Fatis2 PDF
Fatis2 PDF
SKRIPSI
Disusun oleh :
Sri Utami
201410104191
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Pada
Program Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
Sri Utami
201410104191
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Sri Utami
201410104191
Oleh:
Tanda Tangan .V
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun OIeh:
SRI UTAMI
201410104190
Pada tanggal:
4 Juli 2015
Dewan Penguji:
, S,Si.T., WHtp
lll
LENIBAR PERNYATAAN KEAST-IAN PENELITIAN
SRI UTAMI
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN..........................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ix
INTISARI ............................................................................................. x
ABSTRACT .......................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 8
F. Keaslian Penelitian ..................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................ 12
B. Kerangka Teori .......................................................................... 42
C. Kerangka Konsep ....................................................................... 44
D. Hipotesis .................................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................. 46
B. Variabel Penelitian ..................................................................... 46
C. Definisi Operasional .................................................................. 48
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 50
E. Etika Penelitian .......................................................................... 52
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 54
G. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 57
B. Pembahasan ................................................................................ 63
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................... 71
B. Saran .......................................................................................... 72
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Post Partum di 60
RSUD Panebahan Senopati Bantul
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Ibu Post Partum dengan 61
Episiotomi di RSUD Panembahan Senopati
Tabel 3. Hasil Pengkuran Tingkat Nyeri Ibu Post Partum dengan 61
Ruptur Spontan di RSUD Panembahan Senopati
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Ibu Post Partum Yang 62
Mengalai Episiotomi dengan Ruptur Spotan di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Tabel 5. Hasil Uji Mann WhitneyU 63
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
Daftar Lampiran
ix
PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU POST PARTUM YANG
MENGALAMI EPISIOTOMI DENGAN RUPTUR SPONTAN
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL 20151
INTISARI
Latar Belakang: Nyeri yang terjadi pada ibu post partum yang mengalami
ruptur spontan dan dilakukan tindakan episiotomi dapat mempengaruh kondisi ibu
seperti ibu kurang beristirahat, cemas akan kemampuannya merawat bayi, post
partum blues, dan berkurangnya produksi ASI.
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES
„Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Pembimbing STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
x
THE DIFFERENCE OF PAIN LEVEL BETWEEN POST PARTUM
WITH EPISIOTOMI AND SPONTANEOUS RUPTURE AT
PANEMBAHAN SENOPATI PUBLIC HOSPITAL
OF YOGYAKARTA IN 20151
ABSTRACT
Research Method: The research used comparative study design with data
taking of cross sectional. The samples were taken through “accidental” method
on post-partum and spontaneous rupture in March 2015 at PanembahanSenopati
public hospital.
Suggestion: It is suggested that the midwives can take the right decision to
take episiotomy intervention according to the correct indication and manage the
documents orderly including the patient’s pain level documentation.
1
Thesis title
2
School of Midwifery Student of ‘Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
yang terjadi pada ibu post partum yang mengalami ruptur spontan dan
stress dan ibu sukar tidur, bahkan bisa menjadi pemicu terjadinya post
partum blues. Selain itu pemenuhan ASI pada bayi berkurang dan
Masalah nyeri perineum post partum tidak hanya pada nyeri itu
seksualnya. Pada ibu post partum yang mengalami rasa nyeri bisa
(Mender, 2004) .
faktor antara lain adalah usia, paritas, jenis kelamin, budaya, makna
1
2
sengaja.
forsep (Saifudin,2010).
antara vagina dan anus yang terjadi pada kala II persalinan tanpa
perineum derajat satu, dua, tiga, dan empat. Ruptur perineum spontan
3
berat. Pada ibu post partum dengan ruptur spontan derajat tiga dan
empat terdapat keluhan nyeri yang berat, hal ini karena adanya
ani dan anus. Nyeri pada ruptur perineum derajat tiga dan empat di
perburuk dengan adanya gangguan buang air besar dan buang air kecil
(Sayiner, 2009).
partum episiotomi dan 16,8 % pada ibu post partum ruptur spontan.
4
tahun yaitu 24% sedangkan pada ibu bersalin dengan usia 31-39 tahun
sebesar 62%.
yaitu sebanyak 5 orang atau 50% mengalami nyeri berat 3 orang atau
30% nyeri sedang dan 2 orang atau 20% mengalami nyeri ringan.
5
dan ruptur spontan belum ada hasil pengkajian tingkat nyeri ibu post
keinginan sang ibu pada asuhan yang aman selama proses persalinan
memberikan intervensi nyeri kepada ibu post partum, agar ibu post
penyakit.
(obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
pertolongan Allah, sel sel tubuh juga akan menjadi kuat dan sigap
B. Rumusan Masalah
2015 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
(ASKEB III).
1. Lingkup materi
Penelitian ini dibatasi tingkat nyeri pada ibu post partum yang
2. Lingkup responden
3. Lingkup waktu
4. Lingkup tempat
F. Keaslian Penelitian
spontan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Nyeri
1. Pengertian nyeri
study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang
2. Fisiologi Nyeri
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap syimulus
bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
12
13
bagian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic) ,
dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah , nyeri
berasal dari kulit dan subkutan, nyeri yang berasal dari daerah ini
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
Stimulus yang datang tidak adekuat dari serabut besar maka impuls
nyeri akan dihantarkan menuju ke sel Trigger (sel T) untuk dibawa ke otak
Apabila impuls nyeri diteruskan ke otak dan di proses dalam tiga tingkat
yang berbeda yaitu pada talamus sebagai penerima input sensori dari
14
3. Penyebab nyeri
a. Kerusakan jaringan
pain.
15
4. Klasifikasi nyeri
kejadian meliputi :
a. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari satu
detik sampai dengan kurang dari enam bulan yang pada umumnya
sampai berat).
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari enam
bahkan persisten.
nyeri menjadi :
b. Nyeri somatik dalam (deep somatic pain) adalah nyeri yang terjadi
dan iskemia.
16
internal.
d. Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari daerah
e. Nyeri fantom adalah nyeri khusus yang dirasakan olekh klien yang
mengalami amputasi.
f. Nyeri alih (referred pain) adalah nyeri yang timbul akibat adanya
2007). Teori gate control dari Melzack dan wall dalam buku Tamsuri
(2007) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatuir atau dihambat oleh
6. Respon Psikologis
terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Arti nyeri bagi setiap
d. Penyakit baru.
f. Peningkatan ketidakmampuan.
g. Kehilangan mobilitas.
h. Menjadi tua.
i. Sembuh.
l. Tantangan.
budaya.
18
3) Vasokonstriksi perifer
5) Diaphoresis
7) Dilatasi pupil
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
mendengkur).
bibir)
19
pengalaman nyeri :
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yang paling penting, karena
fase ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan
tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. Karena nyeri itu bersifat
subyektif, maka tiap orang dalam menyikapi nyeri juga berbeda- beda.
Toleransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan
nyeri dengan stimulus nyeri kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini
adalah :
a. Usia
mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
nyeri diperiksakan.
21
b. Paritas
selama persalinan.
c. Jenis kelamin
d. Budaya
nyeri.
22
e. Makna nyeri
f. Perhatian
g. Ansietas
sesorang cemas.
saat ini nyeri yang sama tiimbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
i. Pola koping
mengatasi nyeri.
23
perlindungan.
tujuan pasien secara individu. Semua intervensi akan sangat berhasil bila
a. Farmakologis
b. Non Farmakologis
1) Masase Kulit
dan bahu, atau dapat dilakukan pada satu atau beberapa bagian
2) Stimulasi kontralateral
5) Distraksi
6) Relaksasi
atau 55% dan tidak merasa nyeri sebanyak 9 orang atau 45%.
teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
01 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 910
Nyeri
Tidak Nyeri
sangat hebat
0 12 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
7-9 : Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
memukul
Keterangan :
1 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
7-10 : Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
Ada beberapa cara untuk mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan
antara lain :
Skala ini dapat diketahui dengan kata-kata pada keadaan yang ekstrem
yaitu ‘tidak nyeri’ dan ‘nyeri senyeri-nyerinya’. Skala ini tidak memiliki
tingkatan yang tepat tanpa angka dan tidak memberikan pasien kebebasan
untuk memilih dengan apa yang dialami, hal ini menyebabkan kesulitan
(Tamsuri, 2007).
Skala ini memiliki nilai numeris dan hubungan antara berbagai tingkat
nyeri. Skala nyeri ini terdiri dari garis 0-10 cm yang telah ditentukan
Skala ini kombinasi antara verbal dan nilai numerik yang melekat dan
Cara mengkaji nyeri dengan skala intensitas nyeri yaitu ibu berhak
dinilai berdasarkan tingkatan nyeri yaitu jumlah skor 1-6 untuk nyeri
ringan, jumlah skor 7-12 untuk nyeri sedang, dan jumlah skor 13-18 untuk
nyeri berat.
fibrosa yang menyebar dari simpisis pubis sampai ke coccygis oleh krena
adanya robekan yang terjadi baik di sengaja maupun yang ruptur spontan.
Nyeri perineum cenderung lebih jelas dirasakan oleh ibu dan bukan
ini berbeda dengan dispareunia yaitu nyeri atau rasa tidaknyaman yang
dan dalam.
31
dari laserasi perineum yang terjadi pada ibu post partum adalah adanya
tersebut adalah stress, traumatik, takut terluka, tidak nafsu makan, sulit
istirahat ibu post partum dan keterlambatan kontak awal antara ibu dan
bayinya.
B. Episiotomi
1. Pengertian Episiotomi
dilakukan dengan gunting bius lokal ketika kepal bayi tampak. Jika
32
darah akan rusak dan perdarahan bisa lebih banyak (Prawirodiharjo, 2004)
rektovaginal, otot- otot dan fasia perineum, serta kulit sebelah depan
(Mansjoer, 2002). Waktu yang tepat untuk melakukan tindakan ini saat
2. Jenis episotomi
pada perenium pada saat kepala tampak dari luar dan mulai meregangkan
yaitu :
a. Insisi medial
Insisi medial yang di buat pada bidang anatomis dan cukup nyaman.
perdarahan yang timbul dari luka episotomi lebih sedikit oleh karena
b. Insisi lateral
jam menurut arah jarum jam. Jenis episotomi ini sekarang tidak
mengganggu penderita.
c. Insisi mediolateral
iskioerkta
34
d. Insisi berbentuk J
d. Bayi tertekan.
f. Bayi sungsang
5. Fungsi Episiotomi
sampai 7,5 cm, setelah bayi lahir dan ari-ari juga telah keluar, maka
pada :
kecil.
C. Ruptur Spontan
spingter ani.
(Prawiroharjo , 2008).
a. Faktor ibu
Yaitu umur ibu lebih dari 30 tahun, paritas, parineum tebal kuat
oedema panjang lebih dari 4 cm, bekas luka parut pada persalinan
b. Faktor janin
dan dispareuni.
hati.
(Prawiroharjo,2008)
a. Faktor ibu
1) Paritas
sekali.
38
dari lima.
2) Partus Presipitatus
3) Kesempitan pinggul
berikut :
4) Faktor janin
a) Janin besar
b) Malposisi
macam yaitu :
c). Malpresentasi
malpresentasi yaitu :
i. Presentasi muka
depan.
menjadi lebar.
d) Distocia bahu
2010)
42
D. Kerangka Teori
- Tidak Nafsu
Episiotomi Nyeri : Makan
- Ringan - Sulit Tidur
- Sedang - Gangguan
- Berat bonding ibu
Ruptur Perineum dan bayi
derajat I,II,III,IV - Stress
- Depresi
Ruptur Perineum
Spontan
- Usia
- Paritas
Faktor Ibu: Faktor Janin : - Kultur
- Usia - Ukuran - Makna nyeri
- Kondisi Janin - Perhatian
Perineum - Posisi dan - Ansietas
- Proses Presentasi - Pengalaman
Persalinan Janin masa lalu
- Kelainan - Pola koping
Kongenita - Support keluarga
- Distosia dan sosial
Keterangan Gambar :
Luka episiotomi yang disebabkan oleh Perineum tidak bisa meregang secara
perlahan, kepala bayi mungkin terlalu besar, ibu tidak dapat mengontrol keinginan
sungsang dan ruptur spontan yang di sebabkan oleh Faktor ibu : umur ibu > 35
tahun, paritas, perineum tebal kuat oedema panjang lebih dari 4 cm, bekas luka
panggul, ibu kurang kooperatifatau takut, daya mengejan ibu terlalu kuat dan
pada ibu post partum yang berupa nyeri perineum yang mempunyai dampak
berupa Gangguan bonding ibu dan bayi, Stress, Depresi, Sulit Tidur, Tidak Nafsu
Makan.
44
Luka - Gangguan
Episiotomi bonding
Tingkat Nyeri : ibu dan
- Ringan bayi
- Sedang - Stress
- Berat - Depresi
- Sulit Tidur
Ruptur Perineum - Tidak
Derajat II Nafsu
Makan
- Usia
- Paritas
- Budaya
- Makna nyeri
- Perhatian
- Ansietas
- Pengalaman masa
lalu
- Pola koping
- Dukungan
keluarga dan
sosial
Keterangan
: Diteliti
: Tidak Diteliti
semakin tinggi derajat ruptur maka akan semakin nyeri yang dialam ibu
pos partum
45
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat nyeri antara
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini meneliti perbandingan tingkat nyeri pada ibu yang mengalami
cross sectional yaitu jenis penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat. Artinya tiap subjek penelitian hanya diobsevasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subjek
B. Variabel Penelitian
46
47
ini variabel terikatnya adalah tingkat nyeri ibu post partum yang dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu tingkat nyeri pada ibu postpartum yang mengalami
episiotomi spontan dan tingkat nyeri pada ibu post partum dengan ruptur
spontan.
a. Usia
Dalam penelitian ini usia dikendalikan yaitu dengan memilih ibu post
b. Paritas
saja.
c. Budaya
d. Makna nyeri
Menurut Judha (2012) hal ini berkaitan dengan latar belakang budaya
individu tersebut.
48
e. Perhatian
f. Ansietas
post partum sedangkan kejadian cemas paling sering muncul pada saat
ibu intrapartum.
h. Pola koping
C. Definisi Operasional
yang jelas.
episiotomi yang dipilih adalah luka episiotomi yang setara dengan ruptur
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang
2. Sampel
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia
1) Ibu post partum hari pertama (lebih dari 2 jam sampai dengan 12
tahun.
b. Kriteria eksklusi :
analgesik
52
E. Etika Penelitian
yaitu :
2. Sukarela
sukarela dan tidak ada unsur paksaan secara langsung maupun tidak
3. Informed Consent
F. Jalannya Penelitian
Senopati Bantul.
yang sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan ibu, tim peneliti
episiotomi dapat dilihat pada rekam medis pasien. Alat penelitian yang
mengukur nyeri yang dialami oleh ibu post partum dengan ruptur spontan
variabel yaitu variabel tingkat nyeri pada ibu post partum akibat
a. Data Primer
Data dari variabel terikat yaitu tingkat nyeri yang dirasakan ibu post
b. Data Sekunder
dilakukan episiotomi.
55
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
Memberi kode pada data dengan memberi angka atau kode lain,
c. Entry
d. Tabulating
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
dari variabel tingkat nyeri post partum ruptur spontan dan variabel
56
adalah :
P = X * 100%
Keterangan :
P : Prosentase
b. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini analisa dapat dilakukan uji beda dengan statistik
uji beda dua kelompok yang berbeda. Dalam penelitian ini tingkat
nyeri post partum dengan ruptur spontan dan tingkat nyeri post partum
dengan episiotomi.
Pada test statistik apabila asymp sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima atau terdapat beda tingkat nyeri ibu post partum
episiotomi.
57
BAB IV
A. Hasil Penelitian
57
58
aman dan melahirkan bayi hidup dan sehat. Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul juga menjadi rumah sakit rujukan dari rumah sakit,
Kabupaten Bantul.
Bantul bulan Maret 2015 ada 177 persalinan, jumlah ibu bersalin yang
Bantul dilakukan sesuai SPO yaitu perawatan perineum pada ibu nifas
pada saat setelah buang air kecil dan buang air besar serta pada saat
mandi.
luka di kamar mandi dengan cara ibu post partum diminta jongkok
59
Ibu post partum dianjurkan untuk ganti pembalut sesering mungkin atau
tiap kali basah. Menangani nyeri ibu post partum, bidan mengajarka
2. Karakteristik Responden
Ruptur Episiotomi
Spontan
Karakteristik
(n=32) (n=32)
F % F %
1. Umur
a. 20-25 tahun 24 75,0 16 50,0
b. 26-30 tahun 5 15,6 10 31,3
c. 31-35 tahun 3 9,4 6 18,6
2. Pendidikan
a. SD 2 6,3 5 15,6
b. SMP 15 46,9 10 31,3
c. SMA 12 37,5 15 46,9
d. Sarjana 3 9,4 2 6,3
3.Pekerjaan
a. IRT 14 43,8 9 28,1
b. Buruh 12 37,5 14 43,8
c. Swasta 5 15,6 6 18,8
d. PNS 1 3,1 3 9,4
4.BBBL
a. <2500 8 25,0 2 6,3
b. 2500-3000 15 46,9 19 59,4
c. >3000 9 28,1 11 34,4
5.Persalinan
a. VE 2 6,3 4 12,5
b. Normal 30 93,8 28 87,5
mengalami episiotomi.
Frekuensi
Tingkat nyeri
F %
Ringan 0 0,0
Sedang 17 53,1
Berat 15 46,9
Total 32 100,0
Frekuensi
Tingkat nyeri
F %
Ringan 18 56,2
Sedang 11 34,4
Berat 3 9,4
Total 32 100,0
62
sebagian besar memiliki tingkat nyeri ringan sebanyak 56,2%. Ibu post
partum dengan ruptur spontan yang mengalami nyeri berat sebanyak 9,4
%.
partum dengan ruptur spontan (9,4%). Ibu post partum dengan episiotomi
tidak ada yang mengalami nyeri ringan sedangkan ibu post partum dengan
artinya ada perbedaan yang nyata tingkat nyeri pada ibu post partum
ruptur spontan.
B. Pembahasan
sedang sebanyak 53,1 % dan tidak ada ibu post partum dengan tingkat
pada ibu post partum serta primipara akan lebih sulit mengontrol
terlalu hebat.
perineum yang lebih berat (OR 5,07;95 %) pada hari pertama post
lebih lama.
dialami oleh ibu post partum dengan ruptur spontan dikarenakan oleh
persepsi nyeri.
nyeri ringan dan sedang disebabkan oleh faktor umur, paritas dan
Menurut peneliti tingkat nyeri yang dialami ibu post partum yang
karena jenis ruptur perineum yang dialami oleh ibu post partum yang
nyeri pada ibu post partum yang mengalami episiotomi dengan ruptur
spontan. Tingkat nyeri episiotomi lebih tinggi dari pada tingkat nyeri
nyeri yang dialami ibu post partum ruptur spontan sebagian besar
nyeri berat. Pada ibu post partum dengan ruptur spontan mayoritas
tidak bekerja dengan tingkat nyeri ringan sebanyak 64,3% dan nyeri
hal ini bisa diakikan dengan jenis pekerjaan seseorang dimana orang
rasa sakit dan tidak nyaman setelah dilakukan episiotomi dari pada
mengalami nyeri perineum yang lebih berat pada hari pertama post
jaringan merupakan salah satu pencetus nyeri. Hal ini sesuai teori
pada ibu post partum serta ibu primipara akan lebih sulit mengontrol
Teori Gate Control dari Melzack dan Wall dalam buku Tamsuri
nyeri.
tekniknya hal ini seperti yang disampaikan oleh Bukhari dan Muslim
70
C. Keterbatasan Penelitian
dikendalikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
34,4 %.
Whitney U diperoleh p- value 0,000 < 0,05. Tingkat nyeri pada ibu
71
72
B. Saran
berikut:
Bantul
pasien.
Destiati, L : Prabandari. F. (2010), Hubungan Antara Berat badan Bayi Baru lahir
Dan Paritas dengan reptur Perenium pada Persalinan Spntan Di RSIA
Bunda Arif Purwokerto Tahun 2010. Jurnal
Lindari, A. (2009) Hubungan Paritas, Umur Ibu, Berat Badan Bayi Lahir Dengan
Kejadian Episiotomi Dalam Persalinan Di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta 2009.Karya Tulis Ilmiah
Manuaba, I.B.G (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Mansjoer, A. (2007). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakrta:
Media aesculapis
No Kegiatan Bulan
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuanjudul
2 BAB I
3 BAB II
4 BAB III
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal
7 Penyerahan Proposal
8 PelaksanaanPenelitian
9 Pengolahan Data
10 UjianSkripsi
11 RevisidanPenjilitan
12 PengumpulanSkripsi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 'AISYIYAH
YOGYAKARTA
Kepada Yth.
Direktur RSUD Panembahan Senopati
Di Bantul
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon ijin satah seorang mahasiswa kami,
Nama : Sri Utami
Nim : 2A141A1A4191
Pernbimbing : Evi Nurhidayati, S.Si.T., M.Keb
"'l - :'l!-:
@(@ lS0 9001:2008 FS 600796
",yo3rj9]-,yu-0,0,,*.
PRoFESTONAL QUR',ANI
/iistivah
). 1 ., jr,,1 J.^ I ; r
Kepada Yth.
Ke;ra{a BAPPEDA Bantul
Di Eantul
Sehubungan dengan hal tersebut, kami rnohon ijin satah seorang rnahasiswa kami,
Namra Sri Utanni :
Nir,l 2ffi410l041fi1 :
Pernb{rnrhing :
Evi }.turhidayati, S.Si.T", M.Keb
rr1,,*eroqsdr,,
pHIkX[:ltlNTAl-l KABUPAl'fi]'J SAhIT[-]L
tsADAN pi::RHNSAf\iAAi\i $)f;MBANGtJf{AFl DAHRAFI
(BAPPHDA)
-lli.r.Robert Wolter lVlonginsidi No. 1 Bantul 557'1 1, Telp. 367533 , Fax. (0274lr 367796
Website: bappr:rclor.bantull<ab.go.id Webniaii: hg-gp"e3ts1@bgi!gl!3-b.gq'ld
1 Dalam mt,:lrrl<sanakan kegiatan trtrsebut harus selalu berkoordinasi (menyamperikan nraksrrci dan tujrian)
der-rgan inl;t ti-rsi Pemerintah Desa setempat serta dinas atau instansi terkait untuk mendapatl.an petunjuk
seperluny;,t;
2. Wajrb nrenjirga ketertiban dan nrernratuhi peraturan perundangan yang berlaku;
3. lzin hanyar ,;ligunakan urrtuk kegieritrn sesuai izin yang diberikan;
4. Penreganll izin wajib melaporl<an pelaksanaan kegiatarr bentuk softcopy (CD) dan hardcoyty kepad;a
Pemerintah l(abupaten Bantul c.q [3appeda Kabupaten Bantul setelah selesai melaksanakan ke giatan;
5, Izin clapat I Iratalkan sewerktu-w;lfrtu apabila tidak me'nenuhi keterrtuan tersebut di atas;
6. l,4enrenuhi l.etentuan, etika dan norma yang berlaku di lokasi kegiatan; dan
7 . ltln ni ticl,:rk boleh disalahgunakan urrtuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu ketertib;tr, umunr cl;rn
kestabilnrr orlmerintah.
Dikeluarkandi :Bantul
Pada tanggal : 02 Maret 2015
A.n t(epala,
..-fip.H Data
'"qlr'6f, ngan,
Litbar g
1998032 004
I941!LCg!_di-sal1"11a i ka n kepada Yth.
1 Bupati ilantul (sebagai laproran)
2 Ka. Ki,rntor Kesatuan Bangsir dan Politik Kab. Bantul
3 Ka. Dinas Kesehatan Kab. [Jrantul
4 Ka. R{::;LJD PANEMBAHAN IIENOPATI BANTUL
Ketua {iTlKES AISYIYAH YOGYAKARTA
Yang LJ,,lrsangkutan (Mahasiswa)
BANTUL
PEMERINTAH KABIJPATEN
IPE
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
IrI JI
Jl. Dr. wAHIDIN suDIRo HUSoDo BANTUL ss7t41 E[t#
"''#331i11flil,::iiif,ltlfl:i:l:fl"' ffi
E-Mail: rsudps@bantulkab.go.id
_Djlinkantepsda :
Dengan Ketentuan
Demikian surat keterangan ini dibuat untul.: dlrpar dipcrgunakan sehagairr:ina mcslinya.
Kcuangan
Diklat.
2009 03 2 001
2 \'h:,
Lampiran 3
Kepada Yth.
Dengan hormat.
NIM : 201410104191
Dengan segala kerendahan hati peneliti mohon ibu- ibu untuk berkenan menjadi
responden penelitian ini dengan mengungkapkan dengan jujur dan sesuai
faktanya. Hasil wawancara ibu- ibu sangat dibutuhkan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan serta akan kami jaga kerahasiaannya.
Atas ketersediaan ibu – ibu , penulis ucapkan terimakasih dan semoga budi baik
ibu- ibu mendapatkan balasan dari allah SWT.
Yogyakarta.........
Hormat Saya
( SRI UTAMI )
Lampiran 4
INFORM CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
Nama :
NIM :
Yogyakarta,
Hormat saya,
(..........................)
Lampiran 5
Lembar Biodata Ibu
1. Nama Ibu :
2. Tanggal Lahir : ____/_____/_____
Tgl. Bln. thn
3. Usia Ibu : Tahun
4. Pendidikan Terakhir :
5. Pekerjaan :
6. Agama :
7. Suku :
8. Telp Rumah :
No HP :
9. Alamat : ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
10. Berikan tanda (v) pada kolom dibawah ini (di isi oleh peneliti)
Paritas
Primpara Multipara
11. Ruptur Perineum (diisi oleh peneliti)
Ruptur Spontan : Derajat II , Derajat III Derajat IV
Episiotomi
12. Suport Keluarga dan Sosial
Ya
Tidak
13. Status Pernikahan
Nikah
Belum /Tidak Nikah
Lampiran 6
Skema Prosedur Penelitian
1. Pengaturan Tingkat Nyeri Ibu Post Partum Yang Mengalami
Episiotomi Dan
Ruptur Spontan
(untuk ibu post partum kelompok ruptur spontan dan kelompok
episiotomy)
- Inform consent
- Pengkajian nyeri dan
pengukuran tingkat
nyeri
Alat Penelitian
Pengkuran Skala Nyeri Menurut wong Baker
Lampiran 8
LEMBAR INSTRUMEN
Lembar Instrumen Tingkat nyeri Untuk Ibu post partum Yang Mengalami
Episotomi
Petunjuk :Tuliskanlah hari, tanggal, dan nama ibu post Partum yang dilakukan
kolom paritas. Tulis Umur, tekanan darah, nadi. Dan skala nyeri yang
LEMBAR INSTRUMEN
Lembar Instrumen Tingkat nyeri Untuk Ibu post partum Yang Mengalami
Ruptur Spontan
Petunjuk : Tuliskanlah hari, tanggal, dan nama ibu post partum yang mengalami
pada kolom paritas. Tulis Umur, tekanan darah, nadi. Dan skala nyeri
`
Lf t'1 BAR BrM SlI'{GAN PTNYUsUNAN SKRIP.S I
li
i
rA :Q
l
/\
iii It I Eut \tu\ htd agat SSir Ml<r,b
irl
2 ' Jutcl ui SLc-v-11zsi a arnq | .
i
7 -ro )ott4 i t4
lrl
i-1-; .
ll iur
'! i
3 I Lo,vi
"Lotv i '
I dzngorn , "i.:'::
.,:;::::uo!,,
tbtnaarr 8u
btr\r'btngan o,?',lll^".
Ar-
R, €q- gg lan
l
l
I i
,ll
I
j:\
i^
l'-'' -2orq I
I,
Jraui
r.tc[vtcr
sn-ir\psi r-l.qr,, bao
-t rcvisi ekB I
r i
;
-+ /
V
li
i;l,,. ^)nrw i Rev's, B4€ f
"{orr ltone,L- C4g i i ( -.J^
a",/ tr
V
/c,
l
,IW-,J rfu).agqx' SeiI. MkaA
)
)q/ 2o Lr
ALc-
.t
t,
'tdoqh,l,{7 htK?h
2{/ 20lr
) t,) 4c(
r.l.
k.attt,tt gdL n C
I
le
'
i
I /,-/ 2orrr- >. l
r) /\
l/
I ry-wi- iitl-evi N.iqrtriaryr.r\'. {,J.r, /t.J}<e13
i
I
l\4.1q,2
ls I
I aol\: >) r
lcor,*t Cac.; ri
rr .i
l1 '(-
t
i
,,1
il-r v r-- t(7 1,4 lctu.
i
/c,,r(Ur %AA iv r il
l0
t7v1tot; I
l
;lL
I i !'ru ar1 SSI MIC4
i
,l1^
-i/6^r/
lq 2_o ty l<,onrrri \ab Lv t- O
:/ ssf l/f%
.4 --
II' r 1- i r',,.;'.
. ;y'4 t ,,r,t
l
r
--'tu t /
rliil
,l
i
:
l\-7-2crs-' )-r
I
-NJrh
I|lu tvr , d aqdt, . ssl. l'.1 lab
lq -? -Lory-
T, MP4
_l
Lampiran 11
Tabel.3 Distribusi Frekuensi Nyeri Ibu Post Partum yang Mengalami Ruptur
Spontan di RSUD Panembahan Senopati
Frekuensi
Tingkat nyeri
F %
Ringan 18 56,2
Sedang 11 34,4
Berat 3 9,4
Total 32 100,0
Tabel.4 Distribusi Frekuensi Nyeri Ibu Post Partum yang Mengalami Episiotomi
di RSUD Panembahan Senopati
Frekuensi
Tingkat nyeri
F %
Ringan 0 0,0
Sedang 17 53,1
Berat 15 46,9
Total 32 100,0
Tabel.5 Distribusi Frekuensi Perbedaan Tingkat Nyeri Ibu Post Partum yang
Mengalami Ruptur Spontan dan Episiotomi
di RSUD Panembahan Senopati
Rupur
Episiotomi Total
Tingkat nyeri Spontan
F % F % F %
Ringan 18 56,2 0 0,0 18 56,2
Sedang 11 34,4 17 53,1 28 87,5
Berat 3 9,4 15 46,9 18 56,1
Total 32 100,0 32 100,0 64 200,0
Statistics
ruptur epis
N Valid 32 32
Missing 0 0