I. Definisi
Istilah kekuatan atau tegangan pada bahan seperti kayu erat
kaitannya dengan kemampuan bahan untuk mendukung gaya luar atau
beban yang berusaha merubah ukuran dan bentuk bahan tersebut.
Gaya luar yang bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan
timbulnya gaya-gaya dalam pada benda tersebut yang berusaha
merubah ukuran dan bentuk. Gaya-gaya dalam ini disebut dengan
tegangan yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Perubahan ukuran atau bentuk dikenal sebagai deformasi atau
regangan. Jika tegangan yang bekerja kecil maka deformasi yang
terjadi juga kecil, dan ketika tegangan dihilangkan sepenuhnya maka
bentuk benda akan kembali pada bentuk semula sesuai dengan sifat
elastisitas benda tersebut. Puncak garis kesebandingan antara kenaikan
tegangan dengan kenaikan regangan disebut dengan batas sebanding.
Di luar batas sebanding, regangan akan meningkat lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan tegangan (lihat Gambar 2.1). Jika
tegangan yang didukung melebihi gaya dukung serat maka serat-serat
akan putus dan terjadilah keruntuhan/kegagalan.
Kayu memiliki beberapa jenis tegangan, pada jenis tegangan
tertentu nilainya besar tetapi pada jenis tegangan yang lain nilainya
kecil. Jenis-jenis tegangan yang berbeda tersebut berperan secara
bersama-sama, sebagai contoh tegangan tekan akan berusaha
menekan/memperpendek kayu, tegangan tarik akan berusaha
20 Konstuksi Kayu
Tegangan
Keruntuhan
Batas sebanding
Regangan
berat jenis kayu pada satu macam kayu. Sebagai contoh kayu
bangkirai; Berat jenis pada kondisi kering udara berkisar antara 0,6
sampai 1,16. Karena kekuatan kayu berkorelasi linier dengan berat jenis,
maka kayu bangkirai seharusnya tidak terletak pada satu kelas kuat
agar penggunaannya dapat optimal.
Tabel 2.1 Nilai kuat acuan (MPa) berdasarkan atas pemilahan secara
masinal pada kadar air 15%
Kode mutu Ew Fb Ft // Fc // Fv Fc
Dimana :
Ew : modulus elastisitas lentur
Fb : kuat lentur
Ft// : kuat tarik sejajar serat
Fc// : kuat tekan sejajar serat
Fv : kuat geser
Fc : kuat tekan tegak lurus serat
Ew = 16.500G0,7 (2.1)
Apabila nilai G yang diketahui bukan pada kadar air standar tetapi
pada kadar air m% (m sebaiknya lebih kecil dari pada 30%), maka
prosedur berikut ini dapat dilakukan untuk menentukan berat jenis kayu
pada kadar air 15% (SNI-5, 2002; ASTM D2395-02).
m=
Wg Wd x100%
Wd
Wg
=
Vg
Gm =
1.0001 m / 100
4. Menentukan berat jenis dasar (Gb)
Gm 30 m
Gb = , dengan a =
1 0,265aGm 30
Gb
G=
1 0,133Gb
10 mm
20 mm
10 mm
m=
1,6 1,3 x100% = 23%
1,3
1,6 10 3 kg
= = 800 kg/m3
2 10 6 m 3
30 23 0,65
a= = 0,233 Gb = = 0,625
30 1 0,265 x0,233x0,65
Berat jenis pada kadar air 15% (G)
Gb 0,625
G= = = 0,68
1 0,133Gb
1 0,133x0,625
28 Konstuksi Kayu
4. Mata kayu
Mata kayu mempengaruhi jenis-jenis kekuatan kayu dengan
tingkat yang berbeda-beda tergantung pada ukuran, letak, dan jenisnya.
Jenis-jenis kekuatan kayu dipengaruhi secara nyata oleh mata kayu. Hal
BAB 2 Tegangan Bahan Kayu 31
ini disebabkan serat-serat pada mata kayu miring dan tidak teratur.
Mata kayu tidak mempengaruhi semua jenis-jenis kekuatan kayu
dengan tingkat yang sama. Tegangan geser, tegangan tekan tegak
lurus serat, dan modulus elastis sedikit dipengaruhi dengan adanya
mata kayu, sedangkan tegangan tekan sejajar serat, tegangan lentur
mengalami penurunan yang cukup besar dengan adanya mata kayu.
Pengaruh mata kayu yang dinyatakan dalam luas mata kayu adalah
sebanding terhadap luas tampang batang kayu itu sendiri. Lokasi mata
kayu juga memiliki pengaruh dalam penurunan kekuatan kayu. Sebagai
contoh pada sebuah balok kayu, mata kayu yang terletak pada daerah
tekan akan sedikit pengaruhnya dari pada mata kayu dengan ukuran
yang sama dan terletak pada daerah tarik. Sedangkan apabila letak
mata kayu pada garis netral, maka pengaruhnya akan kecil sekali.
V. Tegangan karakteristik
Telah banyak disebutkan bahwa keragaman struktur serat kayu
dapat mempengaruhi kekuatan kayu. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengukuran terhadap keragaman dari masing-masing jenis kekuatan
dengan cara pengelompokan jenis-jenis kekuatan tersebut pada
macam-macam kelas kuat. Sangatlah mungkin untuk memperhitungkan
keragaman pengujian kayu melalui standar deviasi (S). Jika jumlah
sampel sangat banyak, maka ada hubungan matematika antara standar
deviasi dengan interval nilai hasil pengujian. Jika pengujian dilakukan
untuk satu jenis kekuatan tertentu dengan jumlah sampel yang banyak,
maka hasil pengujian tersebut dapat digambarkan menjadi kurva
distribusi Gaussian.
32 Konstuksi Kayu
2. Pengaruh waktu
Kekuatan atau tegangan kayu erat kaitannya dengan
lamanya atau durasi pembebanan. Dengan kata lain kekuatan kayu
merupakan fungsi waktu (time-dependent). Sebagai contoh,
lendutan pada struktur rak buku. Berdasarkan analisis gaya dan
tegangan, beban-beban awal dari buku-buku tidak cukup untuk
menyebabkan rak buku tersebut patah. Tetapi bila beban buku-
buku tadi ditahan dalam waktu yang lama, maka lendutan akan
meningkat sebagai akibat “menurunnya tegangan” dan pada
akhirnya struktur rak buku akan mengalami keruntuhan. Perilaku
meningkatnya lendutan pada contoh rak buku di atas dikenal
dengan istilah rangkak (creep).
Pengujian kekuatan atau tegangan kayu yang dilakukan di
laboratorium umumnya berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat (kurang lebih lima menit). Kekuatan atau tegangan kayu
36 Konstuksi Kayu
yang dihasilkan pada waktu yang singkat lebih tinggi dari pada
hasil pengujian dengan durasi pembebanan yang lebih lama
(seperti: satu minggu, satu bulan, atau bahkan 10 tahun). Beban
yang dapat didukung oleh kayu hingga sepuluh tahun adalah
beban yang menyebabkan tegangan sebesar 60% dari tegangan
yang diperoleh dari pengujian selama 5 sampai 10 menit (Hoyle,
1978). Perilaku tegangan atau kekuatan kayu yang time-
dependent ini harus diperhitungkan di dalam perencanaan atau
analisis kekuatan konstruksi kayu.