Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA DENGAN GANGGUAN

PSIKOSOSIAL ANSIETAS PADA TN. S DI RT O3 / RW 16. KEL SENDANG


MULYO WILAYAH PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KEC. TEMBALANG
SEMARANG

Disusun oleh :
RISKA ADE SEPTIYANA PRATIWI
(1708527)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nyalah, kami selaku penulisan makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH ANSIETAS
(KECEMASAN)” yang mana makalah ini sebagai salah satu seminar, Alhamdulillah dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1.        Drs. H. Budi Utomo, Amd. Kep. M. Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.        Arifal Aris, S. Kep, Ns. M. Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
3.        Hj. Siti Sholikhah, S.Kep, Ns., M. Kes selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I.
4.        Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat
digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Semarang, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang...................................................................................................1
1.2    Rumusan masalah.............................................................................................1
1.3    Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Definisi 3
2.2    Tanda Gejala.....................................................................................................3
2.3    Tingkat Ansietas...............................................................................................5
2.4    Faktor penimbul stress.....................................................................................6
2.5    Cara mengurangi cemas ...................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1    Pengkajian.......................................................................................................11
3.2    Pohon Masalah................................................................................................17
3.3    Diagnosa Keperawatan...................................................................................17
3.4    Perencanaan....................................................................................................18
BAB IV PENUTUPAN
4.1    Kesimpulan.....................................................................................................23
4.2    Saran24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan menimbulkan
permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik maupun psikososial yang
paling banyak terjadi pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan
kecemasan. Kecemasan atau ansietas termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa
yang paling sering muncul, ditambah bila lanjut usia tersebut mempunyai riwayat
penyakit salah satunya hipertensi. Menurut Efendi (2009) menua bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
Sedangkan badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti, perasaan khawatir
atau takut, mudah tersinggun, kecewa, gelisah, perasaan kehilangan sulit tidur
sepanjang malam, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan dan rasa panik
pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai masalah yang tidak
terselesaikan akan menimbulkan ansietas (Maryam dkk, 2008). Kecemasan adalah
hal umum pada lansia, 10-20% dari populasi lansia didapati mengalami kecemasan
(Bethesda, 2009). Dalam journal of American society dinyatakan bahwa 3-14 dari
setiap 100 orang lansia memiliki gangguan kecemasan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kecemasan.
2. Apa tingkat kecemasan.
3. Apa tanda dan gejala kecemasan.
4. Mengetahui faktor risiko kecemasan
5. Mengetahui cara mengatasi kecemasan
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kecemasan, peserta mengetahui dan
memahami tentang kecemasan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang kecemasan diharapkan peserta :
a. Mengetahui tentang pengertian kecemasan.
b. Mengetahui tentang tingkat kecemasan.
c. Mengetahui tanda dan gejala kecemasan.
d. Mengetahui faktor risiko kecemasan
e. Mengetahui cara mengatasi kecemasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA

A. DEFINISI
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil
yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (BKKBN,
1999). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional,
serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,1988).

B. STRUKTUR
1. Dominasi struktur keluarga
a. Dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis
ayah,suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal.
2) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau di susun melalui jalur garis ibu.Suku-
suku padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga
matrilineal.
a. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
2) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri.
b. Dominasi pengambilan keputusan
1) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
( Setiawati & Dermawan,2008 ).
1. Ciri – ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan,saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan,tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
2. Elemen struktur keluarga ( Friedman )
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua,orangtua dan anak,diantara anggota keluarga atau dalam keluarga.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah positif.
C. MACAM-MACAM STRUKTUR/TIPE/BENTUK KELUARGA
1. Tradisional
a. The nuclear family ( keluarga inti )
Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya,yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family ( keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman,tante,orang tua ( kakek-
nenek),keponakan,dll.
f. The single parent family ( keluarga duda/janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah atau ibu ) dengan anak.Hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,kematian dan ditinggalkan
( menyalahi hukum pernikahan.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pecan ( weekend).
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama.Misalnya: kamar mandi,dapur,televise,telepon.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single- adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan ( separasi ),seperti : perceraian,atau ditinggal
mati.
2. Non-tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak tanpa
hubungan nikah.
b. The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara,yang hidup bersama dalam satu rumah,sumber dan fasilitas yang
sama,pengalaman yang sama,sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama,berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami istri ( marital patners ).
f. Cohabiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan,karena
beberapa alas an tertentu.
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama,yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya,berbagi sesuatu,termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai,hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama,pelayanan dan bertanggungjawab membesarkan anaknya.
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
dalam waktu sementara,pada saar orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

D. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat, perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga,kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkingannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagi pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, social dan spiritual.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkrmbangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

F. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
( psikologis ) keluarga masing-masing.
2. Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
3. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
4. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun
kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memeberi tanggungjawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal.
B. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian kecemasan
Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,
gelisah dan perasaan - perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya
perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa
rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.
2. Tanda dan Gejala kecemasan
 Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih,
pegal, sakit kepala, sakit leher.
 Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
 Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi
seperti mau mendapat musibah.
 Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit
berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
3. Tingkat Kecemasan
 Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-
hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan
tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar,
lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara
efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.
 Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons
cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar
tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan
tidak enak.
 Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang
tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan /
tuntunan.
Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi
sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, dan
perasaan ancaman meningkat.
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
 Lingkungan yang asing
 Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain
 Berpisah dengan pasangan dan keluarga
 Masalah biaya
 Kurang informasi
 Ancaman akan penyakit yang lebih parah
 Masalah pengobatan
5. Cara mengurangi cemas
 Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
o Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
o Tahan napas selama 3 detik
o Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
o Ulangi selama 3 kali
 Teknik guided imagery:
o Diri dalam keadaan rileks
o Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal (bicara perlahan
dan lembut)
o Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh suara
hatinya.
o Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih siap
menghadapinya.
 Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan
yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok disebut-sebut sebagai
substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.
 Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap menyehatkan.
Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita
banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu
positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan
olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
 Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak
di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang ada
dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...", "Saya cemas karena...", atau
"Saya nggak yakin kalau harus...".
 Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena
itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai.
Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
 Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan
mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup Anda
yang menyenangkan.
BAB III

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Selasa 30 November 2018, jam : 16.00 WIB
Pengkaji : Sudiono
A. DATA UMUM
1. Nama Keluarga : Tn. S
2. Usia : 71 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Tidak bekerja
5. Alamat : Semarang
6. Perincian anggota keluarga :

Hubungan Status
No Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan Ket
dg Kel Perkawinan

1. Ny. S Istri 66 th P Kawin SMA Ibu rumah


tangga

7. Genogram

Keterangan : Ny. I tinggal dalam satu rumah berdua dengan Tn. S dan mempunyai 2
anak tetapi tinggal dengan suaminya , orang tua Ny.I dan Tn. A sudah meninggal dan
ada riwayat yang menderita hipertensi .
: laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Peninggal

….. : tinggal dalam satu rumah

: pasien
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah usila yang terdiri dari Tn.S dan Ny. S.
9. Budaya
Keluarga Tn. S berasal dari suku Jawa sehingga dalam kesehariannya keluarga Tn. S
menggunakan budaya jawa. Contohnya, bahasa yang digunakan dalam sehari-hari
menggunakan bahasa jawa, selain itu adat istiadat serta norma yang berlaku dalam
keluarga ini adalah adat Jawa. Seperti halnya peraturan yang berlaku dalam keluarga
ini, adalah anggota keluarga yang lebih muda wajib menghormati anggota keluarga
yang lebih tua.
10. Agama
Semua anggota keluarga Tn. S menganut agama Islam, keluarga melakukan sholat 5
waktu di rumah. Tidak ada kegiatan yang diikuto oleh keluarga Tn. A karena sudah
tua tetapi dulu waktu masih muda sering ikut kegiatan keagamaan seperti pengajian
dan yasinan.
11. Status social ekonomi
Tn. S dan Ny. S sudah tidak bekerja, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mendapatkan bantuan dari Anaknya.
12. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
Keluarga Tn. S saat ini tidak pernah berekreasi karena sudah tua dan tidak punya
biaya untuk memanfaatkan waktu luang sesekali bermain di tetangganya.
B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga dengan
lansia. Keluarga Tn. S mempunyai anak.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan penyebab belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga Tn. S sudah tercapai.
3. Riwayat keluarga inti
Pada saat ini Ny. S sering merasakan pusing kepala, kadang-kadang rasa berat
ditengkuk. Ny. S tidak memeriksakan sakitnya karena dia berfikir hanya pusing saja.
Ny. S juga mengatakan hanya tinggal berdua sama suaminya dan takut kalau terjadi
apa-apa sama dirinya tidak ada yang mengurusi karena anaknya ikut suaminya .
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. S mengatakan dalam keluarganya ada yang pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM dan Hipertensi.

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Menurut Ny. S luas rumahnya + 4x12 m2. Rumah Ny. S nampak kotor karena
setengah atap rumah bocor , lantai semen, dinding rumah tembok, terdapat 1 kamar
bergabung dengan ruang tamu dan 1 kamar bergabung dengan dapur dan kamar
mandi, Ny. S menggunakan sumber air minum memasak menggunakan air pam yang
kemudian direbus sendiri, samping kanan rumah berbatasan langsung dengan tembok
rumah tetangganya dan kiri berbatasan dengan jalan komplek rumah.
T

U S

E D Keterangan :

C B A. Teras
B. Kamar 1 dan ruang tamu
A C. Kamar 2 bercampur dapur dan Kamar
mandi
D. Ruang tidak terpakai karena atapnya
bocor
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. S tinggal di daerah perkotaan, samping kanan rumahnya adalah rumah
tetangga, samping kiri rumahnya juga tetangga. Depan rumah jalan lorong, jarak
antar rumah dekat. keluarga Tn. S Kehidupan bertetangga terlihat rukun dilihat dari
keperdulian tetangganya yang selalu membantu kebutuhan Tn. S. Ny. S sering
berbincang-bincang dengan tetangga di rumahnya maupun di rumah tetangganya.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah karena sudah
berdomisili sejak lama. Rumah Tn. S berada di lorong, tepatnya berada di RT 03/RW
16 kelurahan Sendang Mulyo, Kecamatan Tembalang .
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S Kadang mengikuti kegiatan social yang diadakan pada RW 16 karena
keadaannya yang sudah tua
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga mempunyai kendaraan oleh karena itu Tn. S dan Ny. S kadang pernah
pergi kemana.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S terkhusus Tn. S kurang baik karena Kadang
tidak mau berbicara dengan orang baru.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. S yang berperan dalam mengambil keputusan dan atas dasar dipertimbangkan,
namun Tn. S sering meminta pendapat dan nasehat dari istrinya yaitu Ny S.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S jarang mengikuti kegiatan sosial yang diadakan pada RT atau kegiatan RW.
Ny S diwaktu senggang kadang main ditetangganya. Sebelum Ny. S tua, Ny. S juga
rutin mengikuti kegiatan bermasyarakat yang ada di RW 16 misalnya mengikuti
pengajian dan PKK Rt dan kadang juga Ny. S sering berbincang-bincang dengan
tetangga.
4. Sistem pendukung keluarga
Tn. S tinggal bersama istrinya saja Ny.S. Jika terjadi masalah dalam keluarga
tersebut selalu didiskusikan bersama semua anggota kelurga, dan yang mengambil
keputusan adalah Tn. S.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
Keluarga saling menghormati, menghargai, menyayangi. Ny I mengatakan jarang
sekali bertengkar untuk hal yang besar. Mereka merasa saling membutuhkan satu
sama lainnya.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada
anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan anaknya
berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada kerja bakti pengajian,
arisan tidak melarang anak dan cucunya untuk bersilaturahmi dengan tetangga dan
lingkungan sekitar.
3. Fungsi keperawatan kesehatan
Kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga:
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Ny S mengatakan hanya tahu tentang penyakit HT yaitu tekanan darah tetapi
tidak tahu apa penyebabnya dan apa diit yang tepat.
b. Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Kemampuan melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Ny S mengatakan sudah hamper 5 tahun tidak memeriksakan kepuskesmas
ataupun Rs. jika merasakan sakit hanya beristirahat di rumah.
d. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan karena keadaannya yang
kurang mampu dan sudah tua tetapi hanya saja setiap hari Ny. S selalu
membersihkan sebagian rumah yang ditempati.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
Keluarga mengetahui jika ada anggota keluarga yang sakit tidak mau membawa
kepuskesmas/Rs. Karena tidak mampu.
4. Fungsi reproduksi
Tn. A adalah seorang laki-laki dengan status sebagai kepala keluarga mempunyai
satu istri dan tidak mempunyai anak.
Ny. S sudah berusia 66 tahun mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontasepsi
seperti KB.

5. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari Tn. S dan Ny. S menunggu bantuan dari
tetangganya.
F. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Pengukuran kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari (ADL) secara
mandiri menggunakan Indeks Kemandirian Kats.

INDEKS KATS
SKORE KRITERIA
1 2
A Kemandirian dalam emnam fungsi : Makan, Kontinen (defekasi dan
berkemih), berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan dari enam fungsi tersebut.
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak bias diklasifikasikan
lain sebagai C,D,E,F atau G.
Kesimpulan : Skore A, karena Ny. I mandiri dalam melakukan aktivitas seperti Makan,
Kontinen (defekasi dan berkemih), berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.
G. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka panjang
Ny. S mengatakan Khawatir jika terjadi apa-apa pada dirinya tidak ada yang merawat
karena tidak mempunyai anak, kondisi ekonomi yang rendah dan keadaan suaminya
yang selalu menghindar dengan orang baru.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor dan strategi koping yang
digunakan.
Keluarga menyadari semakin tua juga semakin rentan terhadap penyakit, tetapi tetap
berusaha agar keluarga dalam kondisi yang baik dengan berdoa mendekatkan diri
kepada Tuhan YME.
3. Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Sekala depresi
Geriatric Yesavage.
Keterangan : Untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah
pertanyaan (ya/tidak) mendapat nilai 1. Jika tidak cocok mendapat nilai 0.

No Sekala Depresi Geriatrik Yesavage Nilai


1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ? 0
(Tidak)
2 Sudahkah anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda ? (Ya) 1
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ? (Ya) 0
4 Apakah anda sering bosan ? (Ya) 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? 0
(Tidak)
6 Apakah anda takut sesuatu terjadi pada anda ? (Ya) 0
7 Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu ? (Ya) 0
8 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam hari, daripada 0
pergi danmelakukan sesuatu yang baru ? (Ya)
9 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak 1
masalah dengan ingatan daripada yang lainnya ? (Tidak)
10 Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini ? 1
(Tidak)
11 Apakah anda merasa ‘’saya sangat berguna’’ dengan keadaan anda 1
sekarang ? (Ya)
12 Apakah anda merasa penuh energi ? (Tidak) 1
13 Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tidak ada harapan ? (Ya) 0
14 Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik 0
daripada anda ? (Ya)
Total nilai : 5
Kesimpulan : Depresi
Penilaian Sekala Depresi Geriatrik Yesavage :
 Nilai 0-4 : Depresi tidak ada
 Nilai ≥ 5 : Depresi

H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN


MASALAH YANG DIHADAPI
Harapan Ny. S dengan adanya tenaga kesehatan yang berkunjung dirumahya bisa
bertanya-tanya tentang kondisi kesehatan yang dialaminya sekarang dan cara
pengobatannya.

I. PEMERIKSAAN FISIK
Komponen Ny. A Tn. S
Keadaan TD : 170/100mmHg TD : 110/90mmHg
Umum Nadi :100x/menit Nadi : 90x/menit
BB : 54 kg
BB : 60 kg
GDS : 117 Mg/dl
GDS : 120 mg/dl
RR: 24x/mnt
RR : 23
o
S: 36,6 C
S: 36,7 oC
TB: 150 cm
TB : 161 cm
Asam urat : 3,8 mg/dl
Asam urat : 4,9 mg/dl
Keluhan Ny. I mengatakan pusing, rasa tegang Ny. I mengatakan selalu menghindar jika
ditengkuknya dan takut kalau terjadi apa- di ajak bicara dengan orang baru.
apa tidak ada yang menolongya.
Kepala dan Bentuk mesocephal, tidak ada lesi, tidak Bentuk mesocephal, tidak ada lesi, tidak
rambut ada nyeri tekan, rambut sebagaian warna ada nyeri tekan, rambut warna putih
putih, bersih, kulit kepala bersih. sebagian, bersih, kulit kepala bersih.
Mata Mata kanan kiri simetris, konjungtiva Mata kanan kiri simetris, konjungtiva
tidak anemis, tidak memakai alat bantu, tidak anemis, tidak memakai alat bantu,
mata simetris kanan dan kiri, sklera tidak mata simetris kanan dan kiri, sklera tidak
ikterik. ikterik.
Hidung Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak
nafas cuping hidung ada nafas cuping hidung
Mulut dan Gigi depan atas ompong satu, rata dan Gigi genap, rata dan bersih, Mukosa bibir
tenggorokan bersih, Mukosa bibir lembab, tidak lembab, tidak terdapat sianosis pada bibir
terdapat sianosis pada bibir dan lidah. dan lidah.

Telinga Bentuk sama besar antara kanan dan kiri Bentuk sama besar antara kanan dan kiri
dan sama tinggi, pendengaran masih baik. dan sama tinggi, pendengaran masih baik
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada 1. Jantung: 1. Jantung:
Inspeksi: Tidak tedapat iktus cordis Inspeksi: Tidak tedapat iktus cordis
Palpasi: Tidak terdapat tanda Palpasi: Tidak terdapat tanda
pembesaran jantung pembesaran jantung
Perkusi: Dullness, redup Perkusi: Dullness, redup
Auskultasi: BJ I-II murni, interval Auskultasi: BJ I-II murni, interval
normal dan reguler normal dan reguler
2. Paru: 2. Paru:
Inspeksi: Bentuk simetris, Pernafasan Inspeksi: Bentuk simetris, Pernafasan
tak menggunakan otot bantu tak menggunakan otot bantu
pernafasan pernafasan
Palpasi: Ekspansi dada maksimal, Palpasi: Ekspansi dada maksimal,
vokal fremitus rata kanan-kiri vokal fremitus rata kanan-kiri
Perkusi: Sonor Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler, Irama reguler, Auskultasi: Vesikuler, Irama reguler,
tak ada suara tambahan, tidak ada tak ada suara tambahan, tidak ada
sekret. sekret.
Abdomen - Inspeksi: Simetris, - Inspeksi: Simetris,
tidak terdapat distensi abdomen tidak terdapat distensi abdomen
- Auskultasi: Bising usus - Auskultasi: Bising
20 x/menit usus 15 x/menit
- Perkusi: Timpani - Perkusi: Timpani
- Palpasi: Tidak ada - Palpasi: Tidak ada
pembesaran hepar pembesaran hepar
Ekstremitas - Kekuatan Otot : - Kekuatan Otot :
o Atas: Kekuatan otot : 5 - 5 o Atas: Kekuatan otot : 5 - 5
o Bawah: Kekuatan otot : 5 – 5 o Bawah: Kekuatan otot : 5 – 5
Integumen Kulit sawo matang, sudah keriput, turgor Kulit sawo matang, sudah keriput, turgor
kulit baik <2 detik dan tidak terdapat kulit baik <2 detik dan terdapat bercak-
bercak-bercak pada kulit. bercak tai lalat2 pada kulit wajah sbelah
kanan atas.

J. AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI ANGGOTA KELUARGA


 Nutrisi
Ny I makan 3x dalam sehari, terdapat nasi, lauk pauk, sayuran dan kadang buah-
buahan.
 Eliminasi
Ny I mengatakan tidak ada masalah dalam pola eliminasi BAK, warna kuning, bau
has dan BAB dalam sehari 1 kali.
 Intake cairan
Ny I mengatakan minum air putih sewajarnya ± 1-2 liter per hari.
 Mobilisasi
Ny I sering mengatakan kadang-kadang merasa pusing dan merasa berat pada
tengkuk.
 Personal hygiene
Ny. I mandi 2x sehari, mengosok gigi ketika mandi , sebelum makan cuci tangan dan
cuci tangan setelah cebok tidak pakai sabun.
K. ANALISA DATA

No. Data Problem Etiologi

1. Subjektif : Ansietas Perubahan besar


status kesehatan
 Ny. I mengatakan Khawatir
jika terjadi apa-apa pada
dirinya tidak ada yang
merawat karena tidak
mempunyai anak.
 Ny I mengatakan makanan
setiap harinya dapat
bantuan dari tetangganya
 Ny I mengatakan suaminya
tidak mau di ajak bicara
sama orang baru
 Ny. I mengatakan takut
kalau terjadi apa-apa pada
dirinya tidak ada yang
mengurusi.
Objektif :
 Ny. I tampak gelisah
 Ny. I Mengekspresikan
kekhawatiran karena
perubahan dalam peristiwa
hidup.
 Penilaian Sekala Depresi
Geriatrik Yesavage : 5
( Depresi )

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan perubahan besar status kesehatan.
M. PERENCANAAN

No Masalah Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
Keperawatan
1. Ansietas NOC NIC
berhubungan Anxiety self- Anxiety Reduction (penurunan
Control
dengan perubahan kecemasan)
Anxiety level
besar status coping 1. Gunakan pendekatan yang
kesehatan. menenangkan.
Setelah dilakukan 3 2. Nyatakan dengan jelas harapan
kali kunjungan klien terhadap pelaku pasien
dapat menunjukan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
rasa cemas hilang dirasakan selama prosedur
dengan Kriteria 4. Pahami prespektif pasien terhadap
Hasil: situasi stress
1.Klien mampu 5. Temani pasien untuk memberikan
mengidentifikasi keamanan dan mengurangi takut
dan 6. Dengarkan dengan penuh perhatian
mengungkapkan 7. Identifikasi tingkat kecemasan
gejala cemas 8. Bantu pasien mengenal situasi yang
2. Mengidentifikasi, menimbulkan kecemasan
mengungkapkan 9. Dorong pasien untuk mengungkapkan
dan menunjukan perasaan, ketakutan, persepsi
teknik untuk 10. Instruksikan pasien menggunakan
mengontrol cemas teknik relaksasi
3. Vital sign dalam
batas normal.
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl No. Dx Implementasi Evaluasi

5/11/18 1 1. Menggunakan S:

16. 00Wib pendekatan yang - Klien mengatakan kalau terjadi apa-apa

menenangkan. pada dirinya tidak ada yang mengurus


karena tidak mempunyai anak dan
2. Menyatakan dengan
keadaan suaminya yang tidak mau di ajak
jelas harapan terhadap
bicara dengan orang baru.
pelaku pasien
- Klien mengatakan harapan klien ada orang
3. Menjelaskan semua
yang mau membantunya jika terjadi apa-
prosedur dan apa yang apa pada dirinya.
dirasakan selama - Klien mengatakan perasaannya sedikit
prosedur lebih tenang dengan teknik relaksasi.
4. Memahami prespektif O:
pasien terhadap situasi - Klien nampak gelisah dan khawatir

stress - Klien mau mengungkapkan perasaannya.

5. Menemani pasien untuk - Penilaian Sekala Depresi Geriatrik

memberikan keamanan Yesavage : 5 ( Depresi )

dan mengurangi takut A:

6. Mendengarkan dengan - Masalah belum teratasi.


P:
penuh perhatian
Lanjutkan intervensi
7. Mengidentifikasi
1. Gunakan pendekatan yang
tingkat kecemasan
menenangkan.
8. Membantu pasien
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengenal situasi yang
dirasakan selama prosedur
menimbulkan
3. Pahami prespektif pasien terhadap
kecemasan
situasi stress
9. Mendorong pasien
4. Temani pasien untuk memberikan
untuk mengungkapkan
keamanan dan mengurangi takut
perasaan, ketakutan,
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
persepsi
6. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Menginstruksikan
7. Dorong pasien untuk mengungkapkan
pasien menggunakan
perasaan, ketakutan, persepsi.
teknik relaksasi
8. Instruksikan pasien menggunakan
11. Mengontrak waktu
dengan klien teknik relaksasi
9. Kontrak waktu.

5-11-2018 1 1. Mengingatkan klien S :


16.00 akan kontrak yang telah - Klien mengatakan sadar karena bukan
disepakati. hanya anak yang bisa memperhatikan
2. Mengunakan keadaannya tetapi tetangganya selama
pendekatan yang ini sudah memperhatikan sampai
menenangkan. mencukupi kebutuhan hariannya.
3. Memahami prespektif - Klien mengatakan senang karena ada
pasien terhadap situasi yang mau menemani untuk
stress mengungkapkan perasaannya dan
4. Menemani pasien untuk membuat hatinya lebih tenang.
memberikan keamanan - Klien mengatakan lebih tenang dengan
dan mengurangi takut teknik relaksasi.
5. Mendengarkan dengan O :
penuh perhatian - Klien nampak lebih tenang dan rileks.
6. Mengidentifikasi - Klien nampak sudah tidak khawatir.
tingkat kecemasan A:
7. Mendorong pasien - Masalah sudah teratasi
untuk mengungkapkan P :
perasaan, ketakutan, Pertahankan intervensi :
persepsi. 1. Gunakan pendekatan yang
8. Menginstruksikan menenangkan.
pasien menggunakan 2. Pahami prespektif pasien terhadap
teknik relaksasi situasi stress.
9. Mengontrak waktu. 3. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
4. Dengarkan dengan penuh perhatian.
5. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
5-11-2018 1 1. Mengingatkan klien S :
16.00 akan kontrak yang telah - Klien mengatakan sekarang lbih focus
disepakati. sama beribadah karena dapat membuat
2. Gunakan pendekatan hatinya lebih tentram.
yang menenangkan. - Klien juga mengatakan akan
3. Pahami prespektif menggunakan teknik relaksasi kalau
pasien terhadap situasi mulai merasa kurang tenang.
stress. O:
4. pasien untuk - Klien nampak tenang
memberikan keamanan - Ekspresi wajah tampak rileks dan
dan mengurangi takut tersenyum.
5. Dengarkan dengan A:
penuh perhatian - Masalah teratasi
6. Instruksikan pasien P:
menggunakan teknik - Dilanjutkan oleh petugas puskesmas.
relaksasi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai