Anda di halaman 1dari 6

Limbah ciu diduga cemari Sungai Bengawan Solo, belasan ribu pelanggan PDAM

'kesulitan air bersih'

Hak atas fotoFAJAR SODIQImage captionKepala Instalasi Produksi Wilayah Selatan Perumda
Air Minum Toya Wening Solo, Nuryanto, menunjukkan hasil produksi air bersih yang tercemar
limbah.

Pencemaran limbah alkohol terjadi di aliran sungai Bengawan Solo sehingga menyebabkan tiga
Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perumda Air Minum Toya Wening Solo sempat tidak
beroperasi.

Pencemaran aliran sungai terpanjang di Jawa itu berdampak pada layanan terhadap sekitar
16.000 pelanggan perusahaan air minum daerah itu.

Pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo disumbang oleh sejumlah anak sungai yang
bermuara di sungai tersebut. Salah satu sungai yang ikut mencemari Bengawan Solo adalah
Sungai Samin.
Di aliran sungai itu warna air terlihat cukup hitam pekat serta mengeluarkan bau ciu yang
merupakan salah satu produk olahan alkohol.

Sukir, seorang warga yang tinggal tak jauh dari pertemuan antara aliran Sungai Bengawan Solo
dengan Sungai Samin, menyebut aliran sungai tersebut sudah tercemar limbah ciu.

Sejumlah orang yang belakangan ini berendam di tempuran antara kedua sungai itu, kata Sukir,
mengaku merasa gatal.

"Kalau buat berendam, gatal. Banyak yang sudah merasakan gatal-gatal, seperti orang yang
mancing dan menjaring ikan merasa gatal kalau terkena air tercemar itu," ucapnya kepada
wartawan di Solo, Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Hak
atas fotoFAJAR SODIQImage captionPenghentian produksi air bersih di Bengawan Solo
diprediksi sempat terdampak ke 16.000 pelanggan.

Kepala Instalasi Produksi Wilayah Selatan Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Nuryanto,
mengatakan pencemaran yang terjadi menyebabkan produksi di IPA Semanggi terhenti sejak
Jumat lalu.

Alasannya, kata Nuryanto, IPA Semanggi tidak mampu mengolah bahan baku air yang tercemar
tersebut. Ia berkata, warna bahan baku air itu sangat pekat dan sangat berbau alkohol.
"Kami berhenti mengolah air karena limbah seperti itu bukan kapasitas alat kami," tutur
Nuryanto.

"Terlalu berlebihan, baik warna maupun bahan kimia yang mencemari sehingga kami tidak bisa
mengendapkannya. Kemampaun instalasi ini memang tidak untuk mengolah bahan baku air
seperti itu," ujarnya.

Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah menerjunkan tim untuk mengatasi pencemaran di
Bengawan Solo. Selain itu ia juga meminta untuk memanggil pihak yang diduga terlibat
pencemaran.

Menurutnya solusi dari pencemaran ini adalah pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Komunal.

"Kami bekerja terus agar industri dan warga tidak marah-marah. Membuat IPAL Komunal agar
bisa digunakan. Nanti kalau kita tidak bisa baik-baik, kita bisa masuk ranah penindakan hukum.
Prinsip dalam undang undang lingkungan hidup itu pencemar mengganti, pencemar membayar,"
kata Ganjar di Semarang seperti dilaporkan Antara.

Air pekat

Untuk menunjukkan tingkat keparahan pencemanaran, Nuryanto menunjukkan sampel air Sungai
Bengawan Solo yang tercemar limbah alkohol. Ia membuka tutup botol berisi air sungai yang
terkontaminasi limbah alkohol dan memperlihatkan tingkat kepekatan warna serta bau ciu yang
menyengat.

"Kalau kita campurkan satu tutup botol air tercemar dengan satu botol air kemasan 1.500
mililiter, nanti warnanya akan hitamnya luar biasa."

"Itu baru satu tutup. Kalau yang terjadi endapan di Kali Samin begitu dalam, maka akan seperti
apa kira-kira pekatnya," ujar Nuryanto.
Hak atas fotoFAJAR SODIQImage captionLokasi instalasi pengolahan air bersih Semanggi.

Juru Bicara Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Bayu Tunggul, menyebut kondisi air di
aliran Sungai Bengawan Solo masih hitam hingga 8 November ini.

Meski demikian, ia mengklaim perusahaannya sudah mengoperasikan lagi tiga IPA, yaitu
Semanggi, Jebres dan Jurug.

"Laporan dari staf IPA Semanggi mengatakan bahwa air baku masih hitam. Tetapi mau tidak
mau kalau IPA ini mati nanti yang terdampak kurang lebih 16.000 pelanggan PDAM Solo,"
tuturnya.

Para pelanggan yang terdampak penghentian aliran air bersih diklaim bakal mendapat jatah air
bersih yang diangkut enam mobil tangki air milik PDAM Solo.

"Kalau yang dilayani IPA Semanggi itu sekitar 6.400 pelanggan, sementara itu IPA Jebres dan
IPA Jurug itu melayani 10.000 pelanggan. Gara-gara IPA berhenti, gantinya kita pakai mobil
tangki untuk mengantar air bersih," ucapnya.
Meski kondisi air baku masih berwarna hitam, Bayu memastikan bahwa tiga IPA yang dimiliki
Perumda Air Minum Toya Wening Solo itu sudah mulai beroperasi.

Hasil pengolahan tersebut memang belum maksimal. Namun Bayu menyebut hasilnya sudah
sesuai paramater Peraturan Menteri Kesehatan 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.

"Jadi hasilnya tidak bisa seperti musim penghujan dan estetikanya masih kurang karena masih
ada semburat warna sedikit. Tapi sudah tidak berbau," ujarnya.

Hak atas fotoFAJAR SODIQImage captionInstalasi pengolahan air di sekitar Bengawan Solo
kini mulai dioperasikan kembali.

Menurut Bayu, penghentian operasional pengolahan air awalnya terjadi 31 Oktober lalu. Saat itu
operator IPA Semanggi melaporkan bahwa kondisi air baku Sungai Bengawan Solo sangat
buruk.

Setelah diolah, kata Bayu, air yang dihasilkan berbau tidak enak dan berwarna kuning.
"Ternyata kita lihat pada waktu itu kalau orang Solo bilang terjadi 'beladu'. Beladu itu ikan-ikan
mabuk semua dan mati. Bahkan ikan sapu-sapu yang tergolong paling kuat menahan limbah juga
ikut mati," jelasnya.

Bayu berkata, di sepanjang aliran Kali Samin terdapat kawasan industri kecil alkohol skala
rumah tangga. Jumlah rumah produksi ciu di lokasi itu diklaim sekitar 200 unit.

Industri minuman keras itu disebut Bayu mencakup dua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Salah satu kecamatan di antaranya, tuding Bayu, tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah mengatakan
melakukan pendekatan dan pembinaan terhadap usaha kecil dan mikro agar tidak
menggelontorkan limbah secara sembarangan.

Bayu Tunggul dari Perumda Air Minum Toya Wening Solo menilai pencemaran sungai juga
diperparah dengan limbah batik. Selain sebagai sentra industri alkohol, daerah Bekonang juga
merupakan kawasan perajin batik.

"Dampak industri memang luar biasa sekali ke Bengawan Solo," ujarnya.

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50342117

Anda mungkin juga menyukai