Oleh :
Penulis,
DAFTAR ISI
Adapun rumusan masalah dari laporan kadar air tanah adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tahapan dalam pemeriksaan kadar air tanah
b. Bagaimana menghitung nilai kadar air pada pemeriksaan kadar air yang
dilakukan di Laboratorium.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan kadar air tanah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui tahapan dalam menentukan nilai kadar air tanah
b. Menentukan nilai kadar air tanah yang dikandung oleh contoh tanah atau
agregat yang diambil dari lapangan.
BAB II
DASAR TEORI
W2 − W3
w= x100 %
W3 − W1
dengan:
w : kadar air yang dinyatakan dalam persen
W1 : berat cawan
W2 : berat cawan + berat tanah basah
W3 : berat cawan + berat tanah kering
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air
yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan
nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu
permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air
secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tana
(Buckman dan Brady, 1982)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara
ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap
ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air
dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik
serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum
dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu
100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan
tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah. (Hakim,dkk,
1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa
jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan
pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan
air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang
dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu permanen serta kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat
tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.1 Alat
- Cawan kadar air
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
- Oven
- Sendok
3.1.2 Bahan
- Sampel tanah
Nomor Cawan A3 H3
Berat Cawan (W1) gr 10,80 11,50
4.2 Pembahasan
W 2 −W3
w= x100%
W 3 − W1
Dan diperoleh nilai kadar air yaitu cawan 1 (A3) sebesar 31,38 % dan cawan 2
(H3) sebesar 29,63 %.
Berdasarkan nilai kadar air diatas di dapat perbandingan bahwa nilai kadar
air dengan contoh tanah yang sama tetapi pada cawan yang berbeda nilai kadar
airnya tidak jauh berbeda. Kadar air rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu
30,50 %.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan penentuan kadar air
kali ini yaitu sebagai berikut :
- Kesalahan dalam penimbangan dimana timbangan tidak dikalibrasi dengan baik
sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat.
- Cawan yang digunakan belum bersih, atau masih ada air atau tanah yang
tertinggal di dalamnya, sehingga beratnya bertambah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan
pengujian kadar air. Sehingga praktikan benar-benar memahami cara
mendapatkan nilai kadar air, bukan hanya melalui teori dalam kelas tetapi juga
melalui praktikum secara langsung. Sehingga praktikan dapat
mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium maupun di
lapangan.
- Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar air rata-
rata pada sampel tanah adalah 30,50 %. Hal ini menunjukan bahwa kadar air
dari sampel tanah cukup tinggi.
5.2 Saran
- Sebaiknya pada percobaan selanjutnya sampel yang diuji lebih banyak, agar
data yang diperoleh lebih akurat.
- Sebaiknya ketelitian dalam praktikum diutamakan, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan.
- Sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum ditambah agar tidak ada
sistem tunggu-menunggu dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sir, Tri M. W, dkk. 2016. “Perbandingan Pengukuran Kadar Air Tanah Lempung
Menggunakan Metode Gravimetry dan Metode Gypsum Block Berdasarkan
Variasi Kedalaman”. Jurnal Teknik Sipil. Vol. V, No. 2.