Anda di halaman 1dari 1

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 505 Date March 15,2020

Characters 3694 Exclude Url

0% 100% 0 11
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

A. Konsep Dasar medik 1. Pengertian Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang tinggi (suhu
rektal diatas 380C) biasanya disebabkan oleh kelainan neurologis yang dijumpai pada anak (Lumbantobing, 2010). Kejang
demam adalah keadaan dimana terjadi kelainan neurologis akibat kelainan ekstrakranial yang dapat mengakibatkan serangan
(Riyadi, 2009, p. 53). 2. Asuhan Keperawatan teori 1. Pengkajian Menurut (Riyaldi 2009: p, 59), riwayat penyakit juga memegang
peranan penting untuk mengidentifikasi faktor pecetus kejang untuk dilakukan observasisehingga bisa meminimalisir
kerusakan yang timbul oleh kejang. a. Aktivitas/istirahat Gejala ; keletihan, kelemahan umum. Tanda : perubahan tonus atau
kekuatan otot. Gerakan involunter b. Sirkulasi : Gejala : peningkatan nadi, sianosis, TTV tidak normal Tanda : gelisah c.
Integritas ego Gejala : stresor eksternal atau internal yang disebabkan oleh keadaan yang dialami sekarang. d. Eliminasi e.
Gejala ; inkontinensia episodik Tanda : peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinkter f. Makanan/cairan Gejala :
sensitvitas terhadap maknan, mual dan muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang g. Neurosensori Gejala : aktivitas
kejang berulang, riwayat trauma kepala dan infeksi serebral h. Keamanan Gejala : riwayat jatuh atau trauma. i. Tumbu
kembangnya Gejala : ampak dari anoreksia, tinggi badan kurang dri umur, kurangan penurunan asupan mineral, penurunan
kepercayaan, tidak mau berintegrasi dengan teman sebyanya. 2. Diagnosis Keperawatan Menurut (PPNI, 2018) 1. Risiko
perfusi serebral tidak efektif 2. Risiko aspirasi 3. Hipertermi 4. Risiko cidera 3. Intervensi Menurut (PPNI, 2018), (PPNI, 2018) No
Diagnosis keperawatan SLKI SIKI 1 Risiko perfusi serebral tidak efektif . Perfusi serebral : Dengan kriteria hasil: 1. Tingkat
kesadaran 2. Tingkt intrakranial 3. Gelisah 4. Demam 5. Refleks saraf Manajemen kejang: 1. Monitor terjadinya kejang berulang
2. Monitor karakteristik kejang 3. Monitor status neurologis 4. Monitor tanda vital 5. Pertahankan kepetenan jalan nafas 6.
Dampingi selama periode kejang 7. Jauhjan benda berbahaya 8. Berikan oksigen 9. Kolaborasi dalam pemberian antikonvulsan
2 Risiko aspirasi Tingkat aspirasi Dengan kriteria hasil: 1. Tingkat kesadaran 2. Dispnea 3. Akumulasi sekret 4. Gelisah
Pencegahan aspirasi 1. Monitor tingkat kesadaran 2. Monitor status pernafasan 3. Berikan posisi yang benar(miringkan) 4.
Sediakan suction 5. Ajarkan strategi pencegahan aspirasi 3 hipertermi Termogulasi Dengan kriteria: 1. Kejang 2. Kulit
memerah 3. Takikardi 4. Suhu tubuh 5. Suhu kulit Manajemen hipertermia: 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Monitor
suhu tubuh 3. Lakukan kompres hangat 4. Anjurkan tirah baring 5. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik 4 Risiko cidera
Tingkat cidera: Dengan kriteria hasil: 1. Ketegangan otot 2. Kejadian cidera Pencegahan cidera: 1. Identifikasi area lingkungan
yang berptensi menyebabkan cidera 2. Posisikan bel yang dekat 3. Pastikan roda tempat tidur terkunci 4. Gunakan pengaman
tempat tidur 5. Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasin 6. Anjurkan berganti posisi. 5. Implementasi Implementasi adalah
suatu bentuk tindakan keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat sesuai dengan rencana yang telah disusun,
kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi klien selama dan sesuadah
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Budiono, 2016) 6. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah akhir dalam
proses keperawatan,tujuan evaluasi adalah mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan
keperawatan, serta meneruskan rencana tindakan keperawatan (Budiono, 2016).

Sources Similarity

Anda mungkin juga menyukai