183 542 1 PB PDF
183 542 1 PB PDF
Abstrak
Universitas Brawijaya (UB) dengan area kampus seluas 2.203.948 m². Dari tahun ke tahun UB
berkembang pesat, ditandai peningkatan jumlah dari mahasiswa UB serta pergerakan lalu lintas di dalam
kampus UB, sehingga peningkatan kapasitas dari jalan harus dilakukan. Peningkatan kapasitas dari jalan
dapat dilakukan dengan perbaikan geometrik.
Survei topografi dilaksanakan untuk memperoleh data dengan menggunakan alat pemetaan berupa
Total Stationing Tipe Topcon GTS 229. Program Autocad Land Dekstop 2009 digunakan untuk mengolah hasil
dari survei topografi. Trase- trase yang telah terpilih pada jaringan jalan di dalam kampus Universitas
Brawijaya tersebut adalah: Jalan dari gerbang KPRI sampai persimpangan tiga Kafetaria Teknik,
Perencanaan akses jalan baru di area Himpunan Teknik Elektro, Persimpangan tiga Program Magister dan
Doktor Fak Ekonomi, Persimpangan tiga Majid Raden Patah, Persimpangan tiga Samantha Krida, Bundaran
UB, dan Persimpangan tiga Fakultas Kedokteran.
Dari hasil analisis didapat bahwa terdapat dua lengkung horizontal pada trase jalan dari gerbang
KPRI sampai persimpangan tiga Kafetaria Teknik tidak memenuhi standard.Untuk lengkung vertikal sudah
memenuhi standard. Sedangkan untuk perpersimpangan yang ditinjau, semua sudah memenuhi standard. Pada
bundaran lima kaki di UB, pada kaki persimpangan Widyaloka dan perpustakaan tidak memenuhi aspek radius
masuk keluar dan pada kaki persimpangan Fakultas Kedokteran tidak memenuhi kebebasan pandang. Dari
total 2 perpersimpanganan baru yang akan dibuat, pada persimpangan tiga kaki Elekto- FMIPA tidak
memenuhi syarat manuver. Untuk itu disarankan untuk melakukan perbaikan Geometrik pada trase jalan
terpilih, akses jalan baru, dan Bundaran UB.
Kata Kunci : Geometrik, Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, Persimpangan, Bundaran, Universitas
Brawijaya
1
2) Penelitian ini dilakukan pada beberapa peralihan saja ataupun busur lingkaran
trase- trase jaringan jalan yang telah saja. (Sukiman, 1999)
terpilih di dalam kampus Universitas Ada tiga jenis bentuk lengkung
Brawijaya. Trase- trase tersebut adalah: horizontal, yaitu:
a. Jalan dari gerbang KPRI sampai 1) Lengkung busur lingkaran sederhana
persimpangan tiga Kafetaria (FC)
Teknik.
b. Perencanaan jalan baru di area
Himpunan Teknik Elektro.
c. Persimpangan tiga Program
Magister dan Doktor Fak
Ekonomi.
d. Persimpangan tiga Majid Raden
Patah.
e. Persimpangan tiga Samantha
Krida.
f. Bundaran Universitas Brawijaya. Keterangan:
g. Persimpangan tiga Fakultas Δ = sudut dari tikungan
Kedokteran O = titik pusat lingkaran
3) Tahapan evaluasi dilaksanakan hanya Tc = panjang tangen jarak dari TC ke PI
sampai pada desain alinyemen meliputi atau PI ke CT
alinyemen horizontal maupun vertikal Rc = jari-jari dari lingkaran
pada tikungan dan kebebasan manuver Lc = panjang busur dari lingkaran
(bergerak) pada persimpangan. Ec = jarak luar PI - busur lingkaran
2
Ys = ordinat dari titik SC garis tegak Untuk bentuk Spiral-Spiral ini berlaku
lurus garis tangen, jarak tegak rumus, sebagai berikut:
lurus ke titik SC pada lengkung Lc = 0 dan θs = 1/2Δ
Ls = panjang dari lengkung peralihan Ltot = 2 Ls
(panjang TS - SC atau SC - ST) Untuk menentukan θs dapat digunakan
Lc = panjang dari busur lingkaran 𝜃 𝜋 𝑅𝑐
rumus 𝐿𝑠 = 90
(panjang SC - CS) 𝐿𝑠2
Ts = panjang tangen dari titik PI ke titik 𝑝 = 6 𝑅𝑐 − 𝑅𝑐(1 − cos 𝜃𝑠 )
TS atau ke titik ST 𝐿𝑠3
𝑘 = 𝐿𝑠 − 40𝑅𝑐 2 − Rc sin 𝜃𝑠
TS = titik dari tangen ke spiral
1
SC = titik dari spiral ke lingkaran 𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) tan 2∆ + 𝑘
Es = jarak dari titik PI ke busur 1
𝐸𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) sec 2∆ − 𝑅𝑐
lingkaran
θs = sudut lengkung spiral
Rc = jari-jari lingkaran 2.3 Alinyemen Vertikal
p = pergeseran tangen terhadap spiral Alinyemen vertikal adalah
k = absis dari p pada garis tangen spiral perpotongan bidang vertikal dengan
bidang perkerasan jalan melalui sumbu
Rumus yang digunakan: jalan, yang umumnya biasa disebut dengan
𝐿𝑠2 profil/penampang memanjang jalan.
𝑋𝑠 = 𝐿𝑠 (1 − 40 𝑅𝑐 2 ) (Saodang, 2004). Jenis lengkung vertikal
𝐿𝑠2 dilihat dari titik perpotongan kedua bagian
𝑌𝑠 = 6 𝑅𝑐
90 𝐿𝑆 yang lurus (tangen) adalah:
𝜃𝑠 = 1) Lengkung vertikal cembung, adalah
𝜋 𝑅𝑐
𝐿𝑠2 lengkung yang membentuk titik potong
𝑝 = 6 𝑅𝑐 − 𝑅𝑐(1 − cos 𝜃𝑠 )
antara 2 tangen yang berada di bawah
𝐿𝑠3
𝑘 = 𝐿𝑠 − 40𝑅𝑐 2 − Rc sin 𝜃𝑠 permukaan jalan.
1 2) Lengkung vertikal cekung, adalah
𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) tan 2∆ + 𝑘
lengkung yang membentuk titik potong
1
𝐸𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝) sec 2∆ − 𝑅𝑐 antara 2 tangen yang berada di atas
(∆−2𝜃 ) permukaan jalan.
𝐿𝑐 = 180 𝑠 × 𝜋 × 𝑅𝑐
Bentuk lengkung vertikal yang umum
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝑐 + 2𝐿𝑠 digunakan adalah bentuk lengkung
parabola sederhana.
3) Lengkung Spiral – Spiral (S-S)
3
dimana: 3.2 Tahapan penelitian
x = jarak titik P - titik tinjauan pada Sta
(Sta)
y = perbedaan elevasi titik P dan titik
tinjauan pada Sta (m)
L = panjang lengkung vertikal, jarak
proyeksi dari titik A dan titik Q (Sta)
g1 = kelandaian tangen dari titik P (%)
g2 = kelandaian tangen dari titik Q (%)
3. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
4
yang lain tidak dilakukan evaluasi karena aspek jari- jari tikungan. Pada alinyemen
kondisi kelandaiannya relatif datar. horizontal, tikungan C1 dan C2 yang tidak
memenuhi persyaratan radius tikung,
Tabel 4.1 Rekapitulasi Desain Alinyemen dilakukan perbaikan dengan mengubah
Vertikal radius tikungan sesuai dengan peraturan.
Lengkung Tipe Kondisi Eksisting Standar Perbaikan Untuk tikungan C3 dan C4 yang sudah
PPV 1 Cembung A (%) 7,96% A (%) = 4,498%
memenuhi syarat, tetap dilakukan
Lv (m) 29,73 20 Lv (m) = 29,730 perbaikan dengan penyesuaian garis
g1 -0,06% 9% g1 -2,25% tangen sehingga tercipta kenyamanan
g2 -8,54% 9% g2 -6,75%
PPV 2 Cekung A (%) -9,77% A (%) = -4,557%
geometrik yang lebih optimal dan dalam
Lv (m) 24,76 20 Lv (m) = 24,760 satu garis lurus dengan tikungan
g3 -8,08% 9% g3 -6,84% sebelumnya.
g4 1,69% 9% g4 -2,28%
5
dengan Pt T-02-2002-B semua
perpersimpanganan sebidang dimana
pertemuan lengan dengan lengan harus
saling tegak lurus (⊥), toleransi sudut/∝
bisa sampai ± 20º. Untuk hal-hal dimana
kondisi medan sangat sulit (karena faktor
topografi atau lahan terbatas) dan bentuk
perpersimpanganan saling tegak lurus sulit
diperoleh, maka bentuk
perpersimpanganan bisa tidak saling tegak
lurus dengan sudut perpersimpanganan
terkecil harus lebih besar dari 65º. Dari Harus di kepras
hasil analisis didapatkan bahwa semua
persimpangan memenuhu syarat Gambar 4.2 Rencana Perbaikan Bundaran
pertemuan lengan dan syarat manuver.
Untuk manuver kendaraan,
4.4 Evaluasi Geometrik Bundaran di digunakan kendaraan berat dengan radius
Universitas Brawijaya putar 12 m dan kendaraan Ringan dengan
Bundaran yang dikaji pada radius putar 6 m. Setelah dilakukan
penelitian ini terletak di depan lapangan Analisis mendapatkan hasil bahwa desain
Rektorat Universitas Brawijaya. Evaluasi perbaikan Bundaran di Universitas
bundaran dilakukan dengan membanding- Brawijaya memenuhi syarat dalam
kan Elemen Elemen bundaran dengan manuver untuk kedua kendaraan tersebut.
Standard Perencanaan bundaran untuk
perpersimpanganan Sebidang (Pd-T-20- 4.5 Perencanaan jalan baru di area
2004-B). Himpunan Teknik Elektro
Dan dari hasil analisis ditemukan Perencanaan jalan baru dilakukan
ada dua kondisi yang tidak sesuai dengan dengan menarik garis lurus jalan eksisting
persyaratan. Saran perbaikan yang yang berada di parkiran elektro. Jalan baru
dilakukan adalah mengubah Radius masuk akan menghubungkan perpersimpanganan
pada kaki lengan widya loka dan kaki depan gedung FISIP dengan
lengan perpus agar memenuhi peraturan. perpersimpanganan parkiran elektro.
Untuk kebebasan pandang yang tidak
memenuhi, harus dilakukan pengecekan
kembali setelah melakukan perbaikan
Radius masuk dan keluar kendaraan.
Apabila setelah dilakukan pengecekan
kembali, kebebasan pandang sudah
memenuhi syarat maka tidak perlu
dilakukan perbaikan.
6
KESIMPULAN DAN SARAN perpersimpanganan Sebidang
5.1 Kesimpulan (Pd-T-20-2004-B)
Dari studi ini didapatkan kesimpulan d. Perencanaan jalan baru
sebagai berikut: Dari total dua perpersimpanganan
Hasil evaluasi dan perencanaan geometrik baru yang akan dibuat, pada
jaringan jalan di dalam Universitas persimpangan Elektro - FMIPA
Brawijaya dengan standard sebagai tidak memenuhi syarat manuver
berikut, kendaraan menurut Dirjen Bina
1. Kondisi geometrik jaringan jalan Marga, yaitu Standard
Universitas Brawijaya dapat Perencanaan Geometrik untuk
disimpulkan, Jalan Kota tahun 1992.
a. Trase jalan gerbang KPRI – 2. Rekomendasi perbaikan geometrik dan
persimpangan tiga kafetaria teknik akses jaringan jalan di dalam
Dari hasil analisis, lengkung PPV Universitas Brawijaya, diperoleh hasil
1 dan PPV 2 sudah sesuai dengan sebagai berikut,
Standard Perencanaan Geometrik a. Geometrik
untuk Jalan Kota tahun 1992 pada Pada dua titik alinyemen vertikal
kriteria kelandaian maksimum yang dikaji, dilakukan
dan panjang lengkung vertikal. perencanaan ulang pada semua
Dari total empat alinyemen titik. Hal tersebut dilakukan agar
horizontal yang ada pada lokasi tercipta keselarasan yang baik
studi, dua tikungan (C1 dan C2) pada kedua titik tersebut. Untuk
tidak memenuhi standard peren- PPV 1 direncanakan ulang
canaan jalan yang dikeluar-kan menggunakan lengkung vertikal
oleh Dirjen Bina Marga untuk cembung dan PPV 2
jalan kota tahun 1992 pada aspek menggunakan lengkung vertikal
jari- jari tikungan. cekung.
b. Perpersimpanganan Pada alinyemen horizontal,
Dari total lima perpersimpangan- tikungan C1 dan C2 yang tidak
an yang dievaluasi, diketahui memenuhi persyaratan radius
bahwa semua persimpangan tikung, dilakukan perbaikan
memenuhi peraturan yang di dengan mengubah radius tikungan
tetapkan Dirjen Bina Marga, yaitu sesuai dengan peraturan. Untuk
Standard Perencanaan Geometrik tikungan C3 dan C4 yang sudah
untuk Jalan Kota tahun 1992 dan memenuhi syarat, tetap dilakukan
Pt T-02-2002-B Tata Cara perbaikan dengan penyesuaian
Perencanaan Geometrik garis tangen sehingga tercipta
Perpersimpanganan Sebidang. kenyamanan geometrik yang
c. Bundaran lebih optimal dan dalam satu garis
Dari hasil analisis terhadap lurus dengan tikungan
bundaran, pada kaki sebelumnya.
persimpangan Widyaloka dan Rekomendasi perbaikan yang
perpustakaan tidak memenuhi dilakukan pada bundaran adalah
aspek radius masuk keluar dan mengubah radius keluar masuk
kaki persimpangan Fakultas pada kaki persimpangan
Kedokteran tidak memenuhi Widyaloka dan perpustakaan
kebebasan pandang apabila yang tidak memenuhi standard
dibandingkan dengan Standard agar memenuhi standard.
Perencanaan bundaran untuk Perbaikan tersebut diakukan
dengan cara pemotongan ujung
7
kaki persimpangan. Untuk dapat memudahkan proses
kebebasan pandang yang tidak evaluasi. Sebaiknya sebelum
memenuhi, harus dilakukan melakukan penembakan untuk
pengecekan kembali setelah mendapatkan koordinat-
melakukan perbaikan radius koordinat geometrik di lapangan
masuk dan keluar kendaraan. Dan dilakukan penggambaran terlebih
setelah dilakukan pengecekan dahulu.
kembali, kebebasan pandang Dalam melakukan penembakan
sudah memenuhi syarat maka titik- titik koordinat alinyemen
tidak perlu dilakukan perbaikan. horizontal sebaiknya diambil
b. Akses paling sedikit lima titik pada
Rekomendasi yang dilakukan bagian tikungan. Hal ini
pada perpersimpangan baru dimaksudkan agar bentuk
Elektro - FMIPA yang tidak tikungan dilapangan dapat
memenuhi syarat manuver adalah digambarkan dengan baik.
dengan pemotongan ujung kaki Sebelum pengolahan data
persimpangan. geometrik, sebaiknya peneliti
sudah mahir dalam menggunakan
5.2 Saran Progam penunjang seperti
Berdasarkan kesimpulan dan hasil Autocad Land Dekstop dan
penelitian diatas, maka dapat disarankan Topcon Link. Sehingga dalam
beberapa hal sebagai berikut : pengolaham data tidak memakan
a. Untuk Instansi Terkait waktu lama karena harus
Bundaran UB diharapkan mempelajari program-program
mengikuti persyaratan geometrik penunjang tersebut terlebih
Roundabouts. Untuk jalur masuk dahulu.
diharapkan adanya defleksi yang
berfungsi untuk mengurangi DAFTAR PUSTAKA
kecepatan kendaraan dan untuk Anonim. 1992. Tata Cara Perencanaan
jalur keluar diharapkan tanpa Geometrik Jalan Kota. Jakarta:
adanya defleksi yang berfungsi Dirjen Bina Marga.
agar kendaraan segera keluar Anonim. 2002. Peraturan Menteri
Roundabouts. Pekerjaan Umum nomor: Pt T- 02
Dapat menjadi bahan tahun 2002 tentang Tata Cara
pertimbangan untuk Perencanaan Geometrik
pengembangan dan perbaikan Perpersimpanganan Sebidang.
geometri Trase jalan di dalam Jakarta: Departemen Pekerjaan
Universitas Brawijaya. Umum.
b. Untuk Kajian Selanjutnya Anonim. 2004. Pedoman Konstruksi dan
Dalam kajian ini hanya ditinjau Bangunan Nomor: T- 20 tahun
beberapa trase jalan di dalam 2004 tentang Perencanaan
Universitas Brawijaya, ada Bundaran untuk
baiknya untuk kajian selanjutnya Perpersimpanganan Sebidang.
memperhatikan seluruh trase jalan Jakarta: Departemen Permukiman
pada Universitas Brawijaya dan Prasarana Wilayah.
sehingga didapatkan hasil yang Anonim. 2004. Rencana Standard
lebih mendetail. Nasional Indonesia Nomor: T- 14
Dalam melakukan pengambilan tahun 2004 tentang Geometri Jalan
data di lapangan sebaiknya Kota. Jakarta: Badan Standardisasi
dilakukan dengan benar agar Nasional.
8
Anonim. 2011. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor:
11/PRT/M tahun 2011 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Jalan
Khusus. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Hendarsin, Shirley L. 2000. Perencanaan
Teknik Jalan Raya. Bandung:
Jurusan Teknik Sipil- Politeknik
Negeri Bandung.
Saodang, Hamirhan. 2004. Konstruksi
Jalan Raya. Bandung: Nova.
Sukirman, Silvia.1992. Dasar- Dasar
Perencanaan Geometrik Jalan.
Bandung: Nova.