “Makanan yang
menjalani pembinaan khusus (training disediakan kurang mencukupi
centre) untuk persiapan jangka pendek kebutuhan tubuh saya, makanannya
pertandingan yang akan dihadapi, kurang beragam.”
beberapa pelatih dan atlet menyebutkan Pelatih dan atlet cabang olahraga
bahwa bantuan dalam hal gizi bagi atlet unggulan di Kabupaten Buleleng
diberikan saat atlet menjalani training mengutarakan perlunya perbaikan
centre (TC). terhadap manajeman gizi atlet.
Pola pengaturan makan atlet Perhatian yang lebih tinggi terhadap
selama 24 jam disebutkan berdasarkan pola asupan makanan atlet sejak
wawancara kepada atlet adalah 3 kali pembinaan awal, persiapan
sehari, yaitu pagi (sarapan), makan pertandingan hingga pertandingan.
siang dan makan malam. “Dalam sehari Peningkatan keberagaman makanan
saya makan 3 kali, pagi, siang dan agar tercapai 4 sehat 5 sempurna,
malam.” “Makan 3 kali sehari, pagi pk. termasuk suplemen makanan (vitamin).
07.00, siang pk. 13.00 dan malam pk. Penggunaan ahli gizi sebagai pihak
19.00, kadang-kadang ada camilan kue, yang daapt memberikan pengaturan
kadang enggak.” Tiap kali makan manajemen gizi atlet agar sesaui
(pagi/siang/malam) dikatakan satu piring dengan kebutuhan. Hingga adanya
yang berisi nasi, lauk, dan sayur tanpa pendidikan bagi pelatih dan atlet
disertai perhitungan komposisinya. mengenai manajamen gizi.
“Saya tidak pernah menghitung
(memperhitungkan) komposisi 3. Kesesuaian manajemen gizi atlet
makanan, hanya sesuai keinginan saja.” cabang olahraga unggulan di
Berdasarkan pola asupan makanan Kabupaten Buleleng
atlet, pendapat para atlet mengenai Perhitungan dalam menentukan
kecukupan kebutuhan asupan makanan kebutuhan energi seorang olahragawan
berbeda-beda. Sebagian mengatakan disesuaikan dengan kelompok berat
sudah mencukupi, sebagian lagi ringannya cabang olahraga yang digeluti
mengatakan belum mencukupi (olahraga ringan, sedang, berat dan
kebutuhan. “Makanan yang disediakan berat sekali). Berdasarkan perhitungan
orang tua sudah mencukupi kebutuhan kebutuhan kalori, kebutuhan masing-
saya, makanannya enak dan bergizi.” “ masing cabang olahraga unggulan
Makanan yang saya makan sudah Buleleng adalah sebagai berikut:
memenuhi syarat 4 sehat.” Makanan a. Bulutangkis
yang disediakan saya rasakan sudah

Jurnal Sains dan Teknologi |283


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

1) Laki-laki = 46 kkal/kg. BB/24 keinginan atlet. Beberapa atlet


jam menyampaikan bahwa jadwal makan
2) Perempuan = 40 kkal/kg. BB/24 mereka selama ini tidak teratur.
jam
b. Atletik PEMBAHASAN
1) Laki-laki = 46 kkal/kg. BB/24
jam Prestasi sebuah cabang olahraga
2) Perempuan = 40 kkal/kg. BB/24 didukung oleh berbagai aspek. Berawal
jam dari pembinaan yang dilakukan oleh
c. Tenis lapangan daerah hingga ke pusat. Tanpa adanya
1) Laki-laki = 46 kkal/kg. BB/24 pembinaan yang baik di daerah, maka
jam tidak akan dapat diperoleh hasil yang
2) Perempuan = 40 kkal/kg. BB/24 maksimal. Dalam melaksanakan
jam tanggung jawab penyelenggaraan
d. Kempo olahraga, organisasi olahraga baik pusat
1) Laki-laki = 54 kkal/kg. BB/24 maupun daerah melaksanakan
jam pemasalan, pembibitan, pembinaan dan
2) Perempuan = 47 kkal/kg. BB/24 pengembangan prestasi olahragawan,
jam pemberdayaan perkumpulan olahraga,
Dengan mengetahui besar total pengembangan sentra pembinaan
kalori yang diperlukan, dapat dihitung olahraga, dan penyelenggaraan
besar kalori yang bersumber dari kompetisi secara berjenjang dan
karbohidrat, protein dan lemak. berkelanjutan. Pembinaan di daerah
Karbohidrat sebesar 60%, protein sangat berperan sebagai kunci
sebesar 20% dan lemak sebesar 20%. pengembangan prestasi olahraga
Selanjutnya dihitung jumlah masing- nasional.
masing makronutrient dalam gram. Pembinaan olahraga di daerah
Karbohidrat sebesar 4 kalori/gram, harus diawali dengan pemetaan cabang
protein sebesar 4 kalori/gram dan lemak olahraga unggulan dan
sebesar 9 kalori/gram. pengembangannya sesuai dengan
Berdasarkan wawancara dan cabang olahraga unggulan daerah
observasi, ditemukan bahwa selama ini masing–masing. Berdasarkan hasil
tidak dilakukan perhitungan kebutuhan penelitian, cabang olahraga yang
kalori terhadap atlet. Atlet menyebutkan menjadi unggulan Kabupaten Buleleng
bahwa pola makan mereka pada adalah tenis lapangan, tenis meja,
umumnya tiga kali sehari, terkdang bulutangkis, atletik, kempo, dan cabang
ditambah dengan snack dan olahraga woodball. Pemetaan cabang
suplemen/vitamin. ”Dalam satu hari atlet olahraga unggulan di Kabupaten
makan 3 kali sehari, tiap kali makan 1 Buleleng tersebut didasarkan pada
porsi (satu piring). Tidak ditentukan perolehan medali pada kejuaraan multi
seberapa banyak isi dalam satu porsi event, yaitu PORPROV tahun 2013.
makan.” Jumlah asupan makanan yang Keberhasilan atlet untuk mendapatkan
diberikan hanya berdasarkan perkiraan prestasi ditentukan oleh berbagai hal.
bahkan sering kali disesuaikan dengan Berbagai aspek mendukung

Jurnal Sains dan Teknologi |284


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

keberhasilan tersebut, antara lain Berdasarkan hasil penelitian, pola


psikologi, anatomi, fisiologi, pendidikan, pengaturan makan atlet selama 24 jam
kesehatan olahraga, ilmu gizi dan mencakup makan pagi, siang dan
lainnya. Berdasarkan hasil penelitian malam. Tiap kali makan
didapatkan bahwa manajemen gizi (pagi/siang/malam) dikatakan satu piring
seorang atlet merupakan hal penting, yang berisi nasi, lauk dan sayur tanpa
bahkan mendapatkan prioritas utama disertai perhitungan komposisinya. Hal
dalam pembinaan atlet di kabupaten tersebut perlu mendapatkan perbaikan.
Buleleng. hasil tersebut sesuai dengan Pemilihan nutrisi yang baik bagi seorang
teori yang menyebutkan bahwa atlet yang disesuaikan dengan
pemberian asupan makanan yang tepat kebutuhan masing-masing (usia, jenis
baik kualitas dan kuantitas dapat kelamin, cabang olahraga dan level
menghasilkan kondisi fisik yang optimal kompetisi) nantinya akan dapat
serta memberikan energi yang cukup memberikan banyak keuntungan terkait
bagi atlet selama menjalankan dengan performa atlet. (IAAF Athletic,
kegiatannya (Rusli L, dkk, 2000). 2011)
Manajemen gizi seorang atlet, baik Secara spesifik keuntungan yang
sebelum pertandingan, saat akan diperoleh dengan manajemen gizi
pertandingan maupun setelah yang baik adalah hasil pembinaan yang
pertandingan akan berdampak besar optimal, perbaikan kondisi atlet yang
terhadap performa yang ditampilkan. meningkat, berat badan dan fisik yang
Hasil penelitian menunjukkan idel, menurunnya resiko kecelakaan dan
bahwa baik atlet maupun pelatih kesakitan, tingkat percaya diri yang
menempatkan pola asupan gizi sebagai meningkat dan performa yang stabil.
salah satu prioritas dalam pembinaan (IAAF Athletic, 2011) Adapun kerugian
atlet. Hal ini sejalan dengan teori bahwa yang akan terjadi bila manajemen gizi
nutrisi yang optimal penting bagi atlet tidak baik selain tidak adanya
performa terbaik atlet. (Gaspar, 2010). keuntungan-keuntungan di atas adalah
Meskipun menjadi salah satu prioritas, meningkatnya biaya pemeliharaan
namun dalam pelaksanaannya kesehatan, pemilihan makanan yang
manajemen gizi atlet belum sepenuhnya buruk (tidak sesuai kebutuhan tubuh).
tertangani dengan baik. Sebagian besar Pemilihan makanan dan minuman
responden mengatakan bahwa dengan availabilitas yang buruk dan
penyediaan makanan selama ini penggunaan suplemen makanan yang
dilakukan oleh atlet sendiri (orang tua tidak tepat.
atlet). Masing-masing cabang olahraga Kecukupan kebutuhan nutrisi
memiliki pengaturan tersendiri dalam hal berdasarkan hasil penelitian ditemukan
asupan makanan. Namun, pada bahwa belum tercukupi sepenuhnya.
beberapa cabang olahraga terdapat Seringkali dalam porsi makan atlet tidak
bantuan yang diberikan bagi atlet, yaitu mencakup kebutuhan nutrient yang
dalam bentuk suplemen vitamin. sesuai kebutuhan. Proporsi makanan
Penambahan suplemen ini dirasakan sehat berimbang terdiri dari 60-65%
cukup membantu bagi atlet. karbohidrat, 20% lemak dan 15-20%
protein dari total kebutuhan atau

Jurnal Sains dan Teknologi |285


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

keluaran energi per hari. (Djoko, 2006) olahraga unggulan di kabupaten


Persentase nutrisi atlet cabang olahraga Buleleng belum sesuai dengan
unggulan kabupaten Buleleng belum perhitungan kebutuhan energi atlet
memenuhi porsi makanan sehat bersangkutan. Dapat disarankan: untuk
seimbang tersebut. Terkait dengan meningkatkan prestasi olahraga di
kebutuhan kalori perhari, berdasarkan Kabupaten Buleleng sebaiknya
hasil penelitian ditemukan bahwa mengaplikasikan IPTEKS Keolahragaan
selama ini tidak ada perhitungan dengan bekerjasama dengan FOK
kebutuhan energi bagi atlet. Pemenuhan Undiksha dan menerapkan manajemen
nutrisi hanya didasarkan pada perkiraan gizi atlet yang baik.
masing-masing atlet, tidak dilakukan
penakaran. Kondisi demikan akan UCAPAN TERIMA KASIH
berdampak buruk bagi atlet. Seperti Terimakasih yang sebesar-
yang disebutkan dalam IAAF Athletic besarnya penulis sampaikan kepada
(2011), asupan makanan memiliki Lembaga Penelitian Undiksha yang
pengaruh yang terhadap latihan dan telah memberikan kesempatan kepada
nutrisi yang baik akan mendukung peneliti untuk melakukan penelitian ini.
latihan yang intensif serta mencegah Kepada pihak KONI Kabupaten
resiko cedera. Pemilihan asupan yang Buleleng peneliti juga menyampaikan
baik juga akan membantu dalam ucapan terimakasih atas kerjasamanya
adaptasi terhadap stimulus latihan. sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
Pemenuhan kebutuhan kalori yang tepat
akan menempatkan atlet dalam kondisi DAFTAR PUSTAKA
sehat dan performa yang optimal.
Kelebihan asupan kalori akan Anwari Irawan, 2007. Nutrisi, Energy
berdampak pada peningkatan lemak dan Performa Olahraga, Polton
tubuh, sedangkan kekurangan asupan Sport Science & Performance
kalori berdampak pada menurunnya Lab. (Online), (http://
performa dan peningkatan resiko www.pssplab.com, diakses 1
cedera. September 2012)
Ayu Widiastuti Putu, Wara Kushartanti,
SIMPULAN
Kandarina Istiti, 2009. Pola
Makan dan Kebugaran Jasmani
Berdasarkan hasil penelitian dan
atlet Pencak Silat selama
pembahasan, maka dapat ditarik
Pelatihan Daerah Pekan
simpulan sebagai berikut: 1) Cabang
Olahraga Nasional XVII Propinsi
olahraga unggulan kabupaten Buleleng
Bali tahun 2008. Jurnal Gizi
adalah tenis lapangan, bulutangkis,
Klinik Indonesia Vol. 6, No. 1,
atletik dan kempo. 2) Pola asupan gizi
Juli 2009:13-20.
sebagai salah satu prioritas dalam
pembinaan atlet, namun dalam Berardi, et al. 2008. Recovery from a
pelaksanaannya manajemen gizi atlet cycling time trial is enhanced
belum sepenuhnya tertangani dengan with carbohydrate-protein
baik. 3) Manajemen gizi atlet cabang supplementation vs. isoenergetic

Jurnal Sains dan Teknologi |286


ISSN: 2303-3142 Vol. 3, No. 1, April 2014

carbohydrate supplementation. A., De Graaf., Thomas W.,


Journal of the International Hannes H. 2011. Simulating The
Society of Sports Nutrition; 5:24. Physiology Of Athletes During
(http://www.jissn.com/) Endurance Sports Events:
Modelling Human Energy
Bridget K., Louise A. Baur, Adrian E.
Conversion and Metabolism.
Bauman, Lesley K., Kathy C.
Philosophical Transaction; 369:
Ben J., Smith. 2010. Food and
4295-4315.
Drink Sponsorship of Children’s
Sport in Australia: Who Pays?
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi.
Health Promotion International;
1995. Metode Penelitian Survai.
26: 1-8.
Jakarta: PT Pustaka LP3ES
Indonesia.
Djoko Pekik Irianto, 2006. Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Nancy Clark, 1996. Petunjuk Gizi untuk
Olahragawan. Penerbit Andi. Setiap Cabang Olahraga. PT
Yogyakarta. Rajagravindo Persada. Jakarta.
Elizabeth, et al. 2011. Perceived protein Nazir, Mohhamad. 2005. Metode
needs and measured protein Penelitian. Bogor: Ghalia
intake in collegiate male athletes: Indonesia.
an observational study. Journal
Peraturan Pemerintah Republik
of the International Society of
Indonesia Nomor 16 tahun 2007
Sports Nutrition; 8:9.
tentang Penyelenggaraan
(http://www.jissn.com/)
Keolahragaan.
Ellie Whitney, Sharon Rady Rolfes,
Petróczi, 2011. Performance
2007. Understanding Nutrition.
enhancement with supplements:
Thomson Corporation. United
incongruence between rationale
States of America.
and practice. Journal of the
Gaspar, Eric J., 2010. Nutrition Guide International Society of Sports
for College Aged Athlete. Nutrition 2007, 4:19.
Departement of Kinesiology, (http://www.jissn.com/)
Saint Mary’s College of
Rusli Lutan, Cecep Habibudin, Adang
California.
Suherman. 2000. Gizi Olahraga.
Hadisasmita, Yusuf dan Aif Syarifuddin. Departemen Pendidikan dan
1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Kebudayaaan. Jakarta.
Jakarta: Depdiknas Dikti LPTK.
Sajoto, 1995. Peningkatan dan
IAAF Athletic. 2011. Nutrition for Pembinaan Kekuatan Kondisi
Athletic. IAAF International Fisik dalam Olahraga. Jakarta:
Consensus and Conference. Dahara Prize.
Johannes H. G. M., Van Beek,
Farahaniza S., Anand K., Albert

Jurnal Sains dan Teknologi |287

Anda mungkin juga menyukai