Anda di halaman 1dari 16

65

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengatahui bentuk alat-alat yang digunakan pada Laboratorium
Farmakognosi
2. Mengethaui fungsi alat-alat yang digunakan pada Laboratorium
Farmakognosi
3. Mengetahui cara keja alat-alat yang digunakan pada Laboratorium
Farmakognosi
B. DASAR TEORI
1. Pengertian Farmakognosi
Farmakognosi sendiri berasal dari kata pharmacon yang berarti obat
dan genosis yang berarti pengetahuan melalui perkembangan ilmu,
farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian
tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alamai yang telah
melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi
dan uju biofarmasetika. Farmakognosi ialah sebagai bagian biofarmasi,
biokimia dan kimia sintesa sedangkan ruang lingkup semakin luas.
Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat di indonesia telah meningkat,
akan tetapi dalam penggunaannya masih banyak hanya sebatas
pengalaman yang diturunkan dari nenek moyang bangsa indonesia. Disini
peran ilmu farmakognosi yang memilih tanaman yang berkhasiat obat atau
tidaknya dengan berbagai tes yang dilakukan terhadap tumbuhan tersebut
seperti kromagtografi, spektrofotometri dan lainnya (Bambang,1974).
2. Pembuatan Simplisia
a. Pemanenan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus
bersih dan bebas dari cemoran dan dalam keadaan kering. Alat
yang digunakan dipilih dengan tepat untuk engurangi terbawanya
bahan atau tanah yang tidak diperlukan, seperti rimpang, alat untuk
panen menggunakan garpu atau cangkul. Bahan yang rusak atau
66

busuk harus segeran dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam


wadah (keranjang, kantong, karung dan lainnya) tidak boleh terlalu
penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak.
Selanjutnya dalam waktu pengangkutan di usahakan supaya bahan
tidak terkena panas yang berlebihan karena dapat menyebabkan
terjadinya proses fermentasi atau busuk. Bahan juga harus dijaga
dari gangguan hama (hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).
b. Penanganan Pasca Panen
Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap
tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang
fungsinya untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak
dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk di
proses selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perlu
diperhatikan cara dan tenggang waktu pengumpulan bahan
tanaman yang ideal, setelah dilakukan proses panen tanaman
tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan
kebersihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan juga bagi
pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker
dan sarung tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan
simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
c. Penyortiran
Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen dengan
tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing, bahan
yang tua dengan muda atau dengan bahan yang ukurannya lebih
besar atau lebih kecil. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan
campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%. Proses
penyortiran pertama bertujuan untuk memisahkan bahan yang
muda dan yang tua serta untuk mengurangi jumlah pengotor yang
ikut terbawa dalam bahan.
67

d. Pencucian
Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran dan mengurangi
mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera
dilakukan setelah panen, karena dapat mempengaruhi mutu bahan.
Pencucian menggunakan air dari mata air yang bersih, sumur atau
PAM. Penggunaan air kotor menyebabkan jumlah mikroba pada
bahan tidak akan berkurang bahkan akan bertambah. Pencucian
bahan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan
perendaman bertingkat, perendaman biasanya dilakukan pada
bahan yang tiidak banyak mengandung kotoran seperti daun,
bunga, buah dan lainnya, proses perendaman dilakukan beberapa
kali pada wadah dan air yang berbeda, pada rendaman pertama air
cuciannya mengandung kotoran paling banyak, saat perendaman
kotoran-kotoran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan
langsung dengan tangan. Penyemprotan biasanya dilakukan pada
bahan yang kotorannya banyak melekat pada bahan seperti
rimpang, akar, umbi dan lainnya, proses penyemprotan dilakukan
dengan menggunakan air yang bertekanan tinggi. Penyikatan
pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan
yang keras atau tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat,
pencucian ini memakai alat bantu sikat yang digunakan bentuknya
bisa bermacam-macam dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan
dari sikat yang digunakan, penyikatan dilakukan terhadap bahan
secara perlahan dan teratur adar tidak merusak bahan. Perajangan
pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya
seperti pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atsiri dan
penyimpanan, perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan
yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang,
batang, buah dan lainnya.
68

e. Pengeringan
Suatu cara pengawetan atau pengolahan pada ahan dengan cara
menurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat
terhambat, dengan deikian dapat menghasilkan simplisia
terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu
yang lama, dalam proses ini kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif
dalam bahan akan berkurang sehingga suhu dan waktu pengeringan
perlu diperhatikan, suhu pengeringan dapat tergantu pada jenis
bahan yang dikeringkan.
f. Penyortiran
Bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat
pada simplisia misalnya akar, pasir, kotoran unggas atau benda
asing lainnya, proses penyortiran merupakan tahap akhir dari
pembuatan simplisia kering sebelum dilakukan pengemasan,
penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut, setelah peyortiran
simplisia ditimbang untuk mengetahui hasil dari proses pasca
panen yang dilakukan.
g. Pengemasan
Dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan.
Jenis kemasan yang digunakan dpat berupa plasti, kertas maupun
karung goni, persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu
produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit
penanganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak
beracun dan tidak bereaksi dengan isi mempunyai bentuk yang
menarik.
h. Penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu
kamar) ruang penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering
dan berventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara
69

lembab dan panas. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai


tempat penyimpanan ialah gudang harus terpisah dari tempat
penyimpanan bahan lainnya ataupun penyimpanan alat dipelihara
dengan baik, ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran
atau kemungkinan masuk air hujan, kelembabapan udara sebaiknya
diusahakan serendah mungkin untuk mencegah terjadinya
penyerapan air, masuknya sinar matahari langsung menyinari
simplisia harus dicegah, masuknya hewan baik serangga maupun
tikus yang sering memakan simplisia yang disimpan harus dicegah.
3. Macam-macam ekstraksi
Beberapa metode yang digunakan untuk ekstraksi bahan alam ialah :
1) Maserasi
Adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan pada suhu ruangan. Prosedurnya
dilakukan dengan merendam simplisia dalam pelarut yang
sesuai dalam wadah tertutup.
2) Perkolasi
Merupakan proses mengekstraksi senyawa terlarut dari jaringan
seluler simplisia terlarut dari seluler simplisia dengan pelarut
yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan
pada suhu ruangan. Perkolasi cukup sesuai, baik unyuk
ekstraksi pendahuluan maupun dalam jumlah besar.
3) Soxhlet
Metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan perendaman
sampel, hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding sel
dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan
diluar sel.
4) Refluks
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan bahan yang akan di ekstraksi direndam
dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi
70

dengan alat dengan alat pendingin tegak lalu dipanaskan


sampai mendidih.
5) Digesti
Adalah maserasi kinetik dengan pengadukan pada suhu yang
lebih tinggi dari suhu ruangan.
6) Infusa
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu penangas air
selama waktu tertentu selama ( 15-20 menit ).
7) Dekok
Infus pada waktu yang lebih lama dan suhu sampai titik didih
air pada suhu tertentu
4. Pengertian ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan
menyari simplisia padat atau hewani menurut cara yang paling cocok
diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak berdasarkan sifatnya
adalah ekstrak cair yaitu sediaan yang masih dapat di tuang, selanjutnya
ekstrak kental yaitu sediaan yang tidak dapat di tuang dan memiliki kadar
air sampai 30%, selanjutnya ekstrak kering yaitu sediaan yang berbrntuk
serbuk yang dibuat dari ekstrak tumbuhan yang diperoleh dari penguapan
bahan pelarut dan yang terakhir adalah ekstrak cair yaitu mengandung
simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai bahan pengawet.
Alat-alat yang digunakan pada saat ekstraksi antara lain :
a) Borobudur extraction center ( BEC )
BEC menggunakan mesin berteknologi canggih buatan Jerman,
menggunakan 3 tahapan dalam proses ekstraksi yaitu perkolasi,
evaporasi dan drying
b) Singgle/double srew
Proses ekstraksi minyak dengan cara pengempaan
menggunakan single/double screw pada tekanan 40-50 bar.
Fungsi dari lata ini adalah untuk proses pengepresan buah sawit
71

yang telah dilumatkan menjadi minyak sawit kasar atau minyak


sawit yang belum dimurnikan.
c) Vacum dryer
Adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak
dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang
diharapkan dari proses ini adalah minyak dengan kadar air 0.1-
0.15 % dan kadar kotoran 0.013-0.015%, melalui tangki apung
inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama minyak dialirkan
ke vacum dryer, minyak terserap kembali ke dalam tabung
melalui percikan karena adanya hampa uidara dan minyak
terpencar ke dalam tabung hampa.
d) Alat ekstrak vacum multi effect
Digunakan untuk penanganan proses ekstraksi dalam
pengonsetrasian cairan dalam farmasi, kimia, makanan, susu,
prosuk industri, terutama yang berlaku untuk berkonsentrasi
obat termal dibawah sistem dan vakum suhu rendah.
e) Spray drying
Perinsipnya adalah untuk menghilangkan air dengan cara
ekstrak dilewatkan dalam sebuah kolom temperatur tinggi
dalam kolom tersebut akan menguapkan air hingga didapatkan
hasil ekstrak
72

C. Alat
1. Corong pisah buchner
2. Labu destilasi
3. Desikator
4. Kawat kasa
5. Kaki tiga
6. Condensor
7. Rotary vakum evaporator
8. Spray Kromatografi lapis tipis
9. Labu alas bulat
10. Soxlet
73

BAB II
HASIL PENGAMATAN
N
GAMBAR FUNGSI
O
Corong Pisah Buchner Alat yang digunakan untuk
memisahkan filtrat dari pelarut.
1

Labu Destilasi Merupakan alat yang digunakan


sebagai tempat untuk menampung
zat-zat, utamanya zat yang
2
memiliki titik didih lebih tinggi
ketika proses destilasi.

Desikator Merupakan untuk menyimpan


bahan-bahan yang harus bebas air
3 dan mengeringkan zat-zat.

Kawat Kasa Merupakan alat yang berfungsi


untuk menahan beaker glass atau
4 labu erlenmeyer ketika proses
pemanasan menggunakan bunsen
atau pemanas spiritus.
74

Kaki Tiga Alat yang digunakan sebagai


penyangga pembakar spiritus.

Condenser Merupakan alat yang memiliki


fungsi untuk mendinginkan cairan
panas dan mengembunkan uap.

Rotary Vacuum Evaporator Instrumen yang menggunakan


prinsip destilasi (pemisahan),
k a yang berfungsi untuk memisahkan
ekstrak dan pelarut.
a. Vacuum gauge
b
j c b. Control flask
i c. Rotary flask
7 h d. Waterbath
e. Lift lever
g d f. Engine base
g. Dump valve

f h. Vacuum switch
e
i. Vice condensor
j. Inlet valve
k. Manin condenser
8 Spray Kromatografi lapis tipis Memecah suatu cairan, larutan
atau suspensi menjadi butiran
75

cairan (droplets) untuk


memberikan warna.

Corong pisah Memisahkankomponen-


komponen dalam suatu campuran
antara dua fase pelarut dengan
densitas berbeda dan perbedaan
9
konsentrasi larutan polar dan
nonpolar

Labu Alas Bulat Digunakan untuk memanaskan


atau mendidihkan larutan

10

11 Soxlet Ekstraksi (metode untuk


mendapatkan senyawa dari sistem
campuran) padat-cair atau
memisahkan suatu komponen
dalam suatu padatan dengan
menggunakan suatu pelarut cair.
a. Condensor
b. Soxhlet extractor
c. Receiving flask
d. Outlet valve
76

e. Extraction thimble
f. Extraction chamber

e b

BAB III
PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain berupa bahan yang
dikeringkan. Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang
dapat larut dengan pelarut cair, metode ekstraksi dibagi menjadi dua jenis, antara
lain dengan cara ekstraksi dingin dan ekstraksi panas. Alat yang akan digunakan
pada laboratorium farmakognosi yaitu corong pisah buchner, labu destilasi,
desikator, kawat kasa, kaki tiga, condensor, rotary vacuum evaporator,
penyemprot, corong pisah, labu alas bulat, soxhlet. Dalam praktikum
farmakognosi kita membutuhkan banyak alat, disini saya akan membahas
beberapa alat yang digunakan dalam praktikum farmakognosi. Berikut adalah
pembahasan lebih lanjut mengenai alat-alat pada laboratorium farmakognosi.
Alat pertama yaitu corong pisah buchner peralatan laboratorium yang
digunakan dalam ekstraksi cair, berfungsi untuk memisahkan komponen-
komponen dalam satu campuran antara dua fase pelarut dalam desensitas berada
tak tercampur. Corong pemisah berbentuk kerucut ditutupi setengah bola.
77

Alat kedua yaitu labu destilasi, destilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan penguap bahan. Alat labu destilasi memiliki pipa ke arah sisi, pipa ke
arah sisi akan disambungkan dengan alat gelas pendingin pada saat digunakan
untuk keperluan destilasi.
Alat ketiga yaitu desikator wadah yang terbuat dari bahan gelas yang kedap
udara dan mengandung desikan yang berfungsi menghilangkan air dan kristal
dari hasil pemurnian. Desikator terdiri dari dua bagian, dibagian bawah diisi
bahan pengering seperti silika gel sehingga pengaruh uap air selam pengeringan
dapat diserap oleh silika gel tersebut, di bagian atas digunakan untuk tempat
pengeringan.
Alat keempat yaitu kawat kasa digunakan sebagai alas alat gelas atau porselen
saat proses pemanasan. Alat ini terbuat dari stainless stell tanpa keramik atau
asbes pada bagian tengah dengan logam pada bagian sisinya.
Alat kelima yaitu kaki tiga sebuah perlengkapan besi dengan tiga kaki yang
berfungsi sebagai penyangga pembakar spritus, penahan kawat kasa dan sebagai
penyangga pada saat proses pemanasan.
Alat keenam yaitu condensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa
dan digunakan untuk menguapkan uap menjadi zat cair, dalam penggunaannya
condensor diletakkan di luar ruangan yang sedang didinginkan supaya panas yang
keluar pada saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga tidak
mengganggu proses pendinginan. Secara umum terdapat dua jenis kondensor yang
pertama yaitu kondensor surface cara kerja alat ini ialah proses pengubah
dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam ruangan yang berisi susunan
pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar pipa, dan yang kedua ialah
direct contact condensor yaitu proses kondensasi dilakukan dengan cara
mencampur air pendingin dan uap secara langsung, jenis dari kondensor ini
disebut spray condenser yang pada alat ini proses pencampuran dilakukan dengan
cara menyemprotkan air pendingin ke arah uap.
Alat ketujuh yaitu rotary vakum evaporator adalah instrumen yang
menggunakan prinsip destilasi ( pemisahan ), salah satu alat yang sering
78

digunakan dari berbagai evaporator yaitu rotary vakum evaporator diman alat ini
merupakan alat yang biasa digunakan di laboratorium untuk mempercepat
pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini menggunakan prinsip vakum
destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap di bawah
titik didihnya, alat ini bekerja seperti alat destilasi. Pemanasan pada alat ini
menggunakan penangas air yang dibantu dengan rotavapor akan memutar labu
yang berisi labu oleh rotavapor sehingga pemanasan akan lebih merata.
Alat kesembilan yaitu spray kromatografi lapis tipis (KLT). Kromatografi
lapis tipis berfungsi sebagai pemisahan dengan teknik kromatografi lapis tipis
didasarkan pada adsorbsi larutan (fase gerak elevennya) terhadap adsorben
dilapiskan pada lempengan kaca bertindak sebagai penunjang fase diam.
Kromatografi adalah suatu metode untuk separasi yang menyangkut komponen
suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap. Spray
kromatografi lapis tipis memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi
butiran cairan (droplets) untuk memberikan warna. Spray kromatografi lapis tipis
merupakan satu set terdiri dari bahan glass, spray, pompa, erlenmeyer dan selang.
Alat kesepuluh yaitu labu alas bulat, labu alas bulat digunakan untuk
memanaskan atau mendidihkan larutan, pada saat destilasi labu alas bulat
disambungkan dengan pendingin dan peralatan gelas yang lainnya, misalnya
rotary vacuum evaporator. Labu alas bulat alas beralas bulat dan leher panjang
dengan mulut sempit, pada badan labu alas bulat bertuliskan volume yang
merupakan kapasitas labu alas bulat.
Alat kesebelas yaitu soxhlet, soxhlet adalah alat yang digunakan untuk
ekstraksi (metode untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran) padat-cair
atau memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan
suatu pelarut cair. Soxletasi adalah suatu metode pemisahan komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu. Soxhlet terdiri dari condensor yang berfugsi
sebagai pendingin dan untuk mempercepat pengembunan, timbal berfungsi
sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya, pipa F berfungsi sebagai
jalan uap bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan, sifon berfungsi
79

sebagai perhitungan siklus, labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel
pelarutnya, terakhir adalah hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan.
Mekanisme sokhlet yaitu pertama potong kecil-kecil sampel untuk mempercepat
proses ekstraksi karena semakin luar permukaan sampel, maka semakin cepat pula
proses ekstraksi, bungkus sampel dengan kertas saring agar sampel tidak masuk
ke dalam labu alas bulat, dimasukkan batu didih agar panas merata dan tidak
terjadi ledakkan ke dalam labu alas, dimasukkan kertas saring dan sampel
kedalam timbal dan timbal dihubungkan ke dalam lubang ekstraktor, dituangkan
pelarut kedalam timbal dan akan mengalir menuju labu alas bulat, dilakukkan
pemanasan pada pelarut, larutan akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak
dinding-dinding kondensasi (pengembunan), kemudian pelarut akan bercampur
dengan sampel dan mengekstrak senyawa, setelah itu pelarut akan memenuhi
sifon dan ketika sifon penuh kemudian akan disalurkan kembali ke labu alas bulat.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki nama dan
fungsinya masing-masing
2. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang
dapat kita gunakan waktu yang relative lama dan dalam keadaan baik.
3. Penggunaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan sangat
membantu dan menghindari kegagalan dalam praktikum
farmakognosi.
B. Saran
1. Diharapkan saya mampu mengetahui nama alat , cara kerja , beserta
fungsinya.
2. Diharapkan saya dapat membuat laporan yang lebih baik lagi.
80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Artikel Farmasi.


Http:///www.artikelfarmasi.com/2015/08/pengertian-farmakogonosi.html.
Diakses 29 November 2018
Anonim. 2015. Alalt-Alat Laboratorium dan Fungsinya
Http://tibio27.blogspot.com/2015/09/kormotografi.htm1. Diakses 29
November 2018.
Bambang sutrisno, 1974, “ Ihtisar farmakognosi” edisi IV. Jakarta: Pharmascience

Christyaji. I, 2011. Perkembangan pembuatan simplisia. Bandung: Pasific

Endarini, Willy Hanni. 2016. Farmakogosi dan Fitokimia. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai