Anda di halaman 1dari 8

REFERAT

SKILL
SURVEI KONSUMSI

Oleh:
Salwa Rizqi Salsabila
201810330311050

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinamika konsumsi pangan yang berubah secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan berbagai sektor termasuk sektor pendapatan adalah harus dipantau setiap
periode waktu tertentu, Pemantauan ini dijelaskan sebagai salah cara untuk mendeteksi secara
dini kemampuan sektor produksi untuk menjamin pasokan guna mengatasi gejolak harga
yang dapat memicu inflasi. Makanan adalah pemicu inflasi yang paling potensial. Jika inflasi
naik karena kenaikan harga makanan pokok maka ini dapat memicu lahirnya masalah gizi
dan kesehatan. Perubahan itu layaknya dapat dimonitor melalui survei konsumsi pangan
penduduk secara berkala.
Berdasarkan kerangka berpikir demikian maka, survei konsumsi pangan penduduk
menjadi salah satu alasan penting dalam menelaah dinamika konsumsi pangan serta dampak
penyerta bagi gizi dan kesehatan. Pengukuran konsumsi pangan adalah beragama sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengukuran konsumsi pangan dibedakan salah satunya
menurut individu, keluarga dan kelompok.
Pengukuran konsumsi individu adalah pengukuran konsumsi makanan hanya pada
satu orang. Hasil pengukuran konsumsi makanan individu juga digunakan untuk menilai
asupan zat gizi secara individu. Hasil ini hanya dapat dijadikan acuan untuk memberikan
nasehat gizi kepada subjek yang diukur, karena berkesuaian dengan kondisi fisiologi,
psikologi sosial dan budayanya sendiri (Suyastiri 2008).

1.2. Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang tujuan dan langkah-
langkah melakukan survei konsumsi pada pasien.
Survei konsumsi pangan sebagai fungsi dari penilaian status gizi secara tidak langsung
bertujuan untuk memberikan informasi awal tentang kondisi asupan zat gizi individu,
keluarga dan kelompok masyarakat saat ini dan masa lalu. Pada sisi ini diketahui bahwa
informasi tentang kualitas dan kuantitas asupan zat gizi saat ini dan masa lalu adalah
cerminan untuk status gizi masa yang akan datang. Konsumsi hari ini akan memengaruhi
kondisi kesehatan dan gizi dimasa yang akan datang. Status asupan gizi saat ini yang
diketahui dari kuantitas dan kualitas makanan di meja makan, adalah bermanfaat untuk
mendeskripsikan status gizi dimasa yang akan datang.

1.3. Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan memperluas
pengetahuan penulis maupun pembaca tentang bagaimana langkah melakukan survey
konsumsi pada pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Pengertian survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran
konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan
metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan mengevaluasi asupan zat
gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak langsung.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman
(Kementan 2016), (Kemenkumham 2015).

2.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum survei konsumsi pangan adalah untuk mengetahui
gambaran umum konsumsi pangan individu, kelompok dan masyarakat baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif dalam rangka menilai status gizi
secara tidak langsung.
b) Tujuan Khusus
- Mengetahui asupan zat gizi individu baik mikro maupun mikro untuk
keperluan terapi gizi.
- Mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu pada periode
waktu tertentu.
- Mengetahui kebiasaan makan individu.
- Mengetahui kekerapan konsumsi bahan makanan tertentu sebagai risiko
timbulnya masalah gizi.
- Mengetahui jumlah zat gizi sebagai fortifikan dan jenis bahan makanan
pembawa vehicle untuk mengatasi defisiensi zat gizi.
- Mengetahui kualitas dan kuantitas asupan gizi keluarga.
- Mengetahui besarnya risiko kerawanan pangan dan cara intervensi dalam
rangka ketahanan pangan wilayah.

2.3 Sasaran Survei


Sasaran SKP dapat diketahui berdasarkan tujuan penilaian SKP. Tujuan yang
berkaitan dengan Survei Konsumsi Pangan pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu secara tidak langsung (Indirect/ecological) dan langsung (direct). Secara rinci
dijelaskan oleh Ruth E Peterson dan Pirjo Pieinen (2004) sebagai berikut:
Berdasarkan skema di atas diketahui bahwa penilaian konsumsi pangan secara tidak
langsung adalah neraca bahan makanan, dan pada skala rumah tangga dengan metode food
account (pencatatan jumlah makanan). Pada sudut pandang lain yang merupakan penilaian
konsumsi pangan pada sasaran secara langsung adalah fokus pada penilaian konsumsi masa
yang akan datang (prospektif) dan fokus pada penilaian konsumsi masa kini dan masala.

2.4. Metode Survei Konsumsi Pangan (Food Recall 24 Jam)

1. Pewawancara menanyakan dan mencatat semua makanan atau minuman yang


dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24
jam, 48 jam hingga 3 hari yang lalu (tergantung pada tujuan survey konsumsi
makanan). Kemudian melakukan konversi dari Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti
potong, ikat, gelas, piring dan alat atau ukuran lain yang biasa digunakan di rumah
tangga ke dalam ukuran berat (gram). Daftar URT digunakan dalam menaksirkan
jumlah bahan makanan, bila ingin mengkonversi dari URT kedalam ukuran berat
(gram)dan ukuran volume (liter ).Pada umumnya URT untuk setiap daerah dan rumah
tangga berbeda-beda, oleh karena itu sebelum menggunakan daftar URT perlu
dilakukan koreksi sesuai dengan URT yang digunakan. Terutama untuk ukuran
potong, buah, butir, iris, bungkus, biji, batang, ikat dan lain-lainnya, sehingga
informasi dan pencatatan harus dilengkapi dengan besar dan kecil ukuran bahan
makanan atau makanan tersebut Menurut Susanto (1987).
2. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM). DKBM adalah daftar yang memuat susunan
kandungan zat-zat gizi berbagai jenis bahan makanan atau makanan. Zat gizi tersebut
meliputi energi, protein,lemak, karbohidrat, beberapa mineral penting (kalsium, besi,
dan vitamin, (Vitamin A,Vitamin B, Niasin dan Vitamin C).
3. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA)atau
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia. Untuk menilai tingkat konsumsi
makanan diperoleh suatu standar kecukupan yang telah dianjurkan atau Recomended
Dietary Allowance (RDA) untuk populasi yang diteliti.

(Contoh Formulir Quick List pada Metode Food Recall 24 Jam)

2.5. Kelebihan Metode Food Recall 24 Jam


Metode Food Recall 24 Jam mempunyai beberapa kelebihan,diantaranya yaitu.
1) Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.
2) Cepat,sehingga dapat mencakup banyak responden.
3) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar –benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
4) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat
yang luas untuk wawancara.
5) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
2.6. Kekurangan Metode Food Recall 24 Jam
Metode Food Recall 24 Jam juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya
yaitu :
- Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari–hari bila hanya
dilakukan recall satu hari.
- Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena
itu, responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode
ini tidak cocok dilakukan pada anak usia 7 tahun, orang tua berusia 70
tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
- The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung untuk melaporkan konsumsinya lebih
sedikit (under estimate).
- Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat.
- Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari
penelitian.
- Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen,hari pasar,akhir pekan, pada saat melakukan
upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain. Karena keberhasilan
metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan
kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat
meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali
pada hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu
keluarga dari hari ke hari.
BAB 3
KESIMPULAN

Survei konsumsi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui asupan gizi seseorang
maupun kelompok dalam rangka untuk mengetahui status gizi yang bersangkutan. Terdapat
berbagai macam survei konsumsi baik individu maupun kelompok dengan langkah-langkah
yang berbeda. Pada survei ini, khususnya pada metode Food Recall 24 Jam kita menggali
bedasar ingatan pasien, hal ini mmerlukan kekooperatifan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbangkes, 2014. Buku Studi Diet Total : Survei Konsumsi Makanan Individu.
Charlebois, S., 2011. Food recalls , systemic causal factors and managerial implications The
case of Premiere Quality Foods. , 113(5), pp.625–636.
Cheng, G. et al., 2012. Relative validity of a 3 d estimated food record in German toddlers.
Public Health Nutrition, 16(4), pp.1–8.
Supariasa, I Dewa Nyoman, et al., Penilaian Status Gizi, (Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC,2002).
Sirajudin. Bahan Ajar Gizi Survey Kondisi Pangan. KEMENKESRI. 2018.

Anda mungkin juga menyukai