Anda di halaman 1dari 11

 MENGUKUR KINERJA PUSAT LABA MENGGUNAKAN LAPORAN LABA

RUGI VARIABEL DAN ABSORPSI


Sebagian besar perusahaan terdiri atas unit bisnis yang terpisah yang disebut
dengan pusat laba (profit center). Laporan laba rugi kesluruhan bermanfaat untuk
melihat kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dua metode yang dapat digunakan
untuk menghitung laba yaitu metode berdasarkan pada perhitungan biaya variabel dan
metode berdasarkan perhitungan biaya absorpsi atau penuh. Perbedaan kedua metode
ini terletak pada perlakuan terhadap satu biaya khusus, yaitu overhead pabrik tetap. 
1. Perhitungan Biaya Absorpsi (Absorption Costing)
Perhitungan biaya absorpsi membebankan seluruh biaya produksi ke produk.
Dengan metode ini, overhead tetap dibebankan ke produk melalui tarif overhead tetap
yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined fixed overhead rate) dan tidak
dibebankan sampai produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap masuk ke dalam
biaya persediaan. Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (GAAP) mensyaratkan
perhitungan biaya absorpsi untuk pelaporan bagi pihak-pihak di luar perusahaan.
2. Perhitungan Biaya Variabel (Variabel Costing)
Perhitungan biaya variabel hanya membebankan biaya produksi variabel ke
produk. Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan dikeluarkan dari biaya
produk. Alasannya karena overhead tetap adalah biaya dari kapasitas, atau biaya untuk
tetap bertahan dalam bisnis. Financial Accounting Standards Board (FASB), Internal
Revenue Service (IRS), dan regulator lainnya tidak menerima perhitungan biaya variabel
sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan bagi pihak-pihak di luar
perusahaan. Namun, perhitungan biaya variabel dapat memberikan informasi biaya yang
penting  untuk pengambilan keputusan dan pengendalian, informasi yang tidak diberikan
oleh perhitungan biaya absorpsi.
Valuasi Persediaan
Persediaan dinilai pada biaya produk atau biaya produksi. Biaya persediaan tidak
pernah memasukkan biaya periode atau penjualan atau administrasi.
Pengelompokkan Biaya dengan Perhitungan Biaya Absorpsi dan Biaya Variabel
sebagai Biaya Produk atau Biaya Periode

Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya Variabel


Biaya produk Bahan baku langsung Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung
Overhead variabel Overhead Variabel
Overhead tetap
Biaya periode Beban penjualan Overhead tetap
Beban administrasi Beban penjualan
Beban administrasi

Menghitung Biaya Persediaan dengan Biaya Absorpsi

Selama setahun terakhir, Fairchild Company memiliki data berikut terkait dengan produk
yang diproduksinya.

Jumlah unit dalam persediaan awal -


Jumlah unit yang diproduksi 10.000
Jumlah unit yang terjual($300 per unit) 8.000
Biaya variabel per unit:
Bahan baku langsung $50
Tenaga kerja langsung $100
Overhead variabel $50
Biaya tetap:
Overhead tetap per unit yang diproduksi $25
Beban penjualan dan administrasi tetap $100.000

Diminta:

1. Berapakah jumlah unit dalam persediaan akhir?


2. Dengan menggunakan perhitungan biaya absorpsi, hitunglah biaya produk per unit?
3. Berapakah nilai dari persediaan akhir?

Solusi:
1. Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir = Jumlah Unit dalam Persediaan Awal + Jumlah
Unit yang Diproduksi – Jumlah Unit yang Terjual
= 0+10.000-8.000
= 2.000 unit
2. Biaya per unit dengan perhitungan biaya absorpsi:
Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100
Overheadvariabel 50
Overhead tetap 25
Biaya produk per unit $225
3. Nilai Persediaan Akhir = Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir x Biaya Produk per
Unit Absorpsi
= 2.000 unit x $225
=$450.000

Menghitung Biaya Persediaan dengan Perhitungan Biaya Variabel

Merujuk pada data Fairchild Company

Diminta:

1. Berapakah jumlah unit dalam persediaan akhir?


2. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, hitunglah biaya produk per unit?
3. Berapakah nilai dari persediaan akhir?

Solusi:

1. Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir = Jumlah Unit dalam Persediaan Awal + Jumlah
Unit yang Diproduksi – Jumlah Unit yang Terjual
= 0+10.000-8.000
= 2.000 unit
2. Biaya per unit dengan perhitungan biaya variabel:
Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50
Biaya produk per unit $200
3. Nilai Persediaan Akhir = Jumlah Unit dalam Persediaan Akhir x Biaya Produk per
Unit Variabel
= 2.000 unit x $200
= $400.000

Laporan Laba Rugi Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel dan Absorpsi

Merujuk pada data Fairchild Company

Diminta:

1. Hitunglah beban pokok penjualan dengan perhitungan biaya absorpsi


2. Susunlah laporan laba rugi dengan menggunakan perhitungan biaya absorpsi.
3. Hitunglah beban pokok penjualan dengan perhitungan biaya variabel
4. Susunlah laporan laba rugi dengan menggunakan perhitungan biaya variabel

Solusi:

1. Beban Pokok Penjualan = Biaya Produk per Unit dengan Absorpsi x Jumlah Unit
yang Terjual
= $225 x 8.000
= $1.800.000
2.

Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Perhitungan Biaya Absorpsi
Penjualan ($300 x 8.000 unit) $2.400.000
Dikurangi: Beban pokok penjualan ( 1. 800.000 )
Laba bruto $600.000
Dikurangi: Beban penjualan dan administrasi (100.000 )
Laba operasi $500.000
3. Beban Pokok Penjualan = Biaya Produk per Unit dengan Variabel x Jumlah Unit yang
Terjual
= $200 x 8.000
= $1.600.000
4.
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi dengan Perhitungan Biaya Variabel
Penjualan ($300 x 8.000 unit) $2.400.000
Dikurangi beban variabel:
Beban pokok penjualan variabel 1.600.000
Margin kontribusi $800.000
Dikurangi beban tetap :
Overhead tetap $250.000
Beban penjualan dan administrasi tetap 100.000 350.000
Laba operasi $450.000

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba

Jika Maka
1. Produksi > Penjualan Laba absorpsi > Laba variabel
2. Produksi < Penjualan Laba absorpsi < Laba variabel
3. Produksi = Penjualan Laba absorpsi = Laba variabel

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Jika kinerja laba diharapkan mencerminkan kinerja manajerial, maka para manajer
memiliki hak untuk mengharapkan berikut ini:

o Saat pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,


sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya meningkat.
o Saat pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya menurun.
o Saat pendapatan penjualan tetap sama dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara semua hal lainnya tetap sama, maka laba seharusnya tidak berubah.

Perhitungan biaya variabel memastikan bahwa hubungan-hubungan di atas tetap


berjalan, meskipun perhitungan biaya absorpsi mungkin tidak.
 LAPORAN LABA RUGI SEGMEN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN
BIAYA VARIABEL
Suatu segmen adalah subunit dari sebuah perusahaan yang cukup penting untuk
menyajikan penyusunan laporan kinerja. Segmen dapat berbentuk divisi, departemen,
lini produk, kelompok pelanggan, dan sebagainya. Dalam laporan laba rugi segmen,
beban tetap dibagi menjadi 2 kategori:
1. Beban Tetap Langsung (direct fixed expenses)
Beban tetap langsung adalah beban tetap secara langsung dapat ditelusuri ke
sebuah segmen. Beban ini kadang dianggap sebagai beban tetap yang dapat
dihindarkan atau beban tetap yang dapat ditelusur karena akan hilang jika segmen
dihapuskan.
2. Beban Tetap Bersama (common fixed expenses)
Beban tetap bersama adalah beban tetap bersama yang disebabkan oleh dua atau
lebih segmen. Beban ini akan tetap ada bahkan jika salah satu segmen dihapuskan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN PERSEDIAAN

Biaya Terkait Persediaan

Jika persediaannya berbentuk bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber di luar
perusahaan maka biaya-biaya yang terkait dengan persediaan dikenal sebagai biaya
pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). (Jika bahan baku atau
barang di produksi di dalam perusahaan maka biaya-biaya terkait persediaan disebut dengan
biaya setup dan biaya penyimpanan)

 Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan


menerima sebuah pesanan. Contoh biaya pemesanan adalah biaya pemrosesan
pesanan (biaya untuk staf administrasi dan dokumen-dokumen ) biaya asuransi untuk
pengiriman, dan biaya menurunkan dan menerima pesanan.
 Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya umtuk pemeliharaan dan
menyimpan persediaan. Contoh biaya penyimpanan adalah asuransi, pajak atas
persediaan, keusangan, biaya peluang dari dana yang terkait di persediaan, biaya
penanganan, dan tempat penyimpanan.
 Biaya karena kehabisan persediaan (stockout costs) adalah biaya karna produk
tidak tersedia saat diminta oleh seorang pelanggan atau biaya karna tidak memiliki
bahan baku saat diperlukan untuk produksi. Contoh: kehilangan penjualan (baik saat
ini maupun pada masa mendatang), biaya mempercepat produksi (beban transportasi
yang meningkat, lembur dan sebagainya), dan biaya dari terganggunya produksi
(misalnya, para pekerja yang menganggur).

Alasan –Alasan Umum untuk Menyimpan Persediaan

 Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau setup dan biaya penyimpanan


 Untuk memenuhi permintaan pelanggan (misalnya memenuhi tanggal pengiriman)
 Untuk menghindari penghentian fasilitas produk karena
 Kerusakan mesin
 Suku cadang yang rusak
 Suku cadang yang tidak tersedia
 Pengiriman suku cadang yang terlambat
 Untuk penyangga terhadap proses produksi yang tidak andal
 Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga
 Untuk lindung nilai terhadap kenaikan harga pada masa depan

Economic Order Quantity : Model Pesediaan Tradisional

Setelah perusahaan memutuskan untuk menyimpan persediaan dan pertanyaan dasar yang
harus diajukan adalah sebagai berikut :

1. Berapa jumlah yang harus dipesan?


2. Kapan pesanan seharusnya ditempatkan ?

Rumus untuk menghitung biaya pemesanan dan biaya penyimpananadalah sebagai


berikut :

Total Biaya Terkait Persediaan = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan


Biaya Pemesanan = Jumlah Pesanan per Tahun x Biaya Menempatkan Sebuah
Pesanan
Jumlah Unit Persediaan Rata-rata = Jumlah yang Dipesan
2
Biaya Penyimpanan = Jumlah Unit Persediaan Rata-Rata x Biaya Penyimpanan Satu
Unit dalam Persediaan
Persediaan Rata-Rata = (Jumlah Maksimum – Jumlah Minimum)
2

Economic Order Quantity

Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah unit dalam kuantitas pesanan dengan ukuran
yang optimal. Tujuannya untuk menemukan kuantitas pemesanan yang akan meminimalkan
total biaya. Rumus:

EOQ = √ 2 x COxD/CC

Keterangan:

EOQ: Jumlah unit optimal yang dipesan pada suatu waktu

CO: Biaya untuk menempatkan satu pemesanan

D: Permintaan tahunan atas satu produk dalam unit

CC: Biaya penyimpanan satu unit dalam persediaan selama setahun

Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali (Reorder Point) adalah titik dalam waktu saat pesanan baru lurus
ditempatkan (atau setup dimulai). Titik pemesanan kembali adalah fungsi dari EOQ, lead
timedan tingkatan penggunaan persediaan. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan ditempatkan atau setup dimulai.

Untuk menghindari biaya yang muncul karena tidak memiliki persediaan yang dibutuhkan
(stockout costs) dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, sebuah pesanan seharusnya
ditempatkan sehingga pesanan tersebut tiba sesaat sebelum unit terakhir dalam persediaan
digunakan. Mengetahui tingkatan penggunaan dan lead time memungkinkan kita untuk
menghitung titik pemesanan kembali yang akan mencapai tujuan-tujuan ini.
Titik Pemesanan Kembali = Tingkatan Penggunaan x Lead Time

Economic Order Quantity dan Manajemen Persediaan

Model EOQ sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi trade-off yang optimal antara
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan. EOQ juga bermanfaat dalam
membantu mengenai ketidak pastian dengan menggunakan persediaan pengamanan.

Pendekatan Just-in-Time dalam Manajemen Persediaan

Kemajuan dalam transportasi dan komunikasi telah berkontribusi secara signifikan


untuk terciptanya persaingan global. Kemajuan dalam teknologi telah berkontribusi terhadap
daur hidup yang lebih pendek untuk produk, dan keberagaman produk telah meningkat.
Tekanan–tekanan bersaingan ini menyebabkan banyak persahaan untuk mengabaikan untuk
model EOQ dan lebih menyukai pendekatan just-in-time (JIT).

Pendekatan just-in-time (JIT) menyatakan bahwa barang seharusnya ditarik melalui


sistem oleh permintaan saat ini bukan didorong melalui jadwal yang tetap berdasarkan pada
permintaan yang diantisipasi. Banyak restoran cepat saji, seperti McDonald’s ,
menggunakan sistem penarik untuk mengendalikan persediaan barang jadi. Saat seorang
pelanggan memesan hamburger, hamburger diambil dari rak pemanas. Saat jumlah
hamburger menjadi terlalu rendah, juru masak membuat lebih banyak hamburger.

Membandingkan Pendekatan Persediaan Just-in-Time dan Tradisional

Fitur penting dari JIT adalah mengurangi seluruh persediaan sampai tingkat yang
sangat rendah.

Biaya Pemesanan sebagai contoh dalam sistem tradisional, persediaan memecahkan konflik
antara biaya pemesanan atau setup dan biaya penyimpanan dengan memilih tingkatan
persediaan yang meminimalkan penjumlahan dari kedua biaya biaya terkait persediaan
tersebut. Jika permintaan lebih tinggi dari yang diharapkan atau jika produksi berkurang oleh
mesin yang rusak atau inefisiensi dalam produksi, maka persediaan bertindak sebagai
penyangga, menyediakan produk kepada para pelanggan yang jika tidak, tidak akan tersedia.
Namun, dengan lingkungan JIT, biaya pemesanan berkurang dengan mengembangkan
hubungan yang erat dengan para pemasok.

Ketidakpastian dalam Permintaan Menurut pandangan tradisional, persediaan mencegah


penghentian produksi karena mesin yang rusak, bahan baku yang rusak, dan ketiadaan bahan
bakuatau rakitan. Hal tersebut mendukung klaim pendekatan JIT bahwa persediaan tidak
memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut, tetapi hanya menutupi atau
menyembunyikan saja. JIT memecahkan tiga permasalahan tersebut dengan menekankan
pada total pemeliharaan pencegahan dan total pengendalian kualitas serta membangun
hubungan yang baik dengan para pemasok. Dalam JIT, waktu setup yang berkurang membuat
perushaan manufaktur benar-benar hanya memproduksi yang dipesan saja.

Biaya Persediaan yang Lebih Rendah secara tradisonal, persediaan disimpan sehingga
sebuah perusahaan dapat mengambil keuntungan dari potongan harga karena membeli dalam
jumlah yang banyak dan melindungi terhadap kenaikan harga persediaan yang dibeli pada
masa depan, tujuan yang sama tanpa menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah
menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sedikit pemasok yang terpilih dengan lokasi
yang sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan untuk membuat keterlibatan pemasok
secara lebih ekstensif.

Keterbatasan pendekatan Just-in-Time

JIT sering dianggap sebagai sebuah program yang menyederhanakan, tetapi tidak
berarti bahwa JIT bersifat sederhana dan mudah untuk diterapkan.Misalnya,waktu yang
dibutuhkan untuk membangun hubungan yang baik dengan para pemasok. Memaksakan
perubahan dengan segera dalam waktu pengiriman dan kualitas mungkin tidak realistis dan
dapat menyebabkan kesulitan yang dihadapi antara sebuah perusahaan dengan para
pemasoknya.Mungkin strategi yang lebih baik dalam penerapan JIT adalah strategi yakni
pengurangan persediaan mengikuti perbaikan proses yang ditawarkan oleh JIT.

Kelemahan yang mencolok dari sistem JIT adalah tidak adanya persediaan sebagai
bahan cadangan jika terjadi gangguan produksi. Para pengecer yang menggunakan strategi
JIT juga menghadapi kemungkinan adanya kekurangan bahan. (Para pengecer yang memesan
barang-barang yang mereka butuhkan sekarang, bukan yang mereka harapkan untuk
dijual:gagasannya adalah untuk mengalirkan barang melalui saluran selambat mungkin,
membuat persediaan rendah dan mengurangi kebutuhan utnuk menurunkan harga.) jika
permintaan meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasokan persediaan pengecer,
maka pengecer tidak mampu membuat penyesuaian pesanan dengan cepat untuk
menghindari terjadinya hilangnya penjualan dan menggangu pelanggan. Namun kita harus
memahami bahwa kehilangan penjualan hari ini adalah kehilangan selamanya. Penerapan
sistem JIT yang mengakibatkan perusahaan beroperasi dengan sedikit gangguan tidak
termasuk proyek jangka pendek. Oleh karena itu, kehilangan penjualan adalah biaya
sesungguhnya dari penerapan sistem JIT.

Anda mungkin juga menyukai