Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,

mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi

mencoba menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh

proses kehidupan. (Fujaya, 2004). Fisiologi mencakup pembahasan tentang apa yang

dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar mereka lulus

hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan hidupnya sehingga

mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya. (Yuwono, 2001).

Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk

berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri. Darah

terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular diantaranya eritrosit,

leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel darah merah) pada hakikatnya adalah kantung

hemogoblin terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dalam darah.

Leukosit (sel darah putih) satuan pertahanan sistem imun, diangkut dalam darah

tempat cedera atau tempat invasi mikro organisme penyebab penyakit. Trombosit

penting dalam homeostasis, penghentian pendarahan dari pembuluh yang cedera. Jika

darah mengalami gangguan, maka segala proses metabolisme tubuh akan terganggu

pula.( Sutikno, 2016).

Menurut Sesques and Johnson (2017), darah ikan merupakan parameter yang

dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan, karena darah sangat

sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan. Salah satu kerusakan sel darah yang
2

dapat terjadi ialah hemolisis. Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga

hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran

eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau

hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit,

zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan

dalam sirkulasi darah.

Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan

larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam

eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit

menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel

eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam

medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis,

maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya

eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara

menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).

Jadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat rupa darah pada ikan lele

secara makroskopis dan mikroskopis melalui mikroskop.

1.2. Tujuan dan manfaat

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana rupa darah secara

makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis. Sedangkan manfaat

praktikum adalah kita dapat membedakan bagaimana rupa darah darah itu secara

makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Lele dumbo (clarias gariepinus) termasuk kedalam filum chordata, kelas

Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo & stariophysi, sub ordo Siluroidae, Family

Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus ( Suyanto, 2016).Darah

merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang berfungsi dalam mengangkut oksigen,

karbondioksida dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu darah juga

membawa hormon serta membawa sisa hasil metabolisme dan bahan patogen. Darah

juga mentranspor air dan makanan yang disimpan dari jaringan ke jaringan

berikutnya dan merupakan mekanisme pertahanan diri melawan invasi organisme

berbahaya. Pada umumnya Sel darah pada ikan berbentuk oval mempunyai volume

oksigen lebih besar dibandingkan bentuk bikonkaf karena bentuk oval lebih banyak

ruang dalam pengangkutan oksigen (Hidayaturrahmah, 2015).

Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO2 dari

jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan, O2terikat pada haemoglobinpada

darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan Hb untuk transparans

O2dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah dalam Hb sangat pada respirasi ikan.

Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO2 tinggi, afinitas dankejenuhan menurun

dan demikian O2 akan dilepaskan dari Hb dan berdifusikedalam jaringan

(Pulungan,at,.al. 2010) Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan

proses fisiologis yang sangat penting. Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal

artinya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Mulai dari jantung ,darah menuju

insang untuk melakukan pertukaran gas.Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta


4

dan terbagi kesegenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil .Selain itu

,sebagian darah dari insang. Pertama, sebelum dihubungkan ke sistem vena,peranan

kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk seksresi gas kearah

cairan mata (Fujaya,2004).

Cormack. (2008) mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan

darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah). Hemolisis

dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel dan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam empedu,

sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari stroma.

Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah menuju cairan

disekelilingnya, keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran sel

darah merah.Membran sel darah termasuk membran yang permeabel selektif.

Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+, OH-, NH4+,

PO4, HCO3-, Cl-, dan substansi seperti glukosa, asam amino, urea, dan asam urat.

Sebaliknya sel darah merah tidak dapat ditembus oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat

organik, hemoglobin dan protein plasma. (Watson, 2007).

Ada dua macam hemolisis yaitu hemolisis osmotik yang terjadi karena adanya

perbedaan yang besar antara tekanan osmosa cairan didalam sel darah merah dengan

cairan yang berada disekeliling sel darah merah. semua sel darah merah akan

mengalami hemolisa sempurna. Yang kedua, hemolisis kimiawi membran sel darah

merah dirusak oleh macam-macam substansi kimia. Seperti, kloroform, aseton,

alkohol, benzena dan eter, substansi lain adalah bisa ular, kalajengking, dan garam

empedu. (Wulangi, 2009).


5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai “Rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis

sebelum dan sesudah haemolisis “ dilaksanakan pada hari Kamis, 05 Maret 2020 pada

pukul 10.30 – 12.00 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan,

Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan tempat

meletakkan sampel, pena, tabung reaksi (test tube), mikroskop, objek glass, serta tisu

gulung dan serbet. Sedangkan bahan yang digunakan adalah darah ikan, aquades,

Pewarna Giemsa, EDTA 10% dan NaCl 3%.

3.3. Metode Praktikum

Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan

metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, artinya

objek diamati dan diteliti secara langsung di lab, selain itu praktikum ini berpedoman

pada buku penuntun praktikum Fisiologi Hewan Air.

3.4. Prosedur Praktikum

Langkah pertama yaitu mengambil darah ikan dengan cara menuangkan

minyak cengkeh ke dalam wadah. Setelah ikan akan pingsan lalu diambil darahnya

menggunakan jarum suntik yang sudah dibasahi dengan larutan EDTA. Setelah

diambil darahnya, kemudian dimasukkan ke dalam 5 tabung yang telah diberi label

sebanyak 1 ml.
6

Pada tabung A ditambahkan 1 ml aquades, tabung B 1 ml NaCl 3%,

sedangkan tabung C darah murni sebagai kontrol. lalu diamati. Kemudian kita buat

preparat ulas dengan etanol murni dan pewarna giemsa, lalu ditambahkan 1 ml NaCl

3% ke tabung A lagi dan 1 ml aquades ke tabung B lagi. Kemudian dibuat kembali

preparat ulas dengan label A2 dan B2, lalu kita amati kelima preparat ulas tersebut

dibawah mikroskop.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Klasifikasi Ikan Lele

Kingdom : Animalia

superkelas : Actinopterygii ·

Kelas : Actinopteri ·

Ordo : Siluriformes ·

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

Gambar 1. Ikan Lele


8

Gambar 2. Darah yang sudah di campur dengan larutan

Keterangan :

Tabung A1 : Hipotonis (mengembang, tembus cahaya)

Tabung A2 : Hipertonis (mengkerut, tidak tembus cahaya)

Tabung B2 : Hipertonis (mengkerut, tidak tembus cahaya)

Tabung B3 : Hipotonis (mengembang, tembus cahaya)

Tabung C : Normal (tidak terjadi apa-apa)


9

Preparat Ulas A1 Preparat Ulas A2 Preparat Ulas C

Preparat Ulas B1 Preparat Ulas B2

Gambar 3. Hasil pengamatan darah di Mikroskop

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan maka darah yang kontrol masih dalam keadaan yang

normal ataupun tidak terjadi apa-apa. Dan pada darah yang ditambah dengan larutan

aquades akan mengembang sehingga menjadi tembus cahaya, hal ini terjadi karena

sel darah tidak rapat yang disebabkan oleh pecahnya sel darah (haemolisis).

Sedangkan pada darah yang ditambah dengan larutan NaCl 3% maka bentuk darah
10

tersebut akan mengkerut sehingga mejadi tidak tembus cahaya karena terdapat

endapan di permukaan larutam tersebut.

Untuk percobaan kedua yaitu menentukan tahanan osmotik sel-sel darah

merah, bila darah ditambah dengan larutan NaCl yang konsentrasinya 0% ; 0,8 %;

dan 0,9% maka darah tersebut akan mengembang sehingga tembus cahayadan darah

tersebut akan pecah (terjadi haemolisis). Sebaliknya bila darah di tambah dengan

larutan NaCl yang konsentrasinya 0,3% ; 0,5% ; 0,6% ; 0,7% ; 1% ; dan 3% maka

darah tersebut akan mengkerut ataupun mengkisut karena tekanan osmosis cairan

lebih tinggi dari tekanan osmosis darah.


11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

darah akan merenggang atau mengembang jika dicampur dengan aquades sedangkan

darah akan merapat atau mengkerut jika dicampur dengan larutan NaCl 3%. Darah

yang mengembang itu disebabkan pecahnya sel darah merah (haemolisis), dan darah

yang mengkerut disebabkan adanya tekanan osmosis yaitu perpindahan konsentrasi

cairan yang tinggi ke yang rendah

5.2. Saran

Demi mendapat hasil yang lebih akurat diharapkan penggunaan yang optimal

dan praktikan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam mengamati objek

praktikum.
12

LAMPIRAN
13

1. Alat dan bahan yang digunakan saat praktikum

SERBET PENGGARIS

PENA PENGHAPUS

PENSIL NAMPAN

MIKROSKOP GIEMSA
14

TABUNG REAKSI RAK

PIPET TETES JARUM SUNTIK

Anda mungkin juga menyukai