Anda di halaman 1dari 21

MONOCHLAMYDEAE (APETALAE)

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi)

Dosen Pengampu : Noor Rosyidah Amini, M. Si

Oleh Kelompok 7 :

1. Laeli Lutfiana (1811060204)

2. Rena Tri Andini (1811060344)

3. Wasiyah Sugiyati (1811060352)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah (Dicotyledoneae) Tumbuh-


tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu
maupun pohon-pohon. Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam  3 sub kelas :
Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang
perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae)
dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.

Pada Monochlamydeae (apetalae) merupakan tumbuh-tumbuhan yang


tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau
setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin
tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang entomogami. Hiasan bunga
tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut
Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung).
Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai
mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa; petala =
daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga
gand, a.l. pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan
jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan jumlah
benang sari yang besar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Monochlamydeae (apetalae)?

2. Apa saja yang termasuk dalam subkelas Monochlamydeae (apetalae) ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa Monochlamydeae (apetalae)


2. Untuk mengetahui macam-macam dari subkelas Monochlamydeae
(apetalae)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang


berarti bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji yang tertutup.
Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut
dengan bakal buah. Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki cara
yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunika tumbuhan berbiji
tertutup terletak pada bijinya yang tersun oleh keping lembaga (kotyledon).
Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok
tumbuhan yaitu tumbuhan berkeping satu (Monocotyledonae) dan tumbuhan
berkeping dua (Dicotyledonae).1

Tumbuhan angiospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:2

a. Bakal biji selalu diselubungi bakal buah yang selanjutnya tumbuh menjadi
buah.
b. Telah mempunyai organ bunga yang sesungguhnya.
c. Terdiri dari tumbuhan berkayu dan basah.
d. Habitus: herba, semak, perdu, atau pohon.
e. Sistim perakaran: tunggang dan serabut.
f. Penyerbukan: autogami, anemogami, hidrogami, zoidiogami, dll.
g. Batang bercabang atau tidak.
h. Kebanyakan berdaun lebar, tunggal atau majemuk dengan komposisi yang
beranekaragam, demikian juga dengan pertulangan daunnya.
i. Akar ada yang berkambium dan ada yang tidak.
j. Perkas pengangkut bermacam-macam: kolateral terbuka, kolateral
tertutup, bikolateral.

1
Falahuddin, Irham. Dkk. Biologi Dasar. (Palembang: Excellent Publishing, 2014). Hlm :67
2
Hasanuddin. Botani Tumbuhan Tinggi. (Banda Aceh: Syah Kuala University Press, 2018).
Hlm: 116
k. Xilem terdiri dari trakhea dan trakheida. Floem dengan sel pengiring.
Kelas : TUMBUHAN DIKOTIL atau TUMBUHAN BIJI BELAH
(DYCOTYLEDONEAE)

Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna,


semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah disebutkan
terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri berikut:3

Ciri-ciri morfologi:

1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai


lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk
lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan
ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja
berseling.
5. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu,
jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang
letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.
7. Bunga bersifat di-, tetra-,atau pentramer.
Ciri-ciri anatomi:

1. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun


batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
2. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang
belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem
di sebelah dalam dan floem disebelah luar, diantaranya terdpat kambium,

3
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). (Yogyakarta: UGM
Press, 2013). Hlm:99-100
jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadan-kadang
bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas: Monochlamyceae
(Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae. Yang perbedaannya terletak dalam ada
dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun
mahkota tersebut.

2.2 Definisi Monochlamydeae (apetalae)


Monochlamydeae (apetalae) merupakan tumbuh-tumbuhan yang
tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau
setidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin
tunggal dengan penyerbukan anemogami, jarang entomogami. Hiasan bunga
tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut
Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung).
Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai
mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak, tanpa; petala =
daun mahkota). Hanya pada golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga
gand, antara lain pada famili Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya
dengan jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan
jumlah benang sari yang besar.4

2.3 Subkelas Monochlamydeae (apetalae)


1. Bangsa : CASUARINALES (VERTICILLATAE)
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Casuarinaceae, yang
mempunyai ciri-ciri berikut: umumnya tumbuh-tumbuhan dengan batang
berkayu (pohon-pohon) yang habitusnya menyerupai Coniferinae, cabang-
cabang yang muda berwarna hijau, jelas berbuku-buku dengan daun-daun
yang amat tereduksi menjadi seperti selaput kecil dan tersusun berkarang.
Oleh sebab itu dinamakan pula Verticillatae. Bunga berkelamin tunggal,
penyerbukan secara anemogami. Bunga ♂ berupa benang-benang sari dan
tersusun berkarang yang seluruh karangan-karangan itu merupakan bulir pada
4
Ibid. hlm: 101
ujung-ujung cabang yang paling muda. Bunga ♀ dalam rngkaian berbentuk
bongkol pada cabang-cabang yang pendek. Tiap bunga ♂ terdiri atas 1 benang
sari yang terbelah-belah dengan 2 daun hiasan bunga yang kecil dan 2 daun
pelindung yang kecil pula. Bunga ♀ tanpa hiasan bunga, dengan 2 daun
pelindung yang kecil. Bakal buah terdiri atas 2 daun buah, beruang 2, dari 2
ruang itu yang satu tak berkembang, yang lainnya berisi 2 bakal biji dan dari
kedua bakal biji itupun biasanya yang satu akan mati.5

Pembuahan secara kalazogami. Dalam nuselus semula terdapat


beberapa kandung lembaga, tetapi hanya satu yang dapat berkembang terus.
Buahnya buah kurung yang bersayap dan diselubungi oleh 2 daun
pelindungnya yang menjadi berkayu. Bakal biji mempunya 2 selaput biji.
Suku ini hanya terdiri atas satu marga dengan ± 40 jenis yang tersebar di
daerah kita Nusantara dan Australia, antara lain: C. Equisetifolia, C.
Junghuhniana. Semuanya terkenal dengan nama cemara, seringkali ditanam
sebagai tanaman hias atau di tepi-tepi jalan.

2. Bangsa : MYRICALES
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku yaitu Myricaceae, yang terdiri
atas tumbuhan-tumbuhan berkayu dengan daun-daun tunggal yang tersebar,
mempunyai daun-daun penumpu atau tidak, dalam daun terdapat sel-sel
minyak. Bunga berkelamin tunggal atau majemuk. Bunga tanpa hiasan bunga,
yang ♂ mempunyai 2→16 benang sari, yang betina dengan bakal buah yang
menumpang yang terdiri atas 2 daun buah, mempunyai satu ruang dan 1 baal
biji dengan 1 selaput biji. Buahnya buah batu, biji tanpa endosperm.6

Suku ini antara lain meliputi marga Myrica dengan ±50 spesies yang
tersebar di Eropa, Asia, dan Amerika, misalnya: Myrica cerifera
(menghasilkan lilin) dan Myrica pensylvanica.

3. Bangsa : URTICALES

5
Ibid. hlm: 101-103
6
Ibid. hlm: 108
Urticales meliputi terna, semak-semak maupun pohon-pohon dengan
kebanyakan daun-daun tunggal yang tersebar dan mempunyai daun penumpu.
Banyak kebanyakan berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk
berbatas, biasanya kecil-kecil, akinomorf dengan tenda bunga yang berwarna
hijau, berbilangan 4-5 atau lebih, bebas atau berlekatan satu sama lain. Bunga
♂ dengan jumlah benang sari yang sama dengan jumlah daun-daun tenda
bunga dan dudukannya berhadapan dengan daun-daun tenda bunga tersebut.
Bunga ♀ dengan bakal buah yang menumpang, beruang 1 dengan 1 bakal biji.

Penyerbukan secara anemogami, pembuahan katazogami atau bentuk-


bentuk peralihan keporogami. Buahnya buah keras atau buah batu. Dalam
epidermis daun seringkali terdapat sistolit-sistolit.

Bangsa ini antara lain meliputi :

Suku: Moraceae. Biasanya terdiri dari pohon-pohon yang bergetah, jarang


berupa terna, dengan daun-daun tunggal yang duduknya tersebar dengan daun-
daun penumpu yang lebar yang kadang-kadang memeluk batang. Bunga
berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk berbatas, yang berbentuk
bongkol, tongkol, atau periuk.

Bunga-bunga tersebut telanjang atau dengan hiasan bunga yang tidak


gugur dan kemudian menjadi tebal berdaging. Bunga jantan dengan tenda
bunga yang berbilangan 2-6, kebanyakan 4, benang sari sama dengan daun
hiasan bunga, duduknya berhadapan dengan daun-daun hiasan bunga. Bunga
♀ dengan bakal buah yang tenggelam sampai menumpang, dengan 1 atau 2
tangkai putik, beruang 1 dengan 1 bakal buah biji yang bergantung atau
terletak di dasarnya. Buahnya buah semu majemuk, biji dengan endosperm
atau tidak, lembaga bengkok.

Suku ini terdiri atas ± 70 marga dengan ± 1000 jenis yang terutama
tumbuh di daerah-daerah panas, banyak diantaranya yang berguna bagi
manusia.

Contoh-contoh :
Ficus dengan ± 700 jenis, misalnya: Ficus elastica (karet), F.benjamina
(beringin), F. religiosa (pohon bodi), F. Glomerata (lo), F. Carica (buahnya
dimakan), F. Septica (awar-awar), F. Variegata.

Artocarpus: A. Integra (nangka), A. Communis (kluwih,sukun), A.


Champeden (cempedak), A.elastica (benda). Di jawa getah pohon benda
digunakan sebagai perekat yang dengan tekhnik khas (dalam bahasa jawa:
jontrot) dipakai dalam menangkap burung perkutut hidup-hidup.

Morus: Morus alba, M.nigra (besaran, murbei) untuk pemeliharaan ulat


sutera (Bombyx mori), juga buahnya dapat dimakan.

Castiolla: C elastica (menghasilkan karet).

Antilaris: A. toxicaria (pohon ancar, pohon upas), getahnya mengandung


bisa untuk berburu.

Broussonetia: B. papyrifera, B. kampferi

Suku: Cannabinaceae. Terna yang bebau aromatik, tanpa getah. Daun tunggal
bertoreh menjari, duduknya tersebar atau berhadapan dengan daun-daun
penumpu yang bebas dan tidak gugur. Bunga berkelamin tunggal, berunah 2,
tersusun dalam bunga majemuk berbatas yang menyerupai tandan, bongkol,
atau bunga lada. Bunga ♂ dengan hiasan bunga yang berbilangan 5 dengan 5
benang sari. Bunga ♀ dengan tenda bunga yang berbentuk mangkuk, putik
dengan 2 tangkai putik atau 2 kepala putik, bakal buah dengan satu ruang yang
berisi 1 bakal biji. Buahnya buah jeras dengan biji yang mempunyai lembaga
yang bengkpk atau tergulung.

Suku ini hanya meliputi 3 jenis yang tebagi dalam 2 marga yaitu :

Humulus: H. lupulus (hop) dari rambut-rambut buah diperoleh zat yang


rasanya pahit dan digunakan dalam pembuatan bir. H. japonicus, tumbuh-
tumbuhan membelit.

Cannabis: C. Sativa (ganja) berguna dalam obat-obatan, menghasilkan


obat bius
Suku Ulmaceae. Pohon-pohon atau perdu yang tidak bergetah. Daun-daun
tunggal dengan pangkal yang tidak simetrik, duduknya dalam 2 baris,
mempunyai daun penumpu yang dapat runtuh. Bunga berkelamin tunggal atau
banci dengan tenda bunga yang seringkali zigomorf, terpisah atau tersusun
dalam bunga majemuk berbatas yang menyerupai bunga payung. Tenda bunga
berbilangan 4 93-8), benang sari berhadapan dengan daun-daun tenda bunga,
jumlahnya sama dengan jumlah daun tenda bunga, kadang-kadang 2x lipat,
waktu bunga masih kuncup tidak membengkok kedalam. Bakal buah
menumpang dengan 2 tangkai putik, beruang 1 yang berisi 1 bakal biji yang
anatrop. Buahnya buah batu atau buah keras, seringkali bersayap.

Suku ini meliputi 14 marga dengan 150 jenis, terutama terdapat di belahan
bumi utara

Sebagai contoh dapat disebut:

Ulmjus: U.americana. U. campestris. U. fulva. Menghasilkan kayu untuk


bangunan terutama U. campestris.

Celtis: C. australis. C. occidentalis juga menghasilkan kayu bangunan

Suku: Urticaceae. Kebanyakan berupa terna yang tidak bergetah. Daun


tersebar atau berhadapan dengan daun penumpu yang seringkali tidak sama
besar. Bunga berkelamin tunggal jarang banci, tersusun dalam tukal-tukal atau
bongkol yang simos dan selanjutnya terkimpul dalam rangkaian yang
menyerupai tandan atau bunga lada. Bunga dengan tenda bunga yang
berjumlah 4-5 (kadang-kadang 2-3), benang-benang sari sama banyaknya
dengan daun tenda bunga, berhadap-hadapan dengan daun tenda bunga, dalam
kuncup membengkok ke dalam, pada waktu bunga mekar lalu membengkok
ke luar. Putik dengan 1 kepala putik yang berbentuk seperti bulu atau seberkas
rambut-rambut, bakal buah beruang 1 dengan 1 bakal biji pada dasarnya.
Buahnya buah batu atau buah keras, biji mempunyai endosperm, lembaga
lurus
Pada alat-alat vegetatif seringkali terdapat rambut-rambut gatal (stimulus),
gelam mengandung serabut-serabut yang panjang yang kadang-kadang dapat
dijadikan bahan tekstil

Urticaceae meliputi ± 550 jenis yang terbagi dalam 40 marga, antara lain :

Urtica: U. urens yang berguna dalam obat-obatan. U. Dioica dengan rambut-


rambut gatal

Boehmeria: B. nivea (rami, menghasilkan bahan tekstil), B. viridis, B.


altissima

Laportea: L. microstigma, L. sinuata, L. stimulans (kemaduh) dengan rambut-


rambut gatal

4. Bangsa: PIPERALES

Kebanyakan berupa terna, hanya kadang-kadang berupa tumbuh-


tumbuhan dengan batang yang berkayu. Daun tunggal. Bunga amat kecil
berkelamin tunggal atau banci tanpa hiasan bunga, biasanya tersusun dalam
bulir atau amentum, 1-10 benangsari, bakal buah 1-4, apokarp atau sinkarp,
masing-masing dengan 1 bakal biji yang atrop. Biji besar, mempunyai
endosperm, lembaga kecil, kadang-kadang di samping endosperm juga
terdapat perisperm.

Dalam bangsa ini termasuk 3 suku: Piperaceae, Saururaceae, dan


Chlorantaceae. Yang terkenal ialah:

Suku: Piperaceae, Terna atau tumbuh-tumbuhan berkayu seringkali memanjat


dengan menggunakan akar-akar pelekat, dengan daun[-daun tunggal yang
duduknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun penumpu.
Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum),
masing-masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal atau banci
dengan 1-10 benang sari: putik terdiri 1-6 dan buah (kebanyakan 3), dengan 1-
6 kepalqa putik, beruang 1 dengan 1 bakal biji yang tegak pada dasarnya.
Buahnya buah batu atau buah buni, jadi dengan endosperm dan perisperm.
Dalam biji terdapat sel-sel minyak astiri.

Batang dengan berkas-berkas pengangkutan yang pada penampang


melintang tampak tersebar atau tersusun dalam beberapa lingkaran

Suku Piperaceae meliputi ± 1300 jenis yang terbagi dalam 10 marga, hampir
semuanya trumbuh di daerah tropika. Diantaranya

Piper : P. nigrum (lada) menghasilkan:

1. Lada hitam: yaitu buah yang belum masak dikeringkan bersama kulitnya
hingga kulit keriput dan berwarna hitam
2. Lada putih: yang berasal dari buah yang masak yang setelah dibersihkan
dari kulitnya lalu dikeringkan, hingga berwarna putih
P. betle (sirih), P. cubeba (kemukus), P. retrofractum, P. longum (cabe jawa),
semuanya berguna dalam obat-obatan.
Peperomia : P. pellucida. P. arifolia.
Heckeria : H. Peltata. H. Umbellata.

5. Bangsa :SANTALALES

Tumbuh –tumbuhan berbatang berkayu atau terna yang bersifat parasif


dengan daun- daun tunggal atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga
mempunyai tenda bunga dengan bennag- benang sari yang berhadapan dengan
daun- daun tenda bunga, seringkali terdapat hiasan bunga yang rangkap dan
benang-benang sari yang tersusun dlam 1→2 lingkaran. Bakal buah
tenggelam, beruang 1→3, tiap ruang dengan 1 bakal biji dengan tembuni yang
di pusat. Kadang- kadang bakal biji tidak jelas terpisah dari papan bijinya,
tanpa selaput.

Bangsa ini meliputi:

Suku :Santalaceae, Terna, perdu, atau pohon- pohon yang daun- daun tunggal
yang dudukannya tersebar atau berhadapan. Bunga amat kecil, banci atau
berkelamin tunggal, terpisah- pisah atau berkelompok dalam ketiak- ketiak
daun. Kelopak seringkali menyerupai mahkota, mahkota tidak ada. Bennag
sari sama banyaknya dengan jumlah daun kelopak, berhadapan dengan daun-
daun kelopak tadi. Bakal buah tenggelam, beruang 1 dengan 2→4 bakal biji
dengan tembuni di pusat. Bakal biji tanpa selaput atau dengan 1 selaput.
Buahnya buah keras atau buah batu dengan 1 biji tanpa kulit biji, endosperm
besr berdaging, lebaga kecil. Suku ini meliputi 400 jenis terbagi dalam 30
marga yang kebanyakan terdapat di daerah tropika diantaranya

Santolum :S. album (cendana) yang terdapat di Nusa Tenggara Timur


(Sumbawa, Timor) untuk diambil kayunya dan minyak

Osyrik:O. alba, O. temifolia

Commandra :C. umbellate

Suku : Loranthaceae, Setengah parasit yang batangnya berkayu, tumbuh pada


dahan anggota- anggota Gymnospemae dan Dicotyledoneae yang berkayu,
dengan daun- daun tunggal yang kaku seperti belulang, dudukan
bersilang/berhadapan atau berkarang tanpa daun penumpu. Kadang- kadang
tidak terdapat daun- daun, dalam hal itu ruas- ruas cabang-cabangnya
berwarna hijau dan berfungsi sebagai alat untuk asimilasi. Tumbuh- tumbuhan
mmebentuk alat penghisap yang beraneka rupa. Pada perkecambahanalat
pelekatnya itu tumbuh streng- streng penghisap seperti akar yang meluas pada
permukaan gelam tumbuh- tumbuhan inangnya dan dari streng-streng tersebut
masuk ke dalam kayu alat penghisap (penyelam), ada pula yang langsng dari
cakram pelekatnya mengeluarkan “penyelam” ke bagian kayu inangnya.

Bunga banci atau kelamin tunggal, berumah 1 atau 2, aktinomorf dengan


tenda bungan yang sedikit terdiferensiasi atau jelas mempunyai hiasan bunga
yang rangkap, hiasan bunga berbilangan 2→3. Benang sari sama banyaknya
dengan taju- taju tenda bungan dan berhadapan dengan taju- taju tersebut.
Bebas atau sedikit banyak berlekatan dengan tenda bungan tersebut,

Bakal buah tenggelam dalam sumbu bunganya, biasanya tidak jelas


diferensiasi antara tembuni dengan bakal bijinya. Buahnya menyerupai batu,
bagian pusat mengandung 1 atau tidak jelas tdiferensiasi antara papan biji
dengan bakal bijinya. Buahnya menyerupai buah tau. Bagian pusat
mengandung 1 atau beberapa lebaga dan biasanya diselubingi oleh suatu
substransi seperti elndir yang berasal dari lapisan dalam sumbu bunga.
Lembaga mempunyai 2 kadang- kadang 3→6 daun lembaga.

Penyerbukan biasanya secara entomogami atau ornitogami tetapi terdapat


pula anemgami. Antara penyerbukan dan pembuahan terdapat perbedaan
waktu yang lama. penyebaran biji/ buah biasanya secara ornitokori(oleh
burung)

Loranthaceae terdiri atas ±40 marga dengan 1.300 jenis yang tersebar luas
didaerah tropika, hanya sebagian kecil terdapat di luar daerah tropika.

Contoh :

Loranthus :L. europeus

Phoradendron : Ph. Undulatum, Ph. Flovescens

Viscum : V. album eringkali sebagai hiperparasit pada Loranthus, V.


articulatum

Dendrophtoe :D. pentandra

Scurrula : Sc. Atropurpureo

Macrosolen : M. cochinchinensis

Berbagai jenis dari berbagai marga yang terdapat di Indonesia lazim


dikenal sebagai pasilan atau benalu yang sangat merugikan bagi pohon buah-
buahan.

Suku : Balanophoraceae,Parasit- parasit sejati, yang sama sekali tak memiliki


klorofil lagi, biasanya hidup pada akar tumbuh- tumbuhan yang berkayu
dengan bagian- bagian vegetative yang mengalami reduksi yang amat
mendalam. Pada tumbuh- tumbuha inang terdapat semacam rimpang yang
serupa umbi denga percabangan- percabangan serupa yang langsung
bersambungn dengan akar tumbuhan inangnya, tanpa penyela, daun- daun
tereduksi berupa sisik-sisik, atau sama sekali tidak ada . pada ujung umbi atau
percabangan terdapat bunga majemuk yang nanti muncul di atas tanah, berupa
bongkol atau bulir. Kadang- kadang malah rapat. Bunga telanjang atau dengan
tenda bunga yang kecil, dengan tenda bunga yang berbilangan 3→4 atau
kadang- kadang 2→8 serngkali berlekatan. Benang sari berhadapan dengan
daun-daun tenda bunga, jumlahnya sama dengan daun-daun tenda bunga atau
kurang, kepala sari dengan 1 atau beberapa ruang sari. Bunga betina biasanya
telanjang, bakal buah menumpang, terdiri atas 1→3 daun buah, beruang 1
dengan 1→3 bakal biji tanpa selaput. Kadang- kadang bakal biji tidak jelas,
dalam tembuni atau dinding bakal buah lalu terdapat kandung lebaga.

Penyerbukan secara entomogami atau anemogami. Buahnya buah keras


berisi 1 biji dengan endosperm dan lembaga kecil yang belum terdiferensiasi.
Penyebaran dengan perantara semut.

Suku ini meliputi lebi dari 100 jenis yang terbagi dalam 17 marga terutama
dalam hutan-hutan didaerah tropika:

Balanophora : B. globosa, B. elongate


Lophophytum : L. leandri
Langsdorffia : L. hypogaea
Helosis : H. brasiliensis

Suku :Cynomoriaceae Parasit – parasit akar yang berwarna perang kemerah-


merahan, tanpa klorofil mempunyai rimpang yang mengeluarkan akar-akar
adventif dan dari akar-akar inilah timbul haustoria yang melekat pada
tumbuhn inangnya. Batang tidak bercabang dengan daun-daun yang berbentuk
sisik. Bungan banci atau berkelamin tunggal. Tersusun dalam bunga majemuk
yang berbentuk tongkol atau menyerupai gada, mempunyai tenda bunga yang
berbilangan 1→8, 1 benang sari, bakal buah yang tenggelam beruang 1
dengan bakal biji mempunyai 1 selaput.
Habitus menyerupai Balanophoraceae,tetapi jelas berbeda dalam bentuk
susunan rimpang dan terdapat selaput bakal biji.

Suku ini bersifat monotipik, hanya terdiri ata 1 marga dengan 1 jenis:

Cynomorium coccineum, yang hidup sebagai parasit pada akar berbagai


macam tumbuhan halofita dipantai Laut Tengah dan padang-padang rumput di
Asia Barat.

6. Bangsa : EUPHORBIALES (TRICOCCACE)

Terna atau tumbuh-tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk


yang duduknya tersebar atau berhadapan, kebanyakan mempunyai daun
penumpu. Bunga tanpa hiasan bunga atau dengan hiasan bunga yang tunggal,
jarang terdapat kelopak dan mahkota, seringkali dalam bunga majemuk yang
mempunyai susunan yang khusus, kebanyakan aktinomorf, hampir selalu
berkelamin tunggal. Bakal buah biasanya terdiri atas 3 daun buah (jarang
sekali kurang atau lebih) yang berlekatan membentuk 3 ruang, tiap ruang
dengan 1→2 bakal bij.

Bangsa ini mencakup beberapa suku yang oleh sementara ahli dimasukkan
dalam bangsa lain atau merupakan bangsa tersendiri. Yang terpenting dan
mempunyai anggota yang terpenting dan memunyai anggota yang terbanyak
ialah:

Suku :Euphorbioaceae, Terutama terdiri atas tumbuh- tumbuhan berkayu,


tetapi termasuk pula di dalamnya terna. Karena adaptasi terhadap lingkungan
kadang- kdang mmepunyai habitus seperti Cactaceae, ada pula yang
mempunyai filoklodium. Daun tunggal atau majemuk, dudukannya tersebar
ata berhadapan, dengan daun- daun penumpu yang seringkali menyerupai
kelenjar- kelenjar. Bunga hampir selalu berkelamin tunggal, berumah 1 atau 2,
dengan bentuk dan susunan yang beraneka rupa, ada yang tanpa hiasan bunga,
dengan hiasan bunga rangkap atau tunggal, biasanya berangkai dalam bunga
majemuk yang berganda.
Dalam suku ini terdapat suatu susunan bunga majemuk yang khas, yang
memberikan kesan seakan-seakan merupakan bunga tunggal yang disebut
siatium.

Bunga jantan dengan benang sari yang sama jumlahnya dengan daun-
daunnya hiasan bunga, dapat pula kurang atau lebih. Bunga betina dengan
putik yang terdiri atas 3 daun buah dengan 3 tangkai putik yang bebas atau
berlekatan, bakal buah menumpang, beruang 3, tiap ruang dengan 1 bakal biji
yang diatas mikropilnya mempunyai jaringan tambahan yang disebut
kutunkula. Buahnya biasanya buah kendaga yang kalau masak pecah menjadi
3 bagian buah, ada pula yang berupa buah buni atau buah batu. Biji dengan
endosperm yang besar, lebaga letaknya sentral.

Hampir semua bagiannya tubuh tumbuhan dalam suku ini mengandung


getah yang terdapat dalam saluran- saluran getah yang dapat hanya terdiri atas
1 sel saja (suatu senosit) yang panjang dan bercabang – cabang serta
bersambungan satu sama lain (anastomoseren), dapat pula merupakan fusi
banyak sel (seperti buluh-buluh pengangkutan)

Suatu suku yang besar, mencangkup tidak kurang dari 7200 jenis yang
terbagi dalam ±300 marga terutama tersebar di daerah tropika.

Contoh- contoh :

Euphorbia :E. pulcherrima (kayu racun), E. hirta (patikan), E.


geniculata (katemas)
Croton :C. eluteria, C.cascarilla, C. tiglium, C. lacifera
Codiaeum : C. variegatum (puring, kroton)
Heavea :H. brasiliensis (para penghasil karet)
Manihot : M. utilissima (ketela pohon), M. glaziovii, jufa penghasil karet
yang dapat ditempel diatas M. utilissima (ketela mukibat)

Suku Dichapetalaceae, Suku ini terdiri atas tumbuh –tumbuhan berkayu,


kadang- kadang berupa liana, dengan daun- daun tunggal bertepi rata,
dudukannya tersebar, mempunyai dau penumpu. Bunga kecil tersusun sebagai
bunga majemuk yang terdapat dalam ketiak-ketiak daun, aktinomorf atau
zigomorf, banci atau berkelamin tunggal. Sumbu bunga dengan sisik- sisik
atau cakram yang berbentuk paisa. Hiasan bunga rangkap, berbilangan 5.
Benang sari 5, semuanya fertile atau 2→4 bersifat staminodial, bebas atau
berlekatan menjadi buluh, berlekatan pula dengan mahkota. (ada yang mengira
daun- daun mahkotanya sebenarnya adalah metamorphosis benang-benang
sari). Putik dengan 2→3 tangkai putik, bakal buah menumpang atau setengah
tenggelam, beruang 2→3, tiap ruang dengan 2 bakal biji yang epitrop
(bergantungan), masing-masing dengan 2 selaput bakal biji. Buahnya buah
batu, biji tanpa endosperm.

Suku ini ± 220 jenis terbagi dalam 4 marga, terutama didaerah Afrika
tropika. Contoh Dichapetalum :D. vestitum, Tapura: T. guyanensis

Suku : Buxaceae, Umumnya berupa tumbuh- tumbuhan berkayu dengan


daun- daun bertepi rata yang dudukannya tersebar atau berhadapan, tanpa
daun- daun penumpu. Bunga dalam ketiak daun, terpisah- pisah atau berupa
bulir atau bongkol, berkelamin tunggal, aktinomorf. Tenda bunga berwarna
hijau berbilangan 4 atau lebih. Pada bunga jantan, tenda bunga seringkali tidak
terdapat. Bunga jantan dengan 4 benang sari atau lebih, dudukannya
berhadapan dengan daun- daun tenda bunga. Bunga betina mmepunyai putik
dengan 2→4, tangkai putik, bakal buah yang menumpang, beruang 2→4,
biasanya 3, tiap ruang dengan 1→2 bakal biji. Buahnya buah kendaga yang
kalau masuk membuka dengan membelah ruang (loculicide) atau buah batu.
Biji dengan endosperm dan kebanyakan mempunyai karunkula.

Ada 30 jenis yang terbagi dalam 6 marga termasuk dalam suku ini,
terutama tersebar di daerah subtropika dan daerah iklim sedang, jarang di
daerah tropika. Contoh : B. sempervirens

Suku Callitrichaceae, Biasanya terdiri atas terna yang tergolong dalam


hidrofita, dengan daun- daun tunggal yang duduknya berhadapan, tanpa daun
penumpu. Bunga kecil, berkelamin tunggal, berumah 1, telanjang, biasanya
terdapat dalam ketiak- ketiak daun. Bunga jantan dengan 1 benang sari, yang
betina mempunyai putik dengan 2 tangkai putik, terdiri atas 2 buah daun,
bakal buah beruang 2 masing- masing dengan 2 bakal biji, tetapi kemudia
dengan pembentukan sekat median menjadi beruang 4. Buahnya kalau masak
pecah menjadi 4 bagian buah yang masing- masing menyerupai buah batu.
Biji mempunyai endosperm.

Suku ini terdiri atas 1 marga dengan ±25 jenis yang tersebar luas. Contoh
Callitriche autumnalis, C. verna

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel, selubung).
Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai kelopak, jarang
merupai mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan Apetalae (a = tidak,
tanpa; petala = daun mahkota)

2. Monochlamydeae (apetalae) dibagi menjadi beberapa bangsa diantaranya :

 Bangsa Casuarinales (Verticillatae)

 Bangsa Myricales

 Bangsa Urticales

 Bangsa Piperales

 Bangsa Santalales

 Bangsa Euphorbiales (Tricoccae)

3.2 Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat


menambah wawasan dan pengetahuan pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Falahuddin, Irham. Dkk. 2014. Biologi Dasar. Palembang: Excellent Publishing


Hasanuddin. 2018. Botani Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Syah Kuala University Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai