Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA TAMBAK UDANG

VANAME DI DESA WANANTARA KECAMATAN


SINDANG KABUPATEN INDRAMAYU PROVINSI JAWA
BARAT

STUDY KELAYAKAN
Oleh :
Abdullah Safi’i
201810215070

PROGRAM STUDY TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
2019
LEMBAR PERNYATAAN
Abdullah safi’i 201810215070 dengan ini saya menyatakan bahwa :
Study kelayakan yang berjudul ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA UDANG
VENAME DI DESA WANANTARA KECAMATAN SINDANG KABUPATEN
INDRAMAYU PROVINSI JAWA BARAT ini adalah benar-benar merupakan hasil penelitian
saya sendiri kecuali pengutipan sebagai referensi yang sumbernya telah di tuliskan secara jelas
sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah.
Saya memberikan izin kepada bapak PADULLOH,ST,MT. Sebagai dosen pengampu mata
kuliah ekonomi teknik Fakultas Teknik Teknik Industri Universitas Bhayangkara Jaakarta Raya
untuk menyimpan dalam bentuk digital dan di publikasikan melalui internet.
ABSTRAK
Abdullah safi’i 201810215070. Analisis Finansial Budidaya Udang vaname milik bapak
uji di desa wanantara kecamatan sindang kabupaten indramayu provinsi jawa barat. Penelitian
ini tentang analisis finansial pada budidaya udang vaname di desa wanantara kabupaten
indramayu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis secara finansial pembudidaya udang
vaname di desa wanantara untuk mengetahui apakah usaha yang selama ini bapak uji jalankan
bisa dikatakan layak atau tidak dalam analisis finansial. Metode yang digunakan adalah metode
wawancara kepada bapak uji sebagai pembudidaya udang vaname yang di ambil secara sampel,
mengenai modal investasi peralatan maupun operasional, keuntungan, dan banyaknya kebutuhan
untuk proses budidaya. Hasil perhitungan mengenai analisis finansial pada budidaya udang
vaname bapak uji di desa wanantara dengan nilai investasi Rp. 250.000.000 dengan discount
factor 14 % didapat hasil perhitungan pada payback period (PP) 1 tahun . Usulan untuk
pembudidaya udang vaname di desa wanantara kecamatan sindang kabupaten indramayu
provinsi jawa barat bahwa usaha yang bapak uji jalani dikatakan layak menurut analisis finansial.
ABSTRACT
.
Abdullah Safi'i 201810215070. Financial Analysis of Vaname Shrimp Farming owned
by the test father in the wanantara village of Sindangk sub-district of Indramayu Regency, West
Java Province. This research is about financial analysis on the cultivation of vaname shrimp in
Wanantara village Indramayu district. The purpose of this study is to financially analyze the
vaname shrimp farmers in the village of Wanantara to find out whether the business that so far
has been able to run is feasible or not in financial analysis. The method used is the method of
interviewing the test father as a vaname shrimp farmer who was sampled, regarding capital
investment in equipment and operations, profits, and the many needs for the cultivation process.
The results of calculations regarding financial analysis on the cultivation of shrimp test fathers in
the village of wanantara with an investment of Rp. 250,000,000 with a discount factor of 6%, the
results of calculations on the payback period (PP) of 2 years. The proposal for vaname shrimp
farmers in the village of Wanantara Subdistrict of Sindang, Indramayu Regency, West Java
Province, that the business that the father tested was said to be feasible according to financial
analysis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmatnya saya
dapat menyelesaikan laporan study kelayakan ini. Penulisan laporan study kelayakan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas matakuliah ekonomi teknik jurusan teknik industri
fakultas teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Saya sebagai penulis laporan tidak lupa
ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Padulloh,ST,MT. Selaku dosen mata kuliah
ekonomi teknik. Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas study kelayakan ini masih banyak
kekurangan, baik dalam cara penulisan maupun pengolahan data. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya butuhkan untuk kesempurnaan penyusunan tugas ini.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Udang merupakan salah satu komoditas pangan perikanan unggulan di pasar global dan domestik.
Permintaan pasar yang tinggi belum di imbangi oleh ketersediaan suplai produksi yang ada sekarang.
Pada tahun 2013 tercatat bahwa gap antara produksi dengan permintaan udang di dunia sekitar 1.102.631
ton (OCED-FAO,2014). Sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi Indonesia sebagai produsen
dan eksportir industri perikanan di dunia khususnya udang, serangkaian penelitian dan percobaan terus
dilakukan, dan akhirnya melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
No.41/2001, pada tanggal 12 Juli 2001 pemerintah secara resmi melepas udang vaname (Litopeneaus
Vannamei) sebagai varietas unggul untuk dibudidayakan petambak di Indonesia. Kelebihan udang
vaname antara lain lebih tahan terhadap virus bintik putih, pertumbuhan lebih cepat, tahan terhadap
fluktuasi kondisi lingkungan, waktu pemeliharaan relatif pendek yakni sekitar 90-100 hari per siklus,
tingkat suvival rate (SR) atau tingkat kehidupanya tergolong tinggi (Amri dkk, 2008). Melihat peluang
pasar yang masih terbuka lebar, maka pemerintah Indonesia mengupayakan untuk meningkatkan jumlah
produksi udang dengan menambah area budidaya serta peningkatan teknologi intensifikasi. Hal tersebut
pun kini berkembang di Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang termasuk usaha
budidaya udang vaname intensif yang kini tengah dikembangkan oleh keluarga penulis pribadi. Dengan
modal investasi usaha yang relatif besar maka perlu diketahui apakah keputusan tersebut merupakan suatu
keputusan yang tepat, maka tentunya perlu dianalisis dari aspek kelayakan apakah bisnis tersebut dalah
hal ini dari aspek ekonomi layak dan patut untuk di kembangkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah usaha budidaya udang Vaname pada tambak intensif layak berdasarkan analisis aspek
ekonomi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya udang
Vaname bagi petani tambak di desa wanantara dari aspek ekonomi. Adapun manfaat yang ingin diperoleh
dengan dilakukannya penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
bahan pertimbangan apakah usaha budidaya udang vaname perlu dilanjutkan dan terus dikembangkan
atau tidak dan bagi peneliti harapanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bentuk aktualisasi atas ilmu-
ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan kedalam dunia nyata.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kelayakan Bisnis
Menurut Yakop Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha/proyek yang direncanakan. Sedangkan menurut Husein Umar (2005) studi keyayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak bisnis
dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Paling tidak ada empat tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan bisnis sebelum usaha dilakukan
(Jakfar, 2006) yaitu :
a. Menghindari Resiko Kerugian
b. Memudahkan Perencanaan
c. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan
d. Memudahkan Pengawasan.
2.2 Analisa Kelayakan Investasi
Menurut Husein Umar (2005), Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana,
kekayaan alam, tenaga ahli dan trampil, teknologi pada proyek tertentu baik proyek tersebut baru atau
perluasan proyek, dalam jangka panjang. Ada metode dalam menganalisa investasi, antara lain :
1. Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present).
Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan
atau pada periode tahun ke – 0 (nol) dalam perhitungan cash flow investasi. Cash-flow yang benefit saja
perhitungannya disebut dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan
hanya cash-out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari
PWB-PWC.
n
PWB =∑ ¿ 0 Cbt (FBP)t
t

n
PWC =∑ ¿ 0 Cct (FBP)t
t

n
NPV =∑ ¿ 0 Cft (FBP)t
t

Dimana :
Cb = cash flow benefit
Cc = cash flow cost
Cf = cash flow utuh (benefit+cost)
NPV = PWB – PWC
FPB = factor bunga present
t = periode waktu
n = umur investasi
Jika: NPV > 0 artinya investasi akan layak (feasible)
NPV < 0 artinya investasi tidak layak (unfeasible).
2. Metode AE (Annual Equivalent)
Metode Annual Equivalent konsepnya merupakan kebalikan dari metode NPV. Jika pada metode NPV
seluruh aliran cash ditarik pada posisi present, sebaliknya pada metode AE ini aliran cash justru
didistribusikan secara merata pada setiap periode waktu sepanjang umur investasi, baik cash-in maupun
cash-out. Hasil pendistribusian secara merata dari cash-in menghasilkan rata pendapatan per tahun dan
disebut dengan Ekuivalen Uniform Annual of Benefit (EUAB). Sedangkan hasil pendistribusian cash out
secara merata disebut dengan Equivalent Uniform Annual of Cash (EUAC).
n
EUAB = ∑ ¿ 0 Cbt (FBA)t
t

Cb = cash flow benefit


n
EUAC = ∑ ¿ 0 Cct (FBA)t
t

Cc = cash flow cost


n
AE = ∑ ¿ 0 Cft (FBA)t
t

Cf = cash flow utuh (benefit+cost)


AE = EUAB – EUAC
FBA = faktor bunga annual
t = periode waktu
n = umur investasi
AE≥ 0 artinya investasi akan layak

AE≤ 0 artinya investasi tidak layak.


3.Metode Payback Period (PP)
Analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi
akan dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even-point).
investasi
k ( PDB )= × periode waktu
Annual Benefit
Dalam periode payback period ini rencana investasi dikatakan layak jika :
K≤ n dan sebaliknya

k = jumlah period pengembalian


n = umur investasi.
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Berbeda dengan metode sebelumnya, metode Internal Rate of Return (IRR) ini justru yang akan dicari
adalah suku bunganya disaat NPV sama dengan nol. Logika sederhananya menjelaskan seberapa
kemampuan yang harus dipenuhi. Kemampuan inilah yang disebut dengan Internal Rate of Return (IRR),
sedangkan kewajiban disebut dengan Minimum Atractive Rate of Return (MARR). Dengan demikian,
suatu rencana investasi akan dikatakan layak/menguntungkan jika : IRR ≥ MARR (Giatman,2006).

Analisis Sensitivitas dan Switching Value


Menutur Gittinger (1986) dalam Nurmalina et al. (2010), menjelaskan bahwa analisis switching value
merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow
(penurunan harga output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga
input atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak.

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus (case study) yaitu suatu
penelitian yang lebih terarah dan terfokus pada sifat tertentu yang tidak berlaku umum sehingga
mendapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari objek yang diteliti (Daniel,2002) dikutip oleh Andri
Tentri Lawaputri (2011). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan informasi analisis kelayakan usaha budidaya udang vaname.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, observasi dan studi pustaka
dengan cara mengumpulkan data-data primer dan sekunder berupa proses budidaya, biaya pemeliharaan
dan pendapatan.
3.2 Analisa Data
Teknis menganalisis data yang telah ada akan menggunakan tahap-tahap diantaranya menentukan analisis
nilai investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV), Annual Equivalent (AE), Payback Period,
Internal Rate of Return (IRR). Kemudian dianalisis tingkat sensitivitas dan nilai pengganti (Switching
value).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Studi kelayakan usaha budidaya udang vaname dengan metode intensif ini dalam satu
tahun mengalami dua kali siklus budidaya dengan rincian dua hingga tiga bulan untuk proses persiapan
tambak dan tiga bulan untuk proses budidaya dari penebaran benur hingga panen total. Biaya investasi
yang dikeluarkan untuk budidaya udang vaname ini bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. biaya investasi usaha budidaya tambak udang vaname

Jenis investasi Jumlah Harga satuan Total harga (Rp)


Pengerukan lahan 1,6 ha Rp. 8.125.000 Rp. 13.000.000
Pengadaan listrik 4,5 KVA Rp. 6000.000
Pembuatan tambak 1 unit Rp. 6000.000 Rp. 6000.000
Pompa air diesel 1 unit Rp. 15.000.000 Rp. 15.000.000
Kabel listrik 200 m Rp. 8.500 Rp. 1.700.000
Lampu penerangan 5 unit Rp. 75.000 Rp. 375.000
Kincir – kincir 4 unit Rp. 4.200.000 Rp. 16.800.000
Selang spiral 50 m Rp. 20.000 Rp. 1.000.000
Genset 1 unit Rp. 15.000.000 Rp. 15.000.000
Rumah jaga 1 unit Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
Ember 5 unit Rp. 20.000 Rp. 100.000
Jala panen 1 unit Rp. 100.000 Rp. 100.000
Jaring 1x200 m Rp. 3.500 Rp. 700.000
Timbangan 1 unit Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000
Total investasi Rp. 84.775.000

Biaya operasional yang di keluarkan dalam budidaya udang vaname ini terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel.
Tabel 2. Biaya tetap usaha budidaya udang vaname

N Investasi Harga
o
1. Pajak bumi dan bangunan (PBB) Rp. 100.000
2. Pemeliharaan alat Rp. 600.000
Total Rp. 700.000

Tabel 3. Biaya tetap usaha budidaya tambak udang vaname

Jenis investasi Jumlah Harga satuan Harga total Biaya 1 tahun


Variabel listrik 8888 kwh Rp. 1.350 Rp. 12.000.000 Rp. 24.000.000
Benur udang 125.000 ekor Rp 50 Rp. 6.250.000 Rp. 12.500.000
Pakan palet 90 karung Rp. 367.000 Rp. 33.030.000 Rp. 66.060.000
Pasak bambu 2000 unit Rp. 500 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000
Pekerja 2 orang Rp. 6000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 24.000.000
operasional
Solar 300 liter Rp. 5.150 Rp. 1.545.000 Rp. 3.090.000
Pekerja 10 orang Rp. 100.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000
boronngan pasca
panen
Pekerja borongan 8 orang Rp. 100.000 Rp. 800.000 Rp. 1.600.000
persiapan tambak
Probiotik 100 liter Rp. 12.000 Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.000
Total biaya Rp. 68.825.000 Rp. 137.650.000

Jadi total biaya operasional yang dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp. 138.350.000.

Tabel 4. Pendapatan usaha budidaya udang vaname pertahun

Tahun Pendapatan Pengeluaran Laba kotor PPH Pendapatan setelah Laba bersih
ke (EBT) PPH
1 Rp. 170.180.000 Rp. 138.350.000 Rp. 31.830.000 Rp. 318.300 Rp. 169.861.700 Rp. 31.511.700
2 Rp. 216.120.000 Rp. 138.350.000 Rp. 77.770.000 Rp. 777.700 Rp. 215.342.300 Rp. 76.992.300
3 Rp. 219.000.000 Rp. 138.350.000 Rp. 80.650.000 Rp. 806.500 Rp. 218.193.500 Rp. 79.843.500
4 Rp. 225.260.000 Rp. 138.350.000 Rp. 86.910.000 Rp. 869.100 Rp. 224.390.900 Rp. 86.040.900
5 Rp. 231.240.000 Rp. 138.350.000 Rp. 92.890.000 Rp. 298.900 Rp. 230.941.100 Rp. 91.961.100
Rp. 1.058.729.500 Rp. 366.349.500
Total
Rata – rata Per Tahun Rp. 211.745.900 Rp. 73.269.900

Jangka waktu invvestasi yang digunakan dalam pehitungan ini adalah selama 5 tahun dengan bunga per-
tahun sebesar 14%.
Pembahasan
Studi kelayakan pada hakikatnya adalah untuk mendapatkan layak atau tidak layaknya suatu gagasan
usaha, dengan kata lain studi kelayakan harus dapat memutuskan apakah suatu gagasan perlu diteruskan
atau tidak. Untuk menghitung kelayakan investasi tersebut maka digunakan beberapa metode berikut :
1. Metode NPV (Net Present Value)
T
Ct
NPV = ∑ −C 0
t −1 ( 1+ r ) t
Diketahui :

Ct =¿ Tahun ke-1 Rp. 170.180.000, Tahun ke-2 Rp. 216.120.000, Tahun ke-3 Rp. 219.000.000, Tahun
ke-4 Rp. 225.260.000, Tahun ke-5 Rp 231.240.000.

Co=¿ Rp. 84.775.000


r =¿14% (0,14)
Maka NPV :

NPV =
Rp .170 .180 .000 + Rp .216 .120 .000 + Rp .219 .000 .000 + Rp .225 .260 .000 +
❑ ❑ ❑ ❑
Rp .231 .240.000

Anda mungkin juga menyukai