Anda di halaman 1dari 33

TUGAS BESAR DESAIN TEKNIK

PERANCANGAN ALAT BRACKET PROYEKTOR/INFOCUS

UNIVERSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah

Desain Teknik

Oleh :

HANDY RAMADHANI NIM : 2111151014

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2019
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyektor atau lebih dikenal dengan infocus adalah perangkat yang

mengintegrasikan sumber cahaya, sistem optik, elektronik dan display dengan

tujuan untuk memproyeksikan gambar atau video ke dinding atau layar.

Proyektor merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memproyeksikan

sesuatu yang ingin ditampilkan dengan ukuran yang lebih besar, tentunya dengan

adanya proyektor ini sangat membantu kita dalam kegiatan pembelajaran,

perkantoran, maupun sebagai sarana hiburan. Cara menggunakan alat ini sangat

simpel, dengan menghubungkan laptop atau personal komputer ke proyektor,

maka presentasi, gambar, maupun yang lainnya akan di tampilkan dengan ukuran

yang lebih besar, yang pastinya akan memperjelas audien maupun pesertanya.

Secara umum fungsi dari proyektor ini adalah untik memperbesar gambar,

sehingga gambar yang asli (di laptop, pc, dan lainnya) dapat terlihat lebih jelas

pada layar yang telah disediakan.

Untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik kita perlu memperhatikan

angle/sudut pemasangan proyektor. Untuk mendapatkan angle yang baik  serta

menghemat ruangan, biasanya pemasangan proyektor dipasang di plafon atau

dinding ruangan dengan memakai penyangga berupa bracket proyektor.

Berdasarkan data-data diatas penulis pada tugas Desain Teknik ini akan

mencoba melakukan membuat terobosan baru yang berjudul: “Perancangan

1
FAKULTAS TEKNIK
Bracket Proyektor/Infocus” yang nantinya diharapkan akan dapat

mempermudah dalam menggunakan proyektor.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang difokuskan pada tugas Desain Teknik ini adalah

tentang bagaimana menggunakan proyektor yang praktis dan tidak memakan

banyak ruang sehingga perlu adanya suatu alat bracket proyektor yang nantinya

akan mempermudah dalam menggunakan proyektor.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan tugas Desain

Teknik ini adalah merancang sistem mekanisme alat bracket proyektor dan

menganalisa kekurangan dan kelebihan alat bracket proyektor.

1.4 Batasan Masalah

Dengan memperhatikan berbagai masalah yang ada dan luasnya masalah

yang dihadapi pada alat bracket proyektor maka penulis akan memfokuskan

pada masalah :

1. Fungsi dari Alat Bracket Proyektor.

2. Menentukan desain yang sesuai dengan permintaan konsumen.

3. Pemilihan varian konsep berdasarkan cara pengoperasian masing-masing

konsep varian.

2
FAKULTAS TEKNIK
1.5 Metodologi Perancangan

Untuk mendapatkan referensi data-data yang diperlukan, penulis melakukan

metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Literatur

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengambil dari buku-buku,

jurnal, dan sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian sebagai

referensi untuk teori dalam penyelesaian masalahnya.

1. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab, yaitu suatu pengumpulkan data-data dan

informasi yang diperlukan dengan cara berdiskusi dan tanya jawab dengan

pembimbing tugas desain teknik, dan dosen-dosen serta pihak-pihak lainnya yang

mengerti dan memahami serta membantu mendapatkan data yang akurat untuk

penyelesaian masalah dalam tugas akhir ini.

1. Metoda Konsultasi

Metoda konsultasi ini biasanya berlangsung ketika kami melakukan konsultasi

dengan dosen terkait, sehingga kekurangan pada pembahasan laporan dapat

diketahui lebih awal dan diberikan saran yang dapat memperjelas laporan ini.

1.6 Sitematika Penulisan


Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membagi dalam 5 Bab. Secara

garis besar penyusunan tersebut adalah sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN

3
FAKULTAS TEKNIK
Dalam bab ini pembahasan yang bersifat umum, seperti : latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi perancangan,

dan sistematika penulisan.

2. LANDASAN TEORI

Merupakan uraian singkat mengenai teori-teori yang digunakan untuk pemecahan

masalah.

3. METODE PENELITIAN

Berisi langkah pemecahan berupa kerangka (metodologi) yang dirancang dalam

melaksanakan perancangan ini, serta berisi tahapan yang dilakukan untuk

mendapatkan karakteristik dari material komposit papan serat.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi data-data analisa dari karakteristik keinginan pengguna yang kemudian

akan didapatkannya varian konsep terpilih

5. PENUTUP

Berisi kesimpulan berkaitan dengan hasil perancangan dan mendapatkan varian

konsep terpilih.

4
FAKULTAS TEKNIK
2. LANDASAN TEORI

2.1 Penegrtian Bracket


Bracket adalah sebuah alat penyangga proyektor/infocus, yang biasanya
dipasang didinding, pilar (tiang), dan Dak (langit-langit). Dengan hanya
menggunakan beberapa skrup baut yang di pasang diantara alat tersebut.

Alat ini mampu menahan beban yang lebih berat darinya. Bahkan, alat ini
pun memiliki variasi dalam bentuknya yakni ada yang bisa digerakan kekiri atau
kekanan dan keatas atau kebawah. Sehingga hal ini mempengaruhi harga sebuah
bracket dipasaran.

2.2 Manfaat Bracket


Ada beberapa manfaat dalam menggunakan bracket yakni :

 MENGHEMAT RUANG

Bracket memungkinkan dapat menempatkan televisi plat di sela-sela ruang,


baik itu ruangan sempit maupun ruangan yang lebar. Sehingga, jika ruangan
sangat terbatas bisa menghemat bagian ruangan yang bisa digunakn untuk
perabotan yang lain.

 DAPAT BERPINDAH TEMPAT

Bracket sangat fleksibel untuk digunakan, pemasanganya hanya cukup dengan


menggunakan bor. Sehingga, jika alat itu akan dipindahkan dari satu tempat ke
tempat yang lain sangatlah mudah.

Hanya dengan melepasakan baut-buat yang sudah terpasangan, alat ini bisa
dipindahkan dan dipasang kembali sesuai dengan tempat yang di inginkan,
dengan tanpa merusak bagian manapun alat tersebut.

5
FAKULTAS TEKNIK
2.3 Pengantar Proses Perancangan
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang paling
penting dari semua kegiatan teknik yang ada, hal ini dikarenakan pada zaman
modern ini kesejahteraan dan kualitas hidup manusia telah dapat mencapai tingkat
yang lebih tinggi sehingga membutuhkan prodak dengan teknologi teraktual untuk
dapat memenuhi kebutuhannya.

Perancangan diawali dari didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia,


kemudian dilanjutkan berurutan oleh penciptaan konsep produk, perancangan,
pembuatan dan penyempurnaan produk, hingga diakhiri oleh pembuatan dan
pendistribusian produk. Dari tahap-tahap tersebut dapat dipastikan bahwa proses
perancangan produk memakai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, di antaranya
ilmu dasar teknik, pengetahuan empirik, hasil-hasil penelitian, informasi dan
teknologi, dalam versi perkembangan dan kemajuan mutakhir sehingga
dibutuhkan kontribusi para ahli teknik (insinyur) untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam kegiatan mencipta, merancang dan membuat produk
dan jasa, yang berguna bagi manusia.

2.4 Perancangan dan Gambar Teknik


Sebelum sebuah produk dibuat, maka produk tersebut haruslah dirancang
terlebih dahulu. Dalam bentuknya yang paling sederhana, hasil rancangan tersebut
dapat berupa sebuah sketsa atau gambar sederhana dari produk atau benda teknik
yang akan dibuat. Jika pembuat produk adalah perancangnya sendiri, maka sketsa
atau gambar yang dibuat cukup dimengertinya sendiri, akan tetapi jika produk
benda teknik yang rumit dan mempunyai komponen yang banyak harus digambar
dengan cara yang jelas supaya dapat dimengerti oleh semua orang yang terlibat
dalam kegiatan pembuatan produk. Hasil kreasi benda teknik dalam bentuk
gambar adalah tugas perancang, sedangkan realisasi fisik benda teknik adalah
tanggung jawab pembuat (manufacturing engineering), kedua kegiatan ini disebut
design and production.

6
FAKULTAS TEKNIK
2.5 Fase – Fase Perancangan
Perancangan terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, oleh karena itu
perancangan kemudian disebut sebagai proses perancangan. Kegiatan-kegiatan
dalam proses perancangan dinamakan fase yang terdiri dari beberapa langkah
langkah. Berikut adalah fase – fase perancangan yang tersusun dalam diagram
alir:

Kebutuhan

Analisis masalah dan spesifikasi produk dan perencanaan proyek

Perancangan konsep produk

Perancangan produk

Evaluasi produk hasil rancangan

Dokumen untuk pembuatan produk

Gambar 2. 1 Diagram Alir Perancangan


2.5.1 Kebutuhan
Kebutuhan akan produk baru ditemukan oleh bagian pemasaran atau oleh
siapapun yang mengusulkan pada perusahaan. Produk yang diusulkan untuk
dibuat haruslah dikaji lebih lanjut tentang kebenaran akan kebutuhannya, dan
kelayakan pembuatannya. Setelah produk baru terbukti benar, baru diberikan
kepada bagian perancang untuk dirancang dan dikembangkan lebih lanjut sampai
menjadi gambar hasil perancangan produk dan spesifikasi produk untuk
pembuatan.

7
FAKULTAS TEKNIK
2.5.2 Analisis Masalah, Spesifikasi dan Perencanaan Proyek
Kebutuhan produk baru yang diperlukan adalah sebagai problem
perancangan atau masalah perancangan. Sebagaimana halnya sebuah problem atau
masalah, maka perlu adanya pemecahan masalah yang berupa solusi melalui
analisis masalah. Solusi untuk masalah dapat berupa solusi yang semuanya benar,
tetapi di antara solusi-solusi tersebut terdapat solusi yang terbaik. Hasil analisis
masalah yang utama adalah pernyataan masalah atau problem statement tentang
produk baru yang sedikitnya mengandung tiga buah unsur, yaitu pernyataan
masalah itu sendiri, Beberapa kendala (constraints), dan kriteria keterterimaan
(acceptability) dan kriteria lain yang harus dipenuhi produk.

Spesifikasi produk merupakan dokumen yang sangat penting dalam proses


perancangan karena mengandung keinginan – keinginan pengguna atau bagian
pemasaran yang merupakan dasar dan pemandu bagi perancang dalam merancang
produk, serta menjadi tolak ukur pada evaluasi hasil perancangan dan evaluasi
produk yang sudah jadi. Spesifikasi bersifat dinamis yaitu dapat mengalami
perubahan selama proses perancangan dan pembuatan produk. Beberapa hal yang
terkandung dalam spesifikasi produk adalah sebagai berikut :

1. Kinerja (performance) yang harus dapat dicapai produk.


2. Kondisi lingkungan, seperti temperatur, tekanan dan lain – lain yang
dialami produk.
3. Kondisi operasi lain.
4. Jumlah produk yang akan dibuat.
5. Dimensi produk.
6. Berat produk.
7. Ergonomik.
8. Keamanan (safety).
9. Harga produk.

8
FAKULTAS TEKNIK
2.5.3 Fase Perancangan Konsep Produk (Conceptual Design Phase)
Konsep produk adalah solusi atau solusi – solusi alternatif dari masalah dalam
bentuk skema atau dalam bahasa perancangan dikenal dengan fase pencarian
konsep – konsep produk yang memenuhi fungsi dan karakteristik seperti pada
spesifikasi produk. Fase ini menuntut semua kemampuan dan kreativitas
perancang dan merupakan fase yang sangat memberi peluang untuk mendapatkan
solusi yang baru, baik dan original.

2.5.4 Fase Perancangan Produk


Pada fase perancangan produk, solusi atau solusi – solusi alternatif dalam
bentuk skema dikembangkan lebih lanjut menjadi produk atau benda teknik yang
bentuk, material dan dimensi komponen-komponennya telah ditentukan. Jika
terdapat lebih dari satu solusi alternatif, maka harus ditetukan satu solusi akhir
yang terbaik melalui suatu proses pemilihan solusi terbaik. Sebelum terpilih solusi
akhir, fase ini memberi umpan balik ke fase analisis masalah dan perencanaan
proyek. Fase perancangan produk diakhiri dengan perancangan detail komponen-
komponen produk yang dituangkan dalam gambar detail untuk proses pembuatan
produk.

2.5.5 Evaluasi Hasil Perancangan Produk


Sebelum produk dibuat berdasarkan gambar perancangan produk, maka
bakal produk harus dievaluasi terlebih dahulu terhadap persyaratan-persyaratan
atau spesifikasi produk. Untuk memudahkan evaluasi, maka dapat dibuat sebuah
atau beberapa buah prototipe, yang secara fisik dapat diuji untuk mengetahui
apakah fungsi, karakteristik dan performance-nya seperti yang dipersyaratkan.
Pembuatan prototipe secara fisik dapat diganti dengan pembuatan prototipe secara
komputer untuk simulasi.

9
FAKULTAS TEKNIK
2.5.6 Gambar dan Spesifikasi Pembuatan Produk
Gambar hasil rancangan produk terdiri dari gambar semua komponen serta
gambar susunan lengkap dengan bentuk geometrinya, dimensi,kekasaran/
kehalusan permukaan dan material, serta spesifikasi yang memuat keterangan –
keterangan yang tidak dapat dimuat pada gambar.

2.6 Kegiatan Analisis Perancangan


Analisis perancangan dilakukan untuk mengetahui sifat – sifat dari produk
yang dirancang seperti analisis tegangan untuk mengetahui kekuatan produk,
perhitungan deformasi, frekuensi pribadi, pengecekan interferensi untuk
mengetahui apakah dalam melakukan gerak untuk menghasilkan fungsinya,
komponen-komponen produk saling bertabrakan, hingga analisis kinematik untuk
mengecek apakah gerak yang dihasilkan produk sesuai dengan gerak yang
disyaratkan.

2.7 Metode – Metode Perancangan


Dalam proses perancangan produk, digunakan beberapa metode
perancangan sebagai berikut:

2.7.1 Metode French


Perancangan dengan menggunakan metode French dilakukan dengan
urutan fase-fase dalam diagram alir berikut :

10
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2. 2 Diagram Alir Perancangan Metode French
Pada diagram alir perancangan dengan menggunakan metode French
menunjukkan lingkaran menunjukan hasil kegiatan yang mendahuluinya,
sedangkan segi empat menyatakan kegiatan-kegiatan yang berlangsung.
Pada metode French, fase perancangan detail adalah fase terakhir dari
proses perancangan. Fase perancangan detail harus baik supaya terhindar dari
tertundanya penyelesaian produk, bertambah biaya dan kegagalan pruduk kelak
dalam menjalankan fungsinya.

11
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2. 3 Contoh Sketsa Tiga Konsep Produk Alat Pemutar Beton

2.7.2 Metode Pahl dan Beitz


Perancangan dengan menggunakan metode Pahl dan Beitz dilakukan dengan
urutan fase-fase dalam diagram alir berikut :

12
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2. 4 Diagram Alir Perancangan Metode Pahl dan Beitz
Cara merancang Pahl dan Beitz terdiri dari fase perencanaan dan
penjelasan tugas, fase perancangan konsep produk, fase perancangan bentuk
produk, dan fase perancangan detail.

Pada diagram alir perancangan metode Pahl dan Beitz, bentuk kotak
adalah kegiatan yang dilakukan perancang, sedangkan bentuk segi enam adalah
hasil kegiatan perancang.

Hasil setiap langkah menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi
umpan balik untuk fase sebelumnya. Hasil fase itu sendiri setiap saat dapat
berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase – fase berikutnya.

13
FAKULTAS TEKNIK
2.7.3 Metode VDI 2221 (Persatuan Insinyur Jerman)
Perancangan dengan menggunakan metode VDI (Verein Deutscher
Ingenieure) 2221 dilakukan dengan urutan fase-fase dalam diagram alir berikut :

Gambar 2. 5 Diagram Alir Perancangan Metode metode VDI 2221

Pada metode ini, bentuk kotak menunjukkan kegiatan perancang, sedangkan


bentuk jajaran genjang adalah hasil dari kegiatan.

14
FAKULTAS TEKNIK
2.7.4 Bantuan Komputer pada Proses Perancangan
Penggunaan computer dalam proses perancangan sangat membantu proses
perancangan, tetapi tidak dapat mengganti perancang, karena proses perancangan
membutuhkan ide-ide dan pemikiran yang hanya bias dilakukan oleh perancang.
Contoh program paket yang digunakan dalam analisis pada langkah-langkah
proses perancangan adalah sebagai berikut:

• Program finite element analysis untuk menghitung tegangan, deformasi,


frekuensi pribadi, membuat komponen produk dan model produk)

• Program yang dapat menghitung sifat-sifat komponen (volume, berat,


letak titik berat , luas setiap potongan, luas permukaan produk, momen inersia dan
lain – lain)

• Program paket dinamik.

• Program paket kinematik.

• Program paket untuk optimasi.

• Program paket pemodelan geometrik dan pemodelan solid.

• Program paket untuk membuat model analitik.

Penggunaan komputer pada proses perancangan tentu saja memiliki


keuntungan dan kekurangan sebagai berikut:

o Keuntungan

• Memperpendek waktu perancangan.

• Meningkatkan kualitas produk.

• Meningkatkan produktivitas perancangan.

• Meningkatkan komunikasi.

• Mengurangi biaya secara total.

15
FAKULTAS TEKNIK
o Kerugian

• Harga komputer dan software yang tidak murah.

• Memerlukan biaya perawatan.

• Upgrade komputer yang cepat kadaluarsa.

• Biaya training.

16
FAKULTAS TEKNIK
3. METODE PERANCANGAN

3.1 Diagram Proses

Mulai

Kebutuhan

Analisis Masalah

Pernyataan
Masalah

Perancangan Konsep

Skets
Terpilih

Pemberian Bentuk
Pada Sket

17
FAKULTAS TEKNIK
Detail

Skets
Terpilih

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Bracket Proyektor

3.1.1 Menentukan Kebutuhan


Bracket proyektor banyak dibutuhkan oleh banyak orag khususnya para
pengajar atau kantor-kantor, oleh karena itu sangat dibutuhkan bracket yang dapat
dipakai diberbagai dinding dan dapat mengefisiensikan ruangan serta harga yang
terjangkau.

3.1.2 Menganalisis Masalah


Sebagian orang masih mempunyai masalah dengan efisiensi tempat yang
dipakai oleh proyektor dan kekhawatiran proyektor tersenggol.

3.1.3 Merancang Konsep


Dalam merancang konsep ini perancang mula-mula di bantu dengan varian-
varian konsep yang di buat dan di gambarkan terlebih dahulu.

Varian-varian ini merupakan penunjang dan sebagai referensi utama dalam


membuat konsep perancangan,merancang konsep ini perancang membuat

18
FAKULTAS TEKNIK
beberapa konsep-konsep yang akan di pilih dan di buat menjadi satu pilihan utama
berdasarkan poin poin yang di pertimbangkan misalnya mempertimbangkan
tingkat keamanan dan ketahanan alat yang dibuat.

3.1.4 Skets Terpilih


Setelah proses perancangan konsep selesai, perancang menentukan skets
terpilih yaitu dengan cara memilih varian terpilih yang sesuai kebutuhan.

3.1.5 Pemberian Bentuk Pada Skets


Setelah memilih skets terpilih, kemudian perancang menggambarkan alat
bracket proyektor dan menggambarkan bentuk-bentuk yang terdapat pada mesin
tersebut.

3.1.6 Detail
Perancang menghitung secara spesifik hal hal yang menunjang untuk alat
bracket proyektor secara keseluruhan dengan standar keamanan yang aman untuk
dioperasikan serta menggambarkan bagian-bagian mesin secara detail beserta
ukuran-ukurannya.

3.1.7 Gambar Kerja


Setelah perancangan alat memenuhi semua persyaratan dan dapat
memenuhi kebutuhan maka, perancang melakukan proses gambar teknik yang
menggambarkan bagian-bagian terpenting dalam kompon sehingga apabila
diperlukan sewaktu-waktu, hasil perancangan ini siap untuk digunakan maupun
dilakukan proses produksi berdasarkan gambar teknik yang telah dibuat.

3.1.8 Hasil Pembahasan


Pada tahap ini dilakukan pembahasan tentang hasil-hasil dari
pengidentifikasian masalah dan perumusan masalah yang pada akhirnya diambil
sebuah keputusan yang akan menjadi dasar dari penelitian dalam perancangan
pemasangan komponen pada produk ini, yang selanjutnya pada tahap ini setelah
diambil keputusan adalah dituangkan kedalam proses perancangan dan fase-fase
perancangan yang dimulai dari kebutuhan sampai dengan pembuatan gambar detil
dari produk yang dirancang.

19
FAKULTAS TEKNIK
3.1.9 Apakah alat memenuhi syarat
Hasil analisa yang diuji, apabila memenuhi persyaratan maka langkah
selanjutnya adalah memasuki fase kesimpulan dari proses perancangan, apabila
tidak memenuhi persyaratan, maka kembali ke langkah perancangan alat untuk
mencari alternatif perancangan yang lain sampai memenuhi syarat dan kebutuhan
yang telah ditentukan.

3.1.10 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap terakhir dari perancangan yang dilakukan oleh
penulis yang memberikan jawaban dari tujuan perancangan ini hasil dari
perancangan.

20
FAKULTAS TEKNIK
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembentukan Tim Perancang


Pada perancangan alat bracket proyektor/infocus ini tidak ada tim perancangan
karena dilakukan secara individual/perseorangan.

4.2 Analisis Masalah

- Mengidentifikasi keinginan pengguna atau konsumen


1. Alat/bracket proyektor ini adalah benar – benar produk konsumen.
2. Penggunanya adalah orang-orang yang presentasi atau menonton
video.
3. Perancang mengambil kesimpulan bahwa yang sering menggunakan
alat ini adalah guru, dosen, mahasiswa, orang-orang kantor.
- Menyusun / menetapkan keinginan pengguna
Dari hasil wawancara maka dapat dibuat daftar karakteristik sebagai berikut:
1. Mudah saat memasangnya.
2. Mudah saat melepasnya.
3. Mengefisiensikan ruangan.
4. Dapat dipasang di berbagai jenis dinding, tembok ataupun kayu.
5. Dapat disetel dengan berbagai arah.
6. Kuat.
7. Tahan lama.
8. Ringan.
9. Tidak merusak proyektor.
10. Dapat digunakan pada berbagai merk proyektor
11. Harga ekonomis.
- Mengelompokan keinginan menjadi kelompok kinerja fungsional
1. Mengefisiensikan ruangan karena ditempel didinding
2. Memasang/melepaskan
a.Mudah dipasang

21
FAKULTAS TEKNIK
b.Mudah dilepas
c. Dapat dipasang di berbagai jenis dinding, tembok ataupun kayu.
3. Hubungan antara bracket dengan proyektor.
a. Bracket tidak merusak proyektor
4. Integritas Struktur
a. Kuat.
b. Tahan lama.
c. Ringan.
5. Keterbatasan Ruangan
a. Dapat dipasang diberbagai merk proyektor karena bentuknya
universal
6. Penampilan
a. Tidak terlalu besar menyesuaikan dengan ukuran proyektor
b. Warna hitam
7. Standard
a. Mengacu pada standard VESA (Video Electronics Standards
Association).
8. Keamanan
a. Perlu dicek secara berkala agar baut tidak lepas atau longgar.
- Menetapkan prioritas keinginan pengguna
1. Mudah dipasang dan dilepas
2. Produk kuat
3. Produk tahan lama
4. Mengefisiensikan tempat/ruangan
5. Dapat dipasang di berbagai jenis dinding, tembok ataupun kayu

Tabel 4. 1
Prioritas
Keinginan
PenggunaX
Keinginan  20
1 1 0 1 0             2 %
Keinginan  10
2 0       0 1 0       1 %

22
FAKULTAS TEKNIK
Keinginan  20
3   1     1     0 0   2 %
Keinginan  10
4     0     0   1   0 1 %
Keinginan  40
5       1     1   1 1 4 %
Jumla 1
        h         `   0

Jumlah Kombinasi Pasangan :

10(10−1)
=45
2

4.2 Diagram Fungsi


INPUT FUNGSI OUTPUT

Beban Beban

Belum terpasang Menahan Beban Terpasang

Tenaga Tangan
Proyektor Tenaga tangan

Keterangan

= Aliran Energi

= Aliran Material

= Aliran Sinyal

1. Menguraikan Fungsi

Bracket Proyektor Menandai Memegang Mengatur Memasang


1.0 2.0 3.0 4.0

23
FAKULTAS TEKNIK
Menandai
1.0

Mengukur Menandai
1.1 1.2

Menyentuh
2.0

Memegang
2.1

Mengatur
3.0

Menempatkan Mengunci Mengencangkan


3.1 3.2 3.3

Memasang
4.0

Mengunci Mngencangkan
Menahan
4.2 4.3
4.1

24
FAKULTAS TEKNIK
4.3 Morfologi

Fungsi Kemungkinan alat

Mengukur
1.1
Menandai 1.1.1
Penggaris 1.1.2 Meteran
1.0

Menandai
1.2
1.2.1 Pensil 1.2.2 Pulpen 1.2.3 Spidol

Menyent
Memegang
uh
2.1
2.0 2.1.1 Dua
2.1.2 Satu
Tangan
Tangan
Mengatur Menempatkan
3.0 3.1

3.1.1
Dudukan 3.1.2 Dudukan 3.1.3 Dudukan
Pada Lantai Pada Dinding Pada Langit-
langit

25
FAKULTAS TEKNIK
Mengunci
3.2
3.2.2 Paku
3.2.1 Baut

Mengencangk
an
3.3
3.3.1 Obeng 3.3.2 Bor Baut

Menahan
4.1
4.1.1
Proyektor
Memasan
g Mengunci
4.0 4.2
4.2.1 Baut

Mengencangk
an
4.3
4.3.1 Obeng
4.3.2 Bor Baut
Keterangan :

Varian Konsep 1 = 1.1.1 – 1.2.1 – 2.1.1 – 3.1.1 – 3.2.1 – 3.3.1 – 4.1.1 – 4.2.1 –
4.3.1

Varian Konsep 2 = 1.1.1 – 1.2.1 – 2.1.1 – 3.1.2 – 3.2.1 – 3.3.1 – 4.1.1 – 4.2.1 –
4.3.1

Varian Konsep 3 = 1.1.2 – 1.2.1 – 2.1.1 – 3.1.3 – 3.2.1 - 3.3.2 - 4.1.1 – 4.2.1 –
4.3.2

4.4 Sket Varian Konsep Dari Alat


4.4.1 Konsep 1
Pada konsep 1 ini terdapat kaki – kaki seperti trippod dan adanya dudukan

untuk menahan Proyektor/Infocus yang bisa langsung dipakai dilantai yang rata.

Keuntungan :

26
FAKULTAS TEKNIK
1. Simple dan praktis bisa diletakan dimana saja.

2. Ringan dan mudah untuk di bawa-bawa.

3. Tinggi dapat diatur sesuai kebutuhan.

Kerugian :

1. Memakan ruang.

2. Tidak terlalu aman karena kurang seimbang.

Gambar 3. 2 Varian Konsep 1

4.4.2 Konsep 2
Pada konsep 2 ini merupakan sebuah bracket yang langsung dipasang

didinding dan adanya plat untuk menahan Proyektor/Infocus.

Keuntungan :

1. Dapat diatur panjang pendeknya batang penyangga.

2. Pemasangan dan pelepasan tidak terlalu rumit.

Kerugian :

1. Hanya bisa dipasang didinding saja.

27
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 3. 3 Varian Konsep 2

4.4.3 Konsep 3
Pada konsep ke 3 ini terdapat tiang penyangga untuk dudukan
Proyektor/Infocus yang dipasang di langit-langit ruangan. Pada konsep ke 4 ini,
dijadikan referensi untuk merancang dudukan untuk Proyektor/Infocus.
Keuntungan :
1. Mengefisiensikan ruangan.
2. Kepala dudukan dapat diputar ke kiri, kanan, depan, dan belakang.
Kerugian :
1. Pemasangan dan pelepasan sedikit rumit.

2. Hanya bisa di pasang di langit-langit ruangan.

28
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 3. 4 Varian Konsep 3

Tabel 3. 2 Matriks pengambilan keputusan untuk memilih konsep produk terbaik

Wt Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3


Mudah dipasang 10 + + -
Mudah dilepas 5 + + -
Mengefisiensikan
6 + - +
ruangan
Dapat dipasang di
berbagai jenis 5 S S S
dinding
Dapat disetel
9 - - +
berbagai arah
Produk kuat 8 S S S
Produk tahan lama 8 S S S

Produk ringan 7 S S S

29
FAKULTAS TEKNIK
Tidak merusak
8 S S S
proyektor
Dapat digunakan
pada berbagai merk 8 S S S
proyektor
Harga ekonomis 9 + + -

Total + 3 3 2

Total - 2 2 3

Total keseluruhan 1 1 -1

Total dengan bobot 21 9 -9

Keterangan :
Wt : Bobot nilai maksimum
+ : Untuk yang memenuhi kriteria dan bernilai 1
- : Untuk yang lebih buruk dari kriteria dan bernilai -1
S : Untuk yang mempunyai kemampuan sama dan bernilai 0

4.3 Varian Konsep Terpilih

Varian konsep terpilih bisa kita dapatkan dengan cara melakukan matrik
keputusan yang mana pada matrik keputusan itu varian-varian konsep akan di
bandingkan konsep yang satu dengan yang lainnya hinga di dapat total
keseluruhan atau minat pengguna terhadap konsep tersebut yang lebih banyak.

Untuk varian konsep terpilih dari alat bracket proyektor yang terpilih
adalah varian konsep yang pertama karena varian konsep pertama memenuhi
keinginan konsumen lebih banyak dari pada varian konsep yang lainnya.

30
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 3. 5 Varian Konsep Pertama Yang Terpilih

31
FAKULTAS TEKNIK
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil merancang alat bracket proyektor dilakukan dengan beberapa proses
hingga tercapai bracket proyektor yang sesuai dengan keinginan pengguna,
diantaranya keinginan pengguna, pengelompokan keinginan pengguna, syarat
teknis, varian konsep, matrik keputusan dan varian konsep terpilih.

Setelah melakukan proses – proses tersebut kita mendapatkan varian


konsep terpilih yaitu varian konsep pertama dikarenakan varian konsep pertama
memenuhi keinginan konsumen terbanyak di bandingkan varian – varian konsep
yang lainnya dengan cara melakukan matrik keputusan.

32
FAKULTAS TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai