2067 3752 1 SM
2067 3752 1 SM
:Pembuatan Gliserol …
1 1 *1
Isalmi Aziz, Siti Nurbayti, Juwita Suwandari
1
*Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Aziz dkk., 2013. Pembuatan Gliserol Dengan Reaksi Hidrolisis Minyak Goreng Bekas
Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan gliserol dengan reaksi hidrolisis minyak goreng bekas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi operasi (waktu, suhu, konsentrasi katalis (HCl) dan
perbandingan reaktan) yang optimum yang dapat memberikan yield gliserol yang maksimal. Penentuan kondisi
optimum didasarkan pada analisa kadar asam lemak bebas yang dihasilkan. Reaksi dilakukan dengan
mencampur minyak goreng bekas dengan HCl dan air. Dari data optimasi didapatkan kondisi
optimum
o
pembuatan gliserol pada waktu reaksi 1 jam, konsentrasi HCl 3%, suhu 100 C dan perbandingan reaktan 1:9
dengan yield gliserol 5,87%.
ABSTRACT
Aziz et al., 2013. Production of glycerol by hydrolysis of used cooking
oil
A research was done to produce of glycerol premises used cooking oil hydrolysis reaction. This study was to
determine the operating conditions (time, temperature, catalyst concentration HCl and the ratio of reactants) to
give optimum yield a maximum. Determination of optimum conditions based on the analysis of free fatty acid
levels resulting. The Produce of glycerol by mixing cooking oil with HCl and water. From the data obtained
optimization optimum conditions for the produced of glycerol at 1 hour, 3% HCl concentration, temperature
of
100 ° C and the reactant ratio of 1:9 to yield 5.87% glycerol.
19
Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan :
* Prodi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Phone : -, E-mail : -
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013
konsentrasi katalis, suhu reaksi dan perbandingan juga dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini guna
reaktan. mendapatkan persamaan terbaik HKSA antitumor dari
turunan APIK.
Pada paper ini, disajikan data analisis HKSA
terhadap 27 senyawa turunan APIK sebagai antitumor
dengan menggunakan pendekatan PCR. Sebelum
dilakukan regresi kompoenen utama terlebih dahulu
dilakukan analisis komponen utama untuk
mendapatkan variabel laten yang berkorelasi secara
kombinai linear dengan deskriptor muatan bersih atom
pada kerangka struktur senyawa turunan APIK.
Deskriptor muatan atom bersih diperoleh dengan
analisis populasi mulliken dari hasil perhitungan
optimasi geometri menggunakan perhitungan
mekanika kuantum semiempirik AM1. Data hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
mensintesis senyawa antitumor turunan APIK dengan
aktivitas antitumor yang lebih tinggi.
Gambar 1. Struktur senyawa APIK
BAHAN DAN METODE
Kajian Hubungan Kuantittatif Struktur-
Aktivitas (HKSA) atau Quantitative Structure-Activity Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Relationship (QSAR) merupakan analisis pencarian GCMS, piknometer, labu leher tiga, pengaduk,
keterkaitan antara aktivitas biologis dari suatu seri termometer dan kondensor. Bahan yang digunakan
senyawa dengan sifat fisikokimia yang diekspresikan adalah minyak goreng bekas yang diambil dari
dengan persamaan matematis dan selanjutnya hasil restoran India yang baru digunakan 1 kali
kajian ini cukup bermanfaat guna mendapatkan desain penggorengan, akuades, KOH, etanol pa, indikator PP
senyawa baru dengan aktivitas yang diharapkan lebih dan HCl.
potensial dari senyawa sebelumnya (Kuzmanović
dkk., 2008). Untuk tujuan analisis persamaan HKSA Pembuatan Gliserol
digunakan metoda statistik dengan beberapa parameter Minyak goreng bekas dan air dengan
penentu seperti koefisien regresi (r), standar error perbandingan tertentu (20:180; 40:160; 100:100;
(SE), dan Fhitung/Ftabel. Beberapa metoda statistik yang 140:60 mL) disertai penambahan katalis HCl (1, 3, 5,
dapat digunakan untuk tujuan analisis HKSA seperti 7%) direaksikan dalam reaktor pada suhu (60, 80, 90,
multilinear regression (MLR), principal component 100, 110C) selama (0,25, 0,5, 1, 3, 5, 7 jam). Setelah
regression (PCR), dan artificial neural network reaksi selesai, dilakukan analisa bilangan asam untuk
(ANN). Penggunaan metode PCR telah dilakukan oleh mendapatkan yield (% hasil) gliserol dengan rumus:
Yuliana dkk. (2004) untuk mempelajari HKSA
Benzalaseton sebagai antimutagen. Metode yang sama
ଵ
Gliserol terbentuk = ଷ × Asam Lemak Bebas terbentuk .................. (1)
ୋ ୪୧ୱୣ୰୭ ౪౨ౘ౪౫ౡ
ܻ݈݅݁݀ gliserol (%) = ୋ୪୧ୱୣ୰୭ ౪౨
× 100 % ..................................... (2)
Analisa Ekivalen Asam Lemak Total Setelah dingin ditambah indikator fenolptalein dan di
Minyak goreng bekas sebanyak 5 gram titrasi dengan HCl sampai warna merah hilang.
dimasukkan ke dalam Elemeyer, kemudian Langkah yang sama dilakukan untuk analisa blangko
ditambahkan 50 ml KOH alkoholisis 0,5 N. Larutan tanpa sampel.
didihkan selama 1 jam dengan pendingin balik.
௨ ு (ି ௦ )
ܽݏ ݈݉݁ ݇ܽ ݐݐ
ܽ݉ ܽ ݒ
݈ܽ݁݊ ܧ
݇݅ = )3(...
௧
ܪܥ. ܰ ݔ
௬
20
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013
Analisa Asam Lemak Bebas (FFA) dipanaskan selama 10 menit sampai asam lemak larut.
Setelah itu didinginkan dan dititrasi dengan KOH 0,1
Minyak goreng bekas atau produk hidrolisis
N dengan indikator pp.
sebanyak 5 g dimasukkan kedalam elemeyer
kemudian ditambahkan 50 mL alkohol. Campuran
௨ ை ு
= ܨܨܣ ௧ ௬
)4(........................................................ ܭ ܱܪ. ܰ ݔ
3
Yield gliserol
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 2 4 6 8
Waktu Reaksi (jam)
Kenaikan ini disebabkan karena pada awal Artinya pada kondisi ini kecepatan reaksi ke kiri
reaksi konsentrasi reaktan sangat besar, sehingga (menghasilkan minyak dan air) sama dengan
tumbukan antar molekul reaktan juga semakin banyak kecepatan reaksi ke kanan (menghasilkan gliserol dan
(Aziz, 2007). Seiring berjalannya waktu reaktan yang asam lemak). Dalam istilah lain juga bisa dikatakan k1
tersisa semakin berkurang sehingga tumbukannya juga = k2. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
berkurang yang akan berdampak pada yield gliserol waktu reaksi terbaik yang didapatkan untuk hidrolisis
yang dihasilkan. Ini terbukti ketika waktu reaksi minyak goreng bekas adalah 1 jam.
dinaikkan menjadi 3 jam, yield gliserol tidak
mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu Pengaruh Konsentrasi Katalis
sebesar 2,49%. Hal ini juga terjadi pada waktu 5 dan 7
jam. Yield yang dihasilkan relatif stabil yaitu 2,30 dan Waktu reaksi terbaik (1 jam) yang didapatkan
2,37%. digunakan sebagai parameter konstan untuk variasi
Hal ini menunjukkan bahwa reaksi hidrolisis konsentrasi katalis. Parameter konstan lainnya adalah
o
minyak goreng bekas sudah mencapai titik kecepatan pengadukan 500 rpm, suhu 80 C dan
kesetimbangan reaksi. Jadi penambahan waktu reaksi perbandingan reaktan 1:9 (vol).
tidak akan dapat menaikkan yield gliserol. Reaksi Penggunaan katalis dimaksudkan untuk
hidrolisis merupakan reaksi reversible, jadi ketika mempercepat terjadinya reaksi hidrolisis. Hidrolisis
waktu 1 jam titik kesetimbangan reaksi sudah tercapai. dengan katalis memerlukan pengaktifkan minyak
22
20
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013
terlebih dahulu sebelum aquadest panas ditambahkan dan HCl dipanaskan terlebih dahulu dalam reaktor
(Rahayu dkk., 2005). Oleh sebab itu sampel minyak sebelum penambahan aquadest.
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0 2 4 6 8
Katalis (%)
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa dapat dilihat pada gambar sampel hasil reaksi, dimana
penambahan katalis HCl sebesar 1% memberikan semakin tinggi konsentrasi katalis maka sampel
yield gliserol sebesar 1,4%. Penambahan konsentrasi minyak hasil hidrolisis juga semakin berwarna gelap
katalis menjadi 3%, dapat menaikkan yield gliserol atau semakin pekat. Penurunan konversi trigliserida
menjadi 2,6%. Hal ini sejalan dengan teori yang yang terjadi pada penelitian ini juga terjadi pada
mengatakan bahwa semakin banyak katalis yang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Prasadja,
ditambahkan maka konversi reaksi (yield) akan 2011). Berdasarkan data variasi konsentrasi katalis
semakin besar (Aziz, 2007). Karena dengan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi katalis HCl
bertambahnya katalis maka akan semakin menurunkan terbaik untuk reaksi hidrolisis minyak goreng bekas
energi aktivasi sehingga reaksi bisa berlangsung lebih adalah 3% dengan yield gliserol 2,6%.
cepat. Semakin banyak katalis asam yang
ditambahkan, konversi akan semakin besar demikian Pengaruh Suhu
juga terhadap konstanta kecepatan reaksinya. Bila
katalis makin banyak makin banyak pula molekul – Setelah waktu reaksi (1 jam) dan konsentrasi
molekul trigliserida yang teraktifkan, sehingga katalis (3%) terbaik didapatkan, maka dilanjutkan
konversi (yield) yang dihasilkan juga semakin tinggi variasi suhu reaksi. Variasi suhu reaksi yang
(Rahayu dkk., 2005). dilakukan adalah 60, 80, 90, 100 dan 106C.
Kenaikan konsentrasi katalis menjadi 5 dan 7 % Parameter konstan lainnya adalah perbandingan
ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan reaktan 1:1(vol) dan kecepatan pengadukan 500 rpm.
terhadap yield gliserol. Bahkan ketika konsentrasi Suhu reaksi sangat berpengaruh terhadap laju
katalis mencapai 7%, yield gliserol turun menjadi 1,2 reaksi. Suhu reaksi yang semakin tinggi menyebabkan
%. Hal ini terjadi karena semakin pekat katalisator, energi kinetik yang dimiliki oleh molekul pereaksi
maka reaksi hidrolisis dapat menghasilkan gliserol juga semakin besar. Hal ini akan berdampak pada
yang maksimum. Namun bila katalis terlalu pekat semakin banyaknya tumbukan antar molekul reaktan
maka gliserol yang dihasilkan berkurang, karena ada sehingga konversi reaksi semakin besar. Teori ini
sebagian dari katalisator yang terarangkan, sehingga terbukti dalam penelitian ini, bahwa semakin tinggi
kurang reaktif. Penggunaan asam pekat yang juga suhu maka konversi atau yield gliserol yang dihasilkan
merupakan oksidator kuat memungkinkan untuk juga semakin besar. Distribusi kenaikannya dapat
terbentuk arang (Rahayu dkk., 2005). Keadaan ini dilihat pada (Gambar 3).
22
20
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013 Aziz dkk. :Pembuatan Gliserol …
3.0
Yield gliserol
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0 20 40 60 80 100 120
Suhu Reaksi (C)
24 23
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013 Aziz dkk. :Pembuatan Gliserol …
Yield Gliserol
6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Kadar air (% volume)
24 24
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013 Aziz dkk. :Pembuatan Gliserol …
o
konsentrasi katalis 3%, suhu 100 C dan perbandingan reaktan 1: 9 (volume) dengan yield gliserol 5,87%.
24 25
Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Mei 2013 Aziz dkk. :Pembuatan Gliserol …
UCAPAN TERIMA KASIH Prasadja, M.E., 2011, Pembuatan Gliserol Dari Minyak
Kelapa Sawit Dengan Proses Hidrolisis, Jurnal
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Kimia dan Teknologi, 5: 59-66.
terimakasih kepada Pusat Penelitian dan Rahayu, S.S., Bendiyasa I.M., Muhandis & Purwandaru, U.,
Pengembangan Masyarakat (P3M) FST UIN Syarif 2005, Hidrolisis Minyak Sawit : Katalitik dan Non
Katalitik, Forum Teknik, 29: 182-189
Hidayatullah Jakarta yang telah mendanai penelitian
Rahayu, S.S., & Agra I.B., 2001, Hidrolisis Minyak Jarak
ini. pada Tekanan Tinggi, Forum Teknik, 25: 136-145
Setyawardhani, D. & A., Distantina, S., 2010, Penggeseran
Reaksi Kesetimbangan Hidrolisis Minyak Dengan
DAFTAR PUSTAKA Pengambilan Gliserol Untuk Memperoleh Asam
Lemak Jenuh Dari Minyak Biji Karet, Prosiding
Agustina, T,E., Agra, I,B. & Fahrurozi, 2002, “ Kinetika Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”
Hidrolisis Minyak Biji Kapuk dengan Larutan Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan
Natrium Karbonat dalam Reaktor Alir Tangki Sumber Daya Alam Indonesia,
Berpengaduk”, Teknosains, 15, 2, 197-208. Yow, C.J & Liew, K,Y.,1999, “Hydrolysis of Palm Oil
Aziz, I., 2007, Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Catalyzed by Macroporous Cation-Exchanged
Goreng Bekas, Jurnal Valensi (1) 1. Jakarta: Resin”, JAOSC, 76:. 529-533.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Brady, J.E., 1990, “General Chemistry, Principles &
Structure”, 5th. Ed, John Wiley & Sons, New York
Khairat & Herman, S., 2004, “ Kinetika Reaksi Hidrolisis
Minyak Sawit dengan Katalisator Asam Klorida”,
Jurnal Natur Indonesia, 6: 118-121.
24 26