2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dalam penilaian mata kuliah
Keperawatan Maternitas , dan dalam proses penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan
banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Orang tua yang sudah memberikan doa serta motivasi kepada penulis.
2. Angkatan 2017-2018 yang sudah meberikan dukungan dan ide-ide.
Bekasi, 3 Januari
2020
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab satu ini membahas secara literature yaitu latar belakang, tujuan, metode
penulisan, ruang lingkup masalah, dan sistematika penulisan dari makalah ini.
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2009). Kehamilan merupakan proses diawali dengan
adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukam bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya
sang bayi (Monika, 2009) .
Ketika proses kehamilan berlangsung akan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami. Tenaga kesehatan perlu menjelaskan pada ibu hamil mengenai perubahan fisiologi
kehamilan. Adapun perubahan fisik wanita hamil antara lain meliputi perubahan pada uterus,
pada kulit, perubahan payudara, perubahan metabolisme, perubahan sistem respirasi, dan
perubahan psikologis (Prawirahardjo, 2008).
3
1.2 Tujuan penulisan
Masalah pokok dalam makalah ini berkaitan dengan konsep dasar kehamilan.
Makalah ini ditulis secara sistematis yang terdiri dari kata pengantar, daftar isi, bab 1
sampai bab 3, dan daftar pustaka. Bab I pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan penulisan,
ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II yaitu tinjauan teori yang
memuat tentang konsep dasar kehamilan, definisi kehamilan, anatomi fisiologi sistem reproduksi
4
wanita , proses kehamilan, adaptasi fisiologik dan psikologik kehamilan dan tumbuh kembang
janin. Bab IV penutup yaitu kesimpulan dari seluruh bahasan setiap bab.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bab II membahas tentang konsep dasar kehamilan . Konsep kehamilan yang dibahas
dalam bab ini mencakup tentang pengertian kehamilan, anatomi fisiologi sistem reproduksi
wanita, proses kehamilan, adaptasi fisiologi dan psikologi kehamilan, serta tumbuh kembang
janin.
Wiknjosastro (2009), mendefinisikan kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara
perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT).
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi
(pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah
pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm)
(Manuaba, dkk., 2012).
Dari ketiga pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses
bertemunya ovum dan sperma sehingga terjadi fertilisasi yang kemudian tumbuh dan
berkembang hingga lahirnya janin.
6
2.2 Anatomi Fisiologi Pada Perempuan
a. Genitalia eksternal
1) Vulva
Vulva adalah nama yang diberkan untuk struktur eksternal. Kata ini berarti penutup
atau pembungkus. Vulva membentang dari mons pubis di sebelah anterior hingga
perinium disebelah posterior dan pada masing-masing sisinya dibatasi oleh labia
mayora. Dalam bata-batas ini terdapat labia minora, klitoris, vestibulum dan
fourchette. Lubang yang ada pada vestibulum merupakan muara orifisium uretra serta
orifisium vagina dan juga muara saluran kelenjar parauretralis (skene) seta bartholin.
2) Mons pubis
Mons pubis merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simfisis pubis.
Struktur ini ditutupi oleh kulit dan rambut pubis. Mons pubis berfungsi sebagai
bantalan pada saat melakukan hubungan seks. Kulit mons pubis mengandung kelenjar
keringat yang khusus dan sekresi kelenjar tersebut akan memberikan aroma yang
khas. Sekresi ini dianggap mempunyai makna seksual tertentu pada laki-laki.
3) Labia mayora
Labia mayora (bibir besar) terdiri atas dua buah lipatan kulit dengan jaringan lemak
dibawahnya yang berlanjut ke bawah sebagai peluasan dari mons pubis dan menyatu
7
menjadi perinium. Labia mayora memiliki rambut dan kelenjar pada permukaan
lateralnya, namun permukaan dalamnya licin.
Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang
masuk vagina sementara bantalan lemaknya bekerja sebagai bantal.
4) Labia minora
Labia minora (bibir kecil) merupakan dua buah lapisan tipis kulit yang terletak
disebelah dalam labia mayora. Kedua bibir kecil bertemu di sebelah depan dan pada
titik temu ini terdapat klitoris. Di sebelah posterios, labia minora bergabung
membentuk fourchette. Labia minora tidak memiliki lemak subkutan. Permukaan
internalnya biasanya saling bersentuhan dan dengan demikian menambahkan
pengamanan pada lubang masuk vagina.
5) Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil jaringan erektil yang terletak pada titik temu labia
minora di sebelah anterior. Jaringan klitoris sangat kaya dengan pembuluh darah dan
sraf sehingga merupakan salah satu zona erotik yang utma pada wanita.
6) Vestibulum
Vestibulum adalah nama yang diberikan pada rongga yang dikelilingi oleh labia
minora. Orifisium uretra bermuara ke dalam vestibulum tepat di sebelah bawah
klitoris. Saluran dua buah kelenjar parauretral (atau kelenjar skene) juga bermuara ke
dalam vestibulum, masing-masing pada salah satu sisi orivisium uretra.
Orivisium vagina juga bermuara ke dalam vestibulum. Muara tersebut ditutpi oleh
lipatan selaput tipis yang disebut hymen, selaput tipis ini tidak menutupi seluruh
lubang msuk vagina. Setelah terjadi senggama yang pertama atau karena intervensi
jari tangan atau insersi tampon, hymen biasanya terkoyak. Sesudah melahirkan anak,
hymen akan menghilang dan hanya meninggalkan beberapa sisa kulit yang
dinamakan caruncular myrtiformes. Fungsi hymen adalah untuk melindungi lubang
masuk vagina selama periode prepubertal.
Saluran kelenjar Bartholin bermuara di sebelah luar hymen, masing-masing pada
salah satu sisinya, tepat di sebelah posterior orifisium vagina. Kedua kelenjar
Bartholin mensekresikan bahan pelumas mukoid, khusunya ketika gairah seks
meningkat.
8
7) Perineum
Perineum merupakan terdiri dari korpus perineum titik temu otot-otot dasar panggul
di bagian sentral yang di tutupi oleh kulit perineum. Struktur ini membentang dari
fourchette (titik temu labia minora di sebelah posterior) hingga anus.
b. Genitalia internal
1) Vagina
Vagina merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke atas dan dan
ke belakang dari vulva hingga uterus. Serviks atau leher uterus menjulur ke dalam
ujung proksimal vagina. Dareah ini dikenal dengan nama kubah vagina. Dinding
anterior vagina memliki panjang kurang-lebih 7,5 cm dan didnding posteriornya 9
cm. Kedua dinding ini dalam keadaan normal menempel satu sama lain namun dapat
di pisahkan dengan mudah. Dinding vagina tersusun dalam lapitan (rugae). Susunan
ini memungkinkan vagina untuk mengembang sampai luas sekali jika dibutuhkan,
sehingga dapat dilalui kepala bayi ketika melhirkan.
2) Uterus
Uterus merupak organ muskuler yang berongga, berdinding tebal dan terletak dia
antara kandung kemih di sebelah anteriornya dan rektum di sebelah poteriornya.
Uterus terdiri atas dua bagian, yaitu korpus atau badan dan serviks atau leher. Serviks
terbentuk oleh bagian sepertiga bawah uterus, dan separuh serviks menjulur ke dalam
vagina. Uterus mempunyai panjang kurang-lebih 7,5 cm, lebar 5,5 cm dan kedalaman
2,5 cm. Dinding uterus sangat tebal, yaitu sekitar 1,2 cm, sehingga kavum uteri
berukuran sangat kecil.
9
Struktur yang menjulur ke lateral dari uterus bagian atas adalah tuba falopii atau
saluran telur. Tempat masuk tuba tersebut disebut kornu (tanduk) uterus. Bagian
uterus yang berada diatas kornu disebut fundus, sementara titik temu serviks dengan
korpus uteri dinamakan isthnus serviks.
3) Tuba falopii
Tuba falopii juga dikenal dengan istilah oviduct (saluran telur) dan biasa disebut tuba
uterina. Saluran ini trdapat pada setiap sisi uterus dan memebentang dari pada setia
sisis uterus dan membentang dari kornu uteri ke arah dinding lateral pelvis. Tuba
falopii dibungkus oleh peritoneum yang membentuk ligamentum latum. Panjang tuba
sekitar 10 cm, tetapi tidak berjalan lurus, tuba berjalan melengkung dan berputar ke
arah posterior. Ujung distalnya terbuka ke dalam kavum peritonei dan dapat bergerak
bebas. Pada ujung tersebut terdapat fimbria dan fimbria ini memeluk ovarium pada
10
saat ovulasi sehingga membantu menarik ovum agar masuk ke dalam tuba. Lumen
tuba falopii sangat sempit, khususnya pada tempat tuba memasuki uterus. Pada titik
ini, yang disebut pars interstisialis tuba, lumennya berukuran kuran dari 1 mm.
4) Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ada dua
buah ovarium yang masing-masing terdapat pada setiap sisi dan berada di dalam
kavum abdomen di belakang ligamentum latum dekat ujung fimbria tuba falopii.
Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Ovarium atau indung telur merupakan
struktur berwarna putih kelabu dengan permukaan yang tidak teratur dan berukuran
sekitar 3 cm x 1,5 cm. Kedua ovarium melekat pada uterus lewat ligamentum ovarii
yang berjalan dari permukaan posterior uterus di dekat kornu uteri.
Proses Kehamilan atau Pembuahan (Konsepsi) terdiri dari beberapa proses, yaitu:
1) Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan sperma dari laki-laki dengan ovum dari perempuan.
Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga
memungkinkannya untuk bergerak dalam media cair. Sel-sel benih ini diyakini dapat
mempertahankan kemampuan fertilisasinya selama 2-4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup
selama maksimal 48 jam setelah ovulasi sehingga agar fertilisasi berhasil., senggama
harus dilakukan dalm waktu 5 hari disekitar ovulasi.
11
Selama senggama akan terdapat sebanyak 300 juta spermatozoa di dalam 3 ml cairan
seminalis (air mani). Sejumlah besar sperma akan hancur akibat keasaman vagina, dan
beberapa diantaranya mati dalam perjalanan menuju tuba falopii. Sel-sel benih ini
berjalan dengan menggerakan ekornya memakai energinya sendiri dan pada saat ovulasi,
gerakannya dibantu oleh mukus serviks serta korpus uteri dan ke dalam tuba falopii
diperkirakan berlangsung selama sekitar 20 menit.
Pada saat ovulasi, ovum akan didorong keluar dari folikel de Graaf dan kemudian
ditangkap oleh fimbria yang memeluk tuba falopii pada sisi tersebut. Spermatozoa
bertemu dengan ovum di dekat ujung tuba yang memiliki fimbri. Hanya satu sperma yang
akan membuahi ovum, namun beberapa (juta) sperma lainnya diperlukan untuk memasok
enzim hialuromidase akan melunakan koronaradiata (sel-sel yang mengeliling ovum).
Spermatozoa menembus ovum dengan membenamkan kepalanya lewat dinding ovum
tersebut yang dengan segera menjadi tidak permeabel lagi bagi semua sperma lainnya.
Kedua sel benih itu menyatu dan membentuk sel tunggal. Sel tunggal ini merupakan
individu yang baru dan unik karena mampu berkembang menjadi bayi dengan jenis
kelamin serta karakteristik yang sudah ditentukan selain membentuk plasenta serta
selaput ketuban.
2) Kromosom dan Gen
Didalam nukleus setiap sel tubuh terdapat bangunan yang disebut kromosom. Kromosom
ini berbentuk batang yang sangat kecil serta tersusun berpasang, dan membawa gen yang
menentukan karakteristik seseorang. Gen tersebut merupakan unit dasar hereditas. Gen
mengandung molekul rantai panjang asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) yang membawa semua informasi yang diperlukan untuk membangun
setiap sel tubuh secara tersendiri.
Gen manusia disusun oleh 1.000 molekul DNA. Setiap kromosom mengandung kurang
lebih 25.000 gen dan dalam nukleus setiap sel manusia terdapat 46 kromosom. Jumlah ini
(46 buah yang tersusun menjadi 23 pasang kromosom) bersifat konstan serta khas untuk
manusia dan akan dipertahankan dalam setiap sel baru yang dibentuk oleh pembelahan
sel sederhana (mitosis).
12
Dari 46 buah kromosom tersebut, 44 buah disebut autosom dan bertangguang jawab atas
karakteristik seseorang sebagai suatu kesatuan yang utuh, yaitu potensi fisik dan
intelektual seseorang yang diturunkan. 2 buah kromosom lainnya berhubungan dengan
jenis kelamin individu. Bagi kromosom sex tidak diberikan angka tetapi dinyatakan
dengan simbol X dan Y. Sel-sel wanita selalu mengandung 2 buah kromosom X (XX)
dan sel-sel pria mengandung 1 kromosom X dan 1 kromosom Y (XY).
Pembelahan sel-sel benih (ovum dan spermatozoa) berbeda dengan mitosis, karena
masig-masing sel hanya membawa 23 kromosom pada saat bersatu untuk membentuk
sebuah sel gabungan yang baru atau zigot. Untuk mencapai hal ini, sel-sel benih
mengalami suatu bentuk reduksi yang dikenal dengan miosis selama maturasi akhir
dimana separuh dari jumlah kromosom tersebut (satu dari masing-masing pasangan) akan
dipertahankan sementara separuh lainnya tidak dibutuhkan dan mengalami desentegrasi.
Kemudian ovum akan menyumbangkan satu kromosom X pada fertilisasi. Sperma dapat
membawa satu kromosom X atau Y yang bergantung pada jenis kromosom yang
dipertahankan pada saat miosis. Jika sperma membawa kromosm X, penyatuannya
dengan ovum akan menghasilkan sebuah sel manusia yang mengandung 46 kromosom
yaitu, 44 autosom dan 2 kromosom sex, X plus X (46 XX) sebuah zigot perempuan serta
individu perempuan. Serta sperma tersebut menyumbangkan kromosom Y, hasil
penyatuannya adalah 46 XY sebuah zigot laki-laki dan individu laki-laki.
Embrio pada mulanya berkembang sebagai sel netral atau biopotensial dengan organ
reproduksi rudimenter yang mengikuti pola wanita dasar. Adanya kromosom Y akan
menstimulasi diferansiasi gonat laki-laki (testis) yang memproduksi hormon-hormon
androgen dan dengan demikian menyebabkan embrio tersebut berkembang menjadi
seorang pria. Tidak adanya kromosom Y memungkin perempuan (XX) berdeferensiasi
dengan gonat perempuan (ovarium) dan dengan demikian embrio tersebut berkembang
mengikut garis perempuan. Deferensiasi akan tampak jelas sekitar minggu ke 7 setelah
vertilisasi, dan sumplingvilikorialis dapat mengungkapkan jenis kelamin embrio pada
kehamilan ke 10.
4) Perkembangan Sebelum Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi (zigot) memerlukan waktu-8 hari untuk berjaln kedalam
uterus. Perjalananya di sepanjang tubafalopi dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan
13
mendorong zigot yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan
oleh epitelium bersilia.
Selama perjalannya kedalam uterus, zigot berkembang melalui pembelahan sel yang
sederhana setiap 12-15 jam sekali, namum ukurannya tidak bertambah. Ketika mencapai
uterus, zigot merupakan massa sel dan disebut morula. Kemudian morula terpisah
menjadi dua lapisan, yaitu massa sel luar dan massa sel dalam, cairan terbentuk dan
mengisi ruangan diantara kedua lapisan massa sel tersebut. Struktur ini disebut trofoblast,
trofoblast ini akan melekatkan ovum pada desidua dan berkembang menjadi plasenta
serta membran (korion) luar, dinding massa sel dalam akan berkembang menjadi embrio,
tali pusat dan membran (amnion) dalam.
5) Implantasi
Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi ovum, blastokist akan menanamkan dirinya
dalam endometrium. Implantasi (yang juga disebut penanaman atau nidasi) biasanya
terjadi pada pars suporior korpus uteri.
Sel-sel blastokist sebelah luar akan mensekresikan suatu substansi, yaitu enzim
proteolitik, untuk memecah permukaan endometrium sehingga blastokist dapat
menanamkan dirinya. Aktivitas muskuler uterus ada saat ini adalah rendah karena kadar
progesteron yang relatif tinggi dalam aliran darah.
Begitu implantasi terjadi, lapisan uterus akan menyelimuti blastokist akan kehamilan
terbentuk. Dari saat ini dan seterusnya sampai akhir kehamilan, lapisan uterus disebut
desidua. Sel-sel trofoblast kemudian dapat menyerap nutrien dari desidua dan
mensekresikan hormonnya sendiri , yaitu human chorionic gonadrotophin (HCG) ke
dalam aliran darah ibu yang hamil tersebut. Gonadotrophin korionik ini mempertahankan
korpus luteum dan dengan demikian mempertahankan desidua.
Sekresi gonadotrophin korionik meningkatkan dengan cepat dan mencapai puncak pada
sekitar 70 hari sesudah konsepsi. Kemudia sekresi hormon ini menurun karena plasenta
mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus luteum. Pengukuran HCG
dalam urin biasanya merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk menegakkan
kehamilan.
14
a. Perubahan Fisiologis pada kehamilan trimester 1, 2 dan 3
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
(1) Trimester I
(a) Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
kehamilan di bawah pengaruh estrogen dan
progesterone.
(b) Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk
menerima konsepsi sampai persalinan.
(c) Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus
berbentuk seperti buah alvokad.
(d) Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar
telur bebek.
(e) Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
angsa, pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari
luar di atas sympisis.
(f) Terjadi perubahan pada isthmus uteri yang
menyebabkan isthemus uteri menjadi lebih lunak dan
panjang.
(2) Trimester 2
(a) Pada trimester II ini uterus mulai memasuki rongga
peritoneum.
15
(b) Uterus akan bertambah besar dalam rongga pelvis dan
menyentuh dingding abdomen dan mendesak usus ke
kedua sisi abdomen.
(c) Uterus mengalami perkembangan desidua.
(3) Trimester 3
(a) Pada akhir kehamilan dinding uterus akan menipis dan
lebih lembut.
(b) Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi sangat jarang
dan meningkat pada satu dan dua minggu sebelum
persalinan.
(c) Pada trimester III isthmus lebih nyata menjadi bagian
korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
rahim (SBR).
(d) Setelah minggu ke-28 kontraksi brakton hicks semakin
jelas.
b) Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10
cm dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah. pada saat
menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari
otot, vagina bisa melebar dan menyempit, berikut ini adalah
perubahan vagina tiap trimester kehamilan, yaitu sebagai
berikut:
(1) Trimester 1
(a) Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh
hormon estrogen, peningkatan vaskularisasi
menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua atau
kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan.
(b) Selama masa hamil Ph sekresi vagina menjadi lebih
16
asam. Keasaman berubah dari 4 - 6,5.
(2) Trimester 2
(a) Karena hormone estrogen dan progesterone terus
meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan
pembuluh-pembuluh darah alat genitalia membesar.
(b) Sekresi vagina meningkat, Hal ini normal jika tidak
disertai gatal, iritasi atau berbau busuk.
(3) Trimester 3
(a) Dinding vagina mengalami peregangan (bertambah
panjangnya dinding vagina).
(b) Lapisan otot membesar , vagina lebih elastis.
c) Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak antara rahim dan
dinding panggul. Ovulasi berhenti selama kehamilan dan
pematangan folikel ditunda. Hanya satu korpus luteum yang
berfungsi (max 6-7 minggu) di dalam ovarium wanita hamil
kemudian fungsinya diganti oleh plasenta pada umur kehamilan
16 minggu. Berikut ini adalah perubahan yang terjadi setiap
trimester kehamilan, yaitu sebagai berikut :
(1) Trimester 1
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatum, korpus luteum graviditatium berdiameter kira-
kira 3 cm dan akan mengecil setelah plasenta terbentuk.
17
d) Serviks
(1) Trimester 1
(a) Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak yg
disebut dengan tanda Goodlell.
(b) Selama kehamilan serviks tetap tertutup rapat.
(2) Trimester 2
(a) Pada awal trimester ini berkas kolagen kurang kuat
terbungkus.
(b) Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar
diserviks berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih
banyak.
18
3) Perubahan sistem kardiovaskuler
(1) Trimester I
(a) Sirkulasi darah pada masa kehamilan yaitu plasenta & uterus
akan membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang juga
membesar.
(2) Trimester II
19
(a) Terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan
secara bersamaan terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4 T.
(b) Terjadi penekanan pada aorta akibat pembesaran uterus akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
(1) Trimester I
(2) Trimester II
(a) Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha.
20
kehamilan pada 65% kulit putih an 10% wanita afrika- amerika.
Vascular spidern biasanya akan hilang setelah melahirkan.
21
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi.
b)Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c) Merasakan gerakan anak.
d)Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian dan cinta.
g)Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h)Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
(Sulistyawati, 2009 : 76-77)
22
Berikut ini adalah proses tahap perkembangan pada janin
23
Jelaskan pada calon orang tua untuk dapat menghubungkan perkembangan janin
dengan usia kehamilan yang dihitung dari hari pertama haid terakhi, akan sangat
membantu.
Di akhir minggu ke- 8 gestasi, organogenesis telah lengkap
Perkembangan pada minggu ke-8 gestasi mencakup yang berikut:
a) Panjang 2,5 cm
b) Berat 20 gram
c) Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum
d) Gambaran wajah dapat dilihat
e) Ekstremitas terbentuk (tungkai, lengan, jari-jari, ibu jari kaki, siku, dan
lutut)
f) Ekor mengalami retrogresi
g) Abdomen besar
h) Kantong gestasional
i) Genitalia eksterna sudah terbentuk namun belum bisa dipastikan jenis
kelaminnya.
24
e) Refleks babinski positif
f) Pembentukan lempeng osifikasi
g) Jenis kelamin dapat dibedakan dari tampilan luar
h) Sekresi ginjal dimulai : urine belum terdapat di cairan amnion, denyut
jantung dapat didengar melalui doppler
25
Jelaskan pada calon orang tua untuk dapat menghubungkan perkembangan janin
dengan usia kehamilan yang dihitung dari hari pertama haid terakhi, akan sangat
membantu.
Di akhir minggu ke- 20 gestasi gerakan spontan janin menjadi semakin kuat dan
dapat dirasakan oleh ibu.
Perkembangan pada minggu ke-20 gestasi mencakup sebagai berikut:
a) Panjang 25 cm
b) Berat 223 gram
c) Quickening
d) Antibodi mulai diproduksi
e) Rambut mulai terbentuk
f) Mekonium terdapat di usus bagian atas
g) Terbentuk lemak coklat
h) Pola tidur dan aktivitas dapat dibedakan
26
d) Terdapat verniks kaseosa
e) Mekonium terdapat direktum
f) Produksi surfaktan mulai aktif
g) Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
h) Kelopak mata mulai terbuka dari pupil reaktif
27
Jelaskan pada calon orang tua untuk dapat menghubungkan perkembangan
janin dengan usia kehamilan yang dihitung dari hari pertama haid terakhi,
akan sangat membantu.
Di akhir minggu ke 32 gestasi janin mulai menempatkan diri pada posisi
lahir.
Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencangkup sebagai berikut :
a) Panjang 38 sampai 43 cm.
b) Berat 1600 gram.
c) Terdapat simpanan lemak subkutan
d) Refleks moro aktif
e) Terbentuk cadangan besi
f) Janin mulai peka terhadap suara-suara dari luar kandungan
g) Kuku jari memenuhi ujung-ujung jari
28
f) Lanugo menghilang
g) Biasanya berada pada posisi verteks
29
BAB III
PENUTUP
Bab III adalah bab terakhir dalam makalah ini, bab ini berisi kesimpulan dari kelompok kami
mengenai konsep dasar kehamilan. Kesimpulan bab ini mencakup keseluruhan dari bab-bab
sebelumnya.
3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu proses bertemunya ovum dan sperma sehingga terjadi fertilisasi
yang kemudian tumbuh dan berkembang hingga lahirnya janin.
Dalam proses kehamilan terjadi suatu perubahan sehingga ibu hamil harus melakukan
adaptasi. Dalam hal ini adaptasi dibagi menjadi dua yaitu adaptasi fisiologi dan adaptasi
psikologik,
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami sadar akan kekurangan
kami dalam pembuatan makalah ini yang tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah kami di waktu
yang akan datang.
30
DAFTAR PUSTAKA
Diana, Faiqo. Perubahan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Pada Masa Kehamilan. Diunduh dari
https://www.slideshare.net/FaiqoDiyana/perubahan-fisiologi-saat-kehamilan-pada-sistem-
kardiovaskuler-67520633, diakses pada 3 Februari 2020.
Pillitteri, Adele. 2002. Buku saku perawatan kesehatan ibu dan anak. Jakarta: EGC
Susiratna. 2013. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Sistem Integumen pada Bumil.
Diunduh dari https://susiratna31.wordpress.com/2013/10/07/perubahan-anatomi-dan-
adaptasi-fisiologi-sistem-integumen-pada-bumil/, diakses pada 4 Februari 2020.\
31