PENYALAHGUNAAN NAPZA
Disusun oleh
kelompok 6
A. Latar Belakang
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/
obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis,
dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah
satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psiki dan gangguan fungsi sosial
(Azmiyati, 2014).
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)
bukanmenjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action
forYouth on Drug, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menempatkanpenyalahgunaan NAPZA sebagai salah satu dari sepuluh isu global
utama yangberkaitan dengan kehidupan pemuda yang harus mendapatkan perhatian
denganprioritas tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya catatan kriminal
dariberbagai negara di dunia bahwa penggunaan NAPZA dimulai saat usia muda.PBB
mencatat bahwa para pemuda di seluruh negara mengkonsumsi NAPZAdengan
frekuensi yang meninggi dan cara yang lebih berbahaya daripada yang dilakukan oleh
usia lanjut (Amriel, 2008).
Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (2012),
jumlah remaja yang menggunakan NAPZA sekitar 230 juta orang atau 5% dari
jumlah populasi remaja di dunia. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN),
provinsi Jawa Tengah sangat rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan
hasil penelitian BNN dan Puslitkes Universitas Indonesia pada tahun 2011 jumlah
penyalahguna NAPZA di Jawa Tengah mencapai 493.533 orang (BNN, 2013).
Sepuluh kabupaten atau kota di Jawa tengah yang rawan peredaran NAPZA
adalah kota Semarang, Solo, kabupaten Banyumas, Cilacap, Magelang, Sragen,
Jepara, Batang, Pemalang, dan Peningkatan jumlah penyalahguna NAPZA dari tahun
ke tahun menunjukkan angka yang memprihatinkan, demikian dengan peredarannya.
Berdasarkan pada dokumen BNN pada tahun 2012, jumlah remaja penyalahguna
NAPZA adalah 1,5 % pada tahun 2008 menjadi 2,2 % pada tahun 2011 (Suyadi,
2013).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan di Balai Desa Ngilir selama 30 menit
diharapkan masyarakat mampu mengerti, memahami dan menjelaskan kembali
tentang efek dari penyalagunaan NAPZA dengan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan di Balai Desa Ngilir selama 1 x 30 menit
dihrapkan orang tua dan anak mampu mengeri, memahami dan menjelaskan
kembali tentang:
a. Pengertian NAPZA dengan 100 % benar.
b. Pengaruh dan efek penggunaan NAPA dengan 80 % benar.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan napza dikalangan anak
dengan 60 % benar.
d. Pencegahan dan solusi penyalagunaan NAPZA penyalahgunaan napza
dikalangan anak dengan 60 % benar.
e. Cara menjauhkan diri dari narkoba pada anaknya yang sudah menggunakan
NAPZA dengan 50 % benar
C. Capaian pembelajaran
1. Sikap
Anak dan keluarga mau mendengarkan materi yang di sampaikan oleh mahasiwa
2. Pengetahuan
Anak dan keluarga mampu mengerti materi yang disampaikan oleh mahasiswa
3. Psikomotor
Orang tua pasien mampu melakukan perannyaagar bisa mengontrol anaknya yang
kecanduan NAPZA
D. Materi (terlampir)
E. Kegiatan Belajar
Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluh Audience
1 Pembukaan 6 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab
salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 5. Menjawab
4. Kontrak waktu
5. Apersepsi
2 Isi 20 menit 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan
Definisi NAPZA
2. Tahap penggunaan 2. Memperhatikan
NAPZA
3. Pengaruh dan efek 3. Memperhatikan
pengguna NAPZA
4. Faktor – faktor yang
mempengaruhi 4. Memperhatikan
penyalahgunaan
napza dikalangan
5. Pencegahan dan 5. Memperhatikan
solusi
penyalahgunaan
NAPZA
6. Cara menjauhi dari 6. Memperhatikan
NAPZA
F. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
G. Media
a. Power Point
b. Leaflet
c. Laptop
d. Video mencegah penyalagunaan NAPZA
H. Seting Tempat
Keterangan
: Audiens
: penyuluh
I. Evaluasi
1. Standart
a. Materi sudah diketik rapi minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
b. RPK sudah dibuat minimal 1 mingu sebelum penyuluhan.
c. Power point sudah diketik rapi minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
d. Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah ditentukan.
e. Microphone sudah disiapkan minimal 5 menit sebelum penyuluhan.
f. Laptop sudah disiapkan minimal 10 menit sebelum penyuluhan.
2. Proses
3. Hasil
b. Aspek psikologis
1) Emosi tidak terkendali
2) Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara
pikiran dan kenyataan)
3) Selalu berbohong
4) Tidak merasa aman
5) Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
6) Tidak memiliki tanggung jawab
7) Kecemasan yang berlebihan dan depresi
8) Hilang ingatan (gila)
c. Aspek sosial
1) Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya
terganggu
2) Mengganggu ketertiban umum
3) Selalu menghindari kontak dengan orang lain
4) Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif
5) Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
6) Melakukan hubungan seks secara bebas
7) Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
8) Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual
K. Daftar pustaka
BNN-RI. (2009). Advokasi pencegahan penyalahgunaan narkoba. Jakarta :
Departemen sosial RI
Badan Narkotika Nasional (2004). Terapi komunitas dalam rehabilitasi sosial
penyalahgunaan narkoba. Jakarta : Departemen sosial RI
Jowana, satya (2005). Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba
berbasis sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka
L. Lampiran
1. Materi
a. Pengertian
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/
zat/ obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan
fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi)
serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA
adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau
teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik,
psiki dan gangguan fungsi sosial (Azmiyati, 2014).
Penyusun Pembimbing