Anda di halaman 1dari 10

AGROKIMIA

MAKALAH TENTANG AGROINDUSTRI

Disusun Oleh :

NAMA : TRI YULIANA PUTRI

NPM : F1B016057

DOSEN : Dr. Agus M.H. Putranto,D.E.A

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Industri kimia merupakan industri yang bergerak dalam produksi zat kimia, serta menggunakan
proses kimia untuk menghasilkan zat baru. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri yaitu
reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik, seperti pencampuran molekuler bahan-bahan dengan
rumus dan struktur molekul yang berlainan, pengubahan fase, misalnya penguapan, pengembunan,
dan pengkristalan, serta pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni. Industri
kimia sangat luas cakupannya, namun ada beberapa bidang besar dala industri kimia, antara lain
petrokimia, agrokimia, farmasi, polimer, dan oleokimia. Industri kimia terlibat dalam pemrosesan
bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan, pertanian, dan sumber-sumber alam lain
menjadi material, zat kimia, serta senyawa kimia yang merupakan produk akhir atau produk antara dalam
sebuah industri. Sebagai mahasiswa kimia, kita perlu mengetahui lebih dalam bidang-bidang tersebut,
agar kita mengetahui tempat untuk menggunakan ilmu kimia yang dimiliki dengan aplikasi nyata dalam
dunia industri. Untuk itu dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai agrokimia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan Agroindustri ?


2. Jelaskan perbedaan Agroindustri Hulu dan Hilir, berikan contohnya ?
3. Apakah tujuan dari manfaat pengemasan ?
4. Dari segi karakteristiknya, ada berapa jenis pengemasan ? Jelaskan !
5. Jelaskan langkah-langkah yang diperlukan mulai dari produsen / petani / nelayan sampai
ketangan konsumen / pembeli !

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Agroindustri


2. Menjelaskan perbedaan Agroindustr Hulu dan Hilir beserta contohnya
3. Menjelaskan tujuan dari manfaat pengemasan
4. Menjelaskan karakteristik dari pengemasan
5. Menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan mulai dari produsen / petani / nelayan
sampai ketangan konsumen / pembeli !
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian AgroIndustri

AgroIndustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang
dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri
pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang
berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan
distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun
sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri
pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai
penggunaannya oleh konsumen. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi)
produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk
pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian)
merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana
produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri
dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan
MesinPertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).

Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP) dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

 IPHP Tanaman Pangan, termasuk didalamnya adalah bahan panggan kaya karbohidrat, palawija
dan tanaman hortikultura.
 IPHP Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau,
cengekh, kakao, vanili, kayu manis dan lain-lain.
 IPHP Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahandan non kayu seperti danar, rotan,
tengkawang, dan hasil ikutan lainnya.
 IPHP Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan
dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut.
 IPHP Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya
[ CITATION Aus81 \l 1057 ].

2. Perbedaan AgroIndustri Hulu dan AgroIndustri Hilir

Industri hulu yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi.
Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya:
industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. Adapun ciri-ciri
industri hulu adalah sebagai berikut:
 Tidak padat karya.
 Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.

Contoh dari industri yang masuk dalam kategori industri hulu:


 Industri mesin/alat pertanian (traktor tangan, traktor mini, mesin perontok padi).
 Industri listrik (motor listrik, panel listrik tegangan tinggi dan rendah).
 Industri pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia di Bandung).
 Industri Perkapalan (PT PAL di Surabaya dengan produk I yaitu Palindo Jaya).
 Industri besi dan baja (PT Krakatau Steel Cilegon Banten).
 Industri mesin dan peralatan pabrik (pabrik tekstil, pabrik almunium, pabrik farmasi, pabrik
kertas).

Pada bidang perikanan seperti:


 PT. Aneka Sumber Tata Bahari (ASTB)
 PT. Ureng Nusa Telu

Industri hilir yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga
barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri
pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler. Industri Hilir memiliki
beberapa definisi lain yakni:

 Industri yang mengolah hasil pertanian


 Industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi
 Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
 Industri yang didirikan di bagian hilir aliran sungai
 Industri yang mengolah bahan pakan ternak
 Industri yang mencukupi kebutuhan pokok rakyat dan padat karya sehingga bisa mengurangi
pengangguran.

Contoh dari industri hilir ini seperti berikut:

 Industri pangan (susu, minyak goreng, margarin, terigu, dan lain sebagainya).
 Industri tekstil (benang, tenun, zat pewarna).
 Industri kimia (cat, sabun, dempul, sepatu karet).
 Industri alat listrik dan logam (mesin jahit, lemari es, lampu, telepon, hand phone, mesin obras,
mesin bordir, kamera).
 Industri alat tulis (pensil, pen, bollpoint, penghapus).
 Industri alat-alat musik (gitar, piano, biola, organ, dan lain-lain).
 Industri bahan bangunan dan umum (kayu lapis, asbes, keramik, marmer, konstruksi bangunan,
dan lain-lain).
 Pada bidang perikanan seperti:
 PT. Biru Laut Khatulistiwa
 PT. Anugrah Tambak Perkasindo
 PT. Central Pertiwi Bahari
 PT. Ndaru Laut
 PT. Artha Laut Jaya
 PT. Bago Tambak Windu [ CITATION Man09 \l
1057 ].
3. Tujuan dan manfaat pengemasan

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi
dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan
digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi
dan membedakan sebuah produk di pasar. Pengemasan adalah kegiatan dan memproduksi wadah atau
bungkus sebagai sebuah produk.
Kemasan atau pengemasan aktif adalah kemasan yang merubah kondidi dari bahan pangan dengan
penambahan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang
dikemas dan juga meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.

Tujuan pengemasan dan pelabelan kemasan yakni:


1. Physical Production artinya kemasan bertujuan untuk melindungi objek dari suhu, getaran,
guncangan, tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection artinya kemasan bertujuan untuk melindungi dari hambatan oksigen uap air,
debu dan lain sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda kecil biasanya dikelompokkan dalam satu paket guna
efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket
juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli
untuk membeli produk.

Manfaat pemberian kemasan atau pengemasan pada suatu produk yaitu:


Sebagai sarana untuk mewadahi produk agar tidak tercecer selama proses distribusi dari produsen
hingga konsumen.
 Untuk melindungi dan mengawetkan produk dan melindungi produk dari sinar
ultraviolet,panas,kelembaban udara,oksigen,benturan,kontaninasi dari kotoran dan mikroba yang
dapat murusak dan menurunkan mutu produk.
 Sebagai identitas atau label dari produk yang digunakan untuk membedakan produk yang
dimiliki dengan produk lain.
 Untuk memudahkan perhitungan dalam pengiriman dan penyimpanan.
 Untuk memperluas pemakaian dan pemasaran produk.
 Untuk menambah citra produk dan daya tarik pembeli.
 Sebagai sarana informasi dan iklan. [ CITATION Sio00 \l
1057 ].
4. Jenis – Jenis Kemasan

Berdasarkan struktur isinya, kemasan dibedakan menjadi:

a. Kemasan Primer, bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman,
dan lain sebagainya)
b. Kemasan Sekunder, kemasan yang berfungsi melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti
misalnya kotak karton untuk kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buahyang dibungkus dan lain
sebagainya.
c. Kemasan Tersier dan Kuarter, kemasan yang dibutuhkan untuk menyimpan barang atau
produk selama pengiriman.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, jenis kemasan dibedakan menjadi:


a. Kemasan sekali pakai (Disposable), jenis kemasan ini adalah kemasan yang langsung
dibuang setelah sekali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus daun dan lain sebagainya.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya
tidak dibuang oleh konsumen, namun dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang. Contohnya botol minuman dan lain sebagainya.
c. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Jenis kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah digunakan. Contohnya kaleng biskuit dan
lain sebagainya.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibedakan menjadi:
a. Kemasan siap pakai, jenis ini yaitu jenis bahan kemas yang siap diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah botol, kaleng dan lain sebagainya.
b. Kemasan siap dirakit, jenis kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat
dari kertas, foil atau plastik. [ CITATION Soe05
\l 1057 ].

5. Jalan cerita distribusi dari produsen ke konsumen


1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi

Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui
perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak
mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang konsumsi ada lima jenis saluran
yang dapat digunakan.

a) Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi
dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh
karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
b) Produsen – Pengecer – Konsumen
Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut
sebagai saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada
produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung
melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.

c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada
pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang
besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. la menjalankan kegiatan perdagangan besar,
dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer
besar.

e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan
barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat
dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.

2. Saluran Distribusi Barang Industri

Karena karakteristik yang ada pada barang industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran
distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai
kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan kantor/cabang
penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai lembaga distribusi berikutnya. Ada
empat macam saluran yang dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran
distribusi itu adalah:

a) Produsen – Pemakai lndustri

Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek,
dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen
bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. Saluran distribusi semacam
ini cocok untuk barang-barang industri seperti kapal, lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis
instalasi.

b) Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri


Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan kasesoris,dapat menggunakan distributor
industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai
penyalurnya antara lain: produsen barang bangunan, produsen alat-alat untuk bangunan, dan
sebagainya.

c) Produsen – Agen – Pemakai lndustri

Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen
pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah
pemasaran baru lebih suka menggunakan agen.

d) Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri

Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit
penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran
perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting
peranannya.

3. Saluran Distribusi Jasa

Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja.
Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai
ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah waktu dan tempat menjadi
jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya.

Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada konsumen atau
pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari
penjual, atau jika jasa diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga. Pada tahun-tahun belakangan ini,
beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi halangan yang tak
dapat ditanggulangi, sehinggajasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen
pemasaran jasa dapat meluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan
jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak dapat dihantarkan.

Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi. Beberapa pihak
mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam
rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa bank..

Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada
kebanyakan produsen jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah distribusi fisik.
Seperti hotel atau wisma peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan) yang dapat
merugikan usaha [ CITATION Apr05 \l 1057 ]
BAB III

PENUTUP

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang
dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri
pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang
berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup
pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan
distribusi. Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai
produk bahan baku industri lainnya. Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi agroindustri produk
pertanian begitu beragam dan sangat luas mencakup teknologi pascapanen dan teknologi proses.

Di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata
menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan
negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi. Kelompok agroindustri
yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan
industri pengolahan ikan. Untuk memudahkan, secara garis besar teknologi pascapanen digolongkan
berdasarkan tahapannya yaitu, tahap atau tahap sebelum pengolahan, tahap pengolahan dan tahap
pengolahan lanjut . Perlakuan pascapanen tahap awal meliputi, pembersihan, pengeringan, sortasi dan
pengeringan berdasarkan mutu, pengemasan, transport dan penyimpanan, pemotongan/pengirisan,
penghilangan biji, pengupasan dan lainnya. Perlakuan pascapanen tahap pengolahan antara lain,
fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah, ekstraksi rempah, distilasi dan sebagainya.

Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak bergantung pada
bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor yang besar. Sementara kelompok
agroindustri yang tetap dapat bertahan pada masa krisis adalah industri mie, pengolahan susu dan industri
tembakau yang disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang padat
karya. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah industri pakan ternak dan minuman
ringan. Penurunan industri pakan ternak disebabkan ketergantungan impor bahan baku (bungkil kedelai,
tepung ikan dan obat-obatan). Sementara penurunan pada industri makanan ringan lebih disebabkan oleh
penurunan daya beli masyarakat sebagai akibat krisis ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, A. (2005). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk


Pengambangan Industri Berbasis Pertanian. . Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.

Austin, J. (1981). Agroindustrial Project Analysis. London: The John Hopkins university Prss.

Mangunwidjaja, D. d. (2009). Pengantar Teknologi Pertanian. Bogor: Penebar Swadaya.

Sioekartawi. (2000). Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta.

Soewono, L. (2005). Pemanfaatan Teknologi Pascapanen dalam Pengembangan Agroindustri. Prosiding


Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengambangan Industri Berbasis
Pertanian. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai