Anda di halaman 1dari 6

NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 2, Desember 2012 : 154-160

Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan


Keperawatan Untuk Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi di Rumah Sakit
Deswitaa
a
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Andalas

Abstract: This case study showed the description about aplication of Levin Conservation
Model for children with oxygenation impaired in hospital. The aims of Levin Conservation
Model is to optimalized client’s adaptation who has the problem with oxygenation in the
environment to reach the wholeness health. The primary nursing diagnose cached was the in
efective airway breathing and impaired airway changes. Nursing intervention which was
given are positioning the client in order to maximalized retraction of lung and optimalizating
oxygen’s supply into the whole body system, monitoring oxygenation status, giving health
education and supporting system of family to the client.

Keywords: Levin Conservation Model, oxygenation, child, nursing

Abstrak: Studi kasus ini memberikan gambaran mengenai Aplikasi Model Konservasi Levine
pada anak dengan gangguan oksigenasi di rumah sakit. Aplikasi model Konservasi Levine
bertujuan untuk mengoptimalkan adaptasi klien yang mengalami gangguan oksigenasi dengan
lingkungan untuk mencapai wholeness. Diagnosis keperawatan utama yang ditemukan adalah
gangguan tidak efektif jalan nafas dan gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang
diberikan berupa memposisikan klien agar paru dapat mengembang maksimal dan
mengoptimalkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, monitoring status oksigenasi, pendidikan
kesehatan, dan dukungan kepada klien dan keluarga.

Kata kunci: Konservasi Levine, oksigenasi, anak, keperawatan.

Kualitas hidup anak akan baik apabila pemerintah terkait pelayanan kesehatan
kesejahteraannya terjamin, termasuk anak (Suhartati, 2010).
kesehatan yang baik. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan yang diberikan
yang diberikan bersifat holistik. Pelayanan kepada anak yang sakit, berupa upaya
keperawatan yang diberikan meliputi pengobatan dan perawatan, diantaranya
promotif, preventif, kuratif, dan adalah perawatan anak di rumah sakit.
rehabilitatif. Perawat harus mampu Merawat anak yang sakit, khususnya anak
mempunyai peran strategis antara lain, yang mengalami perawatan di rumah sakit
sebagai pemberi asuhan atau tindakan banyak memberikan pengalaman yang
keperawatan, mendeteksi dan stimulasi berharga sekaligus menimbulkan banyak
tumbuh kembang, memfasilitasi anak tantangan, karena anak adalah konteks
bermain, komunikator yang efektif dan individu dan tidak lepas dalam konteks
asertif, pencegahan cedera untuk keluarga yang memiliki kebutuhan khusus
mewujudkan patient safety, dan berperan dan sekaligus berbeda dengan orang
sebagai kontributor berbagai program dewasa.

158
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 2, Desember 2012 : 154-160

Perawat anak merupakan salah satu memindahkan oksigen dari udara ke dalam
tenaga kesehatan yang bisa diandalkan jaringan dan karbondioksida yang
dalam upaya pencapaian target untuk dikeluarkan ke udara dapat dibagi menjadi
meningkatkan kualitas pemberian tiga stadium, menurut Soemantri (2009)
pelayanan di tatanan rumah sakit. Perawat yaitu sebagai berikut:
anak diharapkan dapat berperan secara - Difusi gas antara alveolus dan kapiler
optimal dalam melakukan perannya sebagai paru-paru (respirasi eksterna) serta
pemberi asuhan maupun pendidik dalam antara darah sistemik dan sel-sel
mendukung upaya promosi kesehatan. jaringan.
Perawat sebagai pemberi asuhan - Distribusi darah dalam sirkulasi
keperawatan dapat menerapkan teori pulmoner dan penyesuaiannya dengan
keperawatan dalam berbagai tatanan distribusi udara dalam alveolus-alveolus.
pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit. - Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan
Anak yang dirawat di ruang rawat karbon dioksida dengan darah.
anak, diantaranya berada dalam kondisi Terdapat beberapa mekanisme yang
kritis dan sebagian besar mengalami membantu agar udara dapat masuk ke
masalah yang berkaitan dengan pemenuhan dalam paru-paru sehingga pertukaran gas
oksigenasi, sehingga perawat perlu dapat berlangsung. Fungsi mekanik
memperhatikan pemberian asuhan pergerakan udara masuk dan keluar dari
keperawatan pada klien yang mengalami paru dinamakan ventilasi. Proses respirasi
gangguan pemenuhan oksigenasi tersebut eksternal, yaitu ventilasi, mekanisme
dengan mengintegrasikan model konservasi ventilasi, difusi, dan pertukaran oksigen
Levine. Tujuan penerapan model ini adalah dan karbon dioksida. Adapun transpor gas
agar anak dan keluarga dapat melakukan antara paru-paru dan jaringan, adalah
konservasi energi dan mempertahankan transpor oksigen dan karbon dioksida
integritas dari fungsi integritas struktural dalam darah, kurva disosiasi
tubuh, personal, dan sosial, sehingga oksihemoglobin, reflek batuk dan bersin.
mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari Faktor yang mempengaruhi oksigenasi
baik di rumah sakit maupun setelah anak antara lain yaitu lingkungan, emosi, gaya
pulang ke rumah (Tomey & Alligood, hidup, kesehatan dan aktivitas serta
2006). istirahat. Adapun menurut Perry dan Potter
Gangguan Oksigenasi : Kebutuhan (2001), faktor yang mempengaruhi
oksigenasi berhubungan erat dengan fungsi gangguan oksigenasi ditambah dengan
sirkulasi udara yang ada pada tubuh faktor perkembangan.
manusia. Fungsi sirkulasi udara ini Gagal jantung adalah keadaan
biasanya disebut juga dengan istilah ketidakmanpuan jantung sebagai pompa
respirasi atau pernafasan. darah untuk memenuhi secara adekuat
Definisi respirasi atau pernafasan yaitu kebutuhan metabolisme tubuh (Oesman,
suatu aktivitas yang berperan dalam proses dalam Sastroasmoro & Madiyono, 1994).
suplai O2 ke seluruh tubuh dan Definisi yang lainnya yaitu, gagal jantung
pembuangan CO2 (hasil pembakaran sel). adalah keadaan patofisiologis ketika
Adapun fungsi dari respirasi adalah jantung sebagai pompa tidak mampu
menjamin ketersediaan O2 untuk memenuhi kebutuhan darah untuk
kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh metabolisme jaringan (Price & Wilson,
sertamengeluarkan CO2 hasil metabolisme 2006). Adapun definisi gagal jantung
sel secara terus menerus (Soemantri, 2009). (Congestif Heart Failure) adalah suatu
Adapun tiga (3) tahap dalam proses kondisi dimana jantung mengalami
oksigenasi adalah ventilasi, perfusi, dan kegagalan dalam memompa darah guna
difusi. Proses fisiologis respirasi yang mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
158
Deswita, Aplikasi Model Levine…

nutrien dan oksigen secxara adekuat jantung kanan, peningkatan kongesti atau
(Udjianti, 2010). bendungan vena sistemik, dan edema
Penyebab utama gagal jantung pada perifer.
periode anak adalah penyakit jantung yang Penerapan Model Konservasi Levine
didapat. Penyebab yang paling banyak dalam asuhan keperawatan klien dengan
adalah demam reumatik/ penyakit jantung gangguan oksigenasi : Dalam pengelolaan
reumatik, selain itiu penybabnya adalah asuhan keperawatan pada kasus, digunakan
miokarditis, endokarditis, penyakit ginjal, pendekatan aplikasi model konservasi
hipertensi, kardiomiopati, dan kor Levine. Adapun proses asuhan keperawatan
pulmonal (Oesman dalam Sastroasmoro & dimulai dari pengkajian, diagnosa
Madiyono, 1994). keperawatan, intervensi, implementasi dan
Ada tiga (3) mekanisme mekanisme evaluasi yang disesuaikan dengan model
kompensasi tubuh untuk berusaha konservasi Levine.
mempertahankan fungsi pompa jantung Gangguan pemenuhan oksigen bisa
normal, yaitu peningkatan respon sistem disebabkan oleh faktor “jantung”, dimana
saraf simpatis, respon Frank Starling, dan anak mengalami gagal jantung. Sementara
hipertropi otot jantung. Semua mekanisme jantung merupakan organ penting yang
kompensasi bertindak terutama untuk menyokong sirkulasi dan berkaitan erat
mengembalikan curah jantung mendekati dengan pemenuhan oksigen. Jantung
normal. Walaubagaimanapun, selama gagal berfungsi memompa dan mendistribusikan
jantung berlangsung, penyesuaian sirkulasi darah ke organ-organ atau jaringan untuk
jantung dan perifer ini dapat menyebabkan metabolisme (Guyton, 1999).
kerusakan pada fungsi pompa jantung Proses keperawatan kepada klien
karena semua mekanisme tersebut dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
memperbesar peningkatan konsumsi oksigenasi menurut Levine meliputi:
oksigen untuk otot jantung. Hal ini dapat pengkajian, trophicognosis, hipotesis,
menyebabkan gejala dan tanda gagal intervensi dan evaluasi. Penjelasan proses
jantung berkembang (Udjianti, 2010). asuhan keperawatan tersebut akan
Anak akan mengalami lekas lelah, diuraikan sebagai berikut:
batuk, mengi, sesak nafas dari ringan Pengkajian meliputi pengumpulan data
sampai sangat berat (sesak nafas pada yang didapatkan melalui observasi dan
waktu istrirahat). Tanda dan gejala yang wawancara kepada klien dan keluarda serta
disebabkan oleh gagal jantung kiri, antara data sekunder yang berasal dari catatan
lain: letargi, diaforesis, dispnea, batuk status klien di ruang rawat rumah sakit.
(hemoptoe), ortopnea, ronkhi, gallop, Masalah internal kasus anak dengan tidak
oliguria atau anuria, dan hasil x-ray bersihan jalan nafas adalah terjadinya
memperlihatkan kongesti paru. Tanda dan hipersekresi di jalan nafas, sedangkan
gejala pada gagal jantung: edema masalah internal pada anak dengan
tungkai/tumit, pulsasi vena jugularis, kerusakan pertukaran gas adalah terjadinya
bendungan vena jugularis meningkat, gangguan pada perfusi paru.
distensi abdomen, mual, tidak nafsu makan, Pengkajian keperawatan dilakukan
asites, berat badan meningkat, secara menyeluruh, namun difokuskan
hepatomegali, splenomegali, dan insomnia kepada masalah oksigenasi dan masalah
(Udjianti, 2010). lain yang mungkin terkait dengan masalah
Gagal jantung kanan biasanya utama. Observasi hemodinamik, perubahan
disebabkan oleh adanya gagal jantung kiri, frekuensi nafas, kedalaman nafas, suara
gangguan katup trikuspidalis, atau nafas abnormal, sianosis, adanya takipnoe,
pulmonal. Hipertensi pulmonal juga penggunaan otot aksesori pernafasan,
mendukung berkembangnya kegagalan dispnea, batuk, dan adanya kelemahan.
159
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 2, Desember 2012 : 154-160

Trophicognosis adalah menetapkan didukung, rencana ini direvisi, hipotesis


diagnosis keperawatan, memberikan makna baru dapat direncanakan selanjutnya dapat
terhadap data-data yang menyimpang. di implementasikan dalam proses
Penilaian yang dibuat berdasarkan perawatan.
kebutuhan dasar anak yang memerlukan Hipotesis yang dapat diusulkan pada kasus
tindakan perawatan berdasarkan anak dengan gangguan oksigenasi yaitu:
manifestasi klinis yang ditemukan pada a. Pencegahan gagal nafas dengan cara
klien. pemantauan ketat pada alat bantu
Rumusan masalah keperawatan utama pernafasan non invasif dan invasif agar
pada kasus gangguan pemenuhan adanya perubahan yang sedikit ekstrem
oksigenasi adalah gangguan pertukaran gas akan segera diketahui oleh petugas
dan tidak efektifnya jalan nafas. Masalah kesehatan sehingga dapat diberikan
lain yang muncul saaat pengkajian adalah tindakan segera agar tidak jatuh pada
gangguan keseimbangan cairan dan keadaan yang lebih buruk.
elektrolit: lebih dari kebutuhan tubuh, b. Pemberian oksigen sesuai kondisi klien
demam, risiko gangguan nutrisi: kurang agar kebutuhan oksigen terpenuhi.
dari kebutuhan tubuh, kecemasan pada
anak dan orang tua, gangguan integritas Tujuan dari intervensi adalah untuk
kulit, intolerans aktivitas, dan risiko tinggi mempertahankan wholenes dan
penyebaran infeksi. memfasilitasi proses adaptasi (Aligood,
Tropikognosis terhadap gangguan 2010). Implementasi tidak diungkapkan
konservasi energi adalah demam dan secara jelas dalam model Konservasi
masalah nutrisi, sedangkan masalah yang Levine. Implementasi sekaligus dibicarakan
terkait dengan integritas struktur yaitu dalam konsep intervensi. Garis besar tujuan
nyeri, masalah cairan, dan intolerans dari rencana tindakan sudah tergambar
aktivitas. Masalah yang terkait dengan dalam hipotesis, selanjutnya disusun
gangguan pada integrits personal yaitu stres intervensi pada klien yang mengalami
dan kecemasan yang dirasakan oleh klien, gangguan oksigenasi.
sedangkan kecemasan pada orang tua Pemberian posisi yang nyaman untuk
termasuk kedalam gangguan pada integritas semua klien berbeda-beda, tergantung
sosial. kondisi klien. Suction dilakukan pada
semua klien, rata-rata setiap 4-6 jam
Hipotesis meliputi perencanaan, perhari, frekuensi bisa lebih sering pada
intervensi, dan evaluasi. Perencanaan klien yang menggunakan ventilator, karena
adalah perawat mengusulkan hipotesis sekresi yang lebih banyak dan
tentang masalah dan solusinya yang mempengaruhi alarm monitor alat bantu
menjadi rencana perawatan. Tujuannya pernafasan. Suction tidak dilakukan pada
adalah untuk memelihara atau beberapa klien, karena dengan usianya
mempertahankan keutuhan dan yang 10 tahun, klien sudah mampu untuk
meningkatkan adaptasi. Intervensi melakukan teknik batuk efektif.
dilakukan untuk menguji hipotesis. Pemberian nebulizer juga
Intervensi disusun berdasarkan prinsip- diberikan pada semua klien, rata-rata
prinsip konservasi, dapat diterima bersama. setiap 3-6 jam per hari, tergantung berat
Tujuannya adalah untuk memelihara atau ringannya kondisi klien dan sesuai
mempertahankan keutuhan dan instruksi. Persamaan yang dapat dilihat
meningkatkan adaptasi. Evaluasi berupa yaitu, setelah dilakukannya nebulizer,
observasi respon organismik terhadap maka saturasi klien rata-rata mengalami
intervensi. Hal ini menilai apakah hipotesis peningkatan.
didukung atau tidak didukung. Jika tidak
158
Deswita, Aplikasi Model Levine…

Implementasi dilaksanakan klien mampu memaksimalkan perilaku


berdasarkan rencana intervensi pada asuhan adaptasinya. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan. Implementasi yang dilakukan keperawatan sebaiknya mulai
pada kasus yang dikelola, pada umunnya mempertimbangkan pengelolaan asuhan
disesuaikan dengan kondisi klien. keperawatan dengan pendekatan teori-teori
Evaluasi berupa observasi respon keperawatan yang ada. Selain itu, untuk
organismik terhadap intervensi atau memudahkan menerapkan konsep
implementasi keperawatan yang sudah konservasi energi, diperlukannya
dilakukan. Hal ini menilai apakah hipotesis manipulasi dan modifikasi lingkungan yang
sesuai dan mendukung atau tidak. Jika bisa diterapkan sehari-hari, untuk
hipotesis yang sudah direncanakan tidak meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
menunjang proses penyembuhan dan Bagi institusi pendidikan, teori-teori
perbaikan kondisi klien, maka rencana keperawatan hendaknya menjadi bagian
dapat direvisi sehingga hipotesis baru dari kurikulum mata ajaran keperawatan
disesuaikan dengan kondisi klien. serta teori-teori keperawatan tersebut dapat
Observasi yang dilakukan pada klien dikembangkan untuk dikembangkan
di ruang rawat ICU anak didokumentasikan menjadi area penelitian keperawatan.
dalam setiap jam pada catatan perawatan, Bagi pengetahuan keperawatan,
yang tertuang dalam flowchart. Flowchart hasil pengelolaan kasus gangguan
diletakkan di atas meja di ujung setiap bed oksigenasi menggunakan aplikasi model
klien yang dirawat, sehingga konservasi Levine ini dapat dijadikan dasar
perkembangan catatan perawatan setiap atau masukan bagi para praktisi
jam dapat dilihat oleh semua petugas keperawatan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan yang membutuhkan informasi pelayananan keperawatan yang merupakan
tentang klien. bagian dari pelayanan kesehatan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Pelaksanaan asuhan keperawatan DAFTAR PUSTAKA
dengan pendekatan aplikasi model Alligood, M.R. & Tomey, A.M. (2006).
Konservasi Levine pada klien dengan Nursing theory utilization dan
gangguan pemenuhan oksigenasi application. (edisi 3). USA :
menunjukkan bahwa pemakaian teori ini Mosby elsevier.
dapat membantu klien beradaptasi dengan Alwi, I., Nasution, S.A., & Ranitya, R.
lingkungan. Pada aplikasi model (2009). Prosiding Simposium
Konservasi Levine ini pengkajian klien Pendekatan Holistik
dilakukan secara komprehensif, dimana Kardiovaskular VIII. Jakarta:
pengkajian meliputi observasi dan Pusat Penerbita Ilmu Penyakit
wawancara pada anak dan keluarga klien. Dalam.
Diagnosis pada model konservasi Levine Ball, J.W. & Bindler, R.C. (2003).
kurang spesifik, sehingga pada diagnosis Pediatric nursing caring for
keperawatan menggabungkan dengan children.(edisi 3). New Jersey:
diagnosis keperawatan NANDA 2005. Pearson Education.
Untuk penentuan tujuan, intervensi, Davis, J.H. & Hassell, L.L. (2007).
implementasi sampai dengan eveluasi pada Children in intensive care. (edisi
dasarnya dapat dilakukan dengan baik. 2). U.K: Elsevier
Bagi pelayanan keperawatan, Farias, J.A., Alia, I., esteban, A., Golubicki,
pelaksanaan pengelolaan klien dengan A.N., & Olazarri, F.A. (1998).
gangguan oksigenasi melalui pendekatan Weaning from Mechanical
model Konservasi Levine menunjukkan Ventilation in Pediatric Intensive
159
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 2, Desember 2012 : 154-160

Care Patients. Intensive Care med, Sulani, F. (2009). Masalah pertumbuhan


24: 1070-1075. janin terhambat (PJT) dan bayi
http://www.proquest.umi.com berat lahir rendah (BBLR) di
diperoleh tanggal 20 Maret 2011. Indonesia. Banjarmasin : Kongres
Gordon, S., & Graham, S. (2006). Nasional X Perinasia.
Epidemiology of respiratory disease Speer, K.M. (2008). Rencana asuhan
in Malawi. Malawi Medical keperawatan pediatrik dengan
Journal, 18(3):134-146. clinical pathways. (edisi 3).
http://indexmedicus diperoleh Jakarta: EGC.
tanggal 18 April 2011. Sastroasmoro, S. (1994). Buku ajar
Hockenberry, M. & Wilson, D. (2009). kardiologi anak. Jakarta: Binarupa
Wong’s nursing care of infants Aksara.
and children. St.Louis: Mosby Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan
Elsevier. kardiavaskular. Jakarta: Salemba
James, S.R., & Ashwill, J.W. (2007). Medika.
Nursing care of children Wijayanegara, H. et al. (2009).
principles & practice. (edisi 3). Prematuritas. Bandung : Penerbit
U.S.A: Saunders Elsevier. Refika Aditama.
Kim, M.J., McFarland, G.K., & McLane, WHO. (2009). Pelayanan kesehatan anak
A.M. (2006). Diagnosa di rumah sakit. Jakarta.
keperawatan. (edisi 7). Jakarta: Ye, Y., Zulu, E., Mutisya, M., Orindi, B.,
EGC. Emina, J., & Kyobutungi, C.,
Mandhane, P.J., Greene, J.M., Cowan, J.O., (2009). Seasonal Pattern of
Taylor, D.R., & Sears, M.R. (2005). Pneumonia Mortality among
Sex differences in factors associated Under-Five Children in Nairobi’s
with childhood- and adolescent- Informal Settlements. Am. J. Trop.
onset wheeze . American Journal of Med. Hyg., 81(5): 770–775.
Respiratory and Critical Care http://www.ajtmh.org diperoleh
Medicine , 172: 45-54. tanggal 4 Maret 2011.
http://ajrccm.atsjournals.org di
peroleh tanggal 18 April 2011.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006).
Patofisiologi konsep klinis dan
penyakit. (edisi 6). Jakarta: EGC.
Purnawan, I. & Saryono. (2010).
Mengelola pasien dengan
ventilator mekanik. Jakarta:
Rekatama.
Riyadi, S. & Sukarmin. (2009). Asuhan
keperawatan pada anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Somantri, I. (2009). Asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan
sistem pernafasan. (edisi 2).
Jakarta: Salemba Medika.

158

Anda mungkin juga menyukai