Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup,
sistematika penulisan, dan metode penulisan.

A. Latar Belakang
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang normal
dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan terjadi masalah, oleh karena itu pelayanan asuhan
antenatal merupakan cara penting memonitor dan mendukung kesehatan dan
mendeteksi kehamilan ibu. Ibu hamil sebaiknaya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Pemeriksaan dan pengawasan
terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk
menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan.
Seperti biasa pada umumnya. Prosedur keperawatan pada ibu hamil
mencakup pengkajian, diagnose, intervensi dan evaluasi. Selama wawancara
perawat mengobservasi afek klien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, dan tanda-
tanda fisik serta tanda emosional lain. Terdapat pemeriksaan fisik dengan
memperhatikan tanda-tanda tubuh, pemeriksaan tinggi dan berat badan,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan ujung rambut hingga ke ujung kaki,
pemeriksaan leopold, pemeriksaan denyut jantung janin dalam kandungan,
pemeriksaan punggung dan pemeriksaan panggul dan lutut.
Pemeriksaan penunjang ibu hamil dengan cek golongan darah untuk
mengetahui resus pada ibu hamil dan janin, cek diabetes gestasional untuk
melihat kadar gula ibu hamil, cek faktor Rhesus (RhD) untuk mendeteksi
beberapa penyakit, cek infeksi untuk memeriksa kondisi tertentu pada ibu hamil
dan cek kadar hemoglobin untuk mengetahui volume darah ibu hamil

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yang akan kami bahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apa saja pengkajian pada ibu hamil?
2. Apa saja pengkajian aktifitas dan kesejahteraan janin?
3. Apa saja deteksi kehamilan risiko tinggi?
4. Apa saja interpretasi data pada ibu hamil?
C. Tujuan
Tujuan umum:
Mahasiswa mampu memahami prosedur keperawatan pada ibu hamil.
Tujuan khusus:
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang prosedur pada ibu hamil.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

Pada bab ini berisi tinjauan teori yang mendasari, relevan, dan yang terkait dengan
prosedur keperawatan pada ibu hamil, pengkajian aktifitas dan kesejahteraan janin,
deteksi kehamilan risiko tinggi, dan interpretasi data.
A. Pengkajian Pada Ibu Hamil
1. Wawancara

Wawancara pada pengkajian pertama membina hubungan yang terapeutik


antara perawat dan ibu hamil. Wawancara direncanakan dan berisi
komunikasi yang berfokus pada topic tertentu dua sumber biasanya
dipakaidalam mengumpulkan data yaitu intrepertasi subjektif pasien
tentang status kesehatan dan observasi objektif perawat. Selama waancara
perawat mengobservasi afek klien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, dan
tanda-tanda fisik serta tanda emosional lain. Observasi ini menjadi data
yang penting dalam pengkajian.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Memperhatikan tanda-tanda tubuh
Dari awal pertama ibu hamil melakukan konsultasi kepada
bidan atau dokter kandungan biasanya dokter mulai memperhatikan
tanda-tanda dari tubuh ibu hamil. Dokter akan mengamati sikap tubuh
dari ibu hamil. Hal yang diperhatikan yaitu punggung dan cara
berjalannya hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
punggung ibu hamil membengkuk, apakah ibu hamil lordosis,
scoliosis ataupun kifosis. Melihat cara berjalan ibu hamil apakah ibu
hamil terlihat sehat dan nyaman ataukah ibu hamil terlihat lemas.
b. Pemeriksaan tinggi dan berat badan
Pemeriksaan fisik yang paling umum dilakukan yaitu
pemeriksaan tinggi dan juga berat badan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kenaikan berat badan dari ibu hamil karena saat hamil
berat badan seseorang akan mengalami kenaikan. Kenaikan berat
badan yang paling meingkat terjadi pada periode trimester kedua dan

3
ketiga. Kenaikan berat badan ibu hamil biasanya berkisar 9 hingga
12kg, jika memasuki trimester ketiga kenaikan berat badan ibu hamil
kurang dari 5kg maka hal tersebut perlu dirujuk.
Berbeda dengan berat badan yang akan selalu diukur setiap
kali pemeriksaan, pemeriksaan tinggi badan hanya dilakukan sekali
saja yaitu saat kunjungan pertama. Pengukuran tinggi badan sangat
perlu dilakukan, karena ibu yang mempunyai tinggi badan kurang dari
145 hal tersebut akan mempengaruhi proses persalinan.
Lingkar lengan merupakan salah satu indikator status gisi
seorang ibu hamil. Bila lingkar lengan kiri atas seorang bu hamil
kurang dari 23,5 cm, maka perlu perhatian khusus tentang asupan gisi
selama kehamilan. Ibu hamil yang terlalu kurus juga kurang baik
untuk kesehatan tubuhnya dan kesehatan janin dalam kandungannya.
Bila ibu hamil kurang gisi maka daya tahan tubuh untuk melawan
kuman akan melemah dan mudah sakit maupun infeksi, keadaan ini
tidak baik bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Cadangan
energi dan zat gisi juga dibutuhkan seorang ibu hamil untuk
mencegah anemia kehamilan, menjaga agar pertumbuhan bayi
berkembang sempurna dalam rahim, untuk persiapan tenaga ibu
kelak jika melahirkan, mencegah perdarahan saat persalinan dan
persiapan untuk menyusui. Cara untuk mengukur LILA sebagai
berikut.
1) Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
2) Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain
3) Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak
memegang apapun sertaotot lengan tidak tegang
4) Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu
terlihat atau lenganbagian atas tidak tertutup.
5) Tentukan posisi pangkal bahu.
6) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan
telapak tangan ke arahperut.

4
7) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pitaLiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri
tanda dengan pulpen/spidol(sebelumnya dengan sopan minta izin
kepada responden). Bila menggunakan pitaLiLA perhatikan titik
nolnya.
8) Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuaitanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan
siku).Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
9) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
10) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(kearah angka yanglebih besar).
11) Tuliskan angka pembacaan pada form hasil ukur.
c. Pemeriksaan tekanan darah
Pemeriksaan fisik yang ketiga yaitu pemeriksaan tekanan
darah. Jika Anda mempunyai tekanan darah 140/90 mmhg maka
dokter akan meminta Anda untuk berbaring ke sebelah kiri selama
kurang lebih 20 menit. Setelah selesai berbaring miring ke seblah kiri
dokter akan melakukan kembali tekanan darah, jika saat pengukuran
tekanan darah yang kedua tekanan darah tinggi pada ibu hamil tetap
maka ibu hamil terancam menderita preeklapsia. Untuk pemeriksaan
tekanan darah akan selalu dilakukan setiap kali kunjungan
pemeriksaan, karena tekanan darah ibu hamil juga mempengaruhi
proses persalinan. Selain tekanan darah biasanya dilakukan juga
pemeriksaan denyut nadi dan suhu tubuh.
d. Pemeriksaan ujung rambut hingga ke ujung kaki
Pemeriksaan dari ujung rambut hingga ke ujung kaki
dilakukan dengan berbagai pemeriksaan mulai dari pemeriksaan
inspeksi (pandang), auskultasi (dengar), palpasi (raba) dan perkusi
(ketuk). Pemeriksaan dilakukan secara berurutan dan terstruktur.
Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu :

5
1) Memperhatikan wajah ibu hamil, apakah wajah ibu hamil terlihat
pucat ataupun mengalami pembengkakan. Selain itu memeriksa
sclera mata.
2) Memeriksa mulut hal yang diperiksa yaitu bibir dan juga gigi.
Pemeriksaan bibir yang dilakukan yaitu melihat apakah bibir
pucat dan juga permukaan bibir lembab atau pecah-pecah.
Sedangkan pemeriksaan gigi yaitu memeriksa gigi yang tanggal,
gigi berlobang, gingivitis,dll. Selain itu mencium bau mulut ibu
hamil apakah mempunyai bau yang menyengat atau tidak.
3) Memeriksa kelenjar gondok
4) Memeriksa payudara untuk mengetahui ada tidaknya benjol tidak
normal pada payudara dan juga memeriksa putting susu.
5) Melakukan pemeriksaan pada perut bayi dengan terstruktur mulai
dari inspeksi, palpasi dan juga auskultasi.
e. Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopol dilakukan dalam 3 tahap yaitu
pemeriksaan leopold I, leopold II, leopold III dan juga pemeriksaan
leopold IV. Pemeriksaan leopold I mempunyai tujuan mengetahui
janin yang berada pada fundus uteri, pemeriksaan leopold II untuk
mengetahui bagian janin pada sisi uterus. Sedangkan pemeriksaan
leopold ke III yaitu menentukan bagian janin pada bagian bawah dan
yang terakhir leopold IV menentukan presentasi dan juga
engangement.
f. Pemeriksaan denyut jantung janin dalam kandungan
Pemeriksaan fisik yang ke enam yaitu melakukan cara
mendengarkan denyut jantung bayi dalam kandungan. Biasanya
denyut jantung bayi mulai terasa pada saat usia kehamilan memasuki
usia 20 minggu. Pada umumnya detak jantung janin akan berdetak
120 hingga 160 kali dalam satu menit. Jika memasuki usia 20 minggu
detak jantung janin tidak terasa ataupun tidak bergerak maka segera
periksa atau lakukan USG.
g. Pemeriksaan punggung

6
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan punggung.
Pemeriksaan punggung dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil
menderita gangguan pada saluran kemih dan juga ginjal atau tidak.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara dokter menepuk bagian
punggung daerah ginjal menggunakan tangan yang dikepalkan.
h. Pemeriksaan panggul dan lutut
Pemeriksaan fisik yang kedelapan yaitu pemeriksaan panggul.
Pada bagian luar panggul biasanya dilakukan pemeriksaan
menggunakan jangka panggul. Selain itu pemeriksaan lutut juga akan
dilakukan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
preeklampsia atau tidak. Pemeriksaan ini juga sangat penting untuk
mengetahui jika ada masalah pada rongga panggul sehingga ibu harus
melahirkan secara normal atau caesar.
Itulah beberapa pemeriksaan fisik yang sering dilakukan oleh
dokter maupun bidan. Selain itu ada beberapa pemeriksaan lainnya
yang biasa dilakukan yaitu pemeriksaan kepala dan leher, tangan dan
kaki, abdomen, genetalia luar dan genetalia dalam.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Cek golongan darah untuk mengetahui resus pada ibu hamil dan janin
Pengambilan sampel darah sangat perlu dilakukan oleh ibu
hamil di usia kandungan trimester pertama, tujuannya untuk mengetahui
apakah ibu hamil mengalami penyakit tertentu seperti kurang darah dan
mendeteksi kelainan pada janin.
Menurut Family Doctor, ibu hamil akan mendapatkan tes ini
saat pertama kali mengunjungi dokter untuk memeriksa golongan darah
maupun tekanan darah. Ada 4 golongan darah seperti A, B, AB atau O.
Pada tahap ini untuk mengetahui golongan darah dan resus ibu hamil.
Cek golongan darah sangat penting jika sewaktu-waktu perlu
diberi transfusi darah ketika mengalami perdarahan hebat selama
kehamilan atau kelahiran.

7
Sementara jika resusnya berbeda dengan janin, maka ibu hamil
akan diberi suntikan imunoglobulin guna mencegah pembentukkan
antibodi yang dapat menyerang darah janin.
b. Cek diabetes gestasional untuk melihat kadar gula ibu hamil
Ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes dari keluarganya dan
mengalami obesitas, kemungkinan besar ia berisiko tinggi mengalami
diabetes gestasional.
Sementara diabetes gestasional merupakan gangguan kesehatan
pada ibu hamil. Kondisinya ditandai dengan adanya peningkatan gula
darah yang tinggi.
Apabila ibu hamil berisiko tinggi mengidap penyakit diabetes
yang disebabkan faktor keturunan ataupun pola makan, sebaiknya
melakukan tes kadar gula dalam urine pada awal kehamilan.
Apabila hasilnya positif, risikonya bisa memengaruhi kesehatan
ibu dan sang bayi. Namun biasanya akan hilang setelah melahirkan.
c. Cek faktor Rhesus (RhD) untuk mendeteksi beberapa penyakit
Setelah melakukan cek diabetes gestasional maka ibu hamil
perlu mengecek faktor Rhesus (RhD) di usia kehamilan trimester
pertama.
Pemeriksaan ini lebih penting saat ibu hamil membutuhkan
transfusi darah selama hamil atau melahirkan.
Dilansir dari Healthdirect Australia, bahwa penyakit Rhesus
terjadi selama kehamilan ketika tidak cocoknya antara jenis darah ibu
dan bayi dalam kandungan. Hal tersebut disebut sebagai peristiwa
kepekaan. Tapi pada umumnya peristiwa kepekaan tidak memengaruhi
pada kehamilan pertama. Namun jika ibu hamil lagi dengan bayi
positif Rhesus, maka respons imunnya akan lebih besar dan sang janin
menghasilkan lebih banyak antibodi. Di mana antibodi pada janin
dapat melintasi plasenta dan menghancurkan sel-sel darah bayi yang
mengarah ke suatu kondisi disebut penyakit Rhesus atau penyakit
hemolitik. Jika penyakit Rhesus tidak segera diobati, dampak buruknya
dapat menyebabkan lahir mati atau kerusakan otak pada janin.

8
d. Cek infeksi untuk memeriksa kondisi tertentu pada ibu hamil
Tes darah di laboratorium sangat penting dilakukan ibu hamil di
trimester pertama, tujuannya juga untuk mencari adanya infeksi yang
dapat memengaruhi kehamilan dan janin.
Pada umumnya infeksi yang diperiksa dalam cek laboratorium
kehamilan yaitu rubella (campak Jerman), sipilis, hepatitis B, hepatitis
C dan HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Sementara di Indonesia, beberapa ibu hamil memiliki angka
kasus HIV yang tinggi, sehingga ibu hamil sangat dianjurkan untuk
menjalani tes HIV.
Jika ternyata di awal kehamilan dinyatakan positif HIV, maka
penanganan medis akan segera dilakukan untuk mengurangi risiko
penularan HIV kepada bayi dan mencegah berkembangnya infeksi HIV
menjadi lebih berat.
e. Cek kadar hemoglobin untuk mengetahui volume darah ibu hamil

Ibu hamil dengan Hb rendah adalah satu kondisi yang menjadi


momok selama kehamilan yaitu anemia. Agar kita mengetahuinya,
maka diperlukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah. Selanjutnya hasil yang didapat kita bandingkan
dengan standar Hb normal Ibu hamil sesuai dengan usia kandungannya
saat ini. Anemia pada ibu hamil berarti rendahnya kadar Hb pada darah
yang berarti juga bahwa hanya ada sedikit darah merah yang beredar.
Padahal sel darah merah dengan kadar Hb di dalamnya ini bertugas
mentransfer oksigen di dalam tubuh.

Yang terjadi jika kadar Hb rendah pada ibu hami dapat


mengakibatkan masalah selama kehamilan. Contoh gejala kekurangan
darah Pusing, lemah, tampak pucat, sulit berkonsentrasi.

1) Kadar Hb normal pada ibu hamil


WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb normal
pada ibu hamil, sekaligus memberikan batasan kategori untuk
anemia ringan dan berat selama kehamilan:

9
a) Normal: Hb > 11 gr/dl
b) Anemia Ringan: Hb 8-11 gr/dl
c) Anemia Berat: Hb 8 < gr/dl
2) Adapun kadar Hb Normal pada ibu hamil sesuai usia kehamilan
adalah:
a) Wanita dewasa (tidak hamil): 12–15.8 gr/dl
b) Hamil trimester pertama: 11.6–13.9 gr/dl
c) Hamil trimester kedua: 9.7–14.8 gr/dl
d) Hamil trimester ketiga: 9.5–15.0 gr/dl
Ibu hamil memang memiliki risiko yang tinggi untuk terkena
anemia (kadar Hb rendah). Suatu kondisi di mana ibu hamil tidak
memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap sel di dalam jaringan
tubuh. Zat besi (iron) merupakan bahan baku utama untuk membuat
hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke
jaringan. Selama kehamilan, volume darah bertambah banyak untuk
mengakomodasi perubahan dalam tubuh dan membantu bayi agar
mendapat pasokan darah yang cukup serta membentuk sel-sel darah
pada janin. Atas dasar inilah kebutuhan ibu hamil akan zat besi sangat
meningkat bahkan hingga dua kali lipat dibanding saat tidak hamil.
Oleh sebab itu, apabila asupan makanan tidak dapat mencukupi
kebutuhan zat besi pada ibu hamil ini, maka bisa terjadi anemia
defisiensi besi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan darah
yang menunjukkan kadar Hb tidak normal alias lebih rendah dari
normal.
Ibu hamil akan memiliki risiko mengalami anemia yang lebih
tinggi apabila:
• Hamil dengan jarak kehamilan sebelumnya begitu dekat (< 2 tahun)
• Hamil anak kembar
• Sering muntah karena morning sickness
• Asupan zat besi yang kurang dari makanan
• Menstruasi yang berat pra-kehamilan

10
3) Bahaya Hb rendah pada ibu hamil

Anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat meningkatkan


risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Di
samping itu, akan mempengaruhi kualitas hidup dari sang ibu itu
sendiri. Betapa tidak, ketika anemia melanda sudah barang tentu
akan membuat lemas, sering mengantuk, pusing, jantung berdebar-
debar, mata berkunang-kunang, dan bahkan bisa sampai pingsan.
Perlu diingat bahwa beberapa gejala anemia bisa mirip dengan
gejala kehamilan pada umumnya. Terlepas apakah Anda mengalami
gejala di atas atau tidak, Ibu hamil harus menjalani tes darah untuk
melihat kadar Hb selama kunjungan prenatal pertama dan biasanya
sekali lagi selama kehamilan.

4) Tips menjaga Hb normal pada ibu hamil


Agar dicapai kadar Hb yang normal pada ibu hamil, maka
diperlukan langkah-langkah atau upaya sebagai berikut: Vitamin
prenatal biasanya mengandung zat besi. Mengonsumsi vitamin
prenatal yang mengandung zat besi dapat membantu mencegah dan
mengobati anemia selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, dokter
mungkin merekomendasikan suplemen zat besi yang terpisah. Agar
Hb selalu normal selama kehamilan, Anda perlu 27 miligram zat
besi per hari. Nutrisi yang baik juga dapat mencegah anemia selama
kehamilan. Sumber makanan kaya zat besi, termasuk daging merah
(sapi dan kambing), unggas dan ikan. Pilihan lainnya termasuk besi
sereal, kacang-kacangan dan sayuran. Zat besi dari produk hewani,
seperti daging, paling mudah diserap. Untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dari sumber makanan dan suplemen, diperlukan
juga asupan vitamin C yang cukup bisa bersumber dari buah-buahan
atau olahannya, seperti jus jeruk, jus tomat atau stroberi. Dapat
menggunakan suplemen zat besi dengan jus jeruk, hindari makanan
yang diperkaya dengan kalsium. Meskipun kalsium merupakan
nutrisi penting selama kehamilan, kalsium bisa mengurangi
penyerapan zat besi.

11
5) Cara mengatasi Hb yang sudah rendah
Jika Anda sudah mengonsumsi vitamin ibu hamil (prenatal)
yang mengandung zat besi, namun tetap saja Hb masih rendah,
maka dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan untuk
menentukan kemungkinan penyebab lain. Dalam beberapa kasus,
Anda mungkin perlu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis
yang khusus mengobati gangguan darah (hematologi). Apabila
penyebab Hb rendah saat hamil adalah kekurangan zat besi, maka
dokter akan menyarankan zat besi tambahan atau peningkatan dosis.
Pada kondisi tertentu dimana pemberian suplemen zat besi oral
tidak memungkinkan, misalnya memiliki riwayat operasi lambung
atau usus halus atau tidak dapat mentoleransi zat besi oral, maka
bisa jadi Anda memerlukan zat besi yang dimasukkan melalui
suntikan (intravena). Menjaga nilai Hb normal saat hamil amatlah
penting bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh sebab itu, janganlah
sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk setiap keluhan
yang Anda alami.

B. Pengkajian Aktifitas dan Kesejahteraan Janin

Gambar 1 perkembangan janin

12
Perkembangan bayi dalam kandungan dimulai setelah pembuahan
terjadi. Pembuahan sendiri umumnya baru terjadi dua minggu setelah tanggal
menstruasi terakhir dimulai. Menstruasi juga merupakan bagian dari
kehamilan walaupun belum bisa dipastikan hamil pada minggu-minggu ini.
Tanggal menstruasi terakhir (Hari Pertama Haid Terakhir / HPHT) kemudian
akan digunakan untuk memprediksi tanggal persalinan, yaitu dengan
menambah 40 minggu dari tanggal tersebut.
Selanjutnya, inilah tonggak tumbuh kembang yang terjadi pada minggu
ketiga hingga trimester akhir kehamilan.
1. Trimester Pertama
Pada minggu ketiga, seiring telur yang telah dibuahi berkembang,
sebuah kantung embrio dan plasenta pun ikut terbentuk. Sel darah
terbentuk dan ratusan sel lainnya ikut berkembang, lalu sirkulasi darah
pun dimulai.
Pada akhir minggu keempat, tabung jantung janin sudah ada dan
dapat berdenyut 65 kali dalam satu menit.
Di akhir bulan pertama, janin sudah berukuran sepanjang 0,6 cm,
lebih kecil dari butiran nasi. Anda juga akan mulai mengalami gejala
kehamilan, contohnya mudah kelelahan dan payudara yang membesar.
Peningkatan level hormon HCG juga menyebabkan menstruasi terhenti,
dan biasanya dijadikan tanda awal kehamilan.
Pada minggu keenam, wajah dengan lingkaran besar untuk mata,
hidung, mulut, telinga serta rahang bawah dan tenggorokan sudah mulai
terbentuk. Dan janin sudah mulai terlihat melengkung seperti huruf C.
Pada minggu ketujuh, janin mulai membentuk tangan dan kaki, dan
rahim kini telah berukuran dua kali lipat.
Pada minggu kedelapan hingga sepuluh, janin telah berhasil
melalui masa kritis dari perkembangan organ dan struktur tubuhnya,
telah berukuran hampir 3 cm panjangnya, semakin banyak bergerak dan
semakin terlihat seperti manusia. Pada minggu ini, bayi dalam kandungan
telah siap untuk berkembang.

13
Pada minggu kesebelas hingga ketigabelas otak bayi akan
berkembang dengan pesat, ginjalnya mulai mengeluarkan urine dan jari-
jarinya telah bisa mengepal seperti tinju. Panjang bayi akan mencapai 8
cm. Memasuki minggu keduabelas alat kelamin bayi sudah mulai
dibentuk.

2. Trimester Kedua
Memasuki trimester kedua, risiko keguguran akan ikut menurun
karena kandungan Anda semakin kuat dan berkembang. Berat bayi dalam
kandungan mencapai 42 gram dengan panjang mencapai 9 cm. Tulang
dan tengkoraknya semakin mengeras dan kemampuan mendengarnya ikut
meningkat. Anda mungkin akan merasa tendangan dan melihatnya
membuat berbagai ekspresi melalui pemeriksaan USG atau ultrasound
khusus, misalnya USG 3 dimensi atau USG 4D.

Gambar 2
USG 4D

Pada minggu keempat belas dan kelimabelas, indera perasanya


terbentuk dan ia sudah mulai bisa mendeteksi cahaya. Bayi akan
mengalami lonjakan pertumbuhan pada minggu keenambelas dan alat
kelaminnya telah berkembang dengan baik, sehingga bisa terlihat saat
pemeriksaan USG.
Pada minggu ke-19, bayi dalam kandungan sudah bisa mendengar
suara Anda. Memasuki minggu ke-20, bayi akan lebih banyak menelan

14
dan memproduksi sejenis kotoran janin yang bernama meconium. Bayi
akan semakin terlihat seperti manusia kecil pada usia kehamilan yang
memasuki minggu ke-22. Ia juga bisa merasakan gerakan dan mulai
menumbuhkan rambut. Bayi akan bertambah berat karena ia sudah
memiliki lemak.
Pada minggu ke-26, bayi mulai bisa menghirup dan mengeluarkan
cairan plasenta (air ketuban) yang merupakan pertanda baik, karena
dengan demikian ia sekaligus berlatih untuk bernapas.
Pada minggu ke-27 kehamilan, bayi dalam kandungan Anda telah
bisa membuka dan menutup matanya, menghisap jari-jarinya, bahkan
cegukan. Anda mungkin merasa geli ketika ia melakukan hal ini.
3. Trimester Ketiga
Memasuki trimester ketiga, berat bayi bisa mencapai satu kilogram
dengan otot dan paru-paru yang makin berkembang. Kepalanya terus
bertumbuh untuk mengikuti perkembangan sel saraf di otaknya. Kulitnya
yang keriput menjadi semakin halus akibat lemak tubuhnya yang terus
bertambah. Ia sudah bisa berkedip, menumbuhkan bulu mata, kuku, dan
rambut lebih banyak. Pada trimester akhir ini bayi akan lebih banyak
menambah berat badannya, hingga secara keseluruhan bisa mencapai
sekitar 3 kg dengan panjang 48 cm.
Pada minggu ke-31, tendangan bayi akan lebih terasa kuat dan
Anda mungkin mulai mengalami kontraksi. Rahim yang kian membesar
bisa menyebabkan nyeri ulu hati dan sesak napas. Anda juga akan
semakin merasa tidak nyaman berada di tempat tidur. Terkadang,
tendangan bayi sudah bisa mulai dirasakan di minggu ke-29.
Pada minggu ke-34, sistem saraf pusat dan paru-parunya akan
semakin matang dan pergerakan tidak sesering atau seheboh sebelumnya.
Bayi dalam kandungan akan semakin turun ke area panggul pada minggu ke-
36 seiring tanggal persalinan mendekat. Ibu hamil akan lebih sering
mengalami keputihan dan kontraksi memasuki minggu ke-37, dan disarankan
waspadai gejala-gejala dari kondisi yang bernama preeklamsia (komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan hipertensi dan juga kerusakan organ janin).

15
Air ketuban mungkin akan pecah pada minggu ke-39. Jika ini terjadi,
artinya ibu hamil akan segera melalui proses persalinan.
C. Deteksi Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan terjadi
masalah, oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting
memonitor dan mendukung kesehatan dan mendeteksi kehamilan ibu. Ibu
hamil sebaiknaya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau
asuhan antenatal. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat
perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan
dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk
mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang biasanya
dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati.
Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
dapat berkurang.
1. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection) Idealnya wanita
yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurangkurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat
kelainan pada kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segera
dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sebaiknya melakukan
kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 ( sebelum minggu
ke 16). Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai
pada kontak pertama antar petugas kesehatan dengan ibu hamil secara
optimal.
2. Kontak Dini Kehamilan Trimester I Pada trimester I, menurunnya
keinginan untuk melakukan hubungan seksual sangat wajar. Apabila
dalam anamnesis ada riwayat abortus sebelum kehamilan yang sekarang,

16
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul
koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit
dan perdarahan.
3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu. Pelayanan ANC yang
diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda – beda
tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya. Misalnya
persetujuan ANC yang diberikan terhadap ibu hamil dengan hipertensi
tentunya akan berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil dengan varises. Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya
dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan kondisi janin setiap
minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal
yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu
anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi emosi dan jangan
bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk
diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam.
Hal ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.
Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan
biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti
elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), Penentuan kadar estriol,
amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya. Pengakhiran kehamilan baik
yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila ada
tanda – tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi
berat). Apalagi bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran
kehamilan ini sebaikanya dirundingkan antar disiplin : dengan ahli
penykit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa ibu.
4. Skrining untuk deteksi dini. USG merupakan suatu media diagnostik
dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari struktur
jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik.
Pemeriksaaan USG saat ini dipandang sebagai metode pemeriksaan yang

17
aman. Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5 minggu struktur
kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi dimana diameternya sudah
mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan dengan kadar HCG pada saat itu
kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari kenyataan ini bisa
juga diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak
dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan
kehamilan ektopik. Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi,
tergantung pada usia kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamiulan
(ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan intra abdomen.
Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan jika
terlihat kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya diluar kavum
uteri. 8 Pada kehamilan 7 minggu diameter kantong gestasi telah
mencapai 25 mm. Panjang embrio mencapai 10 mm dan menjadi lebih
mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat dibedakan dari badan. Selain
denyut jantuing mungkin juga dapat dideteksi adanya gerakan embrio
yang dapat dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut.
Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka
kemungkinan terjadi miss abortion. Jika dijumpai lebih dari 1 embrioyang
menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka kemungkinan kehamilan
multiple. Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30
mm. Struktur embrio dapat dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat
kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur vasikuler berdiameter
kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai
adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan
kehamilan anembrionik.
Terdapat beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan ibu saat hamil
sebagai berikut.
Ketidaknyamanan pada trimester 1

No Ketidaknyamanan Cara mengatasi


1. Mual dan muntah a) Melakukan pengaturan pola
makan
b) Menghindari stress

18
c) Meminum air jahe
d) Menghindari meminum
kopi / kafein, tembakau dan
alcohol
e) Mengkonsumsi vit. B6, 1,5
mg/ hari
2. Hipersaliva a) Menyikat gigi
b) Berkumur
c) Menghisap permen yang
mengandung mint
3. Pusing a) Istirahat dan tidur serta
menghilangkan stress
b) Mengurangi aktivitas dan
menghemat energi
c) Kolaborasi dengan dokter
kandungan
4. Mudah lelah a) Melakukan pemeriksaan
kadar zat besi
b) Menganjurkan ibu untuk
beristirahat siang hari
c) Menganjurkan ibu untuk
minum lebih banyak
d) Menganjurkan ibu untuk
olahraga ringan
e) Mengkonsumsi makanan
seimbang
5. Peningkatan frekuensi a) Latihan kegel
berkemih b) Menganjurkan ibu untuk
buang air kecil secara
teratur
c) Menghindari penggunaan
pakaian yang ketat
6. Konstipasi a) Konsumsi makanan yang
berserat

19
b) Terapi farmakologi berupa
laxatif oleh dokter
kandungan
7. Heartburn a) Menghindari makan tengah
malam
b) Menghindari makanan
porsi besar
c) Memposisikan kepala lebih
tinggi pada saat telentang
d) Mengunyah permen karet
e) Tidak mengkonsumsi rokok
maupun alcohol

Ketidaknyamanan pada trimester II

No Ktidakyamanan Cara mengatasi


.
1. Pusing a) Cukup isiahat
b) Menghindari berdiri secara
tiba-tiba dari posisi duduk
c) Hindari berdiri pada waktu
yang lama
d) Jangan lewatkan waktu
makan
e) Berbaring miring ke kiri
2. Sering berkemih a) Menyarakan ibu untuk
banyak minum disiang hari
dan mengurangi minum
pada malam hari
b) Menyarankan ibu untuk
buang air kecil secara
teratur
c) Menghindari penggunaan
pakaian ketat

20
3. Nyeri perut bawah a) Menghindari berdiri secara
tiba-tiba dari posisi
jongkok
b) Mengajarkan ibu posisi
tubuh yang baik
4. Nyeri punggung a) Memberitahu ibu untuk
menjaga posisi tubuhnya
b) Menganjurkan ibu untuk
melakukan evecrcise
selama hamil
c) Menganjurkan ibu untuk
menurangi aktivitas serta
menambah istirahat
5. Flek kehitaman pada wajah a) Anjurkan ibu untuk
dan sikatri menggunakan lotion
b) Menganjurkan ibu untuk
menggunakan bra dengan
ukuran besar
c) Anjurkan ibu untuk diet
seimbang
d) Anjurkan ibu untuk
menggunakan pelembab
kulit kulit
6. Sekret vagina berlebih a) Mengganti celana dalam
bila basah atau lembab
b) Memelihara kebersihan alat
reproduksinya
7. Konstipasi a) Mengkonsumsi makanan
yang berserat
b) Memenuhi kebutuhan
hidrasinya
c) Melakukan olahraga ringan
secara rutin
8. Penambahan berat badan a) Memberikan contoh

21
makanan yang baik
dikonsumsi
b) Menghitung jumlah asupan
kalori
9. Pergerakan janin a) Mengajarkan kepada ibu
untuk merasakan gerakan
janin, misalnya dengan
menggunakan 2 wadah
kosong dan manik-manik,
kemudian anjurkan pada
ibu untuk memindahkan
manik-manik tersebut
kewadah lainnya selama 2
jam dan merasakan gerakan
janinnya
10. Perubahan psikologis a) Memberikan ketenangan
pada ibu dengan
memberikan informasi
yang dibutuhkan ibu
b) Memberikan motivasi dan
dukungan pada ibu
c) Melibatkan orang terdekat
dan atau keluarga pada
setaip asuhan

Ketidaknyamanan pada trimester III

No Ketidaknyamanan Cara mengatasi


1. Sering buang air kecil a) Ibu hamil disarankan untuk
tidak minum saat 2-3 jam
sebelum tidur
b) Kosongkan kandung kemih
sesaat sebelum tidur
c) Agar kebutuhan air pada

22
ibu hamil tetap terpenuhi,
sebaiknya minum lebih
banyak pada siang hari
2. Pegal-pegal a) Sempatkan untuk
berolahraga
b) Senam hamil
c) Mengkonsumsi susu dan
makanan yang kaya
kalsium
d) Jangan berdiri/ duduk /
jongkok terlalu lama
e) Anjurkan istirahat tiap 30
menit
3. Hemoroid a) Hindari konstipasi
b) Makan-makanan yang
berserat dan banyak minum
c) Gunakan kompres es atau
air hangat
d) Bila mungkin gunakan jari
untuk memasukan kebali
hemoroid ke dalam anus
dengan pelan-pelan
e) Bersihkan anus dengan
hati-hati sesudah defekasi
f) Usahakan BAB dengan
teratur
g) Ajarkan ibu dengan posisi
knee chest 15 menit/hari
h) Senam kegel untuk
menguatkan perineum dan
mencegah hemoroid
i) Konsul ke dokter sebelum
menggunakan obat

23
hemoroid
4. Kram dan nyeri pada kaki a) Lemaskan bagian yang
kram dengan cara mengurut
b) Pada saat bangun tidur, jari
kaki ditegakan sejajar
dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak
c) Meningkatkan asupan
kalsium
d) Meningkatkan asupan air
putih
e) Melakukan senam ringan
f) Istirahat cukup
5. Gangguan pernafasan a) Latihan nafas melalui
senam hamil
b) Tidur dengan bantal yang
tinggi
c) Makan tidak terlalu banyak
d) Konsultasi dengan dokter
apabila ada kelainan asma
dll
6. Oedama a) Meningkatkan periode
istirahat dan berbaring
dengan posisi miring kiri
b) Meninggikan kaki bila
duduk
c) Meningkatkan asupan
protein
d) Menganjurkan untuk
minum 6-8 gelas sehari
unuk membantu diuresis
natural
e) Menganjurkan kepada ibu

24
untuk cukup berolahraga
7. Perubahan libido a) Informasikan pada
pasangan bahwa masalah
ini normal dan diperngaruhi
oleh hormon esterogen dan
atau kondisi psikologis
b) Menjelaskan pada ibu dan
suami untuk mengurangi
frekuensi hubungan seksual
selama masa kritis
c) Menjelaskan pada keluarga
perlu pendekatan engan
memberikan kasih saying
pada ibu.

D. Interpretasi Data
1. Taksiran Persalinan Dan Usia Kehamilan
Taksiran persalinan merupakan waktu yang ditentukan sebagai hari
dimana bayi yang berkembang di dalam rahim ibu hamil akan terlahir dan
biasanya secara medis disebut sebagai hari perkiraan lahir. Hari perkiraan
lahir atau HPL dan usia kehamilan tentu berbeda dan ditentukan dengan
cara yang bisa jadi tidak sama juga. Berikut ini beberapa cara mengetahui
taksiran persalinan dan usia kehamilan yang perlu dipahami oleh setiap
ibu hamil agar dapat menjalani kehamilannya dengan tenang.
a. Hari pertama haid terakhir
Cara penentuan taksiran persalinan dan usia kehamilan yang
pertama adalah dengan menghitungnya dari hari pertama haid terakhir
atau yang disingkat dengan HPHT. Hari pertama haid terakhir
menjadi dasar dari perhitungan HPL yang rumusnya tentu sudah
banyak diketahui oleh tenaga medis baik bidan maupun dokter
kandungan. Hari pertama haid terakhir ini mungkin akan sulit untuk
ditetapkan ketika seorang wanita tidak memiliki kondisi siklus
menstruasi yang tidak teratur sehingga hari pertama saat haid

25
terakhirnya namun tetap dapat menjadi acuan meskipun tidak tepat.
Dalam penetapan usia kehamilan dan hari pertama haid terakhir
tersebut tentu tidak dapat terhidung dengan akurasi yang maksimal
yang pastinya ada beberapa selisih ketika fakta hari kelahiran
nantinya. Perkiraan hari persalinan yang dihasilkan dari cara
menghitung usia kehamilan dari hpht tersebut memang kadang akan
meleset sekitar 7 hari sebelum maupun setelahnya dan hanya 5 % bayi
saja yang lahir tepat pada HPL atau hari perkiraan lahir.
b. Menggunakan USG Ultrasonografi atau yang disebut sebagai USG
USG merupakan alat yang biasa dipakai pada kehamilan. USG
sekirannya dapat mengetahui lebih detail mengenai kondisi janin di
dalam kandungan mulai dari bentuk, pergerakan, perkembangan,
detak jantung, dan bahkan dapat menentukan hari perkiraan lahir
ataupun usia kehamilan melihat dari beberapa faktor yang ditunjukan
oleh bayi disesuaikan dengan kondisi normalnya pada usia kehamilan
tertentu. Penetapan hari perkiraan lahir dan usia kehamilan
menggunakan USG tentu lebih sederhana dan mudah. USG
merupakan cara menghitung usia kehamilan jika lupa hpht.
USG ada beberapa macam yaitu USG transvaginal, USG 3
dimensi dan USG 4 dimensi

Gambar 3
USG
26
c. Melalui pemeriksaan fisik secara langsung
Selain dua cara yang disebutkan diatas, cara menghitung
taksiran persalinan dan usia kehamilan lainnya dapat ditentukan
melalui pemeriksaan fisik secara langsung pada janin di dalam
kandungan ibu hamil. Cara pemeriksaan fisik yang dapat menentukan
taksiran lahir dan usia kehamilan diantaranya seperti :
d. Gerakan janin, memperhatikan pergerakan janin merupakan salah satu
cara pemeriksaan fisik yang dapat menentukan usia kehamilan.
Gerakan janin pertama kali menunjukan bahwa usia kehamilan ibu
Gambar 4
berlangsung pada 16 – 18 minggu.
USG 3D
e. Tinggi puncak rahim, pemeriksaan tinggi puncak rahim juga
merupakan cara untuk menentukan usia kehamilan yang telah dijalani
ibu hamil. Dokter atau bidan akan meraba puncak rahim secara
manual dan tinggi dari puncak rahim tersebut menandakan usia
kehamilan contohnya jika tinggi puncak rahim yang dihitung dari
tulang kemaluan 28 cm maka usia kehamilannya sudah berjalan 28
minggu.
f. Menggunakan dua jari tangan. cara sederhana lain meskipun tidak
akurat namun dapat dilakukan sendiri oleh ibu hamil tanpa

27
menggunakan alat adalah dengan menghitung jarak antara tulang
kemaluan dengan puncak rahim diatas perut. Jika puncak rahim masih
di bawah pusar maka setiap jarak dua jari terhitung sebagai kehamilan
dua minggu.
2. Taksiran BB Janin dan Peningkatan BB Ibu
a. Menghitung taksiran berat janin dalam beberapa rumus
Perhitungan terhadap tafsiran berat janin bisa dilakukan
dengan USG, HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) hingga
pengukuran TFU. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) menjadi
salah satu yang membantu dalam memperkirakan taksiran berat janin
(TBJ).
Fundus uteri merupakan nama latin dari puncak rahim.
Pengukuran puncak tertinggi rahim atau tinggi fundus uteri (TFU)
perlu digunakan dalam menghitung berat janin.
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan rumus MC
Donald perlu dilakukan untuk memastikan perkiraan usia kehamilan
yaitu TFU x 8/7
Hasil perhitungan dalam rumus MC Donald ini memang
membantu untuk memastikan perkiraan usia kehamilan. Namun,
perhitungan ini belum selalu tepat sesuai dengan usia prediksi
kehamilan. Perlu disadari kalau USG harus tetap harus dilakukan.
TBJ (taksiran berat janin dalam gram) = (TFU-12) x 155 gram
Selain rumus dari MC Donald, memperkirakan taksiran berat
janin juga bisa dilakukan melalui rumus Johnson.
TBJ (taksiran berat janin dalam gram) = (TFU (dalam cm) - n) x 155
n = 11 jika kepala bayi belum masuk pintu atas panggul
n = 12 jika kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
n diisi dengan angka-angka konstanta yang sudah ditentukan dalam
pembuatan rumus Johnson.
b. Kemungkinan yang terjadi bila berat janin kurang dari batas normal
Memasuki trimester ketiga seperti usia kehamilan 7 bulan, berat
badan janin akan mencapai 1.000 graam. Selanjutnya akan meningkat

28
seiring banyaknya asupan makanan selama masa kehamilan hingga
2.000 gram atau 3.000 gram saat usia kehamilan 8 bulan dan 9 bulan.
Berat badan janin yang kurang tentu menandakan kalau kurangnya
nutrisi selama masa kehamilan. Ada resiko yang bisa terjadi apabila
berat badan janin di bawah batas normal, seperti:
1) Terjadi kerusakan pada otak janin.
2) Beberapa organ tidak berkembang secara sempurna.
3) Memicu bayi terlahir prematur akibat berat badannya yang
rendah.
4) Gangguan sistem saraf, pernapasan, pencernaan hingga terjadi
peredaran darah.
c. Kemungkinan yang terjadi bila berat janin berlebihan
Kenaikan berat janin di dalam kandungan bisa terjadi karena
mengonsumsi makanan terlalu banyak. Padahal bila berat berlebihan
dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.
Berat badan janin berlebihan selama masa kehamilan dapat
meningkatkan resiko komplikasi kelahiran, bahkan memicu terjadinya
persalinan caesar atau kelahiran secara prematur.
Selain itu, kondisi berat badan janin berlebihan dapat
meningkatkan resiko masalah kesehatan seperti obesitas karena bobot
terlalu besar, gangguan pencernaan, masalah gestasional diabetes dan
preeklampsia.
Kecepatan peningkatan berat yang direkomendasikan mencapai 1
sampai 2 kg selama trisemester pertama dan kemudian 0,4 kg per minggu
untuk wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan (BMI
19,8 sampai 26). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada dua
trisemester terakhir umumnya merupakan peningkatan jaringan lemak dan
jaringan tidak berlemak. Selama trisemster kedua, peningkatan terutama
terjadi pada ibu, sedangkan pada trisemester ketiga, kebanyakan
merupakan pertumbuhan janin. Penting bagi perawat untuk memantau
laju peningkatan berat guna mengidentifikasi setiap pola abnormal yang
mengindikasikan intervensi oleh tenaga professional. Berat badan harus

29
dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis di grafik peningkatan
berat untuk memantau kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat
dicapai. Variasi laju ini (misalnya kurang dari 0,5 kg per bulan pada
wanita yang gemuk atau kurang dari 1 kg per bulan dalam dua trisemester
terakhir pada wanita dengan berat normal) dapat mengindikasikan
diperlukannya intervensi. Penyebab deviasi laju peningkatan berat yang
diharapkan ini kemungkinan antara lain pengukuran atau pencatatan yang
keliru, berat pakaian yang dikenakan berbeda, jam saat ditimbang
berbeda, dan akumulasi cairan, serta asupan makanan yang tidak adekuat
atau berlebihan. Peningkatan berat yang menyolok kemungkinan
disebabkan oleh retensi cairan yang berlebihan. Peningkatan lebih dari 3
kg per bulan, khususnya setelah minggu ke-20 gestasi, dapat
mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi akibat
kehamilan.

BAB III
PENUTUP

Pada bab ini berisikan simpulan terkait prosedur keperawatan ibu hamil.

A. SIMPULAN
Pengkajian pada ibu hamil meliputi wawancara, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang (cek golongan darah, cek kadar glukosa, cek
factor rhesus, cek infeksi, dan cek hemoglobin).

30
Perkembangan bayi dalam kandungan dimulai setelah pembuahan
terjadi. Pembuahan sendiri umumnya baru terjadi dua minggu setelah tanggal
menstruasi terakhir dimulai.
Pada umumnya kehamilan berkembang normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu penting untuk ibu hamil
mengunjungi pelayanan kesehatan untuk mendeteksi kehamilan dengan
resiko tinggi. Bukan hanya kehamilan dengan risiko timggi saja, ibu hamil
juga mengalami ketidaknyamanan selama hamil yaitu:
1. Pada trisemester pertama mengalami mual dan muntah, Hipersaliva,
pusing, mudah lelah, peningkatan frekuensi berkemih, dan konstipasi.
2. Pada trisemester kedua mengalami pusing, sering berkemih, nyeri perut,
nyeri punggung, flek kehitaman pada wajah, secret vagina berlebih,
konstipasi, pergerakan janin, dan perubahan psikologis.
3. Pada trisemster ketiga mengalami sering buang air kecil, pegal-pegal,
hemoroid, kram atau nyeri pada kaki, gangguan pernafasan, oedama, dan
perubahan libido.

Taksiran persalinan merupakan waktu yang ditentukan sebagai hari


dimana bayi yang berkembang di dalam rahim ibu hamil akan terlahir. Cara
untuk mengetahui taksiran lain yaitu: hari pertama haid terakhir,
menggunakan USG, melalui pemeriksaan fisik secara langsung, gerakan
janin, tinggi puncak rahim, menggunakan dua jari.

Rumus untuk menghitung taksiran berat janin

1. Rumus MC Donald
(TBJ) = (TFU)-12) x 155 gram
TBJ : Taksiran Berat Janin
TFU : TinggI Fundus Uteri
2. Rumus Johnson
TBJ = (TFU 9dalam cm) – n) x 155
n = 11 jika kepala bayi belum masuk pintu atas panggul

31
n = 12 jika kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
n diisi dengan angka-agka konstanta yang sudah ditentukan dalam
pembuatan rumus Johnson

DAFTAR PUSTAKA

Antono, Agil. 2019. Cara Menghitung Taksiran Persalinan Dan Usia Kehamilan
Yang Tepat dan Akurat. Diakses dari https://hamil.co.id/kehamilan/cara-
menghitung-taksiran-persalinan-dan-usia-kehamilan pada tanggal 5 Februari
2020.

32
Belinda, Gracia. 2019. Hemoglobin (HB) Normal Ibu Hamil Sesuai Usia
Kandungan. Diakses dari https://www.honestdocs.id/hb-normal-ibu-hamil pada
tanggal 5 Februari 2020.

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran.

Dokter Sehat. 2020. 37 Tanda-Tanda Hamil yang Jarang Disadari, Wanita Harus
Paham!. Diakses dari https://doktersehat.com/tanda-tanda-awal-kehamilan/ pada
tanggal 5 Februari 2020.

Doenges, Marilynn E.. 2001. Rencana Perawatan Mternal/Bayi. Jakarta: Buku


Kedokteran.

Kostania, Gita. 2013. Pemeriksaan Palpasi Leopold. Diakses dari


https://oshigita.wordpress.com/2013/10/31/pemeriksaan-palpasi-leopold/ pada
tanggal 5 Februari 2020.

Lesmana, Bella. 2019. 5 Rangkaian Tes Laboratorium untuk Ibu Hamil di Trimester
Pertama. Diakses dari https://www.popmama.com/pregnancy/first-
trimester/bella-lesmana/rangkaian-tes-laboratorium-untuk-ibu-hamil-di-trimester-
pertama/full pada tanggal 5 Februari 2020.

Nutricia Nutriclub.

Syfamyln. 2018. 8 Pemeriksaan Fisik pada Ibu Hamil Mulai Trimester 1. Diakses
dari https://hamil.co.id/kehamilan/kesehatan-bumil/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-
hamil pada tanggal 5 Februari 2020

33

Anda mungkin juga menyukai