Anda di halaman 1dari 13

PEDIKULOSIS KAPITIS DAN

PEDIKULOSIS PUBIS

Oleh :

HUSNUL AMALIAH MUHYIDDIN


70600118013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMUKESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2020
1. DEFISINI

a.Pedikulosi Kapitis
Pediculosis capitis adalah infeksi kulit atau rambut kepala
dimana yang disebabkan oleh infestasi Pediculus humanus var.
capitis.1
b.Pedikulosis Pubis
Pedikulosis pubis adalah infeksi rambut di daerah pubis dan
disekitarnya oleh Pthirus Pubis2
2. EPIDEMIOLOGI

a.Pedikulosis Kapitis
Prevalensi kejadian pedikulosis kapitisdi dunia cukup
bervariasi, dari 1,92% penduduk Spanyol hingga 81,5% penduduk
Argentina.Dari penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, 71,3%
putri yang tinggal di asrama di Yogyakarta terinfestasi pedikulosis
kapitis.Penelitian di Malaysia membagi tingkatan manifestasi dari
pedikulosis kapitis, yaitu prevalensi P. h. capitis mencapai 35%,
dengan 18,2% adalah infestasi ringan dan 16,8% adalah infestasi
berat. (adinda )3
Penyakit ini prevalensi cukup tinggi terutama anak sekolah
dan penyakit ini juga telah menjadi masalah dinegara berkembang
maupun negara maju. Di Amerika Serikat setiap tahunnya
Pediculosis capitis ini menyerang 6 hingga 12 juta
orang.Berdasarkan jenis kelamin, risiko dua kali lebih besar adalah
perempuan dibandingkan dengan laki-laki.1
Rasio investasi Pediculus humanus var. capitis pada anak
sekolah di Negara Thailand berkisar 12,26%-29,76%. Rasio pada
kelompok usia anak 12 tahun 26,07% Sedangkan untuk rasio
kelompok usia anak 8 tahun meningkat menjadi 55,89. 1
Pedikulosis kapitis masih menjadi salah satu permasalahan

2
di Indonesia. Tercatat pada tahun 2015 terdapat 15% anak di
Indonesia mengalami infeksi pedikulosis kapitis. Penyakit ini dapat
menyarang semua ras dan berbagai tingkatan sosial. Namun
prevalensinya meningkat pada orang-orang dengan kondisi sosio-
ekonomi rendah. Sanitasi lingkungan dan kondisi higiene yang
kurang baik mempermudah penyebaran penyakit ini.Hingga saat ini
di Indonesia, terapi pada penderita pedikulosis kapitis masih
4
menggunakan terapi berbasis pestisida.

b.Pedikulosis Pubis

penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat di


golongkan dengan infeksi menular seksual (IMS) serta dapat pula
menyerang jenggot dan kumis .Infeksi ini juga dapat terjadi pada
anak yaitu di alis atau di bulu mata (mislanya blefaritis ) dan pada
tepi batas rambut kepala.2

3. ETIOPATOGENESIS

a.Pedikulosis Kapitis
Infestasi ringan P. h. capitis bisa saja tidak menimbulkan
gejala atau menimbulkan rasa gatal. Infestasi yang lebih berat dari
ektoparasit ini dapat berdampak pada timbulnya rasa gatal
berlebihan serta menyebabkan luka lecet pada kulit kepala akibat
garukan. Selain itu, infestasi berat juga dapat menyebabkan rambut
menggumpal. Akibatnya, kualitas tidur menurun, aktivitas sehari-
hari terganggu, serta dapat menimbulkan gangguan psikologis
seperti kurangnya rasa percaya diri. Untuk mengisap darah
manusia, tuma akan menggigit kulit kepala responden dan
mengeluarkan ekskretan berupa liur yang menimbulkan rasa gatal.
Rasa gatal akan menimbulkan keinginan untuk menggaruk,
sehingga menyebabkan luka di kulit kepala. Luka ini dapat menjadi

3
jalan bagi organisme lain untuk menginfeksi, sehingga
menimbulkan dampak yang sistemik.Pedikulosis kapitis sering
diabaikan oleh masyarakat karena tidak memberikan dampak yang
berbahaya secara signifikan.Infestasi P. h. capitis hanya
disebabkan oleh penularan, misalnya jika menggunakan sisir, topi,
handuk, atau bantal milik responden yang terinfestasi P. h. capitis .
Kebiasaan pinjam meminjam barang tersebut merupakan
penyebab berpindahnya tuma dari satu responden ke responden
lainnya karena tuma tidak dapat terbang. Barang-barang pinjaman
merupakan media yang baik untuk penularan, terlebih lagi jika
barang-barang tersebut jarang dibersihkan sehingga menjadi
habitat yang baik untuk tuma.Meskipun hanya dapat ditularkan
melalui kontak langsung, berbagai penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa terdapat beberapa Prevalensi pedikulosis. 3
Infestasi tuma dapat melalui kontak fisik atau melalui
perantara barang yang digunakan bersama-sama.Tuma dari kepala
hospes pertama dapat hidup di barang-barang yang digunakan
hospes tersebut, lalu berpindah ke hospes kedua saat ia
menggunakan barang-barang hospes pertama. Untuk bertahan
hidup, tuma akan menghisap darah hospesnya dan bersamaan
dengan itu tuma juga akan mengeluarkan ekskretan yang dapat
menyebabkan gatal, iritasi, dan papul merah. Krusta hemorrhagic
muncul di tempat tuma tersebut mengisap darah. Rasa gatal
biasanya lebih dominan dirasakan pada bagian oksipital dan
temporal kepala, sehingga lecet juga banyak ditemukan di daerah
tersebut. Gejala-gejala ini akan muncul beberapa minggu setelah
infestasi pertama. Infeksi sekunder juga dapat terjadi akibat
garukan, sehingga menimbulkan pus, krusta, impetigo, pioderma,
serta dapat berujung pada infestasi yang lebih berat seperti plica
polonica, dengan ciri khas rambut yang menggumpal dan berbau
busuk akibat pus dan eksudat dari infeksi. Selain itu, juga dapat

4
ditemukan penonjolan pada daerah kelenjar getah bening, seperti
di daerah tengkuk, akibat keterlibatan mikroorganisme lain yang
menginfeksi. Awalnya, telur tuma diletakkan pada daerah proksimal
helaian rambut yang dekat dengan kulit kepala karena telur
membutuhkan kelembaban dan kehangatan untuk inkubasi.
Kemudian, telur akan semakin ke arah distal menjauhi kulit kepala
seiring dengan bertambah panjangnya rambut. Telur tuma yang
melekat semakin jauh dari kulit kepala menunjukkan telur yang
lebih matang.3
b.pedikulosis Pubis
Pedikulosis pubis disebabkan oleh kutu Phthirus Pubis yang
panjangnya 12mm, berwarna coklat tua/muda; mempunyai 3
pasang kaki dengan ujung seperti cakar yang digunakan untuk
mencengkam rambut, dan kepalanya dimasukkan kedalam
folikel.1,5 Pediculus pubis sering juga disebut crab karena
ukurannya yang lebih pendek, badan yang lebih lebar (0,8 - 1,2
mm) dan cakar depan yang besar, memberikan gambaran seperti
kepiting. Kutu pubis berwarna putih hingga abu-abu dan berbentuk
oval dan memiliki abdomen yang lebih kecil daripada P. humanus
capitis dan P. humanus corporis.2,3,6 Siklus hidup rata-rata
Pediculosis pubis adalah 35 hari, periode dari ovum menjadi
dewasa selama 15 hari. Pediculosis pubis betina rata-rata bertelur
1 - 2 butir per hari. Telurnya, berwarna coklat terang, yang
melengket pada rambut manusia dapat hidup hingga 10 hari. Cakar
yang besar memungkinkan Pediculosis pubis memegang rambut
pada daerah paha, perianal, dan aksila.6
Penularan Pediculus pubis pada umumnya terjadi karena
adanya kontak langsung. Penularan dari seseorang ke orang
lainnya terutama terjadi melalui hubungan seksual. Pediculus pubis
tidak menyebar secepat kutu manusia lain di luar host karena
jangka hidupnya lebih singkat (24 - 36 jam) dibandingkan beberapa

5
hari untuk kutu lainnya.6
Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun
penularan secara non-seksual melalui pemakaian tempat tidur atau
pakaian yang digunakan bersama juga dapat terjadi, kasus seperti
ini terutama ditemukan pada anak-anak. Masa inkubasi kutu
biasanya sekitar 5 hari sampai beberapa minggu berikutnya. 6
Kutu pubis menimbulkan reaksi inflamasi non-spesifik pada
lapisan epidermis dan dermis. Gejala berupa rasa gatal muncul
karena pengaruh liur danekskreta dari kutu yang dimasukkan ke
dalam kulit ketika menghisap darah.6

4. ANAMNESIS

Dari anamnesis, pasien umumnya datang dengan keluhan


utama gatal terutama di daerah pubis dan dapat meluas sampai ke
daerah abdomen dan dada. Adanya gejala gatal pada paha, aksila,
dan bulu mata atau alis mata dapat membantu membedakan
pedikulosis pubis dari kutu kepala dan kutu badan. 7
5. PEMERIKSAAN

Pedikulosis Kapitis
a.efloresensi
Infeksi sekunder juga dapat terjadi akibat garukan, sehingga
menimbulkan pus, krusta.3
b.pemeriksaan fisik
Diagnosis dibuat secara klinis. Dalam kebanyakan
kasus, seseorang dapat menggunakan selotip di atas area yang
terinfeksi untuk mengambil kutu dan memeriksanya di bawah
mikroskop. Pemeriksaan lampu kayu dapat mengungkapkan
fluoresensi kuning telur kehijauan dan telur. Kadang-kadang rambut
kemaluan dapat mengungkapkan adanya kutu dan ini merupakan
3
indikasi untuk pengobatan infeksi menular seksual.

6
Kerokan sering dilakukan untuk menyingkirkan infeksi jamur
ketika diagnosis tidak jelas.3
c.pemeriksaan diagnositik
Diagnosis pasti dari Pediculosis capitis adalah ditemukan
Pediculus humanus var. capitis dewasa, nimfa, dan telur di kulit dan
rambut kepala.1 Adanya tungau dewasa merupakan tanda bahwa
sedang mengalami infeksi aktif, tetapi tungau dewasa sangat sulit
ditemukan karena dapat bergerak sekitar 6-30 cm permenit dan
bersifat menghindari cahaya. Cara untuk menemukan tungau
dewasa maupun nimfa dapat dilakukan dengan penyisiran serit
yang merupakan metode yang lebih efektif dari pada inspeksi
visual.8 Terdapat beberapa penyakit kulit lainnya yang dapat
menyebabkan gatal pada kulit kepala anatara lain dermatitis
seboroik, psoriasis, gigitan serangga, eksim dan infeksi jamur atau
Tinea capitis (PENATA )

Pedikulosis Pubis
a.Efloresensi
bercak-bercak makula dengan batas yang tidak tegas,
Selain itu, dapat pula ditemukan eritema di sekitar folikel
rambut dan ekskoriasi.
b.Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisis ditemukan kutu atau telur yang
viable atau hidup. Dibutuhkan mata yang terlatih untuk dapat
melihat kutu yang bergantung pada pangkal rambut, karena
kadang warnanya sama dengan warna kulit atau terlihat
seperti krusta perdarahan. Pada tubuh pasien dapat
ditemukan rata-rata 10 sampai 25 kutu atau bahkan lebih
dari itu. Jika kutu tidak ditemukan, telur kutu dapat
ditemukan dekat pangkal rambut.
c.Pemeriksaan Diagnosis

7
Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan menggunakan Wood lamp. Pada daerah yang
dicurigai akan memberikan fluoresensi kuning-hijau dari kutu
dan telurnya. Sisir bergigi rapat atau sisir kutu dapat
digunakan untuk mengeluarkan telur kutu atau kutu hidup.
Plester dapat direkatkan pada daerah yang terkena untuk
merekatkan kutu dan diletakkan pada kaca objek mikroskop
untuk diperiksa.
Kerokan untuk kultur jamur dapat dilakukan jika
didiagnosis banding dengan infeksi dermatofita. Hal ini
berguna apabila diagnosis tidak jelas, misalnya jika belum
ada kutu atau telur kutu yang bisa diidentiflkasi. Dengan
ditemukannya kutu pubis, maka pada pasien juga perlu
dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya penyakit
menular seksual lainnya seperti infeksi Chlamydia dan
gonore.
6. PENATALAKSANAAN

a.Pedikulosis Kapitis
Metode pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode yang mencakup metode fisik maupun
kimiawi. Metode secara kimiawi, yaitu penggunaan insektisida atau
pedikulisida, secara luas telah dipakai diseluruh dunia. Insektisida
mudah dan nyaman untuk digunakan serta hasilnya sangat efektif.
Akan tetapi, terdapat adanya efek samping yang potensial dan
juga banyak ditemukan terjadinya resistensi tungau terhadap
beberapa insektisida. Metode fisik yang dapat digunakan adalah
dengan mencukur rambut untuk mencegah infestasi dan membantu
7
agar obat topikal bekerja lebih baik dan tidak terhalang rambut.
b.Pedikulosis Pubis
pengobatan sama dengan pengobatan pedikulosis
korporis,yakni menggunakan krim gameksan 1% atau benzyl

8
benzoate 25%
7. KONSELING DAN EDUKASI

a.Pedikulosis Kapitis
Kutu adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang
mempengaruhi jutaan anak. Masalahnya ditemui di banyak
sekolah, dan sayangnya, banyak anak sering datang terlambat dan
siklus infestasi berlanjut di rumah. Sementara kutu dikelola oleh
dokter di ruang gawat darurat dan di perawatan primer, perawat
dan apoteker memainkan peran penting dalam manajemen dan
pencegahan kutu di luar rumah sakit, sebagai bagian dari tim
kesehatan interprofesional. 8
Kuncinya adalah pendidikan orang tua yang perlu tahu
bahwa semua individu dalam keluarga juga perlu diperiksa dan
dirawat. Bahkan anggota keluarga yang tidak memiliki kutu tetapi
berbagi produk perawatan pribadi atau bahkan berbagi tempat tidur
memerlukan perawatan profilaksis. Ada bukti kuat bahwa
pendidikan dapat menurunkan kutu di sekolah. Pendidikan jauh
lebih penting daripada memiliki "tidak ada kebijakan sekolah '.
Apoteker harus menekankan pentingnya kepatuhan pengobatan
dan memberikan orang tua dengan informasi rinci tentang
bagaimana dan kapan harus menggunakan obat. Perawat harus
melakukan pemantauan dan tindak lanjut pada kunjungan
berikutnya, memverifikasi kepatuhan, dan menjawab pertanyaan,
melaporkan setiap kekhawatiran yang muncul ke prescriber. Untuk
meminimalkan kutu, anak dan orang tua harus diberitahu untuk
tidak berbagi sisir, sikat atau syal. Sementara mencukur rambut
adalah perawatan yang efektif, itu tidak dapat diterima saat ini
Lebih lanjut.8
b.Pedikulosis Pubis
Jika kutu kemaluan ditemukan, maka kedua pasangan perlu
perawatan, dan mereka harus diselidiki untuk infeksi menular

9
seksual lainnya. Akhirnya, orang tua harus dididik tentang cara
mencuci pakaian, linen dan pakaian lainnya. Semua langkah ini
paling baik diberlakukan oleh pendekatan tim interprofesional yang
kohesif . 8

8. PROGNOSIS

a.Pedikulosis Kapitis
Baik dengan menjaga hygiene 2
b.Pedikulosis Pubis
Pada umumnya prognosis dari penyakit Pediculosis pubis baik.
Kegagalan terapi biasanya terjadi karena pengobatan hanya dilakukan
pada pasien yang terinfeksi dan pasangan seksual pasien menolak
untuk diobati.6

9. KOMPLIKASI

a.Pedikulosis Kapitis
Karena hingga saat ini di Indonesia, terapi pada penderita
pedikulosis kapitis masih menggunakan terapi berbasis pestisida.
Tanpa mengatahui komplikasi yang akan ditimbulkan, peditox yang
mengandung pestisida jenis organoklorin yang dapat menimbulkan
gangguan pada sistem saraf pusat hingga kematiaN. 9
b.Pedikulosis Pubis
Iritasi kulit akibat seringnya menggaruk area yang didiami kutu
kemaluan berisiko menimbulkan impetigo atau bisul akibat paparan
bakteri. Peradangan kelopak mata (blefaritis) atau konjungtiva
(konjungtivitis) juga dapat terjadi jika kutu kemaluan mendiami bulu
mata. Segera temui dokter untuk memeriksakan kondisi ini. 6

10. KASUS

a.Pedikulosis Kapitis

10
 
1. Pasien anak berusia 8 tahun dibawa ibunya ke
puskesmas karena gatal pada kepala. Pada pemeriksaan
didapatkan gambaran papula eritematosa ukuran milier,
dan nampaknya ada telur – telur yang menempel si
bagian helai – helai rambtnya dan nampaknya hal yang
sama juga terjadi pada teman – teman di sekolahnya
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Dermatitis seboroik
b. Pedikulosis kapitis
c. Furunkulosis
d. Pedikulosis korporis
e. Ptiriasis

b.Pedikulosis Pubis
2. seorang wanita 25 tahun datang dengan gejala gatal di
daerah pubis dan sekitarnya.
Gatal dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada,
yang ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-abu-
kebiruan .Apakah diagnosis paling mendekati untuk pasien ?
a. Pedikulosis pubis
b. Dermatitis seboroik
c. Furunkulosis
d. Pedikulosis korporis
e. Ptiriasis

11
DAFTAR PUSTAKA

1.Nurmatialila woro ,2019 “hubungan antara tingkat


pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis dan praktik
kebersihan diri dengan kejadian pedikulosis kapitis pada
siswa sdn 1 tunggak kecamatan toroh kabupaten
grobogan” FK UNIUVERSITAS DIPONEGORO .Volume 8
no 3

2.Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.2019.Cetakan


ke delapan.EGC.Jakarta FKUI

3.Meidisa Akhmad Adinda, Sri Linuwih Menaldi.2012


“Prevalensi Pedikulosis Kapitis dan Hubungan Tingkat
Infestasi dengan Karakteristik Santri Putri Pesantren X,
Jakarta Timur.FK UI

4.Anggraini Annisa , Qaira Anum, Machdawaty


Masri.2018 ” Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Personal Hygiene terhadap Kejadian Pedikulosis Kapitis
pada Anak Asuh di Panti Asuhan Liga Dakwah Sumatera
Barat

5. Handoko RP. Pedikulosis. Dalam : Djuanda A,2007


eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi V. Jakarta :
FKUI

12
6. Graham R, Burns T. Kutu Kepiting.2006 Dalam :
Dermatologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga;

7. Indah Hardiyanti nani , Betta Kurniawan, Hanna Mutiara,


Jhons Fatryadi Suwandi .2015 “Penatalaksanaan
Pediculosis capitis” volume 4 no 9 FK UNLAM

8. Bragg B, Simon L. Pediculosis Humanis 2019 (Lice,


Capitis, Pubis) [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov.

9. Fitriyah, Ainun Nadiratul, and Yudha Nurdian.


"Penggunaan Dimetikon Sebagai Terapi Alternatif
Nontoksik pada Pedikulosis Kapitis."

13

Anda mungkin juga menyukai